Home / Romansa / Obsesi Terlarang / 9. Sama-Sama Dijemput

Share

9. Sama-Sama Dijemput

Author: Camaraderie
last update Last Updated: 2021-03-03 23:06:19

Kalau waktu menjadi pemerhati untuk kedua insan yang saling beradu pandang, maka jelas waktu adalah sesuatu yang bisa dirasa tanpa bisa dilihat dan diraba. Semuanya menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan.

Seperti Andromeda yang tak paham kenapa dirinya capek-capek ikut menunggu dan terus memerhatikan Kejora yang tengah menunggu sang pujaan.

Tanpa ada sapaan, tanpa ada bicara dan hanya bertatapan sebentar namun dia memiliki rasa yang aneh tak terdefinisi dalam sanubarinya sendiri saat ini.

***

Kejora mendesah bingung, dia menatap ponselnya lama dengan jari yang mematung, menjadi penyangga untuk ponselnya sendiri.

Begitupun Andromeda yang melihat terus menerus profil Kejora, merasa aneh dengan gelagat hatinya yang tak membolehkan dirinya menggulir layar ponselnya sendiri. Jarinya bahkan bisa bimbang dalam menentukan akan memberikan love atau tidak. Lucu sekali reaksi tubuhnya saat ini.

Matanya seolah-olah ada yang memaku, gravitasi berpusat padanya sampai-sampai dia tak mampu mengangkat kepalanya saat ini.

Dengan kembimbangan hati yang benar-benar tak terkontrol, ada harapan yang terus dicetuskan dalam otaknya saat ini. Bibirnya terkatup rapat dengan jari-jari yang semakin memberikan tekanan pada benda pipih yang berada di tangannya itu saat ini. sampai keringat dingin terproduksi keluar dari pori-pori kulitnya saat ini.

Drrrt ... drrrt ....

Kejora mengerjap terkejut, matanya kembali membulat penuh menatap layar ponselnya yang menampilkan kalimat balasan dari Mike saat ini, pria bule yang mampu menarik seluruh atensi sampai dia tak fokus untuk melakukan pekerjaannya.

[Hai, maafkan aku belum sempat mengabarimu. Seperti katamu, saya sibuk beberapa hari ini. jika tak keberatan aku akan menjemputmu setelah bekerja, bagaimana?]

Deg!

Jantungnya bahkan bisa berhenti mendadak seiring dirinya membaca kalimat singkat, lugas dan jelas itu saat ini. Benar-benar nyata! Dia memiliki banyak spekulasi negatif padahal itu belum terjadi. Benar kata Kania, dia harus mencobanya dulu untuk tahu hasilnya seperti apa.

Bibirnya sudah tertarik menipis dengan sudut yang menjorok, menampilkan senyuman indahnya yang tersembunyi.

“Jadi, bagaimana tanggapan pak Andro?”

Sebuah pertanyaan yang dikhususkan untuk Andromeda sampai pria itu mengangkat pandangannya dan Kejora ikut mengangkat kepalanya.

Deg!

Jantungnya kembali berhenti mendadak kala matanya yang beradu dengan mata tajam milik Andromeda saat ini. Senyuman yang tadi terkembang kini luntur dan menjadi rapatan bibir tanpa ekspresi.

Andromeda tak bisa mengalihkan pandangannya kalaa matanya yang masih mengingat jelas wajah Kejora di profil aplikasi kencan itu dan kini tepat berhadapan dengannya! Meski tak dekat namun mereka sama-sama memiliki posisi yang tepat untuk saling melempar pandangan.

Mata tajam itu tak beralih sedikit pun sampai membuat Kejora merasa gugup seolah-olah terpergok karena dirinya tak memerhatikan jalannya rapat saat ini. Dia merasa Andromeda tengah menelanjanginya hanya melalui tatapannya yang panas dan membakar, seolah-olah Andromeda tahu apa yang tengah dilakukannya saat ini.

‘Breath! Breath Jora!’ perintah batinnya masih dengan jantung yang bereaksi berlebihan saat ini.

Bahkan dia lupaa caranya menarik kumpulan oksigen untuk berganti dengan karbondioksida yang memenuhi paru-parunya saat ini.

“Menurut saya itu tak efesien untuk meraih provitnya sendiri,” tegas Andromeda yang mengalihkan pandangan matanya dari sosok wanita nampak tak asing untuk hatinya itu.

Kejora menghela napasnya sangat pelan sekali, merasa lega karena sudah tak diperhatikan oleh pria yang tak dikenalnya itu. Dia kembali menunduk dan tersenyum tanpa sadar karena memikirkan Mike sekaligus membalas pesan pria itu.

Dia yang tersenyum masih bisa diperhatikan dari sudut mata Andromeda, meskipun pria itu tengah menjelaskan pendapatnya sendiri di hadapan para peserta rapat kali ini.

Kejora bernapas lega saat rapat berakhir, dia keluar bersama atasannya tanpa tahu kalau Andromeda ada di belakangnya. Pria itu tanpa ada niat menguping namun ujung-ujungnya dia juga yang mendengarkan pembicaraan Kejora dan pria tambun yang dikenal sebagai atasan dari wanita itu saat ini.

“Kamu pulangnya sama saya aja, Kejora,” ajak atasan Kejora.

Kejora lantas menggeleng dan tersenyum, menolak ajakan atasannya sendiri itu. “Nggak usah Pak, merepotkan. Saya juga nanti dijemput sama teman,” kilahnya cepat-cepat.

“Oh ... gebetannya ya ....,” ledek pria itu sambil menyengir sendiri.

Kejora hanya tertawa saja menimpalinya.

Andromeda merasa jengkel sendiri mendengarnya. Kenapa wanita ini harus ikut-ikutan dijemput sih?! Apa tidak ada motivasi kegiatan lainnya sampai-sampai mereka sama-sama menunggu jemputannya?

Ingin sekali Andromeda menimpali ucapan Kejora. Namun, yang dilakukannya saat ini adalah malah berdiri bersampingan dengan Kejora.

Wanita itu mengenakan pakaian formal tapi entah kenapa terbilang cantik, seksi dan pas di tubuhnya yang sintal. Kejora benar-benar sesuatu saat ini. Matanya bisa jadi salah lihat, hanya sekedar penasaran namun tubuhnya malah diam tak berkutik, meinta berdekatan dengan gadis itu sendiri saat ini.

Kejora masih asik dengan ponselnya, dia terus tersenyum salah tingkah membayangkan seorang Mike menjemputnya. Di sini, di depan perusahaan besar yang banyak berseliweran para staf perempuan yang belum pulang seluruhnya akan menjadi sebuah tempat mencari sensasi. Berani-beraninya dia menyanggupi Mike untuk menjemputnya.

Kejora semakin tertawa melihat pesan yang dikirimkan oleh Mike.

“Usil banget deh,” komentarnya sambil bersuara sendiri padahal ada Andromeda yang ikut mendengarnya juga saat ini.

Bagaimana Kejora tertawa, cemberut, berwajah datar dan segala gerak-geriknya menjadi fokus iris gelap milik Andromeda. Pria itu sendiri menunggu wanita malam yang akan menghangatkan ranjangnya juga malam ini.

Baru saja dipikirkan, Andromeda harus menghela naapas kecewa. Kenapa wanita itu cepat sekali datangnya? Padahal, hatinya seolah-olah ingin tinggal lebih lama menemani Kejora saat ini.

“Hai, Andro!” sapa wanita dengan pakaian terbilang lebih tertutup namun tetap seksi karena rambut blonde ikal miliknya yang bergoyang-goyang saat dia melangkah menghampiri Andromeda saat ini.

Kejora menoleh sesaat, dia diam sejenak namun akhirnya kembali mengutak-atik ponselnya. Andromeda yang ikut melihat sekilas harus merasa kecewa, wanita itu tak menyadari kehadirannya kah?

“Hai, Rissa, kau cepat juga sampainya,” balas Andromeda yang menerima cipika-cipiki dari wanita tinggi semampai itu.

Wajar saja, wanita itu rupanya model bikini, begitu keterangan di profilnya.

“Mau jalan sekarang?” tawar wanita bernama Clarissa itu.

“Tentu saja, ayo!” timpal Andromeda merasa setuju.

Ada rasa aneh yang berseliweran di dada Kejora saat ini. Entah kenapa, dengan kehadiran Andromeda di sampingnya itu seolah-olah menjadi pusat batinnya, padahal dia tak mau melakukannya. Aneh!

“Hai, apa kamu menunggu lama?”

Tak lama dari kedatangan wanita bernama Clarissa, seorang pria berdarah eropa menghampiri Kejora dengan begitu gagahnya. Siapa lagi kalau bukan Mike.

Atensi Kejora teralihkan dengan kehadiran Mike di hadapannya.

Dia lantas tersipu malu karenanya. “Tidak kok, aku tak menunggu lama,” kilahnya sambil tersenyum.

Sejenak Andromeda merasa tak suka.

Siapa pria bule itu?! Apakah memang pacarnya?

Bukan hanya Andromeda yang memerhatikannya, namun juga Clarissa yang dibuat menganga bahkan para staf berjenis kelamin perempuan pun ikut terpukau melihatnya.

Related chapters

  • Obsesi Terlarang   10. Kembali Bertemu

    Suara gaduh di pelataran benar-benar membuat Kejora risih, apa memang di sini jarang melihat pria barat? Oke, wanita asia suka sekali dengan pria Eropa. Jangan salahkan mereka, dia pun sama sukanya saat ini. Sangat lucu bagi Kejora sendiri ketika dirinya pun ikut mengagumi Mike yang datang menghampirinya. Clarissa, wanita yang menggandeng tangan Andromeda itu juga tak kalah menganga seiring matanya yang menatap Mike, pria bule berambut red ginger. Sangat langka. “Wah, cewek itu seleranya mantap juga, pria bule. Tapi, dianya sih ... biasa aja,” tutur Clarissa ikut berkomentar di samping Andromeda. Andromeda tak suka mendengarnya, kenapa wanita harus mengagumi sosok makhluk kolonialisme itu? Dia berdecih, “cih! Memang apa bagusnya mereka? Kalau begitu kenapa kamu tak mencari partner ONS bule juga?” tanya Andromeda masih dengan nada arogannya saat ini. Clarissa, wanita cantik nan modis, dengan

    Last Updated : 2021-03-08
  • Obsesi Terlarang   11. Seksi!

    “Aaa!!! Tidak mau!!!” Teriakan nyaring dari mulut Kejora terdengar melengking. Ini akibat dari Mike yang menggelitiki perut Kejora. Mereka tengah bercanda tawa di pinggir pantai. Usai pertemuan kedua dan ketiga, Mike setuju ikut berlibur bersama Kejora dan kedua sahabatnya yang lain, Kania dan pacarnya. Mereka tengah berlibur ke Bali. “Makanya jangan bermain-main denganku, hahaha ....” tawa puas Mike bahkan terdengar menggelegar. Tadi, Kejora hanya mengerjai Mike untuk memakan makanan yang terbuat dari kaki ayam. Mike yang tak pernah mencoba merasa jijik dan membayangkan bagaimana bisa kaki hewan yang tak berpelindung itu dimakan.

    Last Updated : 2021-03-23
  • Obsesi Terlarang   12. Berkejar-Kejaran di Pinggir Kolam

    Di tengah malam yang dingin, pria berdarah Eropa itu harus puas dipukuli oleh Kejora yang tak terima karena Mike melihatnya mengenakan bikini. Meski sekarang gadis itu sudah mengenakan handuk yang menutupi hampir seluruh tubuhnya namun tetap saja, Kejora merasa sudah ternodai oleh Mike. “You are pervert Mike!!!” Lagi-lagi dia berteriak kencang, memekakkan telinga Mike tanpa ampun. “Wait! Wait! Wait! Please stop Jora, i am just kidding, au! Stop Jora ... stop ....” Mike menangkap kedua pergelangan tangan Kejora yang terdampar di dadanya. Kejora terdiam, dia membisu karena pandangan netra biru Mike mengunci matanya saat ini. Wajah Mike yang tampan dengan tatapan intens miliknya tertuju pada Kejora. Kejora membeku, tubuhnya kaku tak bisa digerakkan. Otaknya menjadi lumpuh hanya karena tatapan misteri yang diberikan oleh sang Dewa Adonis saat ini. Grep! Srek! Satu hentakan kuat menarik tubuh mungil Kej

    Last Updated : 2021-03-26
  • Obsesi Terlarang   13. Setitik Kalimat Sapaan

    Saat debur ombak mulai menggulung hebat tanpa henti, saat itu juga Kejora harus dibuat terkejut akan apa yang tengah dikatakan oleh Mike saat ini. Di pinggir pantai yang sepi, usai mereka mengendarai motor dan berboncengan, Kejora tak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta mendadak saat ini. Telinganya berdenging saat ini. “I like you, lets we make our relationship?” ucap Mike dengan lantang. Pria itu berdiri di hadapan Kejora dengan rasa percaya dirinya yang tinggi. Namun, di sisi lain dia merasa gugup saat berusaha menyatakan ketertarikannya. Kejora terpekur mendengarnya. Dia diam dengan mata yang berkedip-kedip cepat, namun .... Tidak ada kupu-kupu dalam perutnya yang bergerombol memaksa keluar, meskipun dadanya bergemuruh hebat. Tangannya meraba dadanya sendiri. Seharusnya dia senang karena Mike mengungkapkan perasaannya namun .... Keduanya saling te

    Last Updated : 2021-03-26
  • Obsesi Terlarang   14. Berbicara Tentang Andromeda

    Tatapan bingung yang dilontarkan Kejora kepada Kania, Adam dan Mike menjadi satu kesatuan utuh. “Kenapa sih kalian ada di depan pintu?” tanyanya dengan polos saat itu juga. Adam sendiri memilih mencari-cai sesuatu lantas menyentuh kening Kania yang saat ini sudah berbaring. “Kania sakit, dia tak bawa kunci kamar kalian dan ... dia dengan Adam menggedor pintu sampai akupun ikut membantu, aku heran kamu sedang apa sampai tak mendengarnya,” tutur Mike yang kini duduk di sofa mengutak-atik tayangan di televise. “Loh, kamu sakit?!” Kejora terburu-buru menghampiri Kania. Sahabatnya itu sudah bergelung selimut dengan wajah sayunya yang memerah. “Dia hanya demam, kelelahan karena berjalan-jalan tadi,” timpal Adam yang mulai menyodorkan segelas air mineral dan paracetamol. Kania yang masih dongkol dengan Kejora pun memilih duduk sebentar untuk meminum obatnya. Rasa pahit obat sepertinya lebih

    Last Updated : 2021-03-27
  • Obsesi Terlarang   15. Setuju Bertemu!

    Atas keyakinan yang diberikan Kania kepadanya, Kejora pun akhirnya berinisiatif merespon ajakan Andromeda untuk bertemu. Andromeda sendiri begitu bersemangat saat Kejora mau meresponnya. Kejora rupanya bukan wanita neko-neko yang akan jual mahal kepadanya. Atas saran dari Kania, Kejora mengajak bertemu di salah satu klub dekat pantai. Dia dengan bersusah payah mengajak Kania ke mall hanya ingin membeli dress untuk bertemu Andromeda. “Kamu ketemu Mike cuek bebek, sekarang ribut mau beli dress karena mau ketemu Andromeda, aku bingung Mike lebih cakep tapi kamu malah kepincutnya sama pria lokal. Matamu kayaknya eror deh,” omel Kania yang menunggui Kejora. Wanita itu tengah memilih-milih dress. “Ayolah ... aku udah bosan sama muka-muka Eropa,” kilahnya dengan diplomatis. Alasan yang sangat tepat sampai-sampai Kania menyetujuinya. “Iya juga sih, hidupmu 22 tahun di Belanda ya pasti bosen liat bule, coba kalau aku

    Last Updated : 2021-03-27
  • Obsesi Terlarang   16. Sensasi Kopi Darat

    Puk! Puk! “Kejora?” Deg! Suara berat menyapu indera pendengaran Kejora saat itu juga. Jari-jarinya sampai mencengkram erat kaki gelas yang ramping di meja bar. Bahkan hanya dengan mendengar suaranya yang begitu berat dan dalam saja sudah membuat jantungnya berdegup hebat, bahkan sebelum dirinya berbalik saja, suara pria itu mampu membuat tubuhnya sudah terpaku, tertarik pada pusat gravitasi yang sudah besar di bawahnya. Mendadak bulu kuduknya berdiri dan belakang tubuhnya meremang. Dengan napas yang bahkan tak bisa didengar, dia berusaha bernapas. Seorang Andromeda sangat berbahaya sampai-sampai gadis itu bah

    Last Updated : 2021-04-11
  • Obsesi Terlarang   17. Canggung

    Andromeda tak lagi bertanya. Mereka berjalan-jalan di pinggir pantai, menikmati pasir pantai dengan permukaan kakinya karena alas kaki mereka yang sudah terlepas dan tertenteng di kedua tangan masing-masing. Sepoy-sepoy angin bergerilya menghantam tubuh Kejora. Gaun wanita itu berkibar-kibar semakin memperlihatkan paha mulusnya saat ini. “Jadi ....” Kejora menoleh pada Andromeda. Matanya menatap intens sisi wajah Andromeda. Pria tampan itu masih memandangi ombak yang bergulung secara immortal. Tak ada yang indah baginya selain menikmati waktu bersama Kejora. Entah kenapa dirinya bisa berpikir begitu saat ini. Suara Andromeda yang menyela lamunan Kejora membuat wanita itu bingung kembali. “Apa kita akan berlanjut untuk bertemu?” Belum apa-apa Andromeda sudah menanyakan. Pria itu bahkan memaki dirinya sendiri yang kehilangan kontrol dan merasa tak sabar atas Kejora. Gadis itu menyelipk

    Last Updated : 2021-04-22

Latest chapter

  • Obsesi Terlarang   Ekstra Part

    Larasduduk termangu menopang dagu pada kosen jendela kamarnya. Wajahnya yang pucat itu basah karena percikan hujan. Larasmengulurkan tangan, tetesan air hujan berkumpul di telapak tangannya. Berjatuhan ketika ia mencoba menggenggamnya.Ia menatap ke seberang jalan. Matanya menangkap sesosok laki-laki yang berlari menerobos hujan. Menuju jendela kamar tempat ia duduk. Langkahnya begitu cepat karena tungkainya yang panjang. Hanya perlu waktu sebentar saja dan sekarang ia sudah berdiri di hadapan Hanna.Larasberdiri dari duduknya, dengan dua alis yang saling bertaut ia menatap lekat wajah laki-laki yang berada di hadapannya. Senyum seindah bulan sabit tergambar di wajah si laki-laki, lalu tangan dinginnya membelai pipi Larasyang basah.“Hai Han,” sapa si laki-laki di tengah derasnya hujan.“Ilham …,” balas Laraslirih, hampir tak terdengar.Ilham, laki-laki itu merengkuh kedua tangan kecil Lara

  • Obsesi Terlarang   Epilog

    “Mom, kapan kita akan bertemu dengan Iriana lagi?” Anak laki-laki berumur 9 tahun terus saja bertanya soal bertemu dengan Iriana, membuat Kejora tersenyum.“Inginnya kapan?” Kejora mengelus lembut rambut milik putranya itu. Rambut coklat yang menuruni gen darinya dan juga rambut yang selalu dielu-elukan oleh neneknya.“Barta inginnya bertemu besok!” seru anak itu sambil sesekali memeluk leher milik ibunya.“Ya, besok kita akan terbang ke Indonesia, mengunjungi Iriana, ok?”“Hu’um!” Barta menganggukkan kepalanya bersemangat, membayangkan wajah gadis kecil yang ditemuinya 3 tahun lalu itu dan merindukannya.“Memangnya kenapa ingin bertemu dengan Iriana? Dia menangis saat kamu mengejarnya tuh,”timpal Mike yang baru saja pulang dari kantornya.Dia mengecup lembut kening Kejora lantas duduk di samping istrinya. Kejora sendiri tersenyum saja, seperti biasan

  • Obsesi Terlarang   Baby Shower

    Mikesedang membantu Kejoramengeringkan rambutnya setelah tidur semalaman efek dirinya yang membuat Kejorakelelahan karena ulahnya. Bahkan senyumannya pun tersungging jelas tanpa surut barang sedetikpun.Kejoraikut tertular senyuman itu. Dia memotret posenya dengan perut besar dan dibelakangnya Mikesedang berkonsentrasi mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, dia paling anti dengan hairdryer, penyebab dirinya mengeringkan rambutnya dengan handuk terus menerus.Dia memotretnya melalui pantulan cermin, aestetik! Dengan lancar dirinya mengunggah di media sosial miliknya. Hitungan menit saja sudah banyak like yang didapatkan bersamaan dengan kolom komentar yang mulai ramai itu. Dia terkikik geli membacanya.“Kok ketawanya sendiri sih?” protes Mikesambil mengalungkan lengannya memeluk leher Kejora. Dia selalu senang menghirup aroma yang menguar dari tubuh istrinya itu, bagai candu yang mampu

  • Obsesi Terlarang   Rasanya ....

    “Kenapa ada susu hamil?” Kejora yang tengah memeriksa laci dapur pun melihat dua kotak susu. Dia ingat sedari kemarin Mike selalu memberinya susu hamil.“Kita periksa kandungan bukan?”Kembali Kejora bersuara, wajahnya datar dan nada bicaranya dingin bukan main, merasa kalau Mike memiliki sesuatu yang disembunyikan.Mike yang baru saja pulang dari bekerja pun meringis bingung. Dia tak menyangka Kejora akan segera mengetahuinya. Dia terlalu bodoh sampai-sampai dia sendiri malah ketahuan. Susu hamil! Gara-gara susu itu dia mulai ….“Sayang, itu ….”“Apa kamu berpikir aku akan menggugurkannya sama seperti saat itu? Kau gila jika aku berpikir begitu Mike!” seru Kejora sambil melemparkan sekotak susu mengenai tubuh suaminya.Miketertegun mendengar jawaban Kejora. Dia begitu merasa tertohok karena pertanyaan Kejoradengan mata sayunya yang memandan

  • Obsesi Terlarang   Tanpa Dia Tahu

    Dua bulan pernikahan memang sudah menjadi suatu kebiasaan baru bagi Kejora. Wanita itu sudah terbiasa dengan kehadiran Mike di sampingnya dan pasti memeluknya juga. Lengan kekar Mike selalu berakhir melingkar di perutnya.Apalagi saat dirinya berbalik dan mendapati tubuh Mike yang setengah telanjang menjadi pemandangan pertama yang dijumpai oleh matanya.Namun, memandangi wajah pulas Mike berlarut-larut malah memancing mual sampai Kejora berlari menuju wastafel. Mike yang mendengarnya membuka mata seiring suara berisik yang timbul oleh Kejora saat ini.Hoek! Hoek!Kejora berkali-kali memuntahkan isi perutnya.Melihat Kejora yang pucat semakin membuat khawatir Mike. “Are you ok?” tanyanya sambil memapah Kejora.Kejora menggeleng pelan.***Kejoramasih duduk melamun sendirian. Dia yang terlalu polos hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja saat ini. Benar-benar bukan hal biasa baginya

  • Obsesi Terlarang   Malam yang Indah

    Benar-benar terasa indah jika seperti ini dengan kencan dan senyum yang ditawarkan. Kejoramemegang tangan besar Mikesepanjang perjalanan menuju tempat pulang. Berkendara di malam hari setelah berkencan memang menyenangkan.Hatinya sangat terasa bahagia hanya karena bisa berduaan dengan Mikesaat ini. Malam yang sepi dengan hujan deras menghias jalanan sampai-sampai jalanan di malam hari yang biasanya tak pernah sepi kini lengang termakan derasnya hujan.Mikemasih berfokus menyetir membawa mobilnya, namun entah kenapa dia mengingat suatu hal yang paling ingin dilakukannya saat ini. Mencumbu Kejorasampai mencapai klimaksnya.“Sayang,” panggil Mikedengan mata yang masih memandang ke depan.“Heum?” Kejoramenunggu kelanjutan perkataan Mike.“Kita ke hotel saja yuk? Rasanya kita tak pernah berbulan madu…,” bisiknya lirih.Kejoratercenung men

  • Obsesi Terlarang   Kencan Murahan

    “Sedang apa?” Mike melingkarkan tangannya di perut rata milik Kejora.Wanita itu sudah berganti pakaian usai sore tadi mereka melakukan resepsi.Kejora menggelengkan kepalanya pelana, “hanya melihat sekeliling saja. Aku bosan,” keluhnya.“Mau jalan-jalan?”Tawaran Mike membuat Kejora membalikkan tubuhnya dan memandangi suaminya dengan penuh semangat dan dia menganggukkan kepalanya.Mikememegangi tangan Kejora. Mereka tengahberjalan berdua mengelilingi area pasar malam yang berwarna-warni lampunya itu.Kejoramengamati kemana Mikemelangkah saat ini. Langkah kaki Mikemembawanya menuju penjual gulali. Permen kapas berbentuk love yang sengaja dibelinya untuk istrinya. Kejoratak menyangka, dia tercenung melihat bagaimana pria yang menjadi suaminya itu mau melakukan hal-hal receh seperti ini.Mikemenyodorkan permen kapas yang terbungkus plastik

  • Obsesi Terlarang   Mencintaimu!

    Mempersiapkan pernikahan tentu tak mudah, apalagi Mike sengaja tak ingin melibatkan orang tua. Dia justru ingin memberikan kejutan pada semua bagaimana konsep pernikahan yang akan dia berikan. Bahkan, Kejora pun hanya boleh tahu gaun yang akan mereka kenakan saja. Tidak dengan konsep juga gedungnya. Padahal saat lamaran, Mike banyak bertanya apa keinginannya. Tentu semua itu terasa menyebalkan untuk Kejora, tapi dia percaya Mike akan melakukan semua yang terbaik.Semakin melihat perjuangan Mike akhir-akhir ini hati Kejora semakin luluh. Bahkan seperti remaja yang baru mengenal asmara, sekali saja Mike tak mengangkat panggilannya, Kejora akan menangis. Atau saat dia rindu, Mike justru tak bisa datang, dia akan marah. Mungkin dia sudah terkena pelet cinta yang disebarkan oleh Mike dengan semua perhatiannya.Mengetahui jika Kejora sudah sampai seperti itu padanya, hati Mike tentu saja bahagia. Maka itu dia tak main-main dalam mempersiapkan semuanya. Untuk calon istrinya.

  • Obsesi Terlarang   Lamaran

    Sehari setelah pernikahan Andromeda dan Laras, Kejora diminta Rina dan Marje untuk ke rumah sakit bersama mereka. Pada awalnya, tentu Kejora banyak bertanya karena bingung ada gerangan apakah dia harus ke rumah sakit. Ternyata saat berada di sana, dia melihat sendiri tubuh laki-laki yang merupakan ayah kandungnya sedang lemah tidak berdaya. Kelvin harus di rawat di rumah sakit karena penyakit jantung yang dia derita.Kejora tak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa menatap dengan sedih saat memasuki ruangan itu."Kejora," panggil Kelvin pelan saat melihat putrinya membuka pintu ruangannya."Papa," bisik Kejora sambil melangkah mendekati ranjang.Dia membenci Kelvin, sangat, apalagi setelah tahu karena hubungan darah yang menjeratnya beserta Andromeda adalah karena ulah sang ayah. Namun, semua manusia pasti memiliki kesalahan, dan jika Kelvin meminta maaf atas kesalahannya tentu Kejora tak mungkin masih menaruh dendam."Duduk di sini, Nak." Kelvin me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status