“Iya sebentar!” Seru Keysia seraya mempercepat langkahnya menuju pintu utama.
Suara ketukan pintu pun tidak lagi terdengar sesaat setelah Keysia menyahutinya hingga tak berselang lama kemudian pintu bercat coklat kehitaman itu akhirnya terbuka dan menampakkan sosok Nana.
“Lo lama sekali membuka pintunya!” Seru Nana.
“Iya maaf,
Suasana malam kini begitu riuh didalam sebuah ballroom hotel yang sedang digunakan untuk mengadakan sebuah pesta pernikahan. Ya, pesta pernikahan yang saat tidak dinanti-nantikan Keysia, pesta yang sangat enggan untuk gadis itu hadiri.Sepasang pengantin pun terlihat saling menyapa tamu yang ada. Rona bahagia jelas terpancar begitu nyata diwajah keduanya, terlihat dari senyuman yang mengembang dari kedua mempelai.Dua orang laki-laki serta satu perempuan terlihat sedang berjalan menghampiri sang mempelai yang sedang
Devan nampak baru saja tiba di bassement hotel tempat dimana Joy sedang melangsungkan pesta pernikahan. Devan mengedarkan pandangannya berharap masih bisa menemukan Keysia disekitarnya. Ia ingin menuntut kejelasan pada gadis itu, tentu saja Devan tahu kalau Keysia akan menghadiri pesta pernikahan itu tetapi ia tidak sampai berfikiran kalau ternyata Joy adalah mantan dari istrinya. Devan mengusap dengan kasar wajahnya tatkala ia tidak lagi menemukan Keysia, lantas ia segera berlari menuju mobilnya dan melajukannya meninggalkan hotel untuk mencari keberadaan Keysia.Di tempat lain, nampaknya di sebuah jalanan yang nampak sepi, Keysia terlihat terduduk di sana dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya, menganak sungai layaknya sebuah aliran deras menuju lautan luas. Wajahnya terlihat begitu sembab yang menandakan kalau gadis itu sudah menangis dalam kurun waktu yang lama. Bayangan Devan yang tiba dengan Anna yang menggandeng mesra di hadapannya seakan terus terngiang di kep
Devan menghentikan mobilnya tepat didepan rumahnya, bibirnya bungkam dengan tatapan yang lurus kedepan membuat Keysia lantas menoleh kearahnya dengan tatapan bertanya-tanya, kenapa Devan tidak langsung memasukkan mobilnya kedalam garasi? Pikirnya.“Masuklah terlebih dahulu, aku masih ada sesuatu yang perlu di urus,” ujarnya kemudian.“Baiklah,” Keysia dengan tidak banyak tanya langsung melepaskan seatbelt yang melilit tubuhnya dan bergegas keluar dari mobil Devan.Selepas keluarnya Keysia dari mobilnya, Devan lantas segera bergegas melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya juga Keysia yang masih menatap kepergiaannya. Namun itu tidak berselang lama, saat mobil yang dikendari Devan kini telah menjauh dari jangkauan matanya, Keysia segera masuk kerumahnya dan di sambut hangat oleh Bi Eli.“Astaga, Non Keysia kenapa bisa begini?” ujarnya bertanya. Raut kekhawatiran terukir jelas di wajah wanita paruh baya itu.“Ceritanya panjang, Bik. Bibi kenapa masih belum tidur
“Maka, kamu ceraikan dia sekarang juga!” ujar Anna dengan lantang.Mendegar perkataan Anna, sontak Devan dan juga Keysia secara bersamaan mneoleh kearahnya.“Tidak bisa!” balas Devan.“Kenapa?” Anna bertanya dengan nada tinggi. “Kenapa tidak bisa, bukankah kamu tidak mencintai dia, lantas atas dasar apa hubungan kalian di pertahankan?” tambahnya.“Aku sudah berjanji akan menjaga Keysia di hadapan almahum papa Keysia,” terangnya.“Lantas, bagaimana dengan aku, mau kau bawa kemana hubungan kita? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi, Devan?” serang Anna dengan pertanyaan.Devan terdiam seperti tidak mempunyai jawaban, bibirnya terus bungkam dengan iris yang menatap dalam iris coklat pekat milik Anna. Sedangkan Keysia, gadis itu hanya terdiam seraya menunggu jawaban apa yang akan diberikan Devan. Namun, selang beberapa menit kemudian Devan masih bungkam.“Nona A
Sebuah mobil kini melaju dengan kecepatan sedang dengan seorang laki-laki tampan dengan setelan jas di balik kemudi yang terlihat sedang berbincang dengan ponsel pintarnya.“Baiklah, terima kasih,” ujarnya sebelum akhirnya menutup sambungan telfonnya dan menyimpan benda pipih itu disebelahnya. Lantas pandangan matanya kembali ia fokuskan pada jalanan yang ada didepannya.Seorang gadis dengan perawakan tubuh yang begitu familiar kini tertangkap di indra penglihatannya, berjalan dengan lesu seperti tidak mempunyai tenanga. Lantara, ia menambah kecepatan mobinya dan menghentikan tepat di sebelah gadis itu lantas bergegas keluar.“Kesyia,” sapanya.Merasa terpanggil, sosok yang berjalan dengan posisi membelakangi dirinya itu sontak menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya. “Reyhan,” balasnya.Sontak laki-laki yang disapa Reyhan itu mengulas senyumnya dan berjalan mendekati Keysia. “Kamu mau kemana?” tanyanya.“Aku akan pergi ke rumah teman ku,” ba
Oh My Husband 20Setelah dua jam lamanya, kini pesawat yang ditumpangi oleh Devan dan teman-temannya akhirnya landing dengan selamat. Devan dengan diikuti Argan, Joy, Keysia, Alice dan juga Nana nampak berjalan serempak menuju arrival.“Sudah kau siapkan mobilnya?” tanya Devan pada Argan yang berjalan disebelahnya.“Sudah, sesuai yang kamu minta dua mobil,” balas Argan cepat.Adanya Keysia tentu membuat Joy dan juga Alice sektika memasang ekspresi yang tidak biasa. Terlabih lagi Joy, laki-laki itu benar-benar dibuat terkejut oleh Devan, pasalnya ia tidak pernah tau kalau ternyata Devan kenal dengan mantan kekasihnya itu. Sedangkan untuk Nana, Keysia yang meminta kepada Devan untuk mengajak gadis itu dan Devan menyetujuinya.Keenamnya kini akhirnya sampai di arrival, dua mobil kini sudah menunggu kehadiran mereka. “Silahkam tuan,” ujar masing-masing dari supir itu seraya membukakan pintu mobil untuk Devan dan tema
Oh My Husband 21“Kau ingin memesan apa?” Argan melontarkan pertanyaan pada Devan yang duduk bersebelahan dengan Keyisa namun tatapannya difokuskan dengan buku menu yang sedang dibacanya.“Biar Keysia saja yang memesankan,” balas Devan.Sontak Argan pun mengalihkan perhatiannya dari buku menu yang sedang dibacanya kemudian menolah kearah Keysia.“Aku akan memilihkan menu untuk mu,” ujar Keysia kemudian seraya mengambil alih buku menu dari tangan Argan.“Saya mau beef steak tenderloin blackpepper sauce 2 sama club soda 2 sama tolong bawakan air meniral,” terang Keysia kepada pelayan yang kini sedang mencatat pesanan yang baru saja disebutkan oleh Keysia.“Baik Nona, ada lagi?” tanya pelayan itu.“Makanan penutupnya pudding caramel coklat cake,” imbuh Keysia.“Baiklah,” pelayan itu kembali menyebutkan makanan yang disebutkan oleh Keysi
Oh My Husband 22Keysia dan Devan turun bersama untuk sarapan, beramasaan dengan itu pula ia berpapasan dengan Nana yang hendal menaiki anak tangga bersama dengan Argan dibelakangnya.“Eh kalian berdua sudah puas?” tanya Keysia.“Berhenti berbicara omong kosong,” seru Nana.“Baiklah, cepatlah kembali turun untuk sarapan!” seru Keysia kemudian.“Iyaa,” balas Nana.Keysia pun tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju meja makan diikuti dengan Devan. Sesampainya dimeja makan, keduanya sudah mendapati Joy dan juga Alice yang sudah menunggu kedatangan mereka.“Dimana Argan dan Nana?” tanya Joy saat tidak mendapati dua orang manusia itu untuk turun bersama dengan Dev dan Keysia.“Sebentar lagi mereka akan turun,” balas Devan seraya menarik kursi utama dan mendudukkan dirinya diikuti dengan Keysia.Keysia mengedarkan pandangannya melihat anekan macam menu
Devan menghentikan mobilnya tepat didepan restaurant milik istrinya. Buru-buru Devan tutun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam restaurant yang belum terllau ramai pengunjung itu.“Selamat pagi, Tuan,” sapa para pelayan ketika mendapati Devan. Para pelayan yang bekerja bersama dengan Keysia memang sudah tahu kalau majikannya itu adalah istri dari seorang Devano Ristran Aderland, pengusaha muda paling sukses di negara yang ditinggalinya.“Pagi,” balas Devan. Laki-laki itu membalas senyuman para karyawan membuat Nana yang kebetulan melihatnya dibuat terheran-heran.“Tumben banget,” gumam Nana seraya melangkahkan kakinya menghamiri suami dari sahabatnya.“Tuan Dev,” panggil Nana.Mendengar namanya dipanggil, sontak Devan menghentikan langkahnya dan menatap Nana. “Dimana Keysia?” tanyanya.“Diruang kerjanya,” mendengar jawaban dari Nana, Devan kemudian langsung bergegas
“Kau yakin sudah merasa lebih baik sekarang?” tanya Keysia seraya memasnagkan dasi pada kerah kemeja yang dikenakan oleh suaminya.“Iya, ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan sekarang,” ujarnya.“Baiklah, oh iya siang nanti mau aku antar makan siang ke kantor?” Keysia kini tengah selesai memasangkan dasinya. Tangan gadis itu terulur untuk mengambil jas kerja milik Devan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri dan membantu suaminya untuk mengenakan pakaiannya.“Boleh,” Devan tersenyum menanggapi perkataan istrinya.“Baiklah, aku akan memasakkan makanan enak untukmu,” Keysia tersenyum senang. Hari ini, adalah hari pertama ia akan menuju ke tempat suaminya itu bekerja, tentu saja ia tidak boleh membuat kecewa.Keysia meraih tas kerja milik Devan, perempuan itu membantu suaminya untuk membawa tas kerjanya serta mengantarkan sampai ke pintu depan.“Aku berangkat dulu,&rdqu
Pagi telah tiba dengan sinar mentari yang menyambutnya ceria. Seperti biasa, Keysia terlebih dahulu terbangun dari suaminya. Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dan membuka korden kamarnya membiarkan sinar matahari menerangi kamarnya.Keysia merenggangkan tubuhnya saat matanya mendapati pemandangan pagi dari kamarnya. Setelahnya, Keysia menuju Devan untuk membangunkan suaminya itu.Keysia menyentuh pipi Devan sontak membuat Keysia membelalakkan matanya. “Astaga, Dev bangun,” seru Keysia saat merasakan tubuh Devan yang sangat panas.“Dev!” Keysia menepuk perlahan pipi Devan sampai pada akhirnya laki-laki itu mulai mengerjabkan matanya hingga terbuka.“Minum dulu,” Keysia memberikan air putih yang baru saja diambilnya dari nakas dan membantu suaminya itu untuk minum.“Kamu demam, kita ke rumah sakit ya,” ujar Keysia namun Devan menggelengkan kepalanya.“Tapi suhu badan kamu panas
Hujan terdengar begitu lebat diseratai dengan angin hingga menggerakkan korden kamar Keysia yang masih terbuka sepenuhnya. “Apa disana juga hujan selebat ini?” pikir Keysia. Lantaran ia segera turun dari tempat duduknya dan segera menutup pintu kaca penghubung antara kamar dan balkon kamarnya.Sejenak, Keysia menatap keluar, memperhatikan dengan seksama air hujan yang jatuh membasahi tanah. “Semoga Devan baik-baik saja,” gumam Keysia sebelum akhirnya ia menutup pintu juga tirai kamarnya.Keysia kembali mendudukkan dirinya diatas ranjang, tangannya tergerak untuk meraih ponselnya yang diletakkan diatas kasur, waktu kini sudah menunjukkan pukul 23.53 WIB. “Seharusnya Devan sudah hampir sampai,” gumam Keysia.***********“Hujannya lebat sekali,” umpat Devan kesal karena percikan air hujan membuat ia tidak bisa melihat dengan jelas jalanan depan sehingga membuat ia harus mengurangi kecepa
Keysia mendaratkan tubuhnya pada kursi kebesarannya. Pikirannya kini terlempar pada Reyhan yang melamarnya tapi ternyata dirinya telah mempunyai seorang kekasih.“Bagaimana mungkin dia bisa melamar perempuan lain untuk menjadi istrinya kalau dia sendiri mempunyai seorang kekasih?” gumam Keysia.“Itulah manusia, yang terlihat baik belum tentu benar-benar baik. Kenapa para pria itu sangat suka meyakiti hati para wanita? Apakah mereka tidak memikirkan ibunya?” tambahnya.Drtttt…..drttttt….drttttt…..Suara getaran yang berasal dari ponsel Keysia kini membuat gadis itu lantaran mengalihkan atensinya pada benda pipih yang kini tergeletak diatas mej. Nama Devan kini memenuhi laray ponselnya membuat Keysia sontak mengulas senyum manisnya, “Dev, akhirnya dia menghubungi juga,” ujar Keysia seraya mengambil ponselnya dan segera menerima panggilan dari suaminya.“Hallo,” ujar Devan disebrang
Siang harinya, benar apa yang dikatakan oleh Nana. Reyhan berserta staf kantornya kini tiba diresto dan café milik Keysia yang sekarang akrab dengan nama panggilan Key Resto and Café. Para pelayan kini nampak disibukkan untuk mengantarkan makanan yang telah dipesan oleh para pelanggan sebelumnya.Suasana kini nampak begitu canggung pada salah satu meja yang dimana meja tersebut nampak sedang diduduki oleh Keysia, Reyhan dan juga Nana.“Kalian kenapa diam-diam saja? Ayo makan makanannya nanti keburu dingin,” Nana yang sudah tidak tahan dengan atmosfer dingin yang menyelimuti tepat duduknya lantaran membuka suara.“Iya,” ujar Keysia yang lantas menikmati makan siang miliknya, pun dengan Reyhan. Ketiganya kini sama-sama menikmati makanan yang ada dihadapannya tanpa mengucapkan sepatah kata hingga pada kahirnya Reyhan memutuskan untuk membuka suara.“Menunya oke juga,” ujarnya.“Tentu saj
Dentingan jarum jam kini menemani malam sepasang suami istri yang terlihat tidur dengan posisi saling memeluk satu sama lain dibalik balutan selimut tebal yang membungkus tubuh keduanya.Dengan lembut, Devan mengusap wajah Keysia seraya berkata, “Tidurlah, ini sudah hampir pagi.”“Apa besok kamu akan pergi lama?” tanya Keysia.“Hanya sehari saja, mungkin malam aku sudah sampai rumah,” ujar Devan.“Hm, baiklah,” balas Keysia.“Sudah, sekarang tidurlah,” Devan mengusap puncak kepala Keysia lantas mendaratkan sebuah ciuman pada puncak kepala istrinya.“Iya,” Keyisa lantas mencari posisi ternyaman, menelusupkan wajahnya dibalik dada bidang milik Devan lantaran memejamkan matanya. Melihat hal itu, sontak Devan pun lantas ikut memejamkan matanya.************Mentari kini telah kembali menyinari bumi, kicauan burung pun mengalun indah namu
“Hai sayang, akhirnya kamu sampai juga,” ujar Anna yang menyambut kedatangan Devan.Gadis itu terlihat cantik dengan balutan dress berwarna merah. Sepertinya Anna sengaja mengenakan pakaian yang memiliki warna mencolok itu untuk menarik perhatian lebih dari Devan. Apalagi, kini Anna mengenkan pakaian yang bisa dikatakan cukup kurang bahan.“Duduklah, aku sudah memasakkan makanan kesukaanmu, semoga kamu suka,” ujar Anna seraya mengambilkan makanan untuk Devan yang kini sudah mendudukkan dirinya pada kursi yang baru saja ditariknya.“Sepertinya ini enak, kamu benar-benar memasaknya sendiri?” tanya Devan.“Iya, demi kamu aku belajar memasak ini semua sampai tanganku pun menjadi korban pisau,” adunya seraya meletakkan piring yang sudah berisikan naik beserta lauk pauk dihadapan Devan.“Kenapa kau tidak berhati-hati, kemarikan tanganmu biar aku bantu mengobati,” Devan mengulurkan tangannya menc
“Ibu Meira, kita tidak bisa seperti ini terus menerus, saham diperusahaan kita semakin hari semakin menurun sejak wafatnya tuan Arya, kalau seperti ini terus menerus maka kita lama-lama akan bangkrut,” ujar salah seorang laki-laki dengan setelan jas kantornya.“Itu benar, dan perusahan pak Reyhan tidak mungkin terus menerus menyokong perusahan kita,” timpal salah seorang dewan direksi yang satunya lagi.“Satu-satunya solusi adalah dengan cara kita mencari investor baru untuk perusahaan kita ini,” salah satu dari dewan direksi itupun menyahut kembali.“Sekarang ini, hanya ada Aderland Crop yang bisa menolong kita, tetapi aku dengar sangat susah untuk bisa bekerjasama dengan perusahaan tersebut,” ujar Dewan Direksi yang pertama membuka suara.“Selain Aderland Crop, Arman Crop juga merupakan salah satu perusahaan terbesar dieropa kini sedang mencoba untuk memasuki pasaran di Indonesia, bagaiamana kalau ki