Share

Perasaan Devan

“Apa? Bukankah kamu yang tidurnya ngorok dan berliur? Sudah begitu, jorok lagi nggak gosok gigi kalau mau tidur.” Aku membela diri. Devan hanya tertawa mendengar pembelaanku. Akhirnya Devan kembali, kami kembali saling akrab. Semoga, persaudaraan kami tidak akan renggang lagi.

***Meyyis***

POV Devan

“Vin, selamat untuk perjuanganmu.” Aku datang ke kamar Davin. Aku membawa susu rendah kalori yang sudah dipersiapkan oleh asisten rumah tangga. Bukankah sangat canggung, jika bertemu dengannya tidak membawa sesuatu. Setidaknya, itu untuk teman kami mengobrol.

“Terima kasih sudah merelakanku. Van, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakannya.” Apa yang bisa aku lakuan selain merelakannya? Aku juga sangat mencintai Shasha. Dia orang pertama yang mampu membuatku fokus hanya memandang satu wanita. Gadis itu sangat istimewa.

“Harus, jika kamu berkesempatan untuk menyia-nyiakan, aku orang pertama yang akan mencarimu.&rdq

Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status