Share

Kata penuh makna

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-12 16:24:13

Rohander membawa Agatha ke sofa di ruang tamu dan meletakkannya dengan hati-hati. Dia menatapnya dengan senyum yang penuh makna, lalu duduk di sampingnya, mengunci tatapan mereka. Agatha menatap balik tanpa gentar, meskipun detak jantungnya sedikit lebih cepat dari biasanya.

"Kau selalu saja penuh kejutan, Rohander. Tapi ini tidak akan membuatku menyerah," ujar Agatha dengan nada menantang.

Rohander menyeringai, mendekat sedikit lagi. "Aku tidak pernah berharap kau menyerah, Agatha. Justru, itulah yang membuatmu menarik. Kau selalu melawan, bahkan ketika kau tahu tak ada jalan keluar."

Agatha melipat tangannya di dada, mencoba mengabaikan kedekatan Rohander. "Kalau begitu, kau tahu aku bukan orang yang mudah ditaklukkan."

"Aku tahu," jawab Rohander dengan tenang. "Itulah kenapa aku tertarik padamu. Tidak ada orang lain yang seberani atau sepintar dirimu."

Agatha mendengus, meski ada sedikit senyum yang terselip di wajahnya. "Tersanjung sekali aku."

Rohander mengamati wajah Agatha den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Merasa lemah

    Agatha merasa kehangatan dari pelukan Rohander yang membuatnya merasa lebih dekat daripada sebelumnya. Ketika mereka akhirnya melepaskan pelukan, Agatha menatap mata Rohander yang tampak penuh dengan perasaan yang ia sembunyikan selama ini. Suasana menjadi lebih hening, tetapi jauh lebih berat dari sebelumnya, seolah ada banyak hal yang ingin mereka bicarakan namun keduanya menahan diri."Rohander," Agatha memulai dengan nada lembut namun serius, "aku tahu kau selalu mencoba mengendalikan segalanya. Aku bisa merasakannya sejak awal. Tapi aku bukan sesuatu yang bisa kau miliki sepenuhnya. Kita tidak bisa hidup dalam kendali total, terutama dalam hal perasaan."Rohander menunduk sejenak, seolah kata-kata Agatha menyentuh sesuatu yang dalam di dalam dirinya. "Aku tahu. Percayalah, aku tahu. Tapi itu bukan hal yang mudah bagiku, Agatha. Aku sudah terbiasa memastikan segalanya berjalan sesuai keinginanku. Ketika sesuatu di luar kendali, aku... merasa lemah."Agatha mendekatkan diri, mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • OBSESI PRIA BERKUASA   Rohander dari pandangan orang lain

    Saat Rohander melepaskan pelukan itu, dia memandang Agatha dengan lebih lembut daripada sebelumnya. Agatha, yang biasanya tangguh dan tak gentar di hadapan siapa pun, kini merasakan ada kedekatan yang berbeda dengan pria ini. Namun, ia tahu masih ada sisi gelap di dalam dirinya yang belum sepenuhnya terbuka. Dan baginya, hal itu membuat Rohander semakin menarik.“Jadi,” Agatha memecah kesunyian, “apa lagi yang akan kau sembunyikan dariku?”Rohander tersenyum setengah, seperti biasa menahan diri untuk tidak terlalu terbuka. "Aku tidak bisa menjawab itu sekarang. Ada hal-hal yang lebih baik tetap tidak diketahui."Agatha mengangkat alisnya, tersenyum tipis. “Selalu ada misteri denganmu, ya? Apakah kau tidak lelah menjadi seseorang yang penuh rahasia?”Rohander tertawa kecil. "Terkadang, rahasia adalah satu-satunya hal yang membuatku tetap berdiri. Dalam dunia ini, kepercayaan itu mahal, Agatha. Dan aku harus hati-hati."Agatha menghela napas dan menyentuh lengan Rohander. “Aku tidak mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • OBSESI PRIA BERKUASA   Selama kau membutuhkanku

    Saat Agatha sendirian di ruangan itu, pikirannya berputar. Rohander memang keras, misterius, dan penuh rahasia, namun ada sesuatu di balik itu semua yang membuatnya tak bisa menjauh. Dia tahu ada lebih banyak hal yang belum Rohander ceritakan, dan ia merasa tertantang untuk menemukan semuanya.Tak lama, suara langkah kaki terdengar mendekat. Agatha memutar kursinya sedikit untuk melihat siapa yang datang. Pintu terbuka, dan Rohander kembali masuk. Kali ini, wajahnya terlihat lebih serius, namun tidak ada jejak ketegangan di dalamnya."Semua sudah beres?" tanya Agatha dengan nada menggoda, mencoba mencairkan suasana.Rohander hanya mengangguk. “Untuk saat ini, ya.”Agatha menatapnya dengan mata menyipit, mencari sesuatu di balik jawabannya. "Apa aku perlu khawatir tentang sesuatu? Kau terlihat lebih tegang dari biasanya."Rohander berjalan mendekati Agatha, duduk di kursi di depannya. "Bukan sesuatu yang perlu kau khawatirkan. Tapi kau perlu tahu, Agatha, semakin dekat kau denganku, se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • OBSESI PRIA BERKUASA   Rencana selanjutnya

    Agatha dan Rohander duduk dalam keheningan yang penuh makna. Setiap kata yang terucap sebelumnya tampaknya menciptakan sebuah jembatan yang menghubungkan dua jiwa yang sangat berbeda. Mereka berdua tahu bahwa mereka tidak bisa lagi mundur dari jalur ini."Jadi, apa rencanamu selanjutnya?" tanya Agatha akhirnya, mencoba mengalihkan perhatian dari ketegangan yang masih tersisa di udara. "Aku yakin kau tidak hanya memikirkan tentang aku saat ini."Rohander menatapnya dengan tatapan tajam, namun kali ini tampak lebih lembut. "Ada beberapa masalah yang perlu aku tangani. Namun, aku harus memastikan bahwa kau aman sebelum melanjutkan."Agatha mengangkat alisnya, sedikit tertawa. "Kau tahu, kau bisa mempercayai aku untuk menjaga diriku sendiri."Rohander menggelengkan kepala, tetap dengan ekspresi serius. "Ini bukan tentang mempercayai atau tidak mempercayai. Ini tentang melindungi orang yang aku pedulikan. Dan saat ini, itu termasuk kamu.""Kenapa kau begitu peduli?" tanya Agatha, penasaran

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • OBSESI PRIA BERKUASA   Sifat dasar

    Agatha duduk dalam kesunyian, matanya menatap keluar jendela. Bayangannya tentang Rohander terus mengisi pikirannya, dan ia bertanya-tanya bagaimana pria seperti dia bisa begitu dingin namun penuh perhatian sekaligus. Dia menggigit bibir, mencoba menyingkirkan kekhawatiran yang tiba-tiba muncul. Lalu, tanpa sadar, suara pintu yang terbuka perlahan membawanya kembali ke kenyataan. Alex kembali memasuki ruangan dengan ekspresi tegang. "Rohander memintaku untuk memastikan bahwa kau baik-baik saja. Dia sepertinya akan lebih lama dari yang dia kira." Agatha menghela napas, sedikit tersenyum. "Dia selalu mengawasi, ya? Bahkan ketika dia tidak ada." "Dia seperti itu," jawab Alex dengan senyum setengah. "Dia punya caranya sendiri untuk memastikan orang-orang yang dia pedulikan tetap aman." Agatha mengangguk. "Tapi aku tidak bisa terus-menerus hidup dalam bayangannya, Alex. Aku harus bisa berdiri sendiri." Alex tersenyum tipis. "Aku mengerti. Tapi kau juga harus tahu bahwa dia peduli. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • OBSESI PRIA BERKUASA   Mengerti dirinya

    Rohander dan Agatha tetap berdiri dalam diam, jarak mereka semakin memudar seiring dengan ketegangan di ruangan itu. Agatha masih menatap Rohander dengan tajam, namun di balik sorot matanya ada kelembutan yang mulai terbentuk. “Kenapa kamu selalu merasa harus melindungi semua orang, Rohander?” Agatha akhirnya bertanya, suaranya sedikit lebih lembut, mencoba menjangkau sisi dalam dari pria yang jarang membuka hatinya. "Apakah itu karena masa lalumu?" Rohander memalingkan wajah, tapi tak sepenuhnya menghindari pertanyaannya. “Aku sudah kehilangan banyak hal. Terlalu banyak... Jika aku bisa mencegah sesuatu yang buruk terjadi padamu, maka aku akan melakukan apa pun.” “Tapi kamu tidak bisa terus hidup seperti itu,” jawab Agatha, menyentuh lengan Rohander dengan lembut. “Aku bukan orang yang akan pergi begitu saja, tapi aku juga bukan boneka yang harus kamu kendalikan setiap saat.” Rohander menarik napas dalam-dalam, melawan perasaannya. “Kamu tidak tahu apa yang ada di luar sana, Agath

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • OBSESI PRIA BERKUASA   Aku harap kau berhasil

    Agatha menarik tangannya perlahan dari genggaman Rohander. Meskipun ada kesedihan yang samar di tatapan Rohander, dia tidak menghentikan Agatha. Dia tahu bahwa memberi Agatha sedikit ruang adalah langkah yang benar, meskipun perasaan posesifnya masih bergelora. Agatha berjalan ke arah pintu, tapi sebelum melangkah keluar, dia berhenti dan berbalik menatap Rohander. "Aku tahu kamu tidak suka melepaskan kendali, tapi jika kamu benar-benar percaya padaku, Rohander, kamu harus mencoba. Ini bukan hanya tentang aku, ini tentang kita." Rohander menatapnya dalam diam, matanya penuh dengan konflik. "Aku mencoba, Agatha. Tapi sulit." Agatha mengangguk, menghargai kejujuran itu. "Aku tahu. Dan itu cukup untukku saat ini." Mereka saling menatap beberapa detik lagi sebelum Agatha melangkah keluar ruangan, meninggalkan Rohander sendirian dengan pikirannya. Rohander menghela napas berat, matanya tertuju pada pintu yang baru saja ditutup oleh Agatha. Anak buah bayangannya kembali muncul dari bay

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • OBSESI PRIA BERKUASA   Menghargai sebuah usaha

    Agatha melanjutkan langkahnya menuju pintu masuk mansion, merasa suasana malam yang sejuk mengisi kepalanya dengan rasa segar. Namun, di dalam pikirannya, ada bayangan Rohander yang terus membayang, memikirkan bagaimana dia bisa menyeimbangkan antara kebebasan dan hubungan yang rumit ini. Saat dia membuka pintu utama, dia melihat Rohander berdiri di ruang tamu, tampak sedang menunggu dengan ekspresi wajah yang sulit dibaca. Seakan merasakan kedatangan Agatha, dia berbalik dan menatapnya. "Ke mana saja kamu?" tanya Rohander, suaranya terdengar datar namun dengan nada yang sulit untuk diabaikan. Agatha mendekat, berusaha menenangkan hatinya. "Aku hanya butuh waktu sejenak untuk diri sendiri. Berjalan di luar, menikmati udara segar." Rohander mengangguk, tetapi tidak menjawab. Dia berdiri tegak, matanya mengikuti setiap gerak Agatha. "Kau terlihat berbeda." Agatha tersenyum tipis. "Mungkin karena aku merasa lebih baik sekarang." Rohander mengerutkan kening. "Lebih baik? Dari apa?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13

Bab terbaru

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Melepaskan demi kebaikan

    Agatha memejamkan mata sejenak, perasaan yang selama ini ia coba hindari kembali muncul. Ia tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri. Walaupun ia tahu apa yang Rohander lakukan padanya adalah kejam dan manipulatif, ia juga tahu bahwa pria itu pernah menjadi bagian besar dalam hidupnya. Ada banyak kenangan indah, meskipun semuanya telah terdistorsi oleh kebohongan dan kekuasaan yang dipaksakan."Rohander..." bisik Agatha pelan, hatinya berdetak lebih cepat.Ia tidak tahu apa yang harus dirasakannya sekarang. Cinta? Kebencian? Penyesalan? Semua perasaan itu berbaur, sulit untuk dipisahkan. Namun, ia juga tahu bahwa ini adalah akhir dari perjalanan panjang yang penuh dengan kebohongan dan manipulasi.Tepat saat itu, seorang agen datang mendekatinya, mengabarkan bahwa semua proses penangkapan telah selesai dan bahwa Rohander kini berada dalam tahanan. “Kau sudah melakukan yang benar, Agatha,” kata agen tersebut dengan nada penuh pengertian. “Kebenaran telah terungkap, dan semuanya akan

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Semua yang tersembunyi dalam hatinya

    Agatha terus berlari, meski napasnya mulai memburu dan tubuhnya terasa lelah. Ia tidak berhenti, bahkan ketika langkah-langkahnya semakin berat, pikirannya tetap tajam dan penuh perhitungan. Ia tahu bahwa selama ini ada sesuatu yang salah dengan segala yang terjadi padanya—sesuatu yang lebih besar dari sekadar manipulasi, sesuatu yang lebih gelap dan lebih berbahaya.Langkah kaki Agatha terhenti saat ia sampai di sebuah jembatan tua yang sepi. Di sana, berdiri seorang pria yang tidak ia kenal. Agatha langsung merasa ada yang aneh dengan kehadirannya. Pria itu mengenakan jas hitam, wajahnya tersembunyi sebagian oleh topi lebar yang ia kenakan. Namun, ada sesuatu di mata pria itu yang membuat Agatha merasa familiar—sesuatu yang mengingatkannya pada Rahander.“Agatha,” pria itu memulai, suaranya rendah namun tegas. “Aku tahu kamu akan datang. Aku tidak bisa membiarkanmu berlari tanpa tahu kebenarannya.”Agatha menatapnya dengan tajam, kecurigaan mulai memenuhi dirinya. “Kau siapa? Apa

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Dalang terungkap

    Agatha terbangun tengah malam, matanya terbuka lebar saat mendapati kamar yang gelap. Suasana malam itu terasa lebih sunyi daripada biasanya, hanya ada suara angin yang menderu pelan di luar. Ia menoleh ke samping tempat tidur, namun Rohander tidak ada di sana.Perasaan curiga mulai merayapi pikirannya. Rohander yang pergi tanpa memberitahunya, tanpa alasan, itu terasa aneh. Sebelumnya, ia merasa ada sesuatu yang berbeda dalam sikap Rohander, dan sekarang perasaan itu semakin menguat.Agatha duduk di pinggir tempat tidur, menarik napas dalam-dalam. Ia mencoba menenangkan dirinya, tetapi tak bisa mengabaikan kekhawatiran yang membangkitkan rasa cemas di hatinya.Beberapa saat kemudian, terdengar suara derap langkah kaki dari luar, dan pintu kamar perlahan terbuka. Agatha mengerutkan kening. Ternyata, Rohander kembali, dengan wajah yang tampak lelah dan bingung. Sepertinya, dia tidak mengharapkan Agatha terbangun.Namun, sebelum Agatha sempat bertanya apa yang sedang terjadi, Rohande

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Elysium

    Dengan keteguhan di hati, Agatha dan Rohander mulai menyelidiki lebih dalam tentang siapa yang berada di balik semua kekacauan ini. Mereka bertemu dengan lebih banyak orang yang terlibat dalam jaringan ini, orang-orang yang selama ini bersembunyi di balik bayang-bayang, orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa dan niat yang lebih gelap dari yang bisa mereka bayangkan. Setiap langkah mereka semakin membawa mereka lebih dekat pada kebenaran yang menakutkan, tetapi sekaligus memberi mereka sedikit harapan.Di tengah perjalanan mereka, mereka menemukan petunjuk yang mengarah pada sebuah organisasi rahasia yang disebut Elysium. Organisasi ini memiliki sejarah panjang dalam eksperimen manusia, dan Agatha ternyata memiliki hubungan langsung dengan mereka. Tidak hanya sebagai subjek eksperimen, tapi juga sebagai bagian dari proyek mereka yang lebih besar, yang tujuannya adalah untuk menciptakan entitas yang bisa mengendalikan pikiran dan realitas.Suatu malam, setelah berjam-jam mene

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Informasi baru

    Beberapa hari setelah keputusan mereka untuk bergerak maju, masalah demi masalah mulai satu per satu terpecahkan. Agatha dan Rohander bekerja sama, menggali lebih dalam ke dalam misteri yang mengelilingi mereka. Setiap langkah yang mereka ambil, meskipun penuh risiko, memberikan jawaban yang lebih jelas tentang siapa yang berada di balik semua ini dan apa tujuan mereka.Di sebuah pertemuan tertutup, Rohander akhirnya berhasil menghubungi seseorang dari jaringan lamanya yang bisa dipercaya. Seorang informan yang dikenal dengan nama "Apex," yang ternyata mengetahui lebih banyak daripada yang semula mereka duga."Aku sudah mendapatkan informasi baru," kata Apex melalui ponsel kepada Rohander saat mereka berada di ruang bawah tanah yang terisolasi. "Liam yang kau temui beberapa hari lalu adalah bagian dari jaringan yang lebih besar, lebih gelap. Mereka bukan hanya sekedar ancaman biasa. Mereka memiliki koneksi jauh lebih dalam, yang berhubungan dengan keluarga politik besar yang berkuas

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Mencoba mempercayai untuk kesekian kalinya

    Liam menutup pintu dengan lembut, matanya tetap tajam menatap Agatha dan Rohander, mencoba mengukur reaksi mereka. Agatha, yang masih terkejut, mulai merasakan kekhawatiran mendalam di dadanya. "Liam... apa maksudmu dengan kekuatan yang lebih besar itu?" Suaranya sedikit tercekat, seolah tak siap menerima kenyataan yang baru saja datang menghampiri mereka.Liam menghela napas panjang, seolah berat untuk berbicara. "Aku tak bisa menjelaskan semuanya sekarang, Agatha, tapi ada orang-orang yang selama ini mengamati kalian berdua. Mereka tahu apa yang terjadi, mereka tahu tentang Rohander, tentang apa yang telah terjadi di masa lalu, dan mereka akan melakukan apa saja untuk memastikan kekuasaan mereka tetap terjaga."Rohander berdiri lebih tegak, tampaknya sudah mulai memahami bahwa ini lebih dari sekadar masalah antara dia dan Agatha. "Siapa mereka, Liam?" tanyanya dengan suara yang lebih serius, penuh tekad. "Apa yang mereka inginkan dari kami?"Liam menatap Rohander sejenak sebelum a

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Kebenaran lain yang menyakitkan

    Agatha menatap kalung itu dengan cemas, jari-jarinya gemetar saat menyentuh liontin yang tampaknya begitu akrab namun terasa asing. Suasana di ruangan itu semakin tegang, hanya ada detakan jantung mereka yang terdengar jelas di antara keheningan yang berat.Rohander, yang masih berlutut di depan Agatha, memandangi wajahnya dengan penuh harapan, meski ada kekhawatiran yang jelas di matanya. “Agatha, aku tahu aku telah melukai kepercayaanmu. Tapi, aku tidak pernah bermaksud untuk membahayakanmu. Semua yang aku lakukan, aku lakukan karena aku takut kehilanganmu.”Agatha menarik napas panjang, matanya masih tertuju pada kalung yang kini terasa sangat berat di tangannya. “Kehilangan? Atau karena aku terlalu penting bagimu sehingga kamu tak bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi di sekitarmu?” tanyanya pelan, suara itu terdengar hampir seperti bisikan.Rohander menatapnya dalam, seperti mencari jawaban dari setiap kata yang keluar dari mulut Agatha. "Aku tak tahu lagi apa yang harus ak

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Pusaran kebohongan

    Rohander berdiri mematung, wajahnya yang biasanya tenang berubah gelap. Tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya. Agatha tahu ada sesuatu yang besar yang dia sembunyikan, sesuatu yang bahkan dia tak ingin mengungkapkannya.“Rohander,” suara Agatha terdengar tajam. “Siapa ini di belakangku? Apa maksud semua ini?”Rohander mengulurkan tangan, mencoba mengambil foto itu, tetapi Agatha dengan cepat menariknya kembali. “Jangan. Kau tidak akan bisa mengalihkan pembicaraan kali ini. Aku butuh jawaban.”Dia mendesah berat, lalu mengusap wajahnya dengan tangan yang gemetar. “Agatha, ini bukan waktu yang tepat. Tolong percayalah padaku.”“Percaya?” Agatha tertawa sinis, emosinya meluap. “Kau telah memanipulasiku, menyuntikkan bahan kimia ke tubuhku, mencoba menghapus ingatanku. Dan sekarang kau bilang aku harus percaya?!”Rohander menatapnya penuh kesakitan, tetapi tetap tak berkata apa-apa.“Apa yang kau sembunyikan dariku, Rohander?” tuntut Agatha. Dia mengangkat kunci kecil yang ada di dala

  • OBSESI PRIA BERKUASA   Terkejut dan ketakutan

    Rohander melepaskan pelukan itu perlahan, meskipun terasa berat. Matanya memandang wajah Agatha yang sedikit memerah, entah karena emosi atau mungkin kelelahan. Dia ingin mengatakan lebih banyak, menjelaskan lebih dalam, tetapi tatapan Agatha memintanya untuk diam—setidaknya untuk saat ini.“Aku butuh waktu,” ucap Agatha akhirnya, suaranya tenang tapi ada luka yang masih tergambar jelas di sana. “Kita tidak bisa melupakan semuanya begitu saja, Rohander. Semua yang sudah kau lakukan… itu terlalu banyak.”Rohander mengangguk. “Aku tahu,” jawabnya pelan. “Aku tidak akan memaksamu. Tapi aku tidak akan berhenti berusaha. Jika itu berarti memberimu waktu, maka aku akan menunggu, Agatha. Berapa lama pun itu.”Agatha menelan ludah, perasaan yang bercampur aduk kembali menyerang. “Kau bilang begitu, tapi aku tahu kau tidak sabar, Rohander. Kau tidak tahu bagaimana caranya menunggu. Kau terlalu… obsesif.”Rohander terkekeh kecil, meski lemah. “Aku sedang belajar, Agatha. Dan ini pelajaran tersu

DMCA.com Protection Status