Share

Bab 65: Tumbuhnya Ambisi

Baladewa berjalan luntang-lantung menuju apartemennya. Jika dilihat pria itu seperti tak memiliki semangat hidup lagi. Pandangannya kosong dan wajahnya kentara nelangsa.

"Selamat siang, Tuan Baladewa, baru pulang dari kantor, ya?" sapa seorang security yang nampak akrab dengan Baladewa.

Oh iya apartemen yang Baladewa tempati sejatinya milik ayahnya, sehingga jangan heran jika pegawai di sini mengenalnya dengan baik.

Karena pikirannya sedang melanglang buana, ia hanya melambai tanpa menjawab. Wajahnya pun hanya menampilkan raut datar.

Ceklek.

Usai memasukkan beberapa pin, ia membuka pintu apartemen itu kemudian segera menutupnya.

Ia mendongak menatap seluruh ruangan kemudian menghela napas berat. "Aku tidak bisa meminta pendapat bunda sekarang. Sepertinya aku butuh hiburan lain," gumamnya segera membanting tubuhnya lunglai.

Pria itu merogoh saku celananya kemudian mengeluarkan ponsel berlogo apel tergigit itu. Satu-satu hiburan yang bisa ia lakukan untuk mengembalikan moodnya hanyala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status