Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 62 Edward, Si Pria Pemilih Part 2

Share

BAB. 62 Edward, Si Pria Pemilih Part 2

last update Last Updated: 2025-04-08 14:30:54

Plaza Indonesia di Senayan, Jakarta, masih ramai di sore hari itu. Di dalam sebuah butik mewah, Edward sedang berdiri dengan cermat di depan rak-rak tuksedo, matanya menelusuri setiap setelan dengan teliti. Di sekelilingnya, beberapa anggota keluarga dan staf butik menunggu dengan sabar, meskipun mulai merasa lelah.

Bunda Ayu, ibunda Edward, tampak duduk di sofa empuk, mengamati putranya dengan pandangan penuh kasih akan tetapi juga sedikit putus asa dan mulai kesal sendiri.

"Edward, kita kan sudah memilih gaun pengantin untuk Zuri yang sungguh sempurna. Apa kamu tidak bisa sedikit lebih cepat untuk memilih tuksedo-mu sendiri?" ucap sang ibu dengan nada lembut namun tegas.

Edward, CEO dari EK Corp, hanya tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari deretan tuksedo yang ada di hadapannya.

"Bundaku Sayang, resepsi pernikahanku dan Zuri adalah hari yang sangat penting, bagiku. Jadi sudah pasti banget aku ingin semuanya sempurna," jawabnya, suaranya terdengar tenang namun penuh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 63 Makan Malam Keluarga

    Malam perlahan menyelimuti Kota Metropolitan, Jakarta ketika anggota Keluarga Kenneth akhirnya keluar dari butik setelah sesi pemilihan tuksedo yang panjang dan melelahkan. Edward, yang dikenal perfeksionis, akhirnya puas dengan pilihannya. Zuri, sang istri yang sabar, serta Bunda Ayu, Kak Nesa, dan istrinya Kak Andre, mengikuti di belakangnya dengan perasaan lega."Sudah malam sekali," gumam Bunda Ayu sambil melirik jam tangan berlapis emas di pergelangan tangannya. "Bagaimana kalau kita makan malam dulu sebelum pulang? Bunda lapar sekali, nih."Zuri mengangguk setuju. "Ide bagus, Bunda. Di sini ada restoran Jepang yang terkenal, namanya Shabu Shabu House. Makanan yang disediakan di sana terkenal segar dan enak. Apa kita mau ke sana saja?"Edward, sambil merapikan jasnya, mengangguk. "Tentu, itu pilihan yang baik, Sayang. Aku juga lapar setelah semua pemilihan tuksedo yang sungguh merepotkan tadi," jawabnya sambil tersenyum kecil, menyadari betapa dia telah membuat semuanya menung

    Last Updated : 2025-04-08
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 64 Pertemuan Keluarga

    Keesokan harinya,Setelah selesai dengan meeting pagi yang berlangsung hingga tengah hari, Edward, sang CEO EK Corp, berdiri dari kursinya di ruang rapat. Pria tampan itu lalu melirik jam tangannya sekilas, memastikan waktu sebelum berpaling ke arah para peserta rapat yang terdiri dari para manajer dan eksekutif perusahaannya.“Terima kasih atas kerja samanya pagi ini. Saya harus pergi sekarang karena ada urusan keluarga yang perlu saya urus,” ucapnya dengan nada tegas namun bersahabat. Para manajer mengangguk mengerti, dan ada beberapa di antaranya melontarkan senyum simpul. Edward berbalik dan berjalan keluar dari ruang rapat, menuju ruang sekretariat di mana Zuri, istrinya, bekerja. Dia melihat Zuri tengah sibuk mengatur beberapa dokumen di meja kerjanya.“Zuri, apakah kamu sudah siap?” tanya Edward sambil tersenyum, menghampiri istrinya. Zuri menoleh dan tersenyum lembut. “Ya, sebentar lagi, Mas. Aku hanya perlu merapikan ini sedikit lagi,” jawabnya sambil menutup map yang ada

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 65 Edisi Jalan-jalan

    Pagi itu, sinar matahari menembus jendela-jendela kaca gedung perkantoran EK Corp, memberi suasana hangat di langit Jakarta yang cerah. Edward, seorang CEO muda dyang cemerlang, baru saja menyelesaikan rapat dengan para manajer serta jajaran penting di perusahaannya. Dengan senyum puas, pria tampan itu melangkah keluar dari ruang rapat dan menuju ke dalam kantornya yang berada di lantai tertinggi gedung itu.Setibanya di kantor pribadinya, Edward langsung disambut oleh pemandangan yang tiba-tiba sangat menenangkan hatinya saat ini. Zuri, sang istri, sedang duduk manis di sofa sambil membaca sebuah majalah. Zuri baru saja meminta izin dari bagian sekretariat untuk menunggu suaminya, siap memulai hari yang sudah mereka rencanakan sejak kemarin.“Halo, My Baby,” sapanya kepada istrinya.“Mas Edward. Kamu datang juga. Sudah selesai meeting-nya, Sayang?” Zuri menyambut Edward dengan senyum manisnya.Edward mendekati Zuri, mencium keningnya dengan lembut. “Sudah dong, Cintaku. Semua ber

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 66 Menghabiskan Waktu di Pantai Indah Kapuk

    Setelah puas menikmati keindahan pantai Ancol dan berjalan-jalan di sepanjang pasir putih yang lembut, Edward pun mengajak Zuri, Bu Heni, dan Lingling melanjutkan perjalanan ke Pantai Indah Kapuk atau sering dikenal sebagai PIK, sebuah kawasan elit yang menjadi tempat favorit untuk wisata dan bersantai di salah satu sudut Kota Jakarta di bagian utara. Di dalam mobil, suasana masih dipenuhi canda dan tawa, terutama Lingling yang tampak sangat menikmati hari tersebut.“Kak Edward, kakak ipar yang baik hati, hari ini aku merasa seperti sedang liburan di luar negeri! He-he-he,” ucap Lingling sambil tertawa. “Bukan hanya ke Ancol, sekarang kita akan ke PIK yang katanya tidak kalah keren.”Edward tersenyum sambil mengemudikan mobilnya dengan tenang. “Tunggu sampai kamu lihat Pantai Pasir Putih PIK 2, Lingling. Kamu pasti akan menyukainya. Rasanya seperti berada di tempat tropis yang jauh dari suasana kota yang padat l.”Bu Heni yang duduk di samping Zuri pun menimpali, “Ibu juga ikut pe

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 67 Ranti Bersembunyi

    Di suatu siang di Kota Jakarta,Ranti, seorang owner Light Wedding Organizer sedang berdiri di tengah-tengah ballroom megah Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan. Gadis cantik itu sedang memandangi setiap sudut ruangan yang telah dihiasi dengan sempurna. Cahaya kristal lampu gantung memantul indah di permukaan marmer, sementara rangkaian bunga-bunga putih dan pink menghiasi setiap meja, kursi, dan sudut ruangan. Bunga mawar, lili, dan anggrek yang tertata rapi menciptakan suasana elegan dan romantis, sesuai permintaan pasangan yang akan menikah keesokan harinya yaitu Edward Kenneth, seorang pengusaha sukses dan istrinya tercinta, Zuri Agnesa.Ranti menarik napas panjang, berusaha mengalihkan pikirannya dari perasaan yang tiba-tiba kembali menyeruak. Ruang ballroom yang begitu megah seharusnya membuatnya bangga, karena ini adalah puncak dari hasil kerja kerasnya bersama tim Light WO. Namun, dibalik kebanggaan itu, ada rasa sakit yang tidak bisa dihindari olehnya."Sempurna," bisik

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 68 Royal Wedding Edward dan Zuri

    Ballroom Hotel Rafless di Kuningan, Jakarta Selatan, berubah menjadi tempat yang memukau hari itu. Ruangan luas tersebut telah disulap menjadi arena pernikahan mewah sesuai tema yang diusung oleh Edward dan Zuri yaitu "Royal Wedding." Lampu-lampu gantung berkilau elegan, menghiasi langit-langit tinggi, memberikan nuansa kemegahan yang tak terelakkan. Cahaya lembut memantul di atas meja-meja yang dihiasi taplak sutra putih dan bunga mawar segar berwarna merah muda dan putih. Suasana tersebut membuat setiap tamu yang datang terpukau sejenak sebelum mereka mulai bercakap-cakap dan berbaur dengan undangan lainnya.Di sudut ruangan, terdapat kue pengantin yang menjulang tinggi dengan lima lapisan. Dihiasi bunga-bunga gulali yang detail dan elegan, kue itu tampak seperti mahakarya seni. Tak jauh dari situ, meja-meja prasmanan penuh dengan aneka hidangan lezat dari berbagai jenis masakan. Sate lilit Bali, rendang Padang, serta hidangan western seperti steak daging sapi dan pasta alfredo ter

    Last Updated : 2025-04-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 69 Royal Wedding Edward dan Zuri Part Two

    Di atas panggung utama yang megah, sorotan lampu mulai berfokus pada Edward dan Zuri yang kini sedang berdiri berhadap-hadapan, tangan keduanya saling menggenggam erat. Di depan mereka, seorang pemuka agama dengan tenang sedang berdiri, yang akan memandu Zuri dan Edward untuk mengucapkan janji suci pernikahan. Ruangan ballroom yang tadinya penuh dengan suara bisikan dan percakapan kini hening, setiap tamu sungguh menantikan momen sakral ini.Pemuka agama itu tersenyum hangat, lalu memulai prosesi pernikahan dengan suara lembut namun penuh wibawa. “Saudara-saudari sekalian, kita berkumpul di sini hari ini untuk menyaksikan penyatuan dalam kasih dari Edward dan Zuri, dua insan yang telah memutuskan untuk menjalani hidup bersama dalam satu ikatan suci pernikahan.”Semua mata tertuju pada Edward yang kini sedikit membungkuk, menatap Zuri dengan mata yang penuh cinta. Suasana masih hening, hanya suara pemuka agama yang terdengar di ruangan itu.“Saudara Edward Kenneth,” ucap pemuka agama,

    Last Updated : 2025-04-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 70 Kejutan Untuk Zuri

    Ballroom megah di Hotel Raffles Kuningan itu semakin meriah ketika Edward dan Zuri melangkah perlahan menuju tengah panggung utama, tempat kue pernikahan lima lapis yang menjulang tinggi berdiri dengan anggun. Kue tersebut didesain dengan elegan, dihiasi bunga-bunga berwarna putih dan emas yang melambangkan kemurnian dan kemewahan. Cahaya lampu kristal yang menggantung di langit-langit menambah kesan mewah pada suasana malam itu.Edward menggenggam tangan Zuri dengan erat, keduanya berjalan beriringan di atas karpet merah menuju ke kue pernikahan yang megah itu. Para tamu mulai berkumpul di sekeliling panggung, siap menyaksikan momen simbolis ini. Senyum bahagia tidak pernah lepas dari wajah Zuri, begitu pula dengan Edward yang merasa lega setelah prosesi pernikahan yang sakral tadi. Seakan dunia mereka hanya berdua saja, setiap langkah mereka terasa ringan dan penuh kebahagiaan.MC yang berdiri di ujung panggung menyapa keduanya dengan penuh semangat. "Dan sekarang, saat yang ditun

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 81 Jalan-jalan Lagi

    Di sebuah kamar hotel president suite,Pagi yang cerah di Kota Vienna, Edward dan Zuri baru saja selesai menikmati sarapan di kamar mereka. Matahari dari tadi telah bersinar lembut melalui jendela kamar tersebut yang berada di lantai atas, gedung megah itu, yang memberikan pemandangan kota yang menakjubkan. Setelah sarapan, mereka masih berada di dalam kamar untuk beristirahat sejenak, menikmati kenyamanan kasur yang empuk dan suasana tenang. Edward merebahkan diri di sofa sambil menatap keluar jendela.“Mas, aku ngantuk deh,” ucap Zuri kepada suaminya.“Yes, Baby. Kamu tidurlah, istirahatlah sebentar. Nanti agak sorean kita akan berkeliling kota ini,” ucap Edward sambil tersenyum, sambil memandang istrinya yang sedang membaringkan diri di atas ranjang.Zuri yang sedang meraih selimut untuk menutupi badannya, mengangguk pelan. “Siap, Mas. Aku juga penasaran dengan museum yang kamu bilang tadi. Museum Kunsthistorisches, kan?”“Iya, Sayang. Tempat itu adalah salah satu museum seni terb

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 80 Kemesraan di Pagi Hari

    Pagi hari tiba,Pagi itu, sinar matahari lembut masuk melalui celah-celah tirai tebal di kamar suite hotel mereka. Edward perlahan membuka matanya, mendapati Zuri masih terlelap di sampingnya. Dia memandangi wajah istrinya yang damai, sesekali mengelus rambutnya yang terurai di atas bantal. Edward pun tersenyum, merasa beruntung bisa menghabiskan malam yang panjang bersama wanita yang sangat dia cintai.Zuri menggerakkan tubuhnya sedikit, matanya mulai terbuka. "Pagi, Sayang," gumamnya lembut, mengusap pipi Edward dengan jemarinya."Pagi juga, Cintaku," balas Edward, suaranya rendah dan hangat. Mereka berdua terdiam sejenak, hanya menikmati momen tenang di atas tempat tidur. Tidak ada tergesa-gesa, tidak ada gangguan, hanya mereka berdua dalam kehangatan pagi itu.Zuri menarik selimutnya lebih tinggi, merasa nyaman. "Aku masih ingin di tempat tidur sebentar lagi," ucapnya dengan suara malas.Edward tersenyum dan menunduk, memberikan kecupan ringan di dahinya. "Kita bisa tetap di sini

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 79 Show Time

    Beberapa saat yang lalu,Di kamar president suite mewah hotel, yang menghadap langsung ke arah gemerlapnya Kota vienna, Edward dan Zuri baru saja selesai menikmati makan malam mereka. Aroma makanan lezat masih samar-samar terasa, namun perhatian keduanya sudah beralih ke langit malam yang terbentang luas di hadapan mereka. Dari balkon kamar itu, Zuri menatap langit Vienna yang cerah, dipenuhi bintang yang bersinar terang, diiringi sinar bulan purnama yang menggantung sempurna di angkasa. Suasana yang sangat romantis dan damai.Zuri memeluk tubuh Edward erat-erat, kepalanya bersandar lembut di bahu suaminya. Edward merangkul pinggang Zuri dengan hangat, keduanya tak berbicara banyak, hanya menikmati kebersamaan dan keindahan malam itu.“Kamu lihat bulan malam ini, Sayang?” bisik Edward sambil menatap ke atas langit yang tinggi.“Iya, Mas.” sahut Zuri.“Sepertinya cahayanya, baru mulai bersinar lebih terang setelah kita bersama.”Zuri tersenyum mendengar kata-kata suaminya, seakan setu

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 78 Surprise Dari Edward

    Setelah seharian penuh menikmati keindahan dan sejarah Kota Viena, Edward dan Zuri akhirnya kembali ke hotel. Mereka tiba di pintu kamar president suite saat hari telah menjelang malam dengan rasa lelah bercampur kepuasan atas pengalaman yang begitu indah.“Aku nggak sabar sampai ke hotel, seharian kita keliling kota,” ucap Zuri sambil sambil tersenyum kecil, matanya sedikit lelah namun bahagia.Edward ikut tersenyum penuh arti sambil menyimpan sesuatu di balik punggungnya. “Perjalanan kita masih belum selesai, Sayang. Aku punya sesuatu yang spesial buat kamu.”Zuri menatap suaminya dengan penasaran, namun dia tidak banyak bertanya. Gadis itu lalu mengambil kunci kamar dan mulai membuka pintu. Begitu pintu terbuka, cahaya hangat dari dalam kamar menyambut mereka.“Surprise!” ucap Edward dengan suara yang lembut namun jelas.Mata Zuri seketika menjadi membelalak saat dia melihat pemandangan di depannya. Kamar mereka telah diubah menjadi surga romantis yang penuh dengan nuansa kehangat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 77 Keliling Kota Vienna

    Setelah menikmati sarapan yang hangat dan penuh kasih sayang di restoran dekat hotel mereka, Edward dan Zuri pun bersiap untuk memulai petualangan bulan madunya. Kota Vienna telah menyambut keduanya dengan cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi, pertanda bahwa hari ini akan menjadi hari yang sempurna untuk menjelajahi kota yang indah ini.“Sayang, kamu sudah siap?” tanya Edward sambil memeriksa kamera yang ada di tangannya.Zuri yang sedang merapikan scarf di lehernya tersenyum dan menjawab, “Tentu saja aku sudah siap, Mas. Aku sudah nggak sabar ingin lihat Istana Schönbrunn. Aku selalu baca tentang tempat itu, dan sekarang kita benar-benar akan ke sana!” tutur Zuri penuh antusiasme.“Kalau begitu, come on kita let's go, Baby!” ucap Edward sambil tersenyum ke arah istrinya.Mereka berdua lalu berjalan sambil bergandengan tangan menuju ke mobil yang sudah menunggu di depan hotel. Istana Schönbrunn, merupakan bekas kediaman musim panas keluarga kerajaan Habsburg. Tempat megah itu akan menja

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 76 Pagi Yang Indah

    Pagi itu, di tengah hiruk-pikuk kota Vienna yang mulai sibuk, Edward terbangun dari tidurnya. Matanya terbuka perlahan, menatap langit-langit kamar president suite yang mewah, dengan dekorasi klasik yang elegan. Pria tampan itu tersenyum kecil sambil melirik ke samping, melihat istrinya, Zuri, yang masih terlelap dalam damainya. Cahaya matahari yang semakin terik menembus tirai tipis memberikan nuansa hangat pada ruangan.Ternyata keduanya sangat kelelahan setelah melewati perjalanan panjang dari Jakarta ke Austria. Maka dari itu sesampai di hotel tadi, Edward dan Zuri memutuskan untuk tidur beristirahat sejenak."Sayang, hari semakin terang. Ayo kita sarapan dulu," bisik Edward lembut sambil mengelus rambut Zuri.Zuri mengerjapkan mata, tersenyum tipis saat melihat suaminya yang tampak segar. "Hmm … segar setelah beristirahat sejenak. Apa kita sudah terlambat untuk sarapan?" tanyanya kepada suaminya.Edward menggeleng. "Tidak, kita masih punya banyak waktu. Tapi kita butuh untuk me

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 75 Welcome To Vienna

    Setelah menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih dua belas jam perjalanan udara di dalam pesawat, Edward dan Zuri akhirnya tiba di bandara internasional Vienna, Austria. Tubuh keduanya memang terasa lelah, namun semangat liburan bulan madu mereka tetap tinggi. Udara dingin yang menusuk langsung menyambut ketika Edward dan Zuri mulai melangkah keluar dari pesawat. Matahari hampir mencapai puncaknya, menunjukkan bahwa hari hampir beranjak siang.Zuri, yang memakai mantel pink tebal, merapatkan syal di lehernya sambil mulai menarik kopernya. "Akhirnya kita sampai juga, Mas" ucapnya lega, memandang Edward dengan senyuman."Iya, Sayangku. Selamat datang di Vienna, Austria. Semoga hotelnya sesuai ekspektasi," jawab Edward dengan senyum kecilnya, mencoba menyembunyikan rasa khawatirnya. Ternyata pria tampan itu diam-diam telah mempersiapkan segalanya dengan sangat matang untuk membuat bulan madu mereka menjadi sempurna.Begitu Edward dan Zuri mulai melangkah keluar dari terminal ked

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 74 Perjalanan Bulan Madu

    Setelah acara resepsi pernikahan Edward dan Zuri yang megah di Hotel Rafless selesai, suasana mulai mereda. Para tamu undangan sudah mulai meninggalkan lokasi, namun masih ada beberapa keluarga dan sahabat dekat yang tetap tinggal, berbicara dan mengabadikan momen terakhir bersama kedua mempelai. Zuri yang masih mengenakan gaun pengantin putih anggunnya tersenyum sambil melihat sekeliling, menyadari betapa indah hari yang baru saja berlalu."Sayang, sepertinya sudah saatnya kita berangkat," ucap Edward lembut sambil menggenggam tangan Zuri. "Kita harus berganti pakaian dulu sebelum berangkat ke bandara," tuturnya kepada sang istri.Zuri mengangguk, sambil tersenyum manis. “Benar, aku hampir lupa. Malam ini kita akan terbang ke Vienna, Austria, ya?”Edward tersenyum hangat. “Iya, Sayang. Perjalanan bulan madu kita akan segera dimulai.”“Siap, Mas. Ayo kita ganti baju dulu,” sahut Zuri antusias.Keduanya pun berjalan beriringan menuju ruang ganti yang telah disediakan oleh hotel. Di

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 73 Acara Sukses Sampai Akhir

    Profesionalitas seorang Ranti,Ballroom hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan tampak megah dengan dekorasi yang elegan. Cahaya lampu kristal berkilauan, mengiringi setiap langkah tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan Edward dan Zuri. Semua detail, dari hiasan bunga hingga susunan meja, tertata sempurna. Di balik kesempurnaan ini, berdirilah Ranti, pimpinan Light WO, yang dengan bangga mengawasi seluruh acara. Resepsi ini adalah puncak dari begitu banyak persiapan yang intens, dan Ranti bersama timnya berhasil mensukseskan acara tersebut tanpa cacat.Ranti berdiri di sudut ballroom, melihat ke arah pasangan pengantin yang baru saja memasuki ruangan. Senyum merekah di bibirnya, meski di dalam hatinya, ada rasa yang sulit diabaikan. Edward, mantan kekasihnya, kini telah bersanding dengan Zuri, wanita yang dipilihnya untuk mengarungi hidup bersama. Namun, Ranti bertekad untuk tetap profesional."Apa semuanya sudah siap untuk prosesi janji pernikahan?" tanya Ranti kepada salah satu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status