Beranda / Romansa / Obsesi Tuan Hagen / BAB 101 I Tato, Selimut, Bibir.

Share

BAB 101 I Tato, Selimut, Bibir.

Penulis: Blezzia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-23 03:56:17

Hagen mencium punggung telanjang Camellia, bibir hangatnya menyentuh kulit sensitive gadis itu yang seketika membuat Camellia memejamkan mata, lalu membukanya kembali. Kini, gadis itu berbaring dengan posisi telungkup. Kedua kelopak matanya menatap sayu ke arah Hagen yang perlahan-lahan berdiri dari ranjang.

Entah apa yang merasukinya sehingga dia pun menahan lengan pria itu ketika hendak pergi.

Melihat tangan Camellia yang melingkar di pergelangan tangan, Hagen pun mengulas senyuman sembari duduk di atas ranjang dan memberikan perhatian pada gadis itu secara penuh.

“Apa kau masih merindukanku, Princess?” goda Hagen yang seketika membuat gadis itu memutar bola mata dan bergerak hendak membelakanginya, namun dengan capat pria itu menahan wajah Camellia hingga mereka pun saling melihat dengan jarak teramat dekat. Kemudian, pria itu pun berbisik pelan; “Atau kau masih merasa belum puas?”

Satu tangan gadis itu seketika mendorong dada H

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 102 I Tamu Menyebalkan

    “Anda tampak bersahaja hari ini, Miss Duncan,” ucap Erlinda yang tiba-tiba saja masuk ke ruang perpustakaan, mengagetkan Camellia hingga nyaris menjatuhkan buku di atas pangkuan.Gadis itu pun menoleh cepat ke arah pelayan yang selalu mengikutinya selama di Kastil Petunia.“Astaga, langkah kakimu halus sekali sampai-sampai aku tidak bisa mendengarnya,” sungut gadis itu yang hanya ditanggapi tawa oleh pelayannya.Dengan alis saling bertaut, Erlinda menatap Camellia seolah dia tahu apa yang gadis itu pikirkan.“Jika anda tidak terlalu fokus dengan lamunan, mungkin suara pintu dan langkah kakiku bisa didengar sebelum masuk ruangan, Miss.”Menyadari bahwa pelayan wanita itu seolah menyentilnya, seketika saja pipi Camellia merona merah dan dia pun berdehem sembari menyingkirkan buku yang sama sekali tidak dibaca.“Aku tidak melamun, tetapi perhatianku ada pada buku ini,” elaknya yang semakin m

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 103 I Tujuan Hagen Sebenarnya

    Dalam perjalanan menuju salah satu kantornya yang berada di Lancester, Hagen dikejutkan dengan panggilan berisyarat tanda bahaya dari salah satu penjaga keamanan di Kastil Petunia. Itu sebabnya dia meminta pada Frank untuk memutar arah. Dan apa yang Hagen takuti pun benar-benar terjadi, yaitu kedatangan Alfred Ryder.Kini, berhadap-hadapan dengan pria itu membuatnya merasa sesak. Rasanya dia ingin pergi dari sana dan membawa Camellia secepatnya.“Aku tidak punya waktu untuk bersitegang urat, jika kau memiliki kepentingan, mari ikut aku ke tempat yang lebih privat,” ucapnya, sengaja mengatakan hal tersebut dengan nada rendah agar tidak menakuti Camellia.Dari gesture tubuh feminimnya, Hagen tahu bahwa sebelum dia tiba, mungkin saja paman yang tidak akan pernah dia akui itu telah melakukan sesuatu.Dengan pembawaannya yang sombong, Alfred pun menatap pria itu sembari mengangkat kepala tinggi-tinggi.“Akhirnya kau punya common sense

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-25
  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 104 I Vitamin, Bukan Pill KB

    Hagen berjalan menaiki tangga dengan langkah satu-satu dan pelan. Kepala pria itu tampak penuh akan sesuatu, namun dia menghentikan kakinya pada anak tangga terakhir, kemudian menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan perjalanan kembali.Saat ini, tujuannya adalah master bedroom yang telah dirapikan setelah kejadian malam pertama waktu lalu. Dengan kedua tangan berada di saku celana, Hagen pun seakan menahan diri untuk melayangkan pukulan pada dinding di sepanjang jalan setelah pertemuan dengan paman yang terjalin karena pernikahan.Seharusnya, dia pukul saja pria itu sebelum benar-benar keluar dari Kastil Petunia. Tetapi, mengingat Bibi Stella akan bertanya, Hagen pun mengurungkan niat tersebut. Lebih baik diam dan menunggu rencana busuk pria itu selanjutnya, daripada harus menerima omelan dari wanita yang telah membantunya sejak remaja.Dan begitu dia tiba di depan pintu, langkah Hagen berhenti seketika begitu dia mendengar suara halus Camellia yang sedang

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-25
  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 105 I Iya, Dia Gadis Polos

    Hagen membukakan pintu untuk Dokter Timothy yang telah berdiri di beranda bersama Gideon Rose. Wajah dokter tersebut tampak masam, dan tentu saja terpaksa yang tidak sedikit pun Hagen pedulikan. Pria itu bahkan menyambut kedua tamunya seolah itu merupakan kunjungan biasa, bukannya sebuah keharusan.“Jika bukan karena Jaxon yang meminta, aku tidak akan mau datang ke tempat ini,” ucap Timothy yang jelas tampak menahan marah.Setelah sambungan telepon keduanya terputus, Hagen langsung menghubungi Jaxon dan membuat kesepakatan dengan pria itu dengan syarat Timothy membantunya untuk memuluskan hubungan dengan Camellia. Tentu saja kepala organisasi di Denver itu langsung menyetujui. Dia bahkan menawarkan untuk meninggalkan Timothy di Lancester, yang untungnya Hagen tolak secara halus.Lagi pula, jarak Denver dan Lancester tidak begitu jauh, sehingga Timothy bisa pulang pergi jika dibutuhkan nanti.Sementara itu, Gideon yang berdiri di belakangnya me

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-25
  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 106 I Kita Bisa Bekerjasama

    Hestia, si kepala pelayan Keluarga Hagen itu tampak sedang duduk di salah satu bangku pada sebuah kafe yang berada di dekat pusat kota Lancester. Wanita paruh baya tersebut terlihat sedang menunggu seseorang.Postur tubuhnya tampak gelisah, bahkan matanya seakan melirik ke segala arah, seolah-olah tengah mencari-cari satu sosok di antara ramainya pengunjung dan pejalan kaki di luar sana. Dan begitu pintu kaca pada kafe itu terbuka, kepala Hestia pun menoleh ke arahnya, namun dia sedikit kecewa karena yang masuk ke dalam kafe tersebut bukanlah orang yang sedang dia tunggu.Dalam keadaan cemas, Hestia pun mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang seketika itu juga.Pada dering ke tiga, ponsel tersebut berbunyi dan tidak lama setelahnya terdengar suara seorang wanita dari seberang panggilan.“Ada apa Bibi?” tanya Irene dengan suara serak.Gadis itu seakan baru saja bangun, dan tentu saja Hestia tidak begitu suka mengetahui kenyataan it

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-26
  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 107 I Athena dan Pria Misteriusnya

    “Sebuah laporan baru saja tiba,” ucap Frank yang berjalan di belakang Hagen.Kedua pria itu memasuki lobby Blake Tower yang seketika membuat langkah-langkah para pekerja di sana berhenti sejenak untuk menyambut kedatangannya. Pria hanya mengangguk beberapa kali pada mereka yang memanggil ‘sir’ ketika berpapasan jalan.“Berikan padaku,” ucap Hagen, berhenti di depan lift executive sembari memeriksa jam yang melingkar di lengan.Karena itu bukanlah laporan yang memiliki bukti tertulis, maka Frank pun memajukan diri sembari membisikkan sesuatu, yang seketika mengetatkan rahang Hagen begitu mendengarnya.Dia menoleh sejenak ke arah tangan kanannya itu dengan sebelah alis naik mendekati dahi, menandakan bahwa dia menginginkan penjelasan lebih.“Mereka bertemu di star kafe,” ucap Frank, memberitahu lokasi pertemuan antara Alfred dan Hestia. “Kami tidak bisa memastikan apa yang sedang mereka bicarakan,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 108 I Hasilnya Negatif

    Setelah pekerjaannya selesai, Hagen pun menaruh beberapa dokumen ke sudut meja. Dia pun duduk sejenak sembari menarik napas, sebelum akhirnya mengambil salah satu bingkai foto Camellia dari salah satu laci.Cukup lama dia memandangi photograph gadis itu, namun beberapa saat kemudian Hagen pun menaruhnya ke tempat semula. Dia hendak melanjutkan beberapa pekerjaan saat tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu yang membuat pria itu berhenti sejenak.“Masuklah,” ucapnya, mengetahui siapa yang berada di luar sana.Frank pun memasuki ruangan dengan wajah masam dan pandangan lelah.Mendapati bawahannya memasang ekspresi masam, seketika saja Hagen memberi tatapan bertanya, yang langsung Frank jawab dengan nada kesal.“Pria itu masih di Denver.”Sebelah alis Hagen pun mendekati dahi, dan pria itu mengangguk samar sembari terus melanjutkan pekerjaan yang tadi tertunda.Melihat sikap acuh tak acuh atasannya, Frank me

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 109 I Twisted

    “Kenapa aku tidak dibolehkan untuk masuk? Apa kau tidak tahu siapa aku?” jerit Irene dengan wajah memerah marah.Gadis itu bahkan telah menampar satu penjaga, namun tidak ada yang berani mengusir secara terang-terangan. Yang pria-pria itu lakukan hanyalah melihat serta meminta Irene untuk pergi secara baik-baik.“Biarkan aku masuk ke dalam! Kalian tidak berhak memperlakukan seperti ini!”Beberapa kali gadis itu mencoba melukai para penjaga yang tampak berat hati untuk mengusir secara paksa.Sementara itu, Erlinda yang sejak tadi mengawasi keributan di depan gerbang melalui CCTV yang terpasang di ruang keamanan hanya bisa diam memperhatikan. Dia mencoba menghubungi Frank yang seketika menjawab panggilan.“Ada apa?”“Gadis itu datang lagi,” ujarnya, memberi pengaduan disaat mata terus memperhatikan pertengkaran antara Irene dengan seorang petugas keamanan yang baru. “Dia bahkan sudah menamp

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27

Bab terbaru

  • Obsesi Tuan Hagen   TAMAT

    Camellia baru saja terbangun, dan dirinya menatap puas dengan pandangan berbinar pada pria yang masih terlelap di samping tempatnya berbaring. Dengan ujung jemari yang menari-nari di atas kulit telanjang pada punggung pria itu, Camellia mencoba menahan diri agar tidak tertawa, terutama ketika Hagen menggumamkan sesuatu di dalam tidurnya. Tahu bahwa dia hanya akan membangunkan singa yang lapar, Camellia memilih untuk segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah beberapa waktu kemudian, Hagen tampak masih tertidur dengan posisinya semula, sehingga Camellia membiarkannya dan terus melangkah ke arah balkon. Gadis itu tampak menikmati semilir angin pagi yang menyuguhkan pemandangan hutan beton di hadapan. Sembari menyeduh susu cokelat hangat, tatapan Camellia tertuju pada arakan langit cerah yang memenuhi kota New York. Dia hendak menyesap minumnya kembali, saat tiba-tiba sepasang tangan kekar memeluk dari arah belakang. “Morning, Princess,” sapa Hagen, s

  • Obsesi Tuan Hagen   EKSTRA PART 4

    Saat Ini, di Luna Star Hotel. Honeymoon On New York.Di salah satu kamar Luna Star Hotel, ditemani cahaya remang-remang. Aroma kopi yang maskulin dan wangi mawar yang berpadu. Camellia menatap punggung lebar dan kokoh yang membelakanginya dengan desah napas yang teratur.Otot-otot liat itu menggoda mata Camellia untuk tidak berpaling sedikit pun. Namun, bukan itu yang membuat Camellia masih terjaga kendati jam dinding mewah yang tergantung di depan pintu sudah menunjukkan pukul tiga pagi.Matanya belum perpaling ketika punggung kokoh serupa Dewa Yunani itu berbalik dengan sepasang mata yang menghunjam Camellia. Warna hitam obsidian yang bersinar itu menatap langsung ke arah bola mata Camellia.Dia tidak mampu mengontrol detak jantungnya yang berdesir cepat ketika Hagen memamerkan senyum tipis yang menghiasi wajah rupawannya tersebut.“Mengapa kau belum juga tidur?” Suara parau yang berat dan dalam itu seolah menyedot semua akal sehat Camellia.Camellia tidak mampu menjawab. Tubuhnya

  • Obsesi Tuan Hagen   EKSTRA PART 3

    Camellia tidak tahu harus melakukan apa dalam situasinya saat ini, sehingga dia hanya mendengarkan suara hangat pria itu yang kini menggelitik telinganya.“Cukup anggukan kepalamu jika kau setuju.”Mendengar instruksinya, Camellia pun mengangguk cepat.Jelas sekali bahwa gadis itu tengah ketakutan.Menyadari hal itu, pria yang kini membekapnya pun tampak berusaha menenangkan.“Sssttt … aku tidak berniat melukaimu. Yang aku butuhkan hanya bantuan.”Seketika, Camellia pun menarik napas dalam-dalam sembari memejamkan mata untuk menenangkan diri. Ketika dia dapat mengontrol rasa takut yang sempat menguasai, gadis itu mengangguk samar dan pelan. Tetapi, tetap saja pria bersuara maskulin yang menenangkan di balik punggungnya tidak melepaskan bekapan tangan dari mulutnya.“Seseorang tengah mengincar keberadaanku, dan jika kau bisa menyembunyikanku sampai supirku tiba, maka aku akan melakukan apa saja untuk melindungimu di masa mendatang.”Mendengar penjelasannya, tanpa Camellia sadari, manik

  • Obsesi Tuan Hagen   EKSTRA PART 2

    Beberapa Minggu setelah pertemuan dengan Jeff, Camellia tampak lebih berhati-hati dengan sekitar.Sesekali gadis itu merasakan seseorang tengah mengikutinya, dan hal itu semakin membuat Camellia merasa tidak aman jika jalan sendirian, walaupun hanya sekedar melakukannya di lingkungan sekolah yang ramai oleh lalu-lalang siswa lainnya.Camellia lebih memilih untuk mengajak Bella agar dapat menemaninya kemanapun dia pergi. Hal ini tentu saja membuat gadis enam belas tahun itu bertanya-tanya akan perubahan sikapnya.“Ada apa denganmu? Mengapa kau terlihat seperti orang yang ingin menyembunyikan diri, Lia?”Mendengar itu, kepala Camellia pun menggeleng samar.Akhir-akhir ini dia lebih banyak diam, terutama setelah acara pentas seni, dimana sang ayah tidak menghadiri undangan yang telah Camellia berikan pada butler keluarganya.Dia tidak tahu dimana letak kesalahannya. Padahal kehadiran ayahnya sangat Camellia tunggu waktu itu.Dan, sepulang dari acara pentas seni, dia pun menanyakan alasan

  • Obsesi Tuan Hagen   EKSTRA PART 1

    Lancester, Tiga Setengah Tahun yang lalu.Camellia baru saja pulang dari sekolah, saat tiba-tiba salah satu butler menyambutnya dengan wajah sedikit masam. Jelas sekali, terjadi sesuatu sehingga membuat seisi rumah menjadi sangat tidak bersahabat dan bersitegang.Mendapati keadaan itu, Camellia pun melirik kembali pada jajaran mobil mewah yang terparkir di halaman.Biasanya, sang ayah; Edgar Duncan, selalu mengundang beberapa orang paling berpengaruh di Lancester dan Denver untuk mengadakan rapat bulanan yang selalu diadakan di rumah mereka.Pemandangan mobil mewah memenuhi parkiran bukanlah hal yang asing baginya. Namun, gadis muda itu tampak khawatir, karena setiap kali pertemuan itu dilaksanakan, pasti ada saja sesuatu yang janggal terjadi.Misalnya beberapa bulan lalu, salah satu anggota parlemen di Lancester menghilang secara misterius, dan keluarga dari parlemen tersebut tidak lagi terdengar kabarnya seminggu kemudian. Dan, Camellia tahu penyebabnya, tidak lain adalah rahasia di

  • Obsesi Tuan Hagen   Epilog

    Tidak ada yang lebih bahagia dari pasangan Hagen dan Camellia, yang kini berdansa di tengah-tengah ballroom yang dipenuhi oleh orang-orang terdekat mereka. Tidak hanya itu, beberapa orang berpengaruh di Lancester dan juga Denver tampak berkumpul di bawah atap yang sama, menari, berbicara dan tertawa dengan siapa saja yang mereka temui di Kastil Petunia.Camellia yang tampak sangat cantik dengan gaun satin berwarna putih, memahat sempurna pada lekuk tubuh feminimnya, hingga mampu membuat mata Hagen berbinar hanya dengan menatapnya.Pria itu bahkan tidak bisa menjauhkan tangannya dari pinggang ataupun jemari lentik gadis itu.Jelas sekali, keduanya hanyut dalam dansa dengan melody lambat di bawah lampu kristal yang menghiasi langit-langit ballroom.Sementara itu, tidak jauh dari keduanya, Erlinda dan Cintya yang juga berdandan cantik dengan gaun berwarna pastel senada, tampak mengagumi pasangan berdansa yang berada di tengah-tengah ruangan.“Ahhhh … aku benar-benar menginginkan pernikah

  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 169 I Dia Tidak Akan Tahu

    Petunia tidak seperti hari-hari biasa. Kini, kastil megah itu dihiasi oleh berbagai rangkaian bunga yang menghiasi setiap dinding, meja, dan sudut-sudut ruangan. Bahkan, dengan sangat spesifik, Hagen memesan beberapa jenis bunga atas saran dari Jaxon Bradwood.Tentu saja hal itu dikarenakan mereka menghindari insiden di masa lalu, dimana pernikahan Jaxon berakhir bencana akibat Mia alergi bunga Snow on Mountain. Dengan sangat hati-hati, orang-orang yang bekerja di Kastil Petunia pun memilah dan mengawasi setiap bunga yang datang sebelum menyebarkannya di beberapa tempat.Frank bahkan tampak lebih sibuk dari biasanya.Kini, stelan hitam pria itu dilengkapi alat komunikasi yang terpasang di telinga.Dan dengan mata elangnya yang mengawasi jalannya persiapan, Frank memberi sedikit instruksi di sana sini pada penjaga kastil yang berkeliling dari satu ruang ke ruang lainnya.Sementara itu, Erlinda tampak sibuk menyiapkan beberapa kamar untuk setiap tamu yang akan menginap. Begitu pula deng

  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 168 I Aku Mencintaimu, Camellia

    Hagen menemani Camellia saat mengunjungi Edgar Duncan di rumah sakit. Dengan perasaan yang berat, Hagen menyadari bahwa pria tua di hadapannya benar-benar tidak memiliki harapan untuk umur panjang, membuat pandangannya jatuh pada Camellia yang tampak setia menunggu sang ayah yang terbaring layaknya tubuh tanpa nyawa dengan bantuan penunjang kehidupan di atas tempat tidur.Tanpa sedikit pun mengganggu gadis itu, Hagen bergegas keluar dari ruangan dan memilih duduk di salah satu rangkaian kursi tunggu, yang berada tepat di depan ruang perawatan Edgar Duncan.Sesekali Hagen menarik napas sembari menengadah pada langit-langit lorong rumah sakit.Saat itulah dia menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menyembunyikan keberadaan bayi mungil yang kini diberikan pada Danny Johanson.Cepat atau lambat, Camellia harus mengetahui keberadaan bayi itu. Meskipun keduanya tidak berhubungan darah, tetapi Talia Duncan tetaplah adik bagi Camellia. Dan, tidak mungkin dia akan diam saja saat mengetahui sem

  • Obsesi Tuan Hagen   BAB 167 I Pergulatan Di Ranjang

    “Kau sudah membawa semuanya?” tanya Hagen pada Frank begitu dirinya tiba di Petunia.Setelah meninggalkan Denver, Hagen memutuskan untuk meminta bawahannya agar mengantarkan Camellia kembali ke rumah. Dan mereka pun tiba dalam waktu terpisah.“Aye, Boss,” jawab Frank diikuti anggukan. “Nyonya ada di dalam kamar. Beristirahat,” ujar Frank, yang segera merubah panggilannya pada Camellia.Dalam waktu sangat singkat, kabar pernikahan keduanya pun menghebohkan para pelayan di Kastil Petunia. Bahkan, tidak sedikit yang merayakan bergabungnya nyonya baru di sana. Setidaknya, Hagen telah memilih wanita yang tepat, dan bukannya wanita seperti Irene yang pasti akan menyiksa para pelayan.“Aku meminta Jaxon untuk mengurus Alfred,” ucap Hagen secara tiba-tiba, yang tentu saja membuat Frank mengerti akan maksudnya.Kepala keamanan Petunia itu tampak mengangguk paham dan setelahnya berdeham pelan.“Aku akan datang ke kediaman Ryder untuk memberikan kabar.”Mendengar ucapan bawahannya itu, Hagen tid

DMCA.com Protection Status