Beranda / CEO / Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya / Chapter 7: Bukannya Tak Mampu, Aku Hanya Tak Mau

Share

Chapter 7: Bukannya Tak Mampu, Aku Hanya Tak Mau

"Oh iya terima kasih, Bha—Bhaskara."

Nirmala melontarkan senyuman ketulusan.

"Nope ... kalau nam—"

"Oh astaga! Aku tak percaya dengan apa yang kulihat ini. Selain gemar menggoda pasangan orang lain, kau juga tipe wanita yang tak cukup dengan satu pria rupanya."

Ucapan Bhaskara terhenti. Sedang Nirmala spontan berbalik. Matanya melebar begitu melihat wanita berpenampilan modis menatapnya remeh.

"No—na Viola?" lirih Nirmala dengan degup jantung yang berdetak cepat.

Bhaskara sendiri memberikan tatapan sinis pada wanita berlidah tajam itu.

"Apa dia juga karyawan di sini?" bisik Bhaskara yang belum paham jika Nirmala merasa terintimidasi.

Nirmala mengangguk patah-patah.

"Halo apa kau kekasihnya?" tanya Viola yang tiba-tiba menodong pertanyaan kepada Bhaskara.

Nirmala panik, ia khawatir jika Viola berbicara yang tidak-tidak kepada Bhaskara.

"Bhaskara, kau segeralah pergi," bisik Nirmala mendorong lengan Bhaskara agar lekas menaiki motornya.

Pria itu menoleh ke arah Nirmala dan segera paham begitu melihat raut wajahnya yang pucat dan ketakutan. Karena tak ingin mencampuri urusan wanita yang baru dikenalnya, Bhaskara pun menurut.

"Kalau ditanya tu jawab, gak sopan!" sindir Viola membuat Nirmala semakin tak enak hati dengan Bhaskara.

"Maaf, Nona. Jika Nona Viola ada pertanyaan bisa bertanya ke saya saja," sahut Nirmala cepat.

Viola tak menggubris ucapan Nirmala. Ia justru mengamati Bhaskara dari ujung rambut sampai kaki kemudian tersenyum miring.

"Mas, lain kali ajarin ceweknya yang bener. Juga make over sedikitlah penampilan masnya biar ceweknya nggak gatel ke cowok lain. Bisa-bisanya cuma OG berani godain anak bosnya."

Nirmala terbelalak dan spontan berdiri di hadapan Bhaskara mencoba menghalangi Viola untuk berinteraksi dengannya.

"Mohon maaf, Nona, ini tidak ada hubungannya dengan dia. Bisakah kita berbicara berdua saja?" mohon Nirmala dengan suara setengah bergetar.

"Apa? Kamu udah berani ngatur-ngatur saya? Jangan mentang-mentang Baladewa belain kamu, kamu jadi ngeremahin saya. Dasar cewek penggoda!"

Menyadari ada yang tidak beres, Bhaskara pun kembali turun dari motornya dan berdiri di samping Nirmala. Bhaskara membuat gerakan tak terduga, ia memutar bahu Nirmala agar wanita itu berhadapan dengannya. Tak sampai disitu, ia menutup telinga Nirmala tanpa permisi.

"Apa yang kau lakukan!" Nirmala berseru kecil melihat apa yang Bhaskara lakukan. Perasaannya berubah tak karuan ketika melihat ekspresi serius yang Bhaskara tunjukkan.

Amarah Viola meradang begitu melihat respon tak terduga Bhaskara.

"Apa-apaan kau ini!"

Dengan sikap acuh dan tak merasa bersalah, Bhaskara menoleh.

"Nona, kemana manner anda? Bukankah tidak etis menghina profesi orang? Apa Nona tidak pernah belajar menghargai perasaan orang lain? Jangan karena Nona memiliki jabatan tinggi jadi seenaknya dengan bawahan sendiri," ujar Bhaskara memberondong berbagai pertanyaan yang membuat Viola tersudut.

Perkataan menyentil yang Bhaskara ucapkan itu membuat Viola semakin naik pitam.

"Kamu siapa? Jangan sok mengajari saya!" bentak Viola tak terima.

Viola melongok melihat Nirmala yang masih membeku mematap dada bidang Bhaskara. Gigi Viola bergemertuk menahan kekesalannya yang membuncah.

"Kau ... tunggu saja sebentar lagi akan ada kejutan untukmu."

Setelah membuat ancaman, Viola pergi dengan perasaan campur aduk. Wajahnya memerah pertanda masih memendam sebagian amarah. Sepertinya jika tidak ada Bhaskara, Nirmala telah habis ditanganya.

Setelah memastikan nenek lampir itu pergi, Bhaskara menarik tangannya dari telinga Nirmala.

"Sorry aku sedikit ikut campur," sesalnya begitu melihat raut wajah Nirmala yang menunjukkan ketidaksukaan. "Lagian kamu kalau ngadepin orang kayak gitu, jangan pasrah dan jangan tunjukkan kalau kamu lemah. Yang ada nanti kamu akan semakin—"

"Siapa yang memintamu untuk ikut campur?!" bentak Nirmala merasa malu. "Apa dengan kamu bicara kayak gitu jadi merasa keren?"

Nirmala lantas menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan, menetralkan emosi yang mulai mengendalikannya..

Nirmala menatap Bhaskara sendu. Sejujurnya ia merasa tertampar, tapi disatu sisi ia merasa pria ini berlebihan.

"Aku hanya tak ingin egoku membuat tonggak kehidupanku runtuh. Lain kali pahamilah, tidak semua hal harus disikapi dengan perlawanan. Kita juga perlu acuh agar setetes air keruh tak membuat sekolam air terkotori."

Usai mengucapkan kata-kata itu, Nirmala pergi begitu saja. Ia takut berbagai emosi yang selama ini dipendam akan meluap kepada orang tak bersalah.

Bhaskara hanya menatap kepergian Nirmala iba. Ia menjadi tahu wanita di hadapannya ini bukannya tak ingin melawan, tapi tak mampu untuk kehilangan segalanya hanya karena menuruti ego.

Pria itu lantas tertunduk dan mengacak rambutnya frustrasi. Bhaskara mendadak kehilangan kata-kata akibat rasa bersalahnya. "Argh! Seharusnya tidak begini. Maafkan aku."

Tbc

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status