Share

6. Kopi Darat

Penulis: Camaraderie
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-23 13:22:56

“Okey, we can meet later in BIP, is that okey?” Kejora tengah berbicara dengan seseorang di balik telpon.

Dengan pekerjaan yang masih menumpuk akibat akhir tahun dan audit besar-besaran, maka semua karyawan terkena dampaknya, seperti Kejora salah satunya. Dia bolak-balik ke ruangannya lantas menuju ruangan lain, membuat laporan, menyocokkan dana dan sebagainya sembari dengan benda pipih bernama android itu menempel terjepit antara bahu dan telinganya saat ini.

Kania sendiri sudah tak terkena masalah beruntun, karena memang dia hanya menghitung pengeluaran sang atasan saja dan setiap minggu dia membuat laporannya, berbeda dengan bagian administrasi keuangan bidang lainnya, seperti Kejora salah satunya.

Dia malah mengekori Kejora yang bergerak ke sana kemari tanpa henti bak setrika yang tengah menghangatkan pakaiannya.

“Okey, we will meet at 07.00 pm, bye ....” Kejora menutup panggilannya dan mendesah lelah.

Di tangannya masih ada dua tumpukan laporan lagi yang harus dia serahkan kepada atasannya.

“Gimana? Gimana? Jadi ketemuan sama si abang bule?” berondong Kania yang masih merasa penasaran dengan kenalan Kejora melalui aplikasi kencan itu.

Kejora tersenyum lelah, dia tertawa setelahnya. Mengikuti saran gila dari Kania memang tak ada benarnya. Namun, dia juga membutuhkannya. Jadi, mau tak mau dirinya lebih baik melakukan refreshing sejenak di tengah hiruk pikuknya pekerjaan saat ini.

“Sudah deh, aku aja yang mengerjankan, kamu udah ke BIP aja, kasihan kalau dia sampe nunggu loh ...,” seloroh Kania yang menyerobot tumpukan laporan milik Kejora.

“Tapi, Kan—” Suaranya terhenti dengan interupsi dari Kania saat ini.

“Sudah saatnya kamu berburu pria juga kok, biar nggak jomblo terus, biar bisa double date,” imbuh Kania cepat-cepat.

Kejora menyambar tasnya lantas akan pergi meninggalkan Kania, namun sahabatnya itu malah mencekal tangannya. “Wait! Wait! Wait! Kamu mau pergi gini aja?” Kania malah mengarahkan hidungnya mengendusi pakaian Kejora.

Wanita itu menatap dari ujung kaki sampai ujung kepala, menelisik Kejora yang merasa bingung dan risih dengan tingkah sahabatnya kali ini. “Ih, kenapa sih, Kania?” tanyanya sambil sedikit memundurkan tubuhnya saat ini.

“Kamu serius mau ketemuan kek begini? Isssh! Tak patut! Sini!”

Grep! Kania menegaskan pegangannya di bahu Kejora. Dia menuntun tubuh Kejora untuk duduk di kursi berputar, lantas mengeluarkan seperangkat alat make up dan juga satu kemeja floral yang sellau dia bawa sebagai baju ganti untuknya.

Kejora hanya bisa pasrah. Sebenarnya tubuhnya sudah luluh lantak namun dia tak enak menolak niat baik sang kenalan yang ingin mengajaknya kopi darat saat ini.

Kejora pasrah saat rambutnya disisiri lantas dikepang ke samping, lalu wajahnya dibersihkan dari segala debu dan sisa-sisa keringat dan Kania melakukannya dengan senang hati, memberikan sentuhan sedikit riasan ke wajah Kejora yang mulus.

“Duh! Wajah kamu mulus banget, nggak pernah jerawatan deh ini,” oceh Kania yang masih asik menepuk-nepuk wajah Kejora dengan spons beralas cushion miliknya.

“Heum ....” Kejora hanya bisa berdeham saja.

Sentuhan terakhir.

“Buka bibirnya dong!” perintah Kania dengan tak sabaran.

Kejora menuruti perkataan sang sahabat terbaiknya. Sahabatnya itu memoleskan lipstick nude kesayangannya yang harganya mencapai satu juta, hadiah dari Adam katanya. “Coba, dicap-cap!” Kania sampai memeragakan pergerakan bibir terbuka dan menutup untuk merapikan lipstick di bibir Kejora.

Kejora bagai anak-anak yang bisa didandani sesuka hati oleh Kania saat ini. “Dah, sana! Ganti baju dan langsung berangkat!” Kania mendorong tubuh Kejora menuju toilet terdekat.

Kali ini Kejora harus mengakui bagaimana Kania membuat wajahnya terlihat segar dan pakaian yang dikenakannya begitu cocok bukan main di tubuhnya. Kecantikan yang terpantul di cermin membuat senyuman di bibir gadis itu terulas indah.

“Cantik!” pujinya pada dirinya sendiri.

Kerutan matanya hilang, terlihat berbinar dengan sedikit rona di pipinya. Wajah kuning langsatnya sangat cocok dengan riasan yang diaplikasikan oleh Kania.

Dia mencangkol tas selempangnya dan menuju area parkir. Hampir tiga hari ini dia membawa mobil yang baru dibelikan oleh ayah tirinya.

Menjelang malam sabtu rupanya jalanan menjadi macet panjang seperti ini. Kejora mendesah lelah, benar-benar tak bisa diprediksikan kalau Bandung pun bisa semacet ini. Mobilnya bahkan bergerak hanya dua menit lantas terhenti kembali.

Di luar mobilnya, langit sore dengan jingganya mulai menghiasi atas bumi. Kejora bisa melihat mega yang indah ini sesering mungkin ketika berada di Indonesia. Senyumannya terulas kecil, dia menikmati senja yang ada di sini.

Suara klakson yang bergantian dan tak sabaran ingin menerobos menjadi satu hal yang paling tak dia sukai. Kalau begini dia seharusnya memilih kafe pinggir jalan yang sepi saja bukannya bertujuan ke Mall begini.

Kejora keluar dari mobilnya, dia berjalan penuh rasa percaya dirinya, membuat atensi bercampur arogansi yang menguar menjadi kharisma yang sangat kentara. Bahakn pengunjung di sana yang berpapasan ikut melihat tak teralihkan selama beberapa detik.

Dia berbeda di pandangan mata mereka.

Oke, dia mencari salah satu kafe yang dituju oleh dia dan Mike Gilbert untuk sekedar kopi darat dan bersantai. Kejora melihat salah satu pria asing berkebangsaan Eropa yang tengah menunduk, memainkan ponselnya dengan arah miring darinya.

Berkali-kali Kejora memastikan kalau memang itu adalah Mike yang akan ditemuinya.

Drrrt ... drrrt ...

“Astaga!” Kejora terkejut saat ponsel yang dipegangnya bergetar dan Mike menghubunginya. Kali ini dia merasa gugup bukan main sampai-sampai dia tak bisa mengangkat telpon dari Mike karena jarinya tak sanggup menggeser ikon hijau dalam beberapa detik.

“Halo, Mike,” sapanya usai berhasil menjawab panggilan pria bule itu.

“Where are you? Are you arrive here?” tanya pria yang tengah duduk dan kini berbicara di ponsel.

Oke itu dia!

“Just see on your right side, Mike,” timpal Kejora dengan senyuman terulas meski gugup saat ini.

Deg! Deg! Deg!

Jantung gadis itu bekerja ekstra tanpa diperintah saat ini, ketika mata biru pria itu memandangnya. Kali ini seolah-olah tubuhnya ditarik gravitasi yang meningkat berkali lipat.

Deg! Kepala Kejora pening seketika di saat pria bertubuh tinggi besar itu tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya.

‘Oh My God!’ Batinnya berteriak kegirangan dengan segala kesempurnaan fisik yang dimiliki pria itu.

Bahkan pria bernama Mike itu berdiri dan menuju ke arahnya. Rambut ikalnya yang memiliki warna jahe sangat unik. Khas sekali keturunan Eropanya, benar-benar berbeda dari banyaknya warga Belanda yang pernah Kejora jumpai.

Tubuh gadis itu kaku dan semakin tak bisa digerakkan ketika Mike berjalan ke arahnya sampai mereka saling berhadapan saat ini.

“Hai, Jora?” Dan saat itu juga, suara dari Mike menggema di telinganya, membawakan alunan nada yang semakin memaku tubuhnya sejajar dengan pusat bumi, sementara manik hitamnya membulat menatap penuh kagum pada sosok Mike Gilbert yang tengah menyapanya sambil tersenyum indah. Satu kata, tampan!

(Ps, jangan lupa tambahkan ke library dan komen-komen yaaa)

Camaraderie

Halo, jangan lupa tambahkan ke rak buku kalian ya, komen-komennya dong sama gem juga boleh, hihi buat menyemangati otor untuk nulisnya nih, see youuuu

| Sukai

Bab terkait

  • Obsesi Terlarang   7. Gugup Di Hadapannya!

    Kejora tak pernah tahu kalau bertemu pria bule bernama Mike ini menimbulkan efek berkepanjangan. Jelas-jelas pria itu memiliki pesona mematikan dengan mata biru dan rambut jagungnya yang dibiarkan berantakan malah menimbulkan kesan seksi yang tak terkendali saat ini. Tangannya mendadak mengeluarkan keringat dingin nan deras dan jantungnya terus berdetak hebat menyuarakan kegugupannya yang kian kencang seiring matanya menatap dalam-dalam sosok bertubuh tinggi besar tengah menuju ke arahnya sembari melemparkan senyuman mautnya. Deg! Deg! Deg! ‘Berhenti kau jantung sialan!’ maki Kejora dalam hatinya sendiri saat ini. Degupan jantungnya seolah-olah terdengar sampai keluar, dia merasa semua orang memperhatikannya dan mencuri-curi pandang ke arah Mike. Jelas saja, pria itu memang paling berbeda penampilannya di kafe ini. Batinnya tengah bergulat mencoba menghentikan rasa gugupnya, bibirnya terkaatup rapat seiring denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-25
  • Obsesi Terlarang   8. Mencari Wanita Online

    Siapa yang menyangka seorang Kejora bisa terus memikirkan pria di dalam otaknya untuk saat ini? Bahkan dirinya sendiri pun tak menyangka akan bisa seperti ini, terperangkap dengan sosok Mike yang satu minggu lalu ditemuinya. “Kejora, kamu bisa ikut saya rapat ke perusahaan Angkasa Jaya?” ajak atasan Kejora yang merupakan direktur keuangan di sana. Deg! Srekkk! Brak! Perempuan yang dipanggil namanya itu setengah menggebrak meja karena terkejut. Kejora yang tengah duduk melamun terperanjat seketika saat mendengar suara atasannya yang tiba-tiba sudah berdiri di depan mejanya saat ini. Matanya hampir menggelinding seiring dengan jantungnya yang siap meluncur bebas.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-28
  • Obsesi Terlarang   9. Sama-Sama Dijemput

    Kalau waktu menjadi pemerhati untuk kedua insan yang saling beradu pandang, maka jelas waktu adalah sesuatu yang bisa dirasa tanpa bisa dilihat dan diraba. Semuanya menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Seperti Andromeda yang tak paham kenapa dirinya capek-capek ikut menunggu dan terus memerhatikan Kejora yang tengah menunggu sang pujaan. Tanpa ada sapaan, tanpa ada bicara dan hanya bertatapan sebentar namun dia memiliki rasa yang aneh tak terdefinisi dalam sanubarinya sendiri saat ini. *** Kejora mendesah bingung, dia menatap ponselnya lama dengan jari yang mematung, menjadi penyangga untuk ponselnya sendiri. Begitupun Andromeda yang melihat terus menerus profil Kejora, merasa aneh dengan gelagat hatinya yang tak membolehkan dirinya menggulir layar ponselnya sendiri. Jarinya bahkan bisa bimbang dalam menentukan akan memberikan love atau tidak. Lucu sekali reaksi tubuhnya saat ini. Matanya seolah-olah ada yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-03
  • Obsesi Terlarang   10. Kembali Bertemu

    Suara gaduh di pelataran benar-benar membuat Kejora risih, apa memang di sini jarang melihat pria barat? Oke, wanita asia suka sekali dengan pria Eropa. Jangan salahkan mereka, dia pun sama sukanya saat ini. Sangat lucu bagi Kejora sendiri ketika dirinya pun ikut mengagumi Mike yang datang menghampirinya. Clarissa, wanita yang menggandeng tangan Andromeda itu juga tak kalah menganga seiring matanya yang menatap Mike, pria bule berambut red ginger. Sangat langka. “Wah, cewek itu seleranya mantap juga, pria bule. Tapi, dianya sih ... biasa aja,” tutur Clarissa ikut berkomentar di samping Andromeda. Andromeda tak suka mendengarnya, kenapa wanita harus mengagumi sosok makhluk kolonialisme itu? Dia berdecih, “cih! Memang apa bagusnya mereka? Kalau begitu kenapa kamu tak mencari partner ONS bule juga?” tanya Andromeda masih dengan nada arogannya saat ini. Clarissa, wanita cantik nan modis, dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-08
  • Obsesi Terlarang   11. Seksi!

    “Aaa!!! Tidak mau!!!” Teriakan nyaring dari mulut Kejora terdengar melengking. Ini akibat dari Mike yang menggelitiki perut Kejora. Mereka tengah bercanda tawa di pinggir pantai. Usai pertemuan kedua dan ketiga, Mike setuju ikut berlibur bersama Kejora dan kedua sahabatnya yang lain, Kania dan pacarnya. Mereka tengah berlibur ke Bali. “Makanya jangan bermain-main denganku, hahaha ....” tawa puas Mike bahkan terdengar menggelegar. Tadi, Kejora hanya mengerjai Mike untuk memakan makanan yang terbuat dari kaki ayam. Mike yang tak pernah mencoba merasa jijik dan membayangkan bagaimana bisa kaki hewan yang tak berpelindung itu dimakan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-23
  • Obsesi Terlarang   12. Berkejar-Kejaran di Pinggir Kolam

    Di tengah malam yang dingin, pria berdarah Eropa itu harus puas dipukuli oleh Kejora yang tak terima karena Mike melihatnya mengenakan bikini. Meski sekarang gadis itu sudah mengenakan handuk yang menutupi hampir seluruh tubuhnya namun tetap saja, Kejora merasa sudah ternodai oleh Mike. “You are pervert Mike!!!” Lagi-lagi dia berteriak kencang, memekakkan telinga Mike tanpa ampun. “Wait! Wait! Wait! Please stop Jora, i am just kidding, au! Stop Jora ... stop ....” Mike menangkap kedua pergelangan tangan Kejora yang terdampar di dadanya. Kejora terdiam, dia membisu karena pandangan netra biru Mike mengunci matanya saat ini. Wajah Mike yang tampan dengan tatapan intens miliknya tertuju pada Kejora. Kejora membeku, tubuhnya kaku tak bisa digerakkan. Otaknya menjadi lumpuh hanya karena tatapan misteri yang diberikan oleh sang Dewa Adonis saat ini. Grep! Srek! Satu hentakan kuat menarik tubuh mungil Kej

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Obsesi Terlarang   13. Setitik Kalimat Sapaan

    Saat debur ombak mulai menggulung hebat tanpa henti, saat itu juga Kejora harus dibuat terkejut akan apa yang tengah dikatakan oleh Mike saat ini. Di pinggir pantai yang sepi, usai mereka mengendarai motor dan berboncengan, Kejora tak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta mendadak saat ini. Telinganya berdenging saat ini. “I like you, lets we make our relationship?” ucap Mike dengan lantang. Pria itu berdiri di hadapan Kejora dengan rasa percaya dirinya yang tinggi. Namun, di sisi lain dia merasa gugup saat berusaha menyatakan ketertarikannya. Kejora terpekur mendengarnya. Dia diam dengan mata yang berkedip-kedip cepat, namun .... Tidak ada kupu-kupu dalam perutnya yang bergerombol memaksa keluar, meskipun dadanya bergemuruh hebat. Tangannya meraba dadanya sendiri. Seharusnya dia senang karena Mike mengungkapkan perasaannya namun .... Keduanya saling te

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Obsesi Terlarang   14. Berbicara Tentang Andromeda

    Tatapan bingung yang dilontarkan Kejora kepada Kania, Adam dan Mike menjadi satu kesatuan utuh. “Kenapa sih kalian ada di depan pintu?” tanyanya dengan polos saat itu juga. Adam sendiri memilih mencari-cai sesuatu lantas menyentuh kening Kania yang saat ini sudah berbaring. “Kania sakit, dia tak bawa kunci kamar kalian dan ... dia dengan Adam menggedor pintu sampai akupun ikut membantu, aku heran kamu sedang apa sampai tak mendengarnya,” tutur Mike yang kini duduk di sofa mengutak-atik tayangan di televise. “Loh, kamu sakit?!” Kejora terburu-buru menghampiri Kania. Sahabatnya itu sudah bergelung selimut dengan wajah sayunya yang memerah. “Dia hanya demam, kelelahan karena berjalan-jalan tadi,” timpal Adam yang mulai menyodorkan segelas air mineral dan paracetamol. Kania yang masih dongkol dengan Kejora pun memilih duduk sebentar untuk meminum obatnya. Rasa pahit obat sepertinya lebih

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-27

Bab terbaru

  • Obsesi Terlarang   Ekstra Part

    Larasduduk termangu menopang dagu pada kosen jendela kamarnya. Wajahnya yang pucat itu basah karena percikan hujan. Larasmengulurkan tangan, tetesan air hujan berkumpul di telapak tangannya. Berjatuhan ketika ia mencoba menggenggamnya.Ia menatap ke seberang jalan. Matanya menangkap sesosok laki-laki yang berlari menerobos hujan. Menuju jendela kamar tempat ia duduk. Langkahnya begitu cepat karena tungkainya yang panjang. Hanya perlu waktu sebentar saja dan sekarang ia sudah berdiri di hadapan Hanna.Larasberdiri dari duduknya, dengan dua alis yang saling bertaut ia menatap lekat wajah laki-laki yang berada di hadapannya. Senyum seindah bulan sabit tergambar di wajah si laki-laki, lalu tangan dinginnya membelai pipi Larasyang basah.“Hai Han,” sapa si laki-laki di tengah derasnya hujan.“Ilham …,” balas Laraslirih, hampir tak terdengar.Ilham, laki-laki itu merengkuh kedua tangan kecil Lara

  • Obsesi Terlarang   Epilog

    “Mom, kapan kita akan bertemu dengan Iriana lagi?” Anak laki-laki berumur 9 tahun terus saja bertanya soal bertemu dengan Iriana, membuat Kejora tersenyum.“Inginnya kapan?” Kejora mengelus lembut rambut milik putranya itu. Rambut coklat yang menuruni gen darinya dan juga rambut yang selalu dielu-elukan oleh neneknya.“Barta inginnya bertemu besok!” seru anak itu sambil sesekali memeluk leher milik ibunya.“Ya, besok kita akan terbang ke Indonesia, mengunjungi Iriana, ok?”“Hu’um!” Barta menganggukkan kepalanya bersemangat, membayangkan wajah gadis kecil yang ditemuinya 3 tahun lalu itu dan merindukannya.“Memangnya kenapa ingin bertemu dengan Iriana? Dia menangis saat kamu mengejarnya tuh,”timpal Mike yang baru saja pulang dari kantornya.Dia mengecup lembut kening Kejora lantas duduk di samping istrinya. Kejora sendiri tersenyum saja, seperti biasan

  • Obsesi Terlarang   Baby Shower

    Mikesedang membantu Kejoramengeringkan rambutnya setelah tidur semalaman efek dirinya yang membuat Kejorakelelahan karena ulahnya. Bahkan senyumannya pun tersungging jelas tanpa surut barang sedetikpun.Kejoraikut tertular senyuman itu. Dia memotret posenya dengan perut besar dan dibelakangnya Mikesedang berkonsentrasi mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, dia paling anti dengan hairdryer, penyebab dirinya mengeringkan rambutnya dengan handuk terus menerus.Dia memotretnya melalui pantulan cermin, aestetik! Dengan lancar dirinya mengunggah di media sosial miliknya. Hitungan menit saja sudah banyak like yang didapatkan bersamaan dengan kolom komentar yang mulai ramai itu. Dia terkikik geli membacanya.“Kok ketawanya sendiri sih?” protes Mikesambil mengalungkan lengannya memeluk leher Kejora. Dia selalu senang menghirup aroma yang menguar dari tubuh istrinya itu, bagai candu yang mampu

  • Obsesi Terlarang   Rasanya ....

    “Kenapa ada susu hamil?” Kejora yang tengah memeriksa laci dapur pun melihat dua kotak susu. Dia ingat sedari kemarin Mike selalu memberinya susu hamil.“Kita periksa kandungan bukan?”Kembali Kejora bersuara, wajahnya datar dan nada bicaranya dingin bukan main, merasa kalau Mike memiliki sesuatu yang disembunyikan.Mike yang baru saja pulang dari bekerja pun meringis bingung. Dia tak menyangka Kejora akan segera mengetahuinya. Dia terlalu bodoh sampai-sampai dia sendiri malah ketahuan. Susu hamil! Gara-gara susu itu dia mulai ….“Sayang, itu ….”“Apa kamu berpikir aku akan menggugurkannya sama seperti saat itu? Kau gila jika aku berpikir begitu Mike!” seru Kejora sambil melemparkan sekotak susu mengenai tubuh suaminya.Miketertegun mendengar jawaban Kejora. Dia begitu merasa tertohok karena pertanyaan Kejoradengan mata sayunya yang memandan

  • Obsesi Terlarang   Tanpa Dia Tahu

    Dua bulan pernikahan memang sudah menjadi suatu kebiasaan baru bagi Kejora. Wanita itu sudah terbiasa dengan kehadiran Mike di sampingnya dan pasti memeluknya juga. Lengan kekar Mike selalu berakhir melingkar di perutnya.Apalagi saat dirinya berbalik dan mendapati tubuh Mike yang setengah telanjang menjadi pemandangan pertama yang dijumpai oleh matanya.Namun, memandangi wajah pulas Mike berlarut-larut malah memancing mual sampai Kejora berlari menuju wastafel. Mike yang mendengarnya membuka mata seiring suara berisik yang timbul oleh Kejora saat ini.Hoek! Hoek!Kejora berkali-kali memuntahkan isi perutnya.Melihat Kejora yang pucat semakin membuat khawatir Mike. “Are you ok?” tanyanya sambil memapah Kejora.Kejora menggeleng pelan.***Kejoramasih duduk melamun sendirian. Dia yang terlalu polos hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja saat ini. Benar-benar bukan hal biasa baginya

  • Obsesi Terlarang   Malam yang Indah

    Benar-benar terasa indah jika seperti ini dengan kencan dan senyum yang ditawarkan. Kejoramemegang tangan besar Mikesepanjang perjalanan menuju tempat pulang. Berkendara di malam hari setelah berkencan memang menyenangkan.Hatinya sangat terasa bahagia hanya karena bisa berduaan dengan Mikesaat ini. Malam yang sepi dengan hujan deras menghias jalanan sampai-sampai jalanan di malam hari yang biasanya tak pernah sepi kini lengang termakan derasnya hujan.Mikemasih berfokus menyetir membawa mobilnya, namun entah kenapa dia mengingat suatu hal yang paling ingin dilakukannya saat ini. Mencumbu Kejorasampai mencapai klimaksnya.“Sayang,” panggil Mikedengan mata yang masih memandang ke depan.“Heum?” Kejoramenunggu kelanjutan perkataan Mike.“Kita ke hotel saja yuk? Rasanya kita tak pernah berbulan madu…,” bisiknya lirih.Kejoratercenung men

  • Obsesi Terlarang   Kencan Murahan

    “Sedang apa?” Mike melingkarkan tangannya di perut rata milik Kejora.Wanita itu sudah berganti pakaian usai sore tadi mereka melakukan resepsi.Kejora menggelengkan kepalanya pelana, “hanya melihat sekeliling saja. Aku bosan,” keluhnya.“Mau jalan-jalan?”Tawaran Mike membuat Kejora membalikkan tubuhnya dan memandangi suaminya dengan penuh semangat dan dia menganggukkan kepalanya.Mikememegangi tangan Kejora. Mereka tengahberjalan berdua mengelilingi area pasar malam yang berwarna-warni lampunya itu.Kejoramengamati kemana Mikemelangkah saat ini. Langkah kaki Mikemembawanya menuju penjual gulali. Permen kapas berbentuk love yang sengaja dibelinya untuk istrinya. Kejoratak menyangka, dia tercenung melihat bagaimana pria yang menjadi suaminya itu mau melakukan hal-hal receh seperti ini.Mikemenyodorkan permen kapas yang terbungkus plastik

  • Obsesi Terlarang   Mencintaimu!

    Mempersiapkan pernikahan tentu tak mudah, apalagi Mike sengaja tak ingin melibatkan orang tua. Dia justru ingin memberikan kejutan pada semua bagaimana konsep pernikahan yang akan dia berikan. Bahkan, Kejora pun hanya boleh tahu gaun yang akan mereka kenakan saja. Tidak dengan konsep juga gedungnya. Padahal saat lamaran, Mike banyak bertanya apa keinginannya. Tentu semua itu terasa menyebalkan untuk Kejora, tapi dia percaya Mike akan melakukan semua yang terbaik.Semakin melihat perjuangan Mike akhir-akhir ini hati Kejora semakin luluh. Bahkan seperti remaja yang baru mengenal asmara, sekali saja Mike tak mengangkat panggilannya, Kejora akan menangis. Atau saat dia rindu, Mike justru tak bisa datang, dia akan marah. Mungkin dia sudah terkena pelet cinta yang disebarkan oleh Mike dengan semua perhatiannya.Mengetahui jika Kejora sudah sampai seperti itu padanya, hati Mike tentu saja bahagia. Maka itu dia tak main-main dalam mempersiapkan semuanya. Untuk calon istrinya.

  • Obsesi Terlarang   Lamaran

    Sehari setelah pernikahan Andromeda dan Laras, Kejora diminta Rina dan Marje untuk ke rumah sakit bersama mereka. Pada awalnya, tentu Kejora banyak bertanya karena bingung ada gerangan apakah dia harus ke rumah sakit. Ternyata saat berada di sana, dia melihat sendiri tubuh laki-laki yang merupakan ayah kandungnya sedang lemah tidak berdaya. Kelvin harus di rawat di rumah sakit karena penyakit jantung yang dia derita.Kejora tak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa menatap dengan sedih saat memasuki ruangan itu."Kejora," panggil Kelvin pelan saat melihat putrinya membuka pintu ruangannya."Papa," bisik Kejora sambil melangkah mendekati ranjang.Dia membenci Kelvin, sangat, apalagi setelah tahu karena hubungan darah yang menjeratnya beserta Andromeda adalah karena ulah sang ayah. Namun, semua manusia pasti memiliki kesalahan, dan jika Kelvin meminta maaf atas kesalahannya tentu Kejora tak mungkin masih menaruh dendam."Duduk di sini, Nak." Kelvin me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status