Share

Bab 79: Jalan Keluar

Penulis: Piyu_Qu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 18:58:25

—Agustus 2010

Sebuah boneka karakter wanita yang dikepang segera dipeluk erat oleh gadis pakaian pink. Wajahnya begitu sumringah sesekali menatap boneka barunya itu.

"Nirmala, apa yang kau lakukan. Ayo turun, Nak. Ayahmu mau berangkat kerja," pinta Rina membuka pintu mobil untuk meminta anaknya turun.

Sayangnya gadis kecil itu pura-pura tak mendengar. "Ayo ibu kita sesekali ikut ayah kerja. Mala pingin jalan-jalan bareng Teresa."

Kening Rina mengkerut. "Teresa?"

Nirmal kecil segera menunjukkan boneka barunya itu. "Namanya Teresa, Ibu. Mainan baru ini aku namain Teresa," celotehnya memperkenalkan sosok 'keluarga' barunya.

Rina tersenyum lebar melihat anaknya yang begitu bahagia mendapatkan boneka baru. Meskipun ia membelinya di toko loak, tapi Nirmala begitu menyukainya. Setelah 10 tahun akhirnya anaknya bisa memiliki sebuah boneka.

"Udahlah, Bu. Nggak papa kita jalan-jalan sebentar keliling daerah sini aja dulu yuk."

Sesosok pria berambut cepak segera mendekat.

Rina membalikkan badan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 80: Pencarian Bukti

    "Jadi maksudnya tadi Baladewa sendiri yang menghubungi Nirmala?"Bhaskara mengangguk cepat. "Entah sepertinya Paman Rajendra sengaja membantu dari atas sana, tapi aku bersyukur banget, Yah. Andai saja Nirmala tidak melemparkan ponselnya pasti telepon itu tidak akan bisa aku dengar. Lebih parahnya jika yang mengangkatnya adalah Nirmala, bisa saja ia langsung terpengaruh," jelasnya dengan penuh antusias. "Woaaa ini benar-benar mukjizat!" serunya dengan kekaguman yang semakin membara.Sementara Surya terlihat terhenyak sejenak. "Jangan gembira dulu, Bhaskara. Justru bagian tersulitnya baru saja kita mulai," interupsi sang ayah membuat Bhaskara mengerucutkan bibir. "Entah bagaimana caranya, kita harus mendapatkan bukti yang kongkrit," lanjutnya menjelaskan fakta secara gamblang."Kalau dari CCTV, Yah?" celetuk Bhaskara mulai ikut berfikir.Surya menggeleng ragu. "CCTV saat itu tidak terlalu jelas mengingat teknologi belum sepesat sekarang."Benar juga, kejadian itu telah terjadi 14 tahun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 81: Gugatan

    Pagi itu tak seperti biasanya sinar mentari malu-malu memancarkan sinarnya. Udara yang berhembus pun lebih dingin dari biasanya. Meski begitu tak menyurutkan rencana Awal Bhaskara."Kamu mau berangkat sekarang?" Bhaskara yang tadinya tengah sibuk mengenakan sepatu, teralihkan. "Oh iya, Ma. Takut Ganesha keburu berangkat sekolah," jawab pria itu bangkit menghentak-hentakkan sepatunya.Tangan Vani saling bertaut gelisah.Bhaskara yang hendak beranjak pun menyadarinya."Ada apa, Ma? Kalau mau ada yang diomongin, bilang aja.""Mama boleh ikut? Mama ingin ikut hadir di samping mereka saat seperti ini," kata Vani melirih.Bhaskara membuang napasnya pelan. Hal itu membuat Vani berpikir macam-macam karena takut mengganggu. Sspertinya Bhaskara menilai belum saatnya ia ikut campur.Namun di luar dugaan, Bhaskara menyunggingkan cengiran. "Tentu aja boleh, Ma. Aku kurang ngerti cara nenangin orang, mama pasti bisa menangani Nirmala nanti," jawab anak lelakinya tersenyum meyakinkan.***"Eh Kak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 82: Penghukuman

    Seorang pria berlari tunggang langgang memasuki rumahnya. Ia tak memedulikan kopernya yang tertinggal di halaman rumah."AYAH!! AYAH!!" Belum juga semenit masuk, ia sudah membuat keributan di rumahnya. Bak berada di hutan pedalaman, ia berteriak kencang mencari sosok ayahnya ke segala arah."Astaga, Bhaskara kau ini kenapa?" tanya seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Kamu ini baru pulang bukannya ngasih salam malah teriak-teriak kayak dihutan," sambungnya menatap sang anak sengit.Sang anak yang mendengar ayahnya berujar demikian hanya menyengir tak merasa bersalah. "Maaf, Yah," ucapnya diselingi ringisan. "Habisnya Bhaskara udah nggak sabar. Jadi gimana hasilnya, Yah?" tanya Bhaskara dengan mendesak.Surya berjalan melewati Bhaskara menuju meja makan dan mengambil segelas air putih. "Sudah keluar surat penahanan dan esok hari akan langsung diadakan persidangan," jawab Surya menjelaskan.Bhaskara segera membuang napas lega. "Syukurlah. Maaf ya yah Bhaskara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 83: Arti Bahagia Sebenarnya

    Blugh!Pintu mobil segera ditutup dengan kencang. Kemudian Bhaskara berlari memasuki kursi kemudinya. Ia langsung memasang seatbelt, tapi bukannya segera menjalankan mobilnya, ia justru menoleh kepada Nirmala yang terduduk tenang di sampingnya."Mala ... kau sunggung hebat!" serunya menatap Nirmala takjub. "Aku tak menyangka kau bisa menjatuhkannya begitu keras. Aku kagum padamu, Nirmala," lanjutnya diiringi tepukan tangan apresiasi.Nirmala tersenyum simpul. "Kukira aku tidak akan tega, tapi ternyata aku bisa melakukannya." Pandangannya beredar liar menatap kafe yang tadi ia masuki. "Ternyata selega ini bisa melampiaskan segala emosi yang selama ini aku pendam," sambungnya tersenyum lega.Bhaskara yang melihat raut menggemaskan wanita di sebelahnya bergerak mengacak rambutnya. "Kau sudah melakukan yang terbaik. Terima kasih sudah bertahan," gumam pria tersebut tersenyum penuh arti."Hey! Kau membuat rambutku berantakan lagi, Bhaskara!" seru Nirmala merajuk karena rambutnya yang semul

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 84: Penyambutan CEO Baru Rajya Corp

    Selepas telepon ditutup, wajah Nirmala menjadi rumit. Berbagai pertanyaan segera berkeliaran dalam kepalanya. "Siapa?" tanya Bhaskara telah berdiri di samping nirmala sembari sesekali menyerot es kelapa muda yang ada di tangannya. Nirmala melirik sejenak Bhaskara kemudian pemikiran cemerlang terlintas. Secara mendadak wanita itu menarik kuat lengan Bhaskara. Pria di sampingnya tentu terkejut apalagi tengah menyedot air menyegarkan dalam kelapa itu. Bahkan ia sampai terbatuk batuk akibat gerakan tiba-tiba yang menyasarnya. "Ada apa wey? Kau hampir membuatku mati konyol tertusuk sedotan!" protes Bhaskara seketika berteriak tak terima. Meski begitu Nirmala tak peduli, ia terus saja menarik lengan Bhaskara menuju parkiran sepeda motor. Sedangkan Bhaskara yang tak diindahkan hanya bisa pasrah menuruti kemanapun langkah Nirmala membawanya. Dan ketika sampai ditempat terparkirnya motor sport Bhaskara, barulah ia melepas tarikan tangannya. "Ayo kita ke Rajya Corp. Baru aja Pak Ge

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 85: Syok

    Sepanjang keluar dari ruang rapat, Bhaskara tak sanggup mengucapkan sepatah katapun. Ia terus berjalan tak memedulikan sosok Nirmala yang senantiasa mengikutinya.Nirmala yang membuntuti sesekali menatap Bhaskara dengan berdecih kecil. Setelah Nirmala mengucapkan perkataan konyol dalam rapat tadi, Bhaskara terus saja terdiam. Bhaskara tak mampu membantah apalagi melihat respon para pemegang saham yang justru terlihat mempertimbangkan.Tibalah mereka di lantai dasar di mana lobi berada. Bhaskara masih belum sadar dan mengucapkan sepatah kalimat. Hal itu membuat Nirmala mengacak rambutnya frustrasi. Ia menjadi malu sendiri melihat respon Bhaskara yang terlihat menolaknya mentah-mentah."Argh! Gimana aku harus menghadapinya sekarang?" gumamnya mengacak rambut. "Mulut sialan!" umpatnya kecil menabok mulutnya sendiri.Tanpa disadari Bhaskara menghentikan langkahnya, Nirmala yang sibuk mengomeli dirinya sendiri tentu tak tahu jika pria di depannya berhenti dan ...Dugh!"ASTAGA?!" pekik Nir

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 86: Hasrat Balas Dendam

    Suara lantai berderit terdengar ketika roda bankar menyusuri lorong rumah sakit. Bankar berisi seorang wanita paruh baya yang tak sadarkan diri itu dilarikan celat ke UGD."Mohon maaf, Mas, bisa tunggu di sini saja," tegur seorang perawat yang hendak menutup pintu UGD.Wajah pria penuh kekhawatiran itu akhirnya berhenti pasrah menatap nanar ruangan gawat darurat yang perlahan tertutup. Saat ia tengah kalut dalam kekhawatiran, tangannya menghangat merasakan seseorang menyentuhnya."Duduklah, tenang aja Tante Veda akan baik-baik saja," ucap wanita di belakangnya menatapnya lembut.Baladewa memandang jajaran kursi tunggu di seberang tempatnya berdiri. Ia akhirnya menghela napas kemudian terduduk lemas."Ini semua gara-gara Nirmala," gumam pria itu mengepalkan tangannya kuat-kuat.Mendengar sesuatu yang menarik, Viola yang tadinya duduk berjarak kini mendekat. Menyadari sosok lain disebelahnya, Baladewa menoleh."Terima kasih, Viola. Tanpa kau sepertinya bunda tak akan bisa dibawa ke rum

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 87: Pertanyaan Tak Terduga

    Surya bergegas bangkit dari duduknya. Hal itu tentu mengundang kekhawatiran Bhaskara."Ayah, aku tak akan menerimanya jadi ... "Sorot tajam seketika diterimanya. Sang ayah menatap lamat anaknya yang ikut berdiri dengan takut. Surya memandang penuh perhitungan. "Ayah akan bicara dengan Nirmala," putusnya mencoba menggali lebih lanjut maksud Nirmala itu.Bhaskara terbelalak, ia segera menahan lengan ayahnya berniat mencegah. "Tunggu ayah, aku sudah menolaknya jadi ayah nggak perlu terlibat lebih jauh. Bhaskara bisa mengatasinya kok," sergah Bhaskara ketar-ketir."Kau tidak berpacaran dengannya, kan?!"Lelaki berkepala dua itu menelan ludahnya susah payah. "Ng—nggak loh, Yah. Di antara kami nggak ada hubungan apa-apa."Ayahnya sepertinya salah paham. Ia pikir antara anaknya dengan anak mantan atasannya menjalin hubungan. Wajar saja karena ia sebenarnya dari jauh-jauh hari mengkhawatirkan hal itu terjadi."Kalau begitu jangan halangi ayah."Surya berlalu begitu saja menyisakan Bhaskara y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 135: Ujian Terakhir [END]

    Malam itu, Bhaskara duduk sendirian di kamarnya, menatap ponsel yang tergeletak di meja. Pandangannya kosong, tetapi sorot matanya menunjukkan hatinya tengah penuh kegelisahan. Kegelisahannya bukan tanpa alasan, iatelah mengirimkan pesan demi pesan kepada Nirmala, tetapi tak satu pun yang mendapat balasan.Pikirannya terus melayang ke arah percakapan terakhir mereka, ketika Nirmala, dengan nada lelah dan penuh tekanan, mengatakan bahwa dia butuh waktu untuk sendiri. Bhaskara tahu betul bahwa semuanya bukan karena cinta mereka memudar, melainkan karena tekanan yang mereka hadapi selama berbulan-bulan terakhir ini—dari skandal Aditama, ditambah dengan dirinya harus menstabilkan kembali keadaan perusahaan, hingga beban tanggung jawab yang tak pernah surut.“Apa aku terlalu menekannya?” gumam Bhaskara, menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya.Ponselnya bergetar, tetapi hanya notifikasi pesan otomatis dari operator. Tidak ada pesan dari Nirmala. Tidak ada kabar sama sekali.Bhaskara men

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 134: Hianat Menghianati

    Hari itu tibalah waktunya untuk rapat dewan pemegang saham di Rajya Corp. Suasana dalam rapat itu berlangsung tegang. Aditama duduk di kursinya dengan senyum penuh kemenangan, sementara Nirmala, Bhaskara, dan kini hadir pula Surya berdiri di depan ruangan.“Baiklah,” ujar Aditama dengan nada sinis. “Anda mengatakan memiliki sesuatu yang ingin disampaikan kepada dewan, Pak Surya?”Surya menatap Aditama dengan dingin. “Aku tahu apa yang kau lakukan selama ini, Aditama. Dan aku di sini untuk memastikan semua orang tahu.”Nirmala melangkah maju, meletakkan dokumen di meja dewan. “Ini adalah bukti bahwa Aditama telah memanipulasi proyek Narpati dan menggunakan dana perusahaan untuk keuntungan pribadinya.”Para pemegang saham mulai bergumam, suasana ruangan menjadi semakin gaduh.Aditama tetap tenang. “Bukti ini tidak cukup untuk menjatuhkanku. Kalian tidak punya saksi yang dapat mendukung klaim kalian.”Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan seorang pria masuk dengan langkah mantap. Semua o

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 133: Titik Balik

    Di sebuah ruangan yang remang-remang, Aditama duduk di belakang meja besar dengan segelas anggur di tangannya. Senyumnya dingin, menandakan keyakinannya bahwa permainan ini hampir mencapai puncaknya. Di hadapannya, beberapa dokumen berserakan, sementara layar komputer menampilkan data-data rahasia dari Rajya Corp. “Apa laporan terakhir?” tanya Aditama kepada Arya, yang berdiri di sudut ruangan. Arya, dengan raut wajah serius, mendekat dan menyerahkan sebuah map berisi laporan terkini. “Surya telah kembali bersama Nirmala. Mereka pasti sedang menyusun langkah untuk melawan kita.” Aditama membaca laporan itu dengan seksama, lalu menutup map tersebut dengan keras. “Kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan kendali atas informasi ini. Waktunya memutar balikkan fakta.” “Bagaimana caranya?” tanya Arya dengan hati-hati. Aditama mengangkat salah satu dokumen dari meja, lalu melemparkannya ke arah Arya. “Kita buat mereka terlihat seperti dalang di balik kehancuran proyek Narpati. Publ

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 132: Antara Hidup dan Mati

    Malam itu, hujan turun deras, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Mobil yang dikendarai Bhaskara melaju di jalanan gelap menuju lokasi yang tertera dalam email misterius. Di dalam mobil, Nirmala duduk di kursi penumpang, sesekali menatap layar ponselnya dengan gelisah. “Ini pasti jebakan,” kata Bhaskara, memecah keheningan. Tangannya mencengkeram setir mobil erat-erat. “Aku tahu,” balas Nirmala tanpa menoleh. Ia mendesah pelan berusaha meredakan dadanya yng berdegup cepat. “Tapi kita tidak punya pilihan lain. Jika Om Surya benar-benar ada di sana, kita harus mencarinya.” Vira yang sedari tadi duduk di kursi belakang, menambahkan, “ya memang, kita harus tetap waspada. Aditama bukan orang yang akan menyerah begitu saja.” Tak butuh waktu lama, mereka akhirnya tiba di sebuah gudang tua di pinggiran kota. Bangunan itu tampak usang, dengan pintu besi besar yang hampir sepenuhnya tertutup karat. Bhaskara mematikan mesin mobil dan memandang gedung itu dengan ragu. “Seberapa yakin

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 131: Tawaran Licik

    Pagi yang tegang menyelimuti Rajya Corp. Di ruang rapat utama, Nirmala duduk sendirian, memandang kursi kosong di seberangnya. Pikirannya berputar, membayangkan segala kemungkinan yang akan terjadi. “Dia akan datang,” gumamnya pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Sebenarnya ia masih menyimpan keraguan ketika menjalankan strategi ini, namun jika Aditama tidak dipancing, ia tak dapat memiliki bukti kuat. Jadi ini lah waktunya, ia harus yakin usahanya akam berhasil. Beberapa menit kemudian, pintu ruang rapat terbuka, dan Aditama masuk dengan langkah mantap. Wajahnya memancarkan kepercayaan diri yang tinggi. Wajah penuh wibawanya itu menampakkan senyuman miring. “Kau benar-benar berani mengundangku, Nirmala,” ucapnya sambil mengambil tempat di seberang meja. “Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?” Tak ingin terintimidasi, Nirmala menatapnya dengan penuh tekad. “Aku ingin tahu di mana kau menyembunyikan Pak Surya.” Aditama tersenyum tipis, seolah menikmati momen itu. “Surya? Aku

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 130: Strategi Umpan

    Vira masuk dengan ekspresi serius, membawa dokumen yang baru saja ia periksa.“Kita punya bukti kuat,” katanya. “Namun, untuk menjatuhkan Aditama, kita butuh lebih dari ini. Dia punya banyak pengaruh di luar sana.”Bhaskara mengangguk. “Kita harus memastikan bahwa semua bukti ini dipublikasikan secara luas. Tidak ada jalan keluar baginya.”“Tapi bagaimana dengan Om Surya?” tanya Nirmala. “Aku merasa dia tahu lebih banyak daripada yang ia ceritakan. Dan aku tidak bisa mengabaikan keterlibatan ayahku dalam semua ini.”Vira menghela napas. “Kita memang membutuhka Surya untuk bersuara. Jika dia tidak berbicara, permainan ini tidak akan pernah berakhir.”"Tapi di mana ayahku. Aku juga tak tahu sekarang dia ada dimana," ujar Bhaskara frustrasi."Kita harus menemukan ayahmu, Bhaskara," tandas Nirmala tak terbantahkan.***Langit malam tampak kelabu, seolah menandakan sesuatu yang buruk sedang terjadi. Bhaskara duduk di ruang tamu apartemen dengan wajah tegang, matanya terus menatap layar po

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 129: Crisis Point

    Nirmala dan Bhaskara saling bertukar pandang tanpa sadar menahan napas saat langkah kaki Aditama semakin mendekat. Suara pintu besi yang terbuka sepenuhnya bergema di ruangan kecil itu. Cahaya lampu senter menyapu dinding, nyaris mengenai tempat mereka bersembunyi.“Aku tahu kalian ada di sini,” ujar Aditama dengan nada rendah, tetapi penuh ancaman. “Kalian pikir bisa menggali masa lalu tanpa konsekuensi?”Pria yang bersama Aditama menyisir ruangan dengan cermat. Sementara itu, Nirmala menggenggam tangan Bhaskara erat-erat, berharap keheningan mereka cukup untuk menghindari deteksi.“Apa kalian ini ingin menjadi anak kecil? Aku tidak suka bermain petak umpet,” lanjut Aditama. “Tapi aku juga tidak keberatan. Semakin lama kalian bersembunyi, semakin aku menikmati permainan ini.”Nirmala menatap Bhaskara, memberikan isyarat agar mereka bersiap. Namun, sebelum mereka sempat bergerak, pria yang bersama Aditama berbicara.“Pak, ada dokumen di sini. Sepertinya mereka sudah menemukannya.”Adi

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 128: Hilangnya Surya

    Nirmala dan Bhaskara berdiri di tengah ruang kerja Surya yang berantakan. Dokumen-dokumen berserakan di lantai, kursi terbalik, dan tanda-tanda mencurigakan terlihat jelas.“Dia tidak mungkin pergi begitu saja meninggalkan ruangannya seberantakan ini,” lirih Bhaskara, matanya penuh kekhawatiran.Nirmala memungut sebuah dokumen dari lantai, lalu menatap surat Rajendra yang tertinggal di meja. Sesuatu terasa tidak beres.“Kita harus menemukannya, Bhaskara,” kata Nirmala, suaranya gemetar. “Kepergian Om Surya dalam keadaan seperti ini, ditakutkan karena ulah seseorang. Kau tahu kan Aditama orangnya nekat, dia bisa saja merencanakan penculikan ayahmu untuk menggagalkan rencana kita.”Bhaskara nampak termagu sejenak. “Aku akan menghubungi orang-orang kepercayaan Ayahku. Mungkin mereka tahu di mana dia berada.”Namun, jauh di dalam hati, Bhaskara merasa cemas. Jika benar Surya telah diculik, maka ini bukan lagi sekadar permainan kekuasaan. Ini adalah perang total.***Keesokan harinya, Nirm

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 127: Permulaan Perang

    Di tengah malam, di sebuah kafe kecil yang sepi di pinggir kota, Bhaskara dan Nirmala bertemu dengan Vira lagi. Kali ini, mereka sedang menyusun rencana yang lebih berani yaitu memanfaatkan bukti-bukti sementara untuk menjebak Aditama dan memancingnya ke langkah berikutnya.“Aku telah menelusuri lebih dalam,” ujar Vira sambil membuka laptopnya. Ia lantas memutarkan laptopnya membuat Nirmala juga Bhaskara mampu melihat isinya. “Ada jaringan transaksi gelap yang melibatkan Aditama, PT Laksana Bhumi, dan sebuah perusahaan cangkang di luar negeri. Tapi ini hanya pucuk dari keseluruhan jaringan.”Nirmala dan Bhaskara melihat secara saksama.“Berapa banyak waktu yang kita punya sebelum mereka menyadari kita sudah menemukan ini?” tanya Bhaskara.Sejenak wanita berambut panjang itu menganalisa. “Tidak lama,” jawab Vira. “Tapi kita bisa memanfaatkan waktu ini untuk melancarkan serangan kecil.”“Serangan kecil seperti apa?” tanya Nirmala yang sedari tadi memilih bungkam.Vira tersenyum tipis. “

DMCA.com Protection Status