Beranda / Romansa / Obsesi Terlarang / 5. Aplikasi Dating

Share

5. Aplikasi Dating

Penulis: Camaraderie
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-22 15:05:22

“Yeay ... akhirnya cuti juga kita,” pekik Kania yang sudah kembali merangkul lengan milik Kejora.

Gadis dengan rambut panjang yang bercat violet itu ikut tersenyum saja dan memaklumi tingkah dari sahabatnya itu. Sudah satu tahun dirinya bekerja di Nanotechnology Central Corp, milik keluarga Tanuwijaya itu.

“Iya ya? Di sini bekerja rasanya tak mendapat hari libur, padahal di Belanda aku bisa cuti dua bulan loh ...,” seloroh Kejora yang menimpali ucapan Kania saat ini.

Kania, wanita dengan rambut yang tergerai dan seragam yang mencolok menurut Kejora itu menyambar penuh bersemangat dengan suara melengkingnya, “kamu tuh aneh tau nggak sih, Jora?! Di sana udah enak kamu kerja nggak sesusah di sini, malah pindah ... apa yang lagi kamu cari coba?” Kania menggeleng-gelengkan kepalanya saja saat ini.

Kejora sedikit banyaknya menghindari matanya pada bagian tertentu yang menatap tepat di selangka Kania yang tersibak. Dia memerah juga merasa seperti anak gadis yang ketahuan mengintip pangeran pujaannya.

Kejora meringis sebentar, kepalanya diarahkan sedikit ke samping dan berbisik, “kamu ... semalam menginap dengan Mas Adam ya?”

Kania menoleh, matanya membulat dan bibirnya terbuka, ingin bersuara namun jadinya malah kelabakan. “Kok tahu?” tanyanya.

“Lain kali, kissmark-nya di tempat tertutup, jangan pas kesibak kemejanya itu merah-merah kelihatan dong,” balas Kejora dengan nada dramatis.

Deg!

Shock!

Wajah Kania memerah, tangannya segera menarik kemejanya sendiri saat ini sambil mendumal. “Ish! Mas Adam tuh kebiasaan, ganas mainnya! Sudah kubilang juga,” gerutunya terus menerus.

Kejora terkekeh mendengarnya, padahal kalau di Belanda, mau orang melakukan hal senonoh di tempat umum saja sudah terbiasa disaksikannya, kalau di sini? Ketahuan ada kissmark akan digoda habis-habisan.

“Kan kamu juga yang setuju berkencan dengan Mas Adam usai bertemu ketiga kalinya?”

“Iya sih, tapi nggak gini dong! Mas Adam tuh ganas, asli deh ... kalau keluar di dalem sih bunting aku!” cerocos Kania dengan sumbarnya.

“Heump ... heump ....” Tangan Kejora sudah membekap mulut sahabatnya itu, dia merasa malu juga kalau orang lain ikut dengar.

“Itu. Sudah dijemput tuh sama pacar online-mu, ayo!” pekik Kejora mengalihkan perhatian Kania.

Mereka segera menyongsong kehadiran pria bertubuh tinggi dengan kulit hitam manis khas pria jawa yang tengah berdiri di samping mobilnya sambil menatap kedua wanita yang berlari penuh semangat ke arahnya.

“Halo Kejora ...,” sapa pria berambut klimis dengan pakaian kantornya yang terbilang formal, menyapa terlebih dahulu pada Kejora yang berdiri di samping Kania.

“Halo Mas Adam,” balas Kejora dengan senyum sopannya.

Kania sendiri berdecak kesal. “Ck! Mas Adam kok sapa Jora duluan sih?! Yang jadi pacarnya siapa coba?!” protes Kania namun tangannya tak urung menggaet lengan kekar milik Adam.

Kejora sendiri memperhatikan bagaimana Adam memperlakukan Kejora dengan penuh kelembutan. Sedikit banyaknya dia meringis juga saat ini. dia ... jomblo, begitu sebutan yang diberikan oleh Kania kepadanya.

“Jora sudah seperti adik Mas loh ... nggak usah cemburu gitu, tetap kamu yang ada di hati Mas, nomor satu ...,” rayu Adam yang membukakan pintu untuk Kania dan juga Kejora.

“Yah, aku jadi orang ketiga lagi deh ini,” ejek Kejora sembari mengusili temannya.

Adam sendiri tergelak mendengarnya, cara bicara Kejora yang masih formal menggunakan bahasa indonesia terdengar begitu polos.

“Makanya cari pacar dong, kita kan mau liburan ke Bali, masa kamu nggak ada gandengan? Nggak mau nanti kami pacaran terus kamu ganggu,” sela Kania sambil membalas mengejek Kejora.

“Aish!” Kejora hanya bisa mengumpat saja karenanya.

“Buat aja di Badiuu, kan lumayan kalau bisa gaet satu dua cowok yang bisa bayarin makanan?”

Lihat kan?

Kejora memutar bola matanya merasa jengah, karena kesekian kalinya Kania memintanya untuk membuat akun di aplikasi dating seperti ini.

“Lagian nggak ada salahnya juga kali, Ra. Kamu kan jomblo? Sah-sah aja tuh, emang kamu mau selamanya hidup sendirian? Kalau ada apa-apa gimana, kalau kami lagi nggak sama kamu?” seloroh Kania dengan entengnya.

Kejora kembali memutar bola matanya, tangannya bersedekap di depan dada. Wajahnya sudah terlanjur menampilkan rasa kesalnya.

“Kamu mendoakan aku celaka ya?” balasnya.

“Ya nggak gitu juga sih, Ra ....” Kali ini Kania diam, merasa tak enak hati.

“Hahaha! Makanya kamu jangan asbun dong, Yang ... Kania emang kalau ngomong nggak disaring dulu Ra ... tapi, memang kami khawatir loh sama kamu, sendirian di rumah itu, kalau ada apa-apa Mas Adam juga kan nggak setiap hari bisa tau kabarmu,” timpal Adam yang ikut mendukung pernyataan Kania saat ini.

Kejora merasa terharu dengan kedua orang itu, dari pertama berkenalan mereka yang sedikit banyaknya membantu dirinya.

Terkadang dia juga iri melihat kemesraan Adam dan Kania. Sangat berbeda jauh dengan pasangan-pasangan di Belanda yang pernah dia temui dan juga mantannya yang pernah dia pacari. Seolah-olah mereka merasa dibutuhkan saat ini, dan begitu menghargai wanitanya.

“Ya nanti aku coba buat.” Akhirnya Kejora membuatkan pernyataan yang semakin membuat Kania senang.

“Aku aja yang buatin, kamu cukup duduk anteng aja, mana hapenya?!”

Lihat kan? Kenapa Kania yang menjadi paling bersemangat saat ini?

“Ini yang ngebet kamu apa Kejora sih Yang sebenarnya?” Adam pun ikut mencurigai kekasihnya sendiri.

Kejora masih mendorong trolley yang ada di tangannya. Mereka tengah berbelanja kebutuhan bulanan. Memang setiap bulannya mereka berbelanja bersama dengan satu bodyguard yang menemani mereka, Adam tentu saja.

“Mas Adam, bisa tolong ambilkan yang itu?” tunjuk Kejora pada produk kalengan yang berada di rak teratas itu.

Keuntungan yang didapatkan ketika Adam ikut dengan mereka.

Dank je well,” ucap Kejora sambil memasukkan barang yang ada di tangan Adam ke trolley yang didorongnya.

(Terima kasih,)

“Hahaha ... liat deh, Ra, ini kaya loh ....” Kesekian kalinya, Kania menunjukkan profil para pria yang dibilangnya bagus.

“Kaya gimana? Itu mah barangkali Cuma numpang foto aja, jangan percaya sama cowok-cowok begitu, Ra,” timpal Adam yang masih menyetir mobilnya.

Kejora hanya tersenyum-senyum geli mendengarnya.

“Eh, ada yang chat nih, balas gih!” Kali ini Kania memberikan ponsel milik Kejora ke pemiliknya sendiri.

Mike Gilbert

[Hi, how was your day?]

Dan dia bule.

Kejora berharap mendapatkan pria lokal kenapa jadi pria bule yang menyapanya di pesan singkat ini.

Dari profilnya, terlihat bahwa si bule menyukai pantai. Pria berdiri dengan papan selancarnya.

Kejora Senjakala

[Halo, my day was so nice,]

Percakapan yang terbilang biasa namun Kania merasa heboh juga. “Oh em ji! Bule dong! aduhhh, ganteng begini lagi, fiks kamu harus pacaran sama dia!” Kania bersemangat sekali mendukungnya untuk berpacaran dengan bule.

"Kok jadi kamu yang semangat Yang?"

Mau tak mau Kejora tertawa melihat pasangan itu.

Bab terkait

  • Obsesi Terlarang   6. Kopi Darat

    “Okey, we can meet later in BIP, is that okey?” Kejora tengah berbicara dengan seseorang di balik telpon. Dengan pekerjaan yang masih menumpuk akibat akhir tahun dan audit besar-besaran, maka semua karyawan terkena dampaknya, seperti Kejora salah satunya. Dia bolak-balik ke ruangannya lantas menuju ruangan lain, membuat laporan, menyocokkan dana dan sebagainya sembari dengan benda pipih bernama android itu menempel terjepit antara bahu dan telinganya saat ini. Kania sendiri sudah tak terkena masalah beruntun, karena memang dia hanya menghitung pengeluaran sang atasan saja dan setiap minggu dia membuat laporannya, berbeda dengan bagian administrasi keuangan bidang lainnya, seperti Kejora salah satunya. Dia malah mengekori Kejora yang bergerak ke sana kemari tanpa henti bak setrika yang tengah menghangatkan pakaiannya. “Okey, we will meet at 07.00 pm, bye ....” Kejora menutup panggilannya dan mendesah lelah. Di tang

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-23
  • Obsesi Terlarang   7. Gugup Di Hadapannya!

    Kejora tak pernah tahu kalau bertemu pria bule bernama Mike ini menimbulkan efek berkepanjangan. Jelas-jelas pria itu memiliki pesona mematikan dengan mata biru dan rambut jagungnya yang dibiarkan berantakan malah menimbulkan kesan seksi yang tak terkendali saat ini. Tangannya mendadak mengeluarkan keringat dingin nan deras dan jantungnya terus berdetak hebat menyuarakan kegugupannya yang kian kencang seiring matanya menatap dalam-dalam sosok bertubuh tinggi besar tengah menuju ke arahnya sembari melemparkan senyuman mautnya. Deg! Deg! Deg! ‘Berhenti kau jantung sialan!’ maki Kejora dalam hatinya sendiri saat ini. Degupan jantungnya seolah-olah terdengar sampai keluar, dia merasa semua orang memperhatikannya dan mencuri-curi pandang ke arah Mike. Jelas saja, pria itu memang paling berbeda penampilannya di kafe ini. Batinnya tengah bergulat mencoba menghentikan rasa gugupnya, bibirnya terkaatup rapat seiring denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-25
  • Obsesi Terlarang   8. Mencari Wanita Online

    Siapa yang menyangka seorang Kejora bisa terus memikirkan pria di dalam otaknya untuk saat ini? Bahkan dirinya sendiri pun tak menyangka akan bisa seperti ini, terperangkap dengan sosok Mike yang satu minggu lalu ditemuinya. “Kejora, kamu bisa ikut saya rapat ke perusahaan Angkasa Jaya?” ajak atasan Kejora yang merupakan direktur keuangan di sana. Deg! Srekkk! Brak! Perempuan yang dipanggil namanya itu setengah menggebrak meja karena terkejut. Kejora yang tengah duduk melamun terperanjat seketika saat mendengar suara atasannya yang tiba-tiba sudah berdiri di depan mejanya saat ini. Matanya hampir menggelinding seiring dengan jantungnya yang siap meluncur bebas.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-28
  • Obsesi Terlarang   9. Sama-Sama Dijemput

    Kalau waktu menjadi pemerhati untuk kedua insan yang saling beradu pandang, maka jelas waktu adalah sesuatu yang bisa dirasa tanpa bisa dilihat dan diraba. Semuanya menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Seperti Andromeda yang tak paham kenapa dirinya capek-capek ikut menunggu dan terus memerhatikan Kejora yang tengah menunggu sang pujaan. Tanpa ada sapaan, tanpa ada bicara dan hanya bertatapan sebentar namun dia memiliki rasa yang aneh tak terdefinisi dalam sanubarinya sendiri saat ini. *** Kejora mendesah bingung, dia menatap ponselnya lama dengan jari yang mematung, menjadi penyangga untuk ponselnya sendiri. Begitupun Andromeda yang melihat terus menerus profil Kejora, merasa aneh dengan gelagat hatinya yang tak membolehkan dirinya menggulir layar ponselnya sendiri. Jarinya bahkan bisa bimbang dalam menentukan akan memberikan love atau tidak. Lucu sekali reaksi tubuhnya saat ini. Matanya seolah-olah ada yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-03
  • Obsesi Terlarang   10. Kembali Bertemu

    Suara gaduh di pelataran benar-benar membuat Kejora risih, apa memang di sini jarang melihat pria barat? Oke, wanita asia suka sekali dengan pria Eropa. Jangan salahkan mereka, dia pun sama sukanya saat ini. Sangat lucu bagi Kejora sendiri ketika dirinya pun ikut mengagumi Mike yang datang menghampirinya. Clarissa, wanita yang menggandeng tangan Andromeda itu juga tak kalah menganga seiring matanya yang menatap Mike, pria bule berambut red ginger. Sangat langka. “Wah, cewek itu seleranya mantap juga, pria bule. Tapi, dianya sih ... biasa aja,” tutur Clarissa ikut berkomentar di samping Andromeda. Andromeda tak suka mendengarnya, kenapa wanita harus mengagumi sosok makhluk kolonialisme itu? Dia berdecih, “cih! Memang apa bagusnya mereka? Kalau begitu kenapa kamu tak mencari partner ONS bule juga?” tanya Andromeda masih dengan nada arogannya saat ini. Clarissa, wanita cantik nan modis, dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-08
  • Obsesi Terlarang   11. Seksi!

    “Aaa!!! Tidak mau!!!” Teriakan nyaring dari mulut Kejora terdengar melengking. Ini akibat dari Mike yang menggelitiki perut Kejora. Mereka tengah bercanda tawa di pinggir pantai. Usai pertemuan kedua dan ketiga, Mike setuju ikut berlibur bersama Kejora dan kedua sahabatnya yang lain, Kania dan pacarnya. Mereka tengah berlibur ke Bali. “Makanya jangan bermain-main denganku, hahaha ....” tawa puas Mike bahkan terdengar menggelegar. Tadi, Kejora hanya mengerjai Mike untuk memakan makanan yang terbuat dari kaki ayam. Mike yang tak pernah mencoba merasa jijik dan membayangkan bagaimana bisa kaki hewan yang tak berpelindung itu dimakan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-23
  • Obsesi Terlarang   12. Berkejar-Kejaran di Pinggir Kolam

    Di tengah malam yang dingin, pria berdarah Eropa itu harus puas dipukuli oleh Kejora yang tak terima karena Mike melihatnya mengenakan bikini. Meski sekarang gadis itu sudah mengenakan handuk yang menutupi hampir seluruh tubuhnya namun tetap saja, Kejora merasa sudah ternodai oleh Mike. “You are pervert Mike!!!” Lagi-lagi dia berteriak kencang, memekakkan telinga Mike tanpa ampun. “Wait! Wait! Wait! Please stop Jora, i am just kidding, au! Stop Jora ... stop ....” Mike menangkap kedua pergelangan tangan Kejora yang terdampar di dadanya. Kejora terdiam, dia membisu karena pandangan netra biru Mike mengunci matanya saat ini. Wajah Mike yang tampan dengan tatapan intens miliknya tertuju pada Kejora. Kejora membeku, tubuhnya kaku tak bisa digerakkan. Otaknya menjadi lumpuh hanya karena tatapan misteri yang diberikan oleh sang Dewa Adonis saat ini. Grep! Srek! Satu hentakan kuat menarik tubuh mungil Kej

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Obsesi Terlarang   13. Setitik Kalimat Sapaan

    Saat debur ombak mulai menggulung hebat tanpa henti, saat itu juga Kejora harus dibuat terkejut akan apa yang tengah dikatakan oleh Mike saat ini. Di pinggir pantai yang sepi, usai mereka mengendarai motor dan berboncengan, Kejora tak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta mendadak saat ini. Telinganya berdenging saat ini. “I like you, lets we make our relationship?” ucap Mike dengan lantang. Pria itu berdiri di hadapan Kejora dengan rasa percaya dirinya yang tinggi. Namun, di sisi lain dia merasa gugup saat berusaha menyatakan ketertarikannya. Kejora terpekur mendengarnya. Dia diam dengan mata yang berkedip-kedip cepat, namun .... Tidak ada kupu-kupu dalam perutnya yang bergerombol memaksa keluar, meskipun dadanya bergemuruh hebat. Tangannya meraba dadanya sendiri. Seharusnya dia senang karena Mike mengungkapkan perasaannya namun .... Keduanya saling te

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26

Bab terbaru

  • Obsesi Terlarang   Ekstra Part

    Larasduduk termangu menopang dagu pada kosen jendela kamarnya. Wajahnya yang pucat itu basah karena percikan hujan. Larasmengulurkan tangan, tetesan air hujan berkumpul di telapak tangannya. Berjatuhan ketika ia mencoba menggenggamnya.Ia menatap ke seberang jalan. Matanya menangkap sesosok laki-laki yang berlari menerobos hujan. Menuju jendela kamar tempat ia duduk. Langkahnya begitu cepat karena tungkainya yang panjang. Hanya perlu waktu sebentar saja dan sekarang ia sudah berdiri di hadapan Hanna.Larasberdiri dari duduknya, dengan dua alis yang saling bertaut ia menatap lekat wajah laki-laki yang berada di hadapannya. Senyum seindah bulan sabit tergambar di wajah si laki-laki, lalu tangan dinginnya membelai pipi Larasyang basah.“Hai Han,” sapa si laki-laki di tengah derasnya hujan.“Ilham …,” balas Laraslirih, hampir tak terdengar.Ilham, laki-laki itu merengkuh kedua tangan kecil Lara

  • Obsesi Terlarang   Epilog

    “Mom, kapan kita akan bertemu dengan Iriana lagi?” Anak laki-laki berumur 9 tahun terus saja bertanya soal bertemu dengan Iriana, membuat Kejora tersenyum.“Inginnya kapan?” Kejora mengelus lembut rambut milik putranya itu. Rambut coklat yang menuruni gen darinya dan juga rambut yang selalu dielu-elukan oleh neneknya.“Barta inginnya bertemu besok!” seru anak itu sambil sesekali memeluk leher milik ibunya.“Ya, besok kita akan terbang ke Indonesia, mengunjungi Iriana, ok?”“Hu’um!” Barta menganggukkan kepalanya bersemangat, membayangkan wajah gadis kecil yang ditemuinya 3 tahun lalu itu dan merindukannya.“Memangnya kenapa ingin bertemu dengan Iriana? Dia menangis saat kamu mengejarnya tuh,”timpal Mike yang baru saja pulang dari kantornya.Dia mengecup lembut kening Kejora lantas duduk di samping istrinya. Kejora sendiri tersenyum saja, seperti biasan

  • Obsesi Terlarang   Baby Shower

    Mikesedang membantu Kejoramengeringkan rambutnya setelah tidur semalaman efek dirinya yang membuat Kejorakelelahan karena ulahnya. Bahkan senyumannya pun tersungging jelas tanpa surut barang sedetikpun.Kejoraikut tertular senyuman itu. Dia memotret posenya dengan perut besar dan dibelakangnya Mikesedang berkonsentrasi mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, dia paling anti dengan hairdryer, penyebab dirinya mengeringkan rambutnya dengan handuk terus menerus.Dia memotretnya melalui pantulan cermin, aestetik! Dengan lancar dirinya mengunggah di media sosial miliknya. Hitungan menit saja sudah banyak like yang didapatkan bersamaan dengan kolom komentar yang mulai ramai itu. Dia terkikik geli membacanya.“Kok ketawanya sendiri sih?” protes Mikesambil mengalungkan lengannya memeluk leher Kejora. Dia selalu senang menghirup aroma yang menguar dari tubuh istrinya itu, bagai candu yang mampu

  • Obsesi Terlarang   Rasanya ....

    “Kenapa ada susu hamil?” Kejora yang tengah memeriksa laci dapur pun melihat dua kotak susu. Dia ingat sedari kemarin Mike selalu memberinya susu hamil.“Kita periksa kandungan bukan?”Kembali Kejora bersuara, wajahnya datar dan nada bicaranya dingin bukan main, merasa kalau Mike memiliki sesuatu yang disembunyikan.Mike yang baru saja pulang dari bekerja pun meringis bingung. Dia tak menyangka Kejora akan segera mengetahuinya. Dia terlalu bodoh sampai-sampai dia sendiri malah ketahuan. Susu hamil! Gara-gara susu itu dia mulai ….“Sayang, itu ….”“Apa kamu berpikir aku akan menggugurkannya sama seperti saat itu? Kau gila jika aku berpikir begitu Mike!” seru Kejora sambil melemparkan sekotak susu mengenai tubuh suaminya.Miketertegun mendengar jawaban Kejora. Dia begitu merasa tertohok karena pertanyaan Kejoradengan mata sayunya yang memandan

  • Obsesi Terlarang   Tanpa Dia Tahu

    Dua bulan pernikahan memang sudah menjadi suatu kebiasaan baru bagi Kejora. Wanita itu sudah terbiasa dengan kehadiran Mike di sampingnya dan pasti memeluknya juga. Lengan kekar Mike selalu berakhir melingkar di perutnya.Apalagi saat dirinya berbalik dan mendapati tubuh Mike yang setengah telanjang menjadi pemandangan pertama yang dijumpai oleh matanya.Namun, memandangi wajah pulas Mike berlarut-larut malah memancing mual sampai Kejora berlari menuju wastafel. Mike yang mendengarnya membuka mata seiring suara berisik yang timbul oleh Kejora saat ini.Hoek! Hoek!Kejora berkali-kali memuntahkan isi perutnya.Melihat Kejora yang pucat semakin membuat khawatir Mike. “Are you ok?” tanyanya sambil memapah Kejora.Kejora menggeleng pelan.***Kejoramasih duduk melamun sendirian. Dia yang terlalu polos hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja saat ini. Benar-benar bukan hal biasa baginya

  • Obsesi Terlarang   Malam yang Indah

    Benar-benar terasa indah jika seperti ini dengan kencan dan senyum yang ditawarkan. Kejoramemegang tangan besar Mikesepanjang perjalanan menuju tempat pulang. Berkendara di malam hari setelah berkencan memang menyenangkan.Hatinya sangat terasa bahagia hanya karena bisa berduaan dengan Mikesaat ini. Malam yang sepi dengan hujan deras menghias jalanan sampai-sampai jalanan di malam hari yang biasanya tak pernah sepi kini lengang termakan derasnya hujan.Mikemasih berfokus menyetir membawa mobilnya, namun entah kenapa dia mengingat suatu hal yang paling ingin dilakukannya saat ini. Mencumbu Kejorasampai mencapai klimaksnya.“Sayang,” panggil Mikedengan mata yang masih memandang ke depan.“Heum?” Kejoramenunggu kelanjutan perkataan Mike.“Kita ke hotel saja yuk? Rasanya kita tak pernah berbulan madu…,” bisiknya lirih.Kejoratercenung men

  • Obsesi Terlarang   Kencan Murahan

    “Sedang apa?” Mike melingkarkan tangannya di perut rata milik Kejora.Wanita itu sudah berganti pakaian usai sore tadi mereka melakukan resepsi.Kejora menggelengkan kepalanya pelana, “hanya melihat sekeliling saja. Aku bosan,” keluhnya.“Mau jalan-jalan?”Tawaran Mike membuat Kejora membalikkan tubuhnya dan memandangi suaminya dengan penuh semangat dan dia menganggukkan kepalanya.Mikememegangi tangan Kejora. Mereka tengahberjalan berdua mengelilingi area pasar malam yang berwarna-warni lampunya itu.Kejoramengamati kemana Mikemelangkah saat ini. Langkah kaki Mikemembawanya menuju penjual gulali. Permen kapas berbentuk love yang sengaja dibelinya untuk istrinya. Kejoratak menyangka, dia tercenung melihat bagaimana pria yang menjadi suaminya itu mau melakukan hal-hal receh seperti ini.Mikemenyodorkan permen kapas yang terbungkus plastik

  • Obsesi Terlarang   Mencintaimu!

    Mempersiapkan pernikahan tentu tak mudah, apalagi Mike sengaja tak ingin melibatkan orang tua. Dia justru ingin memberikan kejutan pada semua bagaimana konsep pernikahan yang akan dia berikan. Bahkan, Kejora pun hanya boleh tahu gaun yang akan mereka kenakan saja. Tidak dengan konsep juga gedungnya. Padahal saat lamaran, Mike banyak bertanya apa keinginannya. Tentu semua itu terasa menyebalkan untuk Kejora, tapi dia percaya Mike akan melakukan semua yang terbaik.Semakin melihat perjuangan Mike akhir-akhir ini hati Kejora semakin luluh. Bahkan seperti remaja yang baru mengenal asmara, sekali saja Mike tak mengangkat panggilannya, Kejora akan menangis. Atau saat dia rindu, Mike justru tak bisa datang, dia akan marah. Mungkin dia sudah terkena pelet cinta yang disebarkan oleh Mike dengan semua perhatiannya.Mengetahui jika Kejora sudah sampai seperti itu padanya, hati Mike tentu saja bahagia. Maka itu dia tak main-main dalam mempersiapkan semuanya. Untuk calon istrinya.

  • Obsesi Terlarang   Lamaran

    Sehari setelah pernikahan Andromeda dan Laras, Kejora diminta Rina dan Marje untuk ke rumah sakit bersama mereka. Pada awalnya, tentu Kejora banyak bertanya karena bingung ada gerangan apakah dia harus ke rumah sakit. Ternyata saat berada di sana, dia melihat sendiri tubuh laki-laki yang merupakan ayah kandungnya sedang lemah tidak berdaya. Kelvin harus di rawat di rumah sakit karena penyakit jantung yang dia derita.Kejora tak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa menatap dengan sedih saat memasuki ruangan itu."Kejora," panggil Kelvin pelan saat melihat putrinya membuka pintu ruangannya."Papa," bisik Kejora sambil melangkah mendekati ranjang.Dia membenci Kelvin, sangat, apalagi setelah tahu karena hubungan darah yang menjeratnya beserta Andromeda adalah karena ulah sang ayah. Namun, semua manusia pasti memiliki kesalahan, dan jika Kelvin meminta maaf atas kesalahannya tentu Kejora tak mungkin masih menaruh dendam."Duduk di sini, Nak." Kelvin me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status