Home / Romansa / Obsesi Terlarang / 8. Mencari Wanita Online

Share

8. Mencari Wanita Online

Author: Camaraderie
last update Last Updated: 2021-02-28 12:59:09

Siapa yang menyangka seorang Kejora bisa terus memikirkan pria di dalam otaknya untuk saat ini? Bahkan dirinya sendiri pun tak menyangka akan bisa seperti ini, terperangkap dengan sosok Mike yang satu minggu lalu ditemuinya.

“Kejora, kamu bisa ikut saya rapat ke perusahaan Angkasa Jaya?” ajak atasan Kejora yang merupakan direktur keuangan di sana.

Deg!

Srekkk!

Brak! Perempuan yang dipanggil namanya itu setengah menggebrak meja karena terkejut.

Kejora yang tengah duduk melamun terperanjat seketika saat mendengar suara atasannya yang tiba-tiba sudah berdiri di depan mejanya saat ini. Matanya hampir menggelinding seiring dengan jantungnya yang siap meluncur bebas.

Wanita itu terperanjat mendengarnya, “ta—tapi, saya ....” Kejora bahkan tak menemukan alasan yang pas untuknya berkilah saat ini.

“Satu jam lagi kita berangkat, kamu siap-siap saja terlebih dahulu,” timpal pria bertubuh tambun itu sembari berlalu.

“I—iya Pak,”jawab Kejora seadanya sambil mengangguk.

Saat pria itu berlalu dari hadapannya, barulah dirinya bisa bernapas lega sembari tangannya mengurut dadanya sendiri yang sudah bergemuruh.

Suara cekikikan di kubikel lain membuat Kejora memberengut kesal. “Kamu kok bisa-bisanya sih tidak memberitahukanku kalau ada pak Sony?!” tuduh Kejora, menatap Kania yang masih menahan tawa itu.

“Sori, habis aku lihat kamu melamun saja dari tadi, kenapa sih?” Kini Kania ikut penasaran.

Kejora kembali duduk dengan lesu, menjatuhkan dirinya yang sudah lemas ke kursi. “Kenapa otakku tak bisa berhenti memikirkan Mike sih?” protesnya setengah menggumam.

Yang mendengar tentu saja hanya ber-oh ria saja. “Kamu berarti naksir dengannya, apa dia mengajakmu bertemu kembali?” tanya Kania yang kini berjalan pada kubikel Kejora.

Dia ikut memeriksa catatan-catatan Kejora saat ini. kejora membiarkannya saja, dia tengah malas dan tak berkeinginan mendebat Kania saat ini.

“Dia belum chat aku, bagaimana dong?” Kejora merasa risau setelah mendengar pertanyaan Kania saat ini.

Mendengar pernyataan sekaligus rengekan dari Kejora, Kania berbalik, menatap Kejora dengan pandangan horor sekaligus tak percaya.

“Hah?! Kok bisa?!” sentaknya.

Kejora menghela napasnya kembali, “tak tahu, apa karena aku kemarin tak mau diantar pulang olehnya ya?” gumamnya semakin lemah seiring dengan spekulasi-spekulasi yang berada di dalam otaknya itu saat ini.

“Kamu nolak dia?!” Kali ini Kania kembali memekik. Mengalirlah cerita pertemuan singkat itu dari mulut kecil Kejora.

“Kamu sih, pakai nolak segala, bisa jadi dia malas mengejar kamu yang sudah menolak di pertemuan pertama begitu,” omelnya melihat usai Kejora selesai bercerita.

“Loh ... kalau di Belanda kan begitu? Tidak salah juga dong?!” protes Kejora merasa tak terima disalahkan begini saat ini.

Kania menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Merasa kalau Kejora ini memiliki sifat jual mahal yang tinggi. “Ya tapi ... kan tidak semua diberi respon begitu dong? sifat orang kan berbeda-beda loh ...,”

“Beda bagaimana? Kami di Belanda ya normal-normal saja ah!”

“Sudahlah, begini saja, kamu masih memikirkan Mike dan sudah satu minggu dia tak mengirim pesan padamu. Kenapa tidak kamu yang memulai duluan saja?”

Ide yang brilian namun tak meyakinkan bagi Kejora.

“Nanti dia ilfeel bagaimana?” tanyanya kembali.

Kania berkacak pinggang, dia sudah mengenal sahabatnya ini lebih dari tiga bulan. Kejora dengan sifat paranoid, bimbang dan berpikir panjang sampai tak bergerak sedikit pun juga.

“Ck!” Dia berdecak kesal kepada Kejora.

“Kau itu berpikirnya nanti saja, tak tahu hasilnya kalau tak mencoba. Hari ini kamu chat dia! Sekarang sana, sudah ditunggu pak Sony tuh!” desak Kania yang meninggalkan Kejora yang masih ingin menyangkal.

“Aku saja masih tak yakin hanya suka saja kepadanya atau bagaimana?” sungut Kejora pelan sambil menyisir rambut panjangnya dengan jari-jari lentiknya sebelum akhirnya bangkit menghampiri direktur keuangan yang tengah menunggunya itu saat ini.

***

“Kamu ikut saya pada meeting kali ini, Andro.” Suara serak khas Kelvin, ayah dari Andromeda menggaum di ruang kerja Andromeda saat ini.

Jelas-jelas putranya itu masih fokus bekerja. “Apa tak anda saja? Proyek ini bisa terhenti jika tak segera dilaksanakan?” kilah Andromeda dengan bermalas-malasan saat ini.

“Ikut saja!” sentak Kelvin yang berbalik keluar dari ruangan Andromeda.

Dia tak menjamin tak membuat keributan dengan Andromeda jika tak segera keluar dari sana.

PRAKKK!!!

“Sial!!” desis Andromeda yang melemparkan bundelan proposal yang tengah dibacanya.

Bahkan sekecil ini saja dia tak bisa menolak.

Andromeda membetulkan dasinya, dia sudah tak bisa mengabaikan perintah ayahnya jika ingin terbebas dari cengkraman pria kolot bersifat diktator itu saat ini.

Kedua pria yang berbeda generasi itu berjalan berdampingan. Meski yang satu sudah berusia lanjut, namun kharismanya tak hilang dimakan usia. Dan yang satu lagi, Andromeda mempunya dominasi yang tak bisa diruntuhkan, terlihat teguh dan arogan. Semua kelebihan mungkin ada padanya.

Mereka memasuki ruang rapat yang sudah dihadiri oleh tiga perwakilan masing-masing perusahaan. Semuanya menunggu kedua pria itu.

Kejora tak memperhatikan sekitarnya. Dia sibuk membaca laporan-laporan yang dibawa oleh atasannya itu, sementara sang atasannya menyambut bahagia si pialang emas, penentu laju bisnis perusahaan mereka.

Seharusnya Andromeda duduk dan tak perlu memperhatikan sekitarnya. Memang begitu di saat awal-awal.

Pria itu malah asyik berselancar, membuka aplikasi dating miliknya dan berkirim pesan dengan banyak wanita yang menarik untuk dibawa ke ranjangnya tentu saja. Ibu jarinya bahkan menekan love berkali-kali pada setiap akun yang berbeda.

Dia asik sendiri dengan dunia pencariannya.

Sementara itu, Kejora memperhatikan jalannya rapat yang sangat membosankan. Seharusnya dia menolak saja daripada harus ikut di tengah kerumunan orang-orang serius dan dirinya masih memikirkan si pria bule bernama ‘Mike’ itu saat ini.

Lebih baik dirinya mendengarkan celotehan suara nyaring milik Kania daripada harus bersitegang begini.

Kejora dengan aksi curi-curinya sengaja membuka aplikasi chat miliknya lantas mengetikkan sebuah kalimat untuk kontak terdaftar bernama Mike.

[Hai ... euhm, apakah kabarmu baik?]

Ah tidak-tidak! Jangan begini ....

Kejora menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba memikirkan kalimat lainnya.

[Halo, apakah kamu sibuk Mike?]

Begini saja?

Dengan sikap bimbangnya, tak sengaja ibu jarinya menekan enter dan terkirim sudah pesan singkatnya itu.

Dia terbelalak melihatnya. Namun tak bisa berbuat apa-apa lagi saat dirinya tak bisa menghapus pesan itu agar tak terbaca oleh Mike saat ini.

Hatinya menggerutu bukan main. Dengan mencoba mengalihkan perhatiannya, dia membuka aplikasi dating, untuk sekedar membalas pesan.

Andromeda melihat profil-profil wanita yang tengah online, satu nama yang terus membuatnya terpaku di sana. Kejora Senjakala.

Apakah si gadis sakit itu?

Dibiarkannya ponselnya menampakkan profil Kejora dengan titik hijaunya yang terus ada.

“Kalau begitu, bagaimana tanggapan anda, pak Andro?”

Suara yang masuk ke pendengaran Andromeda membuatnya mengangkat pandangan segera. Matanya tak sengaja melihat wajah yang jauh di depannya. Wajah yang sama dengan profil yang tadi tengah dipandanginya itu.

Kejora Senjakala.

Related chapters

  • Obsesi Terlarang   9. Sama-Sama Dijemput

    Kalau waktu menjadi pemerhati untuk kedua insan yang saling beradu pandang, maka jelas waktu adalah sesuatu yang bisa dirasa tanpa bisa dilihat dan diraba. Semuanya menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Seperti Andromeda yang tak paham kenapa dirinya capek-capek ikut menunggu dan terus memerhatikan Kejora yang tengah menunggu sang pujaan. Tanpa ada sapaan, tanpa ada bicara dan hanya bertatapan sebentar namun dia memiliki rasa yang aneh tak terdefinisi dalam sanubarinya sendiri saat ini. *** Kejora mendesah bingung, dia menatap ponselnya lama dengan jari yang mematung, menjadi penyangga untuk ponselnya sendiri. Begitupun Andromeda yang melihat terus menerus profil Kejora, merasa aneh dengan gelagat hatinya yang tak membolehkan dirinya menggulir layar ponselnya sendiri. Jarinya bahkan bisa bimbang dalam menentukan akan memberikan love atau tidak. Lucu sekali reaksi tubuhnya saat ini. Matanya seolah-olah ada yang

    Last Updated : 2021-03-03
  • Obsesi Terlarang   10. Kembali Bertemu

    Suara gaduh di pelataran benar-benar membuat Kejora risih, apa memang di sini jarang melihat pria barat? Oke, wanita asia suka sekali dengan pria Eropa. Jangan salahkan mereka, dia pun sama sukanya saat ini. Sangat lucu bagi Kejora sendiri ketika dirinya pun ikut mengagumi Mike yang datang menghampirinya. Clarissa, wanita yang menggandeng tangan Andromeda itu juga tak kalah menganga seiring matanya yang menatap Mike, pria bule berambut red ginger. Sangat langka. “Wah, cewek itu seleranya mantap juga, pria bule. Tapi, dianya sih ... biasa aja,” tutur Clarissa ikut berkomentar di samping Andromeda. Andromeda tak suka mendengarnya, kenapa wanita harus mengagumi sosok makhluk kolonialisme itu? Dia berdecih, “cih! Memang apa bagusnya mereka? Kalau begitu kenapa kamu tak mencari partner ONS bule juga?” tanya Andromeda masih dengan nada arogannya saat ini. Clarissa, wanita cantik nan modis, dengan

    Last Updated : 2021-03-08
  • Obsesi Terlarang   11. Seksi!

    “Aaa!!! Tidak mau!!!” Teriakan nyaring dari mulut Kejora terdengar melengking. Ini akibat dari Mike yang menggelitiki perut Kejora. Mereka tengah bercanda tawa di pinggir pantai. Usai pertemuan kedua dan ketiga, Mike setuju ikut berlibur bersama Kejora dan kedua sahabatnya yang lain, Kania dan pacarnya. Mereka tengah berlibur ke Bali. “Makanya jangan bermain-main denganku, hahaha ....” tawa puas Mike bahkan terdengar menggelegar. Tadi, Kejora hanya mengerjai Mike untuk memakan makanan yang terbuat dari kaki ayam. Mike yang tak pernah mencoba merasa jijik dan membayangkan bagaimana bisa kaki hewan yang tak berpelindung itu dimakan.

    Last Updated : 2021-03-23
  • Obsesi Terlarang   12. Berkejar-Kejaran di Pinggir Kolam

    Di tengah malam yang dingin, pria berdarah Eropa itu harus puas dipukuli oleh Kejora yang tak terima karena Mike melihatnya mengenakan bikini. Meski sekarang gadis itu sudah mengenakan handuk yang menutupi hampir seluruh tubuhnya namun tetap saja, Kejora merasa sudah ternodai oleh Mike. “You are pervert Mike!!!” Lagi-lagi dia berteriak kencang, memekakkan telinga Mike tanpa ampun. “Wait! Wait! Wait! Please stop Jora, i am just kidding, au! Stop Jora ... stop ....” Mike menangkap kedua pergelangan tangan Kejora yang terdampar di dadanya. Kejora terdiam, dia membisu karena pandangan netra biru Mike mengunci matanya saat ini. Wajah Mike yang tampan dengan tatapan intens miliknya tertuju pada Kejora. Kejora membeku, tubuhnya kaku tak bisa digerakkan. Otaknya menjadi lumpuh hanya karena tatapan misteri yang diberikan oleh sang Dewa Adonis saat ini. Grep! Srek! Satu hentakan kuat menarik tubuh mungil Kej

    Last Updated : 2021-03-26
  • Obsesi Terlarang   13. Setitik Kalimat Sapaan

    Saat debur ombak mulai menggulung hebat tanpa henti, saat itu juga Kejora harus dibuat terkejut akan apa yang tengah dikatakan oleh Mike saat ini. Di pinggir pantai yang sepi, usai mereka mengendarai motor dan berboncengan, Kejora tak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta mendadak saat ini. Telinganya berdenging saat ini. “I like you, lets we make our relationship?” ucap Mike dengan lantang. Pria itu berdiri di hadapan Kejora dengan rasa percaya dirinya yang tinggi. Namun, di sisi lain dia merasa gugup saat berusaha menyatakan ketertarikannya. Kejora terpekur mendengarnya. Dia diam dengan mata yang berkedip-kedip cepat, namun .... Tidak ada kupu-kupu dalam perutnya yang bergerombol memaksa keluar, meskipun dadanya bergemuruh hebat. Tangannya meraba dadanya sendiri. Seharusnya dia senang karena Mike mengungkapkan perasaannya namun .... Keduanya saling te

    Last Updated : 2021-03-26
  • Obsesi Terlarang   14. Berbicara Tentang Andromeda

    Tatapan bingung yang dilontarkan Kejora kepada Kania, Adam dan Mike menjadi satu kesatuan utuh. “Kenapa sih kalian ada di depan pintu?” tanyanya dengan polos saat itu juga. Adam sendiri memilih mencari-cai sesuatu lantas menyentuh kening Kania yang saat ini sudah berbaring. “Kania sakit, dia tak bawa kunci kamar kalian dan ... dia dengan Adam menggedor pintu sampai akupun ikut membantu, aku heran kamu sedang apa sampai tak mendengarnya,” tutur Mike yang kini duduk di sofa mengutak-atik tayangan di televise. “Loh, kamu sakit?!” Kejora terburu-buru menghampiri Kania. Sahabatnya itu sudah bergelung selimut dengan wajah sayunya yang memerah. “Dia hanya demam, kelelahan karena berjalan-jalan tadi,” timpal Adam yang mulai menyodorkan segelas air mineral dan paracetamol. Kania yang masih dongkol dengan Kejora pun memilih duduk sebentar untuk meminum obatnya. Rasa pahit obat sepertinya lebih

    Last Updated : 2021-03-27
  • Obsesi Terlarang   15. Setuju Bertemu!

    Atas keyakinan yang diberikan Kania kepadanya, Kejora pun akhirnya berinisiatif merespon ajakan Andromeda untuk bertemu. Andromeda sendiri begitu bersemangat saat Kejora mau meresponnya. Kejora rupanya bukan wanita neko-neko yang akan jual mahal kepadanya. Atas saran dari Kania, Kejora mengajak bertemu di salah satu klub dekat pantai. Dia dengan bersusah payah mengajak Kania ke mall hanya ingin membeli dress untuk bertemu Andromeda. “Kamu ketemu Mike cuek bebek, sekarang ribut mau beli dress karena mau ketemu Andromeda, aku bingung Mike lebih cakep tapi kamu malah kepincutnya sama pria lokal. Matamu kayaknya eror deh,” omel Kania yang menunggui Kejora. Wanita itu tengah memilih-milih dress. “Ayolah ... aku udah bosan sama muka-muka Eropa,” kilahnya dengan diplomatis. Alasan yang sangat tepat sampai-sampai Kania menyetujuinya. “Iya juga sih, hidupmu 22 tahun di Belanda ya pasti bosen liat bule, coba kalau aku

    Last Updated : 2021-03-27
  • Obsesi Terlarang   16. Sensasi Kopi Darat

    Puk! Puk! “Kejora?” Deg! Suara berat menyapu indera pendengaran Kejora saat itu juga. Jari-jarinya sampai mencengkram erat kaki gelas yang ramping di meja bar. Bahkan hanya dengan mendengar suaranya yang begitu berat dan dalam saja sudah membuat jantungnya berdegup hebat, bahkan sebelum dirinya berbalik saja, suara pria itu mampu membuat tubuhnya sudah terpaku, tertarik pada pusat gravitasi yang sudah besar di bawahnya. Mendadak bulu kuduknya berdiri dan belakang tubuhnya meremang. Dengan napas yang bahkan tak bisa didengar, dia berusaha bernapas. Seorang Andromeda sangat berbahaya sampai-sampai gadis itu bah

    Last Updated : 2021-04-11

Latest chapter

  • Obsesi Terlarang   Ekstra Part

    Larasduduk termangu menopang dagu pada kosen jendela kamarnya. Wajahnya yang pucat itu basah karena percikan hujan. Larasmengulurkan tangan, tetesan air hujan berkumpul di telapak tangannya. Berjatuhan ketika ia mencoba menggenggamnya.Ia menatap ke seberang jalan. Matanya menangkap sesosok laki-laki yang berlari menerobos hujan. Menuju jendela kamar tempat ia duduk. Langkahnya begitu cepat karena tungkainya yang panjang. Hanya perlu waktu sebentar saja dan sekarang ia sudah berdiri di hadapan Hanna.Larasberdiri dari duduknya, dengan dua alis yang saling bertaut ia menatap lekat wajah laki-laki yang berada di hadapannya. Senyum seindah bulan sabit tergambar di wajah si laki-laki, lalu tangan dinginnya membelai pipi Larasyang basah.“Hai Han,” sapa si laki-laki di tengah derasnya hujan.“Ilham …,” balas Laraslirih, hampir tak terdengar.Ilham, laki-laki itu merengkuh kedua tangan kecil Lara

  • Obsesi Terlarang   Epilog

    “Mom, kapan kita akan bertemu dengan Iriana lagi?” Anak laki-laki berumur 9 tahun terus saja bertanya soal bertemu dengan Iriana, membuat Kejora tersenyum.“Inginnya kapan?” Kejora mengelus lembut rambut milik putranya itu. Rambut coklat yang menuruni gen darinya dan juga rambut yang selalu dielu-elukan oleh neneknya.“Barta inginnya bertemu besok!” seru anak itu sambil sesekali memeluk leher milik ibunya.“Ya, besok kita akan terbang ke Indonesia, mengunjungi Iriana, ok?”“Hu’um!” Barta menganggukkan kepalanya bersemangat, membayangkan wajah gadis kecil yang ditemuinya 3 tahun lalu itu dan merindukannya.“Memangnya kenapa ingin bertemu dengan Iriana? Dia menangis saat kamu mengejarnya tuh,”timpal Mike yang baru saja pulang dari kantornya.Dia mengecup lembut kening Kejora lantas duduk di samping istrinya. Kejora sendiri tersenyum saja, seperti biasan

  • Obsesi Terlarang   Baby Shower

    Mikesedang membantu Kejoramengeringkan rambutnya setelah tidur semalaman efek dirinya yang membuat Kejorakelelahan karena ulahnya. Bahkan senyumannya pun tersungging jelas tanpa surut barang sedetikpun.Kejoraikut tertular senyuman itu. Dia memotret posenya dengan perut besar dan dibelakangnya Mikesedang berkonsentrasi mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, dia paling anti dengan hairdryer, penyebab dirinya mengeringkan rambutnya dengan handuk terus menerus.Dia memotretnya melalui pantulan cermin, aestetik! Dengan lancar dirinya mengunggah di media sosial miliknya. Hitungan menit saja sudah banyak like yang didapatkan bersamaan dengan kolom komentar yang mulai ramai itu. Dia terkikik geli membacanya.“Kok ketawanya sendiri sih?” protes Mikesambil mengalungkan lengannya memeluk leher Kejora. Dia selalu senang menghirup aroma yang menguar dari tubuh istrinya itu, bagai candu yang mampu

  • Obsesi Terlarang   Rasanya ....

    “Kenapa ada susu hamil?” Kejora yang tengah memeriksa laci dapur pun melihat dua kotak susu. Dia ingat sedari kemarin Mike selalu memberinya susu hamil.“Kita periksa kandungan bukan?”Kembali Kejora bersuara, wajahnya datar dan nada bicaranya dingin bukan main, merasa kalau Mike memiliki sesuatu yang disembunyikan.Mike yang baru saja pulang dari bekerja pun meringis bingung. Dia tak menyangka Kejora akan segera mengetahuinya. Dia terlalu bodoh sampai-sampai dia sendiri malah ketahuan. Susu hamil! Gara-gara susu itu dia mulai ….“Sayang, itu ….”“Apa kamu berpikir aku akan menggugurkannya sama seperti saat itu? Kau gila jika aku berpikir begitu Mike!” seru Kejora sambil melemparkan sekotak susu mengenai tubuh suaminya.Miketertegun mendengar jawaban Kejora. Dia begitu merasa tertohok karena pertanyaan Kejoradengan mata sayunya yang memandan

  • Obsesi Terlarang   Tanpa Dia Tahu

    Dua bulan pernikahan memang sudah menjadi suatu kebiasaan baru bagi Kejora. Wanita itu sudah terbiasa dengan kehadiran Mike di sampingnya dan pasti memeluknya juga. Lengan kekar Mike selalu berakhir melingkar di perutnya.Apalagi saat dirinya berbalik dan mendapati tubuh Mike yang setengah telanjang menjadi pemandangan pertama yang dijumpai oleh matanya.Namun, memandangi wajah pulas Mike berlarut-larut malah memancing mual sampai Kejora berlari menuju wastafel. Mike yang mendengarnya membuka mata seiring suara berisik yang timbul oleh Kejora saat ini.Hoek! Hoek!Kejora berkali-kali memuntahkan isi perutnya.Melihat Kejora yang pucat semakin membuat khawatir Mike. “Are you ok?” tanyanya sambil memapah Kejora.Kejora menggeleng pelan.***Kejoramasih duduk melamun sendirian. Dia yang terlalu polos hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja saat ini. Benar-benar bukan hal biasa baginya

  • Obsesi Terlarang   Malam yang Indah

    Benar-benar terasa indah jika seperti ini dengan kencan dan senyum yang ditawarkan. Kejoramemegang tangan besar Mikesepanjang perjalanan menuju tempat pulang. Berkendara di malam hari setelah berkencan memang menyenangkan.Hatinya sangat terasa bahagia hanya karena bisa berduaan dengan Mikesaat ini. Malam yang sepi dengan hujan deras menghias jalanan sampai-sampai jalanan di malam hari yang biasanya tak pernah sepi kini lengang termakan derasnya hujan.Mikemasih berfokus menyetir membawa mobilnya, namun entah kenapa dia mengingat suatu hal yang paling ingin dilakukannya saat ini. Mencumbu Kejorasampai mencapai klimaksnya.“Sayang,” panggil Mikedengan mata yang masih memandang ke depan.“Heum?” Kejoramenunggu kelanjutan perkataan Mike.“Kita ke hotel saja yuk? Rasanya kita tak pernah berbulan madu…,” bisiknya lirih.Kejoratercenung men

  • Obsesi Terlarang   Kencan Murahan

    “Sedang apa?” Mike melingkarkan tangannya di perut rata milik Kejora.Wanita itu sudah berganti pakaian usai sore tadi mereka melakukan resepsi.Kejora menggelengkan kepalanya pelana, “hanya melihat sekeliling saja. Aku bosan,” keluhnya.“Mau jalan-jalan?”Tawaran Mike membuat Kejora membalikkan tubuhnya dan memandangi suaminya dengan penuh semangat dan dia menganggukkan kepalanya.Mikememegangi tangan Kejora. Mereka tengahberjalan berdua mengelilingi area pasar malam yang berwarna-warni lampunya itu.Kejoramengamati kemana Mikemelangkah saat ini. Langkah kaki Mikemembawanya menuju penjual gulali. Permen kapas berbentuk love yang sengaja dibelinya untuk istrinya. Kejoratak menyangka, dia tercenung melihat bagaimana pria yang menjadi suaminya itu mau melakukan hal-hal receh seperti ini.Mikemenyodorkan permen kapas yang terbungkus plastik

  • Obsesi Terlarang   Mencintaimu!

    Mempersiapkan pernikahan tentu tak mudah, apalagi Mike sengaja tak ingin melibatkan orang tua. Dia justru ingin memberikan kejutan pada semua bagaimana konsep pernikahan yang akan dia berikan. Bahkan, Kejora pun hanya boleh tahu gaun yang akan mereka kenakan saja. Tidak dengan konsep juga gedungnya. Padahal saat lamaran, Mike banyak bertanya apa keinginannya. Tentu semua itu terasa menyebalkan untuk Kejora, tapi dia percaya Mike akan melakukan semua yang terbaik.Semakin melihat perjuangan Mike akhir-akhir ini hati Kejora semakin luluh. Bahkan seperti remaja yang baru mengenal asmara, sekali saja Mike tak mengangkat panggilannya, Kejora akan menangis. Atau saat dia rindu, Mike justru tak bisa datang, dia akan marah. Mungkin dia sudah terkena pelet cinta yang disebarkan oleh Mike dengan semua perhatiannya.Mengetahui jika Kejora sudah sampai seperti itu padanya, hati Mike tentu saja bahagia. Maka itu dia tak main-main dalam mempersiapkan semuanya. Untuk calon istrinya.

  • Obsesi Terlarang   Lamaran

    Sehari setelah pernikahan Andromeda dan Laras, Kejora diminta Rina dan Marje untuk ke rumah sakit bersama mereka. Pada awalnya, tentu Kejora banyak bertanya karena bingung ada gerangan apakah dia harus ke rumah sakit. Ternyata saat berada di sana, dia melihat sendiri tubuh laki-laki yang merupakan ayah kandungnya sedang lemah tidak berdaya. Kelvin harus di rawat di rumah sakit karena penyakit jantung yang dia derita.Kejora tak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa menatap dengan sedih saat memasuki ruangan itu."Kejora," panggil Kelvin pelan saat melihat putrinya membuka pintu ruangannya."Papa," bisik Kejora sambil melangkah mendekati ranjang.Dia membenci Kelvin, sangat, apalagi setelah tahu karena hubungan darah yang menjeratnya beserta Andromeda adalah karena ulah sang ayah. Namun, semua manusia pasti memiliki kesalahan, dan jika Kelvin meminta maaf atas kesalahannya tentu Kejora tak mungkin masih menaruh dendam."Duduk di sini, Nak." Kelvin me

DMCA.com Protection Status