Home / CEO / Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya / Bab 11: Ada Apa dengan Hari Ini?

Share

Bab 11: Ada Apa dengan Hari Ini?

Author: Piyu_Qu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Seorang wanita berambut sebahu menyusuri lorong dalam keadaan gelap. Tak ada sedikitpun perasaan takut kala tak seorang pun hadir di sekitarnya. Ia tetap fokus memperhatikan kedua kakinya melangkah sepanjang lorong.

Ia lantas berbelok ke kanan begitu sampai di simpang tiga. Lagi-lagi wanita itu sama sekali tak mengidahkan kesunyian dan kegelapan yang menemaninya.

Ceklek ....

Wanita itu membuka sebuah loker bertuliskan 'Nirmala' pada pintunya. Selanjutnya meletakkan tas ransel yang ia bawa ke dalam. Ia membuka resleting tasnya kemudian mengambul sebuah baju kerja yang juga bertuliskan 'Nirmala' pada nametag-nya.

Saat ia hendak membuka baju yang ia pakai untuk diganti dengan pakaian seragam, ia dikejutkan dengan sebuah suara gaduh yang berasal dari area kamar mandi.

Mata Nirmala yang tadinya sudah setengah tertutup, segera terbuka lebar.

"Siapa di sana?!" seru Nirmala mulai was-was dengan sekelilingnya. Ia juga kembali membenarkan kancing bajunya yang sudah sempat ia lepas.

Tak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 12: Malaikat Dalam Kegelapan

    Waktu telah menujukkan pukul 04.50. Di depan sebuah gedung bertuliskan 'Rajya Corp'terlihat sebuah mobil van hitam terparkir di sana. Tak berselang lama, sesosok pria mengenakan pakaian serba hitam dan mengenakan penutup wajah turun dari mobil itu dan berjalan mengendap-endap. Langkahnya begitu was-was ketika memasuki pintu darurat yang tak terkunci. Sekali lagi pria itu mengendap berjalan menelusuri lorong dengan posisi menempel tembok. Pria itu sepertinya tahu betul bagian mana yang tersorot kamera sehingga menggunakan teknik penyamaran untuk mengantisipasi. Krekkk ... Pergerakannya mendadak berhenti. Dari balik penutup wajahnya, wajah tampannya berubah pucat. Dengan hati-hati ia melongokkan kepalanya, namun segera tersadar ternyata bunyi itu timbul akibat dirinya yang tak sengaja menginjak minuman kaleng yang tergeletak di sekitar tempat sampah. Ia lekas mengelus dadanya lega. "Sial, membuat panik saja," bisiknya mengumpat. Ia kembali meneruskan langkahnya hingga tan

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 13: Mengapa Mau Kerepotan Hanya Karena Gadis OG?

    Pria memakai setelan jas maroon terlihat termagu menatap keluar jendela yang jelas terlihat pucuk gedung yang begitu menjulang. Wajahnya menyiratkan kegelisahan juga kekhawatiran. "Akkkk!" Ia bangkit kemudian menengadah wajahnya. Matanya terpejam sesaat. "Gak bisa!" serunya keras. Ia lantas berjalan cepat keluar ruangannya. "Hey!" Baladewa menoleh kepada pria paruh baya yang baru saja muncul dari balik pintu di belakangnya. "Mau kemana?" Wajah gelisah Baladewa mengundang banyak tanya ayahnya. "Dewa ... ada urusan sebentar, Yah. Baladewa pergi dulu." Raja hendak mencegah, namun Baladewa kadung menjauh. Pria berambut two block itu menyusuri lorong sembari sesekali menilik nama ruangan ditiap pintunya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat sosok wanita yang beberapa waktu lalu ia buat kelimpungan. "Hey!" panggilnya segera menyentak wanita modis yang tengah berbincang dengan beberapa staf. "Oh kau rupanya ... " gumam Viola menatap Baladewa memberengut. "Kena

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 14: Rekan Kerja

    Biasanya para pekerja kantoran akan mulai berbondong-bondong pulang begitu waktu menunjukkan pukul 4 sore. Jalanan yang semula sepi berubah padat dalam sekejap. Kemacetan terjadi dimana-mana akibat menumpuknya kendaraan pada jam pulang kantor. Sementara dalam gedung Rajya Corp, penghuninya mulai berangsur meninggalkan tempatnya. "Nirmala ... " Seorang wanita berambut keriting berlarian menghampiri Nirmala yang sebentar lagi menyelesaikan pekerjaannya. Nirmala menoleh memandang lawan bicaranya heran. "Bisa tungguin aku sebentar nggak?" ucapnya dengan wajah memelas. "Kerjaanku di gudang masih ada dikit lagi, tapi orang-orang udah mulai pulang duluan. Jadi temenin aku dulu mau ya?" lanjutnya tiba-tiba bergelendotan di lengan Nirmala. Nirmala berfikir sembari melihat sekitar yang memang mulai lengang. Hanya ada beberapa orang saja yang masih tinggal. "Oke deh. Kamu ke gudang duluan aja. Habis nyimpen alat, aku nyusul." Setelah bersepakat, Nirmala pun bergegas menuju lokerny

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 15: Mulutmu Berbohong, Tapi Alam Tak Bisa Berbohong

    Blugh! Tubuh Nirmala terhuyung membentur kursi penumpang yang tepat di sebelah Baladewa duduk. "CEPAT PASANG SEATBELTMU!" Nirmala masih berusaha mencerna apa yang dilakukan pria di sampingnya itu. Ia masih membeku melihat Baladewa dengan cekatan menghidupkan mesin mobilnya. "APA YANG KAU LAKUKAN!" teriak Baladewa mengetahui Nirmala masih termagu. Nirmala tersentak segera mengikuti perintah Baladewa tanpa penolakan. Bisa terlihat di mata Nirmala raut wajah Baladewa berubah menyeramkan. "Kita pergi dari sini sebelum orang gila itu mengejar." Perkataan singkat itu menguatkan aura mencekam yang menguar dari tubuhnya. Nirmala yang ada di dekatnya sampai tak dapat berkutik. "HEY, AKU HANYA INGIN BERBICARA SEBENTAR!" Sayup-sayup teriakan Bhaskara mampu Nirmala dengar meski semakin menjauh di belakangnya. Ia hanya melihat dari kaca spion Bhaskara menatapnya sedih. Mobil yang dikendarai Baladewa melaju begitu cepat hingga tanpa sadar telah berada jauh dari Rajya Corp.

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 16: Gejolak Rasa

    Brak! Pintu dibanting dengan kerasnya. Baladewa dengan gontai menuju ranjangnya. Kepalanya tertunduk menatap ubin dengan tatapan kosong. Bahunya turun menyiratkan tubuhnya yang lemas juga terdengar deru napas lemah dari bibir mungilnya. "Argh!" Baladewa tiba-tiba berteriak frustrasi, menjambak dan mengacak rambutnya yang telah acak-acakan. Bahkan kemejanya turut kusut seolah baru saja melakukan aktivitas berat. "Mau ditaruh di mana wajahku ini?!" serunya dengan wajah tertekan. Semua ini karena Nirmala. Wanita yang bekerja sebagai petugas kebersihan di perusahaan ayahnya itu berhasil mengobrak-abrik hati seorang Baladewa yang terkenal dingin pada seorang wanita. Ia tak pernah menyangka hanya karena wanita 'rendahan' itu membuat Baladewa rela kalang kabut mempertaruhkan harga dirinya. Tadi seusai Nirmala turun, ia tak lantas pergi begitu saja. Karena begitu menyadari Nirmala mengetahui kebohongannya soal obat, dadanya mendadak hampir meledak saking kencangnya jantungnya berd

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 17: Kita Hidup di Dunia yang Berbeda

    Baladewa berjalan santai begitu mulai memasuki pintu otomatis. Pandangannya menyapu ke penjuru arah melihat betapa sibuknya para pegawai berlalu lalang. Ia yang merupakan CEO masa depan perushaan ini harus mulai mengakrabkan diri dan beradaptasi dengan kinerja staffnya. Namun begitu pandangannya searah jarum jam 9, langkahnya terhenti. Ia dengan langkah senyap beringsut mundur. Itu Nirmala. Kehadiran sosok itu nampaknya masih mempengaruhi batinnya pagi ini. Pandangannya menatap lurus wajah Nirmala yang tersenyum anggun. Jantungnya kembali berulah begitu senyumannya nerekah bak bunga. Spontan saja Baladewa menyentuh dadanya yang berdetak tak sehat. Tak ingin terlalu lama membiarkan dirinya dalam pisisi sulit, Baladewa berbalik. Ia butuh menenangkan emosionalnya. Ya! Untuk sementara waktu ia tidak boleh bertemu dengan Nirmala. Ketika hendak keluar lagi, siapa sangka dari dalam ada seseorang yang meneriaki namanya. "Baladewa!" Baladewa sontak menoleh kembali agar tak dicuri

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 18: Aku Tak Ingin Dikasihani

    Nirmala duduk disamping kursi kemudi dengan tenang. Tatapannya lurus memandang jalanan yang bergerak lamban akibat penumpukan kendaraan. Ia memang nampak tenang, namun tetap saja kegugupannya tak dapat ia tutupi kala terlihat jelas kedua tangannya bergerak gelisah. Pikirannya bekerja keras memikirkan mengapa ia dengan mudahnya menurut pada anak bosnya itu. "Yang mengirimkan obat-obatan itu memanglah aku." Kepala Nirmala berputar, melirik lamban pria di sebelahnya. "Orang suruhanku yang mengantarkannya pagi itu," lanjut Baladewa cepat seolah tak ingin disela. Nirmala manggut-manggut tak menanggapi dengan verbal. Ia masih menanti apa pembicaraan selanjutnya, namun Baladewa kembali terdiam mencengkeram setirnya dan fokus pada jalanan. "Kau memanggilku masuk hanya untuk memberi klarifikasi itu?" tanyanya tak tahan terjadi keheningan kembali. Baladewa mengangguk tak yakin. Jelas diraut wajahnya bahwa sebenarnya ada sesuatu yang belum ia sampaikan. Karena tak ada yang perlu

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 19: Mengapa Mereka Menghinakanku?

    Saat Nirmala berjalan menyusuri lorong, dari arah berlawanan muncul OG dan OB yang baru akan menjalankan pekerjaannya masing-masing. Mereka terlihat memandang Nirmala dengan sinis. Bahkan beberapa terlihat membuang muka. Dalam hati Nirmala tentu bertanya-tanya, sekalipun ada yang tak suka dengannya, mereka akan bersikap acuh tak acuh. Namun kini mereka justru terlihat berbeda. "Aduh!" Nirmala hampir saja terjerembab, untung saja ada sebuah bangku yang dapat dijadikan pegangan. "Ups!" pekik seorang OG berambut keriting berpura-pura terkejut. "Sorry, tanganku licin jadi sapunya jatuh deh." Nirmala hanya melirik dalam diam. Ia mampu melihat dengan jelas jika Siska sengaja menjatuhkan sapunya tepat ketika Nirmala melintas. Karena tak ingin memperpanjang masalah, Nimala pun hanya tersenyum palsu kemudian melanjutkan langkah kembali. "Liat, bisa-bisanya dia masih menutupi perbuatan menjijikan itu dengan wajah sok lugunya?!" "Asli! Muak banget liat wajah sok polosnya itu."

Latest chapter

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 115: Air Keruh Semakin Keruh

    Sesampainya di rumah, Nirmala merasa seperti dihantam badai. Cerita Surya sejalan dengan apa yang Arya katakan, tetapi dengan sudut pandang yang berbeda. Hal ini membuat keraguannya terhadap Arya perlahan memudar. Melihat respon Surya tadi, Nirmala melihat ada luka dan amarah yang tercipta ketika menceritakannya. “Apakah aku harus mempercayainya?” pikir Nirmala mulai goyah. Satu hal yang sayangnya baru ia sadari ialah bahwa ia berada di tengah permainan besar yang melibatkan dendam, ambisi, dan kebohongan. Dan sekarang, ia harus memutuskan langkah apa yang harus ia ambil untuk melindungi dirinya sendiri dan masa depan perusahaan.Nirmala membuang napas berat ketika sekelebat kejadian bersama Bhaskara menghinggapi kepalanya. Kejadian bersama Bhaskara siang tadi membuatnya merasa seperti kehilangan separuh dirinya. 'Jika kau ingin melibatkan aku dalam hidupmu lagi, aku ada di sini.' Kata-kata pria itu terus terngiang di kepalanya, membuatnya semakin bingung tentang apa yang sebenar

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 114: Mantan Kekasih

    Usai berbincang dengan adiknya, Nirmala kembali terfokus pada dokumen-dokumen yang berserakan di sekitarnya. Kata-kata Gergio terus terngiang di kepalanya, menambah lapisan kebingungan yang sudah menghimpitnya.“Kalau benar ayahku melakukan sesuatu yang tidak adil kepada Om Surya, apa yang harus aku lakukan?” pikir Nirmala.Di satu sisi, ia merasa harus membela kehormatan keluarganya. Tetapi di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa ayahnya pernah membuat keputusan yang merugikan orang lain."Sepertinya aku memang harus berbicara langsung dengan Om Surya untuk meluruskan segala kabar simpang siur ini," gumam Nirmala akhirnya menyerah. Sesuai dengan keputusannya malam itu, Nirmala menemui Surya di kantornya. Tapi sayangnya ketika wanita itu tiba dikantor notaris, orang yang ingin ia temui justru sedang cuti. Nirmala berpikir berulang kali untuk menemui pria itu di rumahnya, entah mengapa feelingnya terasa buruk jika harus menemui di rumah Surya sekaligus rumah mantan

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 113: Benang Kusut Bikin Merengut

    Dalam perjalanan pulang, Nirmala merasa pikirannya semakin kacau. Kata-kata Arya terus membayangi, tetapi ia juga teringat peringatan Gergio tentang sifat manipulatif Arya.“Mungkin Arya hanya ingin menanamkan keraguan,” pikirnya. Tetapi bagaimana jika apa yang Arya katakan benar?Nirmala belum bisa mempercayai peringatan Gergio, tapi ia juga belum mempercayai ucapan Arya. Tapi hari ini ia menemukan satu fakta pahit yang memang jelas kebenarannya, yaitu ayahnya memiliki sangkut paut dengan kebangkrutan keluarga Bhaskara.Setelah terlarut dalam pikirannya beberapa saat, tanpa sadar langkahnya telah menginjak pekarangan rumah. Ia segera kembali ke dunia nyata, memasuki rumah dengan pikiran penuh dan campur aduk.Nirmala disambut oleh Ganesha, yang langsung menyadari perubahan di wajah kakaknya.“Kak, kenapa? Kenapa wajahmu seperti habis bertemu hantu,” kata Ganesha sambil menyodorkan secangkir teh hangat.Nirmala tersenyum lemah. Ia menerima secangkir teh hangat itu. “Mana ada hantu. Ka

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 112: Pria Mencurigakan

    Nirmala terus saja berpikir keras. Ia tak tahu anakan pihak yang benar Kata-kata Arya seperti duri yang menusuk pikirannya, menciptakan rasa ragu yang semakin dalam terhadap sosok Surya yang selama ini ia percayai dan ia segani. Namun, semakin ia memikirkan hal itu, semakin ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Meskipun Surya dikenal tegas dan kadang keras, Nirmala sulit mempercayai bahwa pria itu akan sekejam itu.“Apa Pak Arya itu mengatakan yang sebenarnya? Bagaimana kalau justru sebaliknya” gumam Nirmala berpikir keras. Ia menatap ponselnya yang menyala dengan nomor Arya yang terpampang di sana. Ada dorongan untuk menghubunginya lagi untuk meminta penjelasan lebih lanjut karena ia pasti info banyak mengenai ayahnya, tetapi ada juga rasa ragu dan takut jika sebenarnya ini semua hanyalah kebohongan belaka. Nirmala tak ingin terus tercuci otaknya dan terseret lebih jauh dalam jaring kebohongan.Saat Nirmala menggulir Log panggilan, matanya memicing. "Pak Gergio..." gumamnya memba

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 111: Indikasi Terburuk

    Nirmala memandangi pesan di ponselnya dengan perasaan bercampur aduk. Pesan itu singkat memberikan sebuah informasi, tetapi cukup pikiran Nirmala semakin berkecambuk.—'Kau tidak tau apa yang sedang terjadi. Jika ingin tahu kebenarannya, temui aku besok di tempat ini.'Ia berulang kali membaca pesan yang disertai titik lokasi. Titik lokasi itu terasa asing baginya dan terasa sedikit mencurigakan. Alamat yang dikirim berada di pinggiran kota. Yang membuat mencurigakan tempat itu jauh dari pusat bisnis dan gedung-gedung megah yang biasa para pembisnis kunjungi.“Aishh! Siapa sih yang mengirimkan pesan anonim ini? Apa aku harus pergi? Tapi bagaimana kalau ini hanyalah orang iseng atau orang yang hanya akan memperkeruh keadaan?” gumamnya dengan ragu.Namun, rasa ingin tahu tentang masa lalu ayahnua itu jauh lebih besar dari kecurigaan yang singgah dibenaknya. Akhirnya, setelah mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan buruk, Nirmala memutuskan untuk memenuhi undangan tersebut karena ia te

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 110: Puzzle

    Malam semakin larut, tapi Nirmala masih saja kesulitan menutup mata. Kata-kata Aditama terus bergema di kepalanya membuatnya terus terjaga dalam kegelisahan.'Ayahmu pernah membuat Surya bangkrut dan jatuh miskin.'Apa yang sebetulnya terjadi? Mengapa tak ada seorang pun yang menceritakan hal ini kepadanya? Bahkan Surya, yang selama ini membantunya dan memberi arahan kepadanya, tak sama sekali menunjukka adanya hubungan buruk kepada ayahnya.Di kamarnya yany cukup sunyi, ia mencoba kembali memutar ulang semua percakapan yang pernah dilakukan dengan Surya, Vani, bahkan Gergio. Dan ia tak menemukan ada yang pernah menyebut masa lalu Rajendra dengan Surya. Semua terasa seperti rahasia besar yang sengaja disembunyikan darinya.“Aku harus mencari tahu,” gumamnya sambil memandang pantulan dirinya di kaca. Tetapi pertanyaannya adalah, di mana ia harus mencari tahu? Dan bagaimana ia harus mulai?***Keesokan harinya, Nirmala memutuskan untuk menemui Vani. Ia berpikir, jika ada orang yang mung

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   109: Pertemuan Penting

    Siang itu, ruang rapat di Rajya Corp dipenuhi ketegangan. Para pemegang saham, investor, dan dewan direksi hadir dalam pertemuan yang disebut-sebut pertemuan penting untuk menentukan langkah perusahaan ke depannyaSelain tokoh penting itu, rupanya Nirmala juga hadir. Ia duduk di tengah perkumpulan itu dengan punggung tegak, mencoba terlihat tenang meskipun pikirannya kalut. Ia tahu bahwa kehadirannya di rapat kali ini akan menjadi sorotan utama. Lebih dari itu, apa yang ia ucapkan nanti akan membawa dampak besar untuk perusahaan inu.Aditama, yang kali ini memimpin rapat, membuka pertemuan dengan pembahasan tentang kebijakan perusahaan untuk menangani krisis. Ia memaparkan situasi finansial terkini dan langkah strategis yang diperlukan untuk mempertahankan stabilitas. Namun, semua itu hanyalah pembuka, nyatanya pembahasannya lebih luas dari itu.Ketika pembahasan mulai mengarah pada pengangkatan CEO baru, suasana berubah lebih tegang.“Baik,” ucap Aditama sambil menatap sekeliling mej

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 108: Sakit Tak Tertahan

    Malam itu, kamar Nirmala terasa lebih dingin dari biasanya. Bukan karena angin yang bertiup dari jendela, melainkan karena rasa hampa yang memenuhi dadanya. Keputusan yang ia buat semalem untuk membuat Bhaskara kecewa yang berujung menghancurkam hatinya terus menggerogoti pikiran Nirmala. Ia duduk di tepi ranjang, memeluk kedua lututnya dengan erat mencoba meredam kehampaan yang tak kunjung reda."Aku melakukannya untuk dia," gumam wanita itu dengan suara serak. "Aku ingin melindunginya."Sayangnya hatinya tak sejalan dengan ucapannya. Rasa bersalah terus menghantuinya, bahkan membuatnya merasa seperti menghianati cinta yang selama ini mereka perjuangkan.Memori beberapa hari lalu kembali berputar dalam benak Nirmala.~~~"Coba kau pilih kau rela melihatnua kecewa atau melihatnya merasakan kembali trauma masa lalunya?"Kata-kata itu menggema di kepalanya seperti palu yang memukul hati kecilnya. Surya memang tak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud trauma masa lalunya, sampai V

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 107: Pertengkaran Tak Terelakan

    Malam itu tak seperti biasanya langit begitu kelam, seolah menyimpan rahasia gelap yang tak ingin diungkap. Tak ada bintang, apalagi bulan. Hanya ada angin dingin yang menusuk tulang, berembus lembut dari jendela kamar yang terbuka. Nirmala termenung di sana, menopangkan kepalanya pada kusen jendela. Rambut sebahunya bergoyang lembut ditiup angin, wajahnya terlihat berat penuh beban. Pandangannya menerawang jauh menembus pekarangan rumah yang sunyi tetapi pikirannya melayang entah kemana."Huh .... "Helaan napas kembali lolos dari bibirnya. Pundak yang beberapa waktu lalu mulai ringan, kini kembali memberat oleh segala tekanan yang menghimpit."Apa yang harus aku lakukan? Kenapa tidak berjalan seperti yang aku inginkan," gumamnya dengan suara yang dipenuhi kegelisahan yang sulit diungkapkan.Ponsel di meja bergetar, menyental lamun wanita itu. Layar ponselnya menyala dan terpampang satu nama yang membuat hatinya bergetar. 'Bhaskara's Calling'.Panggilan itu sudah muncul lebih dari

DMCA.com Protection Status