Share

Amarah

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2024-11-07 15:56:06

Entah berapa lama, Suri tak tahu.

Romeo benar-benar tak dapat dicegah sama sekali.

Pria itu benar-benar keras, panas, dan tak tertahankan.

Tapi begitu memaksa di saat bersamaan.

Hal ini sungguh berbeda dari bayangan Suri sebelumnya.

Ia selalu membayangkan malam pertamanya dengan sang suami akan begitu hangat dan lembut. Bukan kemarahan seperti ini.

Perlahan, Suri merasakan kantuk.

Ia terlalu lelah, hingga menyerah.

Dibiarkannya Romeo menguasai tubuhnya.

***

"Arrgh..." erang Suri kala terbangun dengan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya, seolah-olah ia baru saja dilindas truk.

Kepalanya terasa berat, dan tubuhnya lemas, seperti kehilangan seluruh energi dan harapannya.

Di kamar hotel yang mewah itu, matanya mengerjap beberapa kali kala menyadari kenyataan pahit yang menimpanya—Romeo sudah tidak ada.

Suri meremas selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Napasnya terasa berat, seolah-olah ada beban tak terlihat yang menekan dadanya.

Ia memaksa dirinya turun dari tempat tidur denga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Methalica Sahara
apa maksud dr sikap romeoo.. kasian surii..
goodnovel comment avatar
Yanti
menarik sekali
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Harapan Baru

    Selama perjalanan, Suri menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Ia memikirkan semua kenangan buruk dan perasaan terperangkap yang ia alami bersama Romeo semalam. Pria itu, yang tidak pernah menyentuhnya selama pernikahan, justru mengambil kesuciannya secara paksa di saat-saat terakhir mereka bersama. Betapa ironisnya cinta yang dulu ia pikir akan membuatnya bahagia, kini hanya menyisakan luka mendalam.Suri mengepalkan tangan di atas pangkuan. Romeo boleh mengambil surat cerai mereka, tetapi pria itu tidak akan bisa menghentikan niatnya untuk pergi. Apapun risikonya, ia akan menggugat Romeo secara hukum untuk mengakhiri pernikahan mereka.Saat taksi berhenti di tempat tujuan, Suri menghela napas sepenuh dada. Dengan langkah gontai, ia keluar dari taksi. Gaun merah yang ia kenakan tampak kusut, dan wajahnya terlihat begitu pucat, membuat aura kerapuhan menyelimuti dirinya. Meski tubuhnya serasa tak bertenaga, Suri tahu bahwa langkah pertama menuju kebebasan sudah dimulai. Kini

    Last Updated : 2024-11-29
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pergi Jauh Darinya

    Setelah asisten Tuan Josua membelikan blazer baru, Suri segera melanjutkan perjalanan ke rumah sakit dengan diantar mobil pribadi milik pengacaranya. Di dalam mobil, tubuh Suri bersandar lemah, tetapi pikirannya berputar. Setiap detik berlalu terasa lambat, dan hatinya masih bergejolak dengan kenangan buruk semalam.Ia menatap keluar jendela, melihat pemandangan kota yang berlalu begitu cepat, seolah mengisyaratkan bahwa waktu tak akan berhenti menunggunya. Begitu sampai di rumah sakit, Suri turun dengan langkah berat. Blazer yang ia kenakan sedikit memberikan rasa nyaman, seolah menyembunyikan luka batin yang menggerogoti hatinya.Di ruang tunggu, ia duduk sejenak sebelum akhirnya perawat memanggilnya masuk ke ruangan dokter Adrian. Ketika dokter Adrian melihat Suri masuk, wajahnya langsung memancarkan keterkejutan.“Suri, apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah jadwal operasimu besok siang?” tanyanya, bingung.

    Last Updated : 2024-11-30
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pertaruhan Emosi

    Baru saja Romeo meletakkan gagang telepon, pintu ruangannya terbuka. Diva masuk dengan senyuman yang tersungging di bibirnya, menenteng kantong cokelat yang terlihat seperti bungkusan makan siang. Dengan gaya berjalan bak model di atas catwalk, wanita itu mendekati meja kerja Romeo.“Kak Romeo, aku bawakan makan siang untukmu. Aku sendiri yang masak,” tuturnya dengan nada menggoda. Padahal, makanan itu dipesannya dari salah satu restoran mahal. Ia tahu Romeo menyukai perhatian semacam itu, dan Diva sangat ahli memainkan peran wanita ideal di hadapan pria yang ia inginkan. Romeo melonggarkan dasi di lehernya yang terasa mencekik. Kemudian, ia beranjak dari kursi untuk membuang amplop cokelat dan potongan kertas yang masih tersisa di meja.Mata Diva langsung menangkap benda yang dibawa oleh Romeo, dan ia menyadari apa itu. “Bukankah itu surat cerai dari Suri?” tanyanya dengan nada terkejut, alisnya terangkat. “Kenapa Kak Romeo malah membuangnya? Aku pikir Kak Romeo sudah menandatang

    Last Updated : 2024-11-30
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kehilangan Dirinya

    Ketika akhirnya mobil tiba di depan Hotel Orion, Romeo langsung melompat keluar bahkan sebelum mobil benar-benar berhenti. Ia masuk ke lobi dengan langkah lebar. Tanpa mempedulikan pandangan staf hotel yang memperhatikannya, Romeo menghampiri meja resepsionis. Yonas yang melihat kedatangan sang atasan, buru-buru mendampingi Romeo.“Di mana istri saya, Suri Albantara?” suaranya tajam dan dingin seperti pisau. Resepsionis yang bertugas tampak canggung, menunduk sedikit sambil berkata dengan hati-hati, “Maaf, Tuan Romeo. Kami tidak tahu. Istri Anda meninggalkan hotel sekitar pukul sembilan pagi.”Romeo semakin berang. “Bagaimana kalian bisa tidak tahu? Bukankah setiap tamu VIP di sini harus diperhatikan?” Suaranya meninggi, membuat beberapa tamu di sekitar lobi menoleh dengan rasa ingin tahu bercampur ketakutan.Manajer hotel yang mendengar keributan itu segera datang, wajahnya tegang. Ia mengenali Romeo sebagai salah satu tamu penting, sekaligus rekan bisnis dari keluarga Gunarto, pe

    Last Updated : 2024-12-01
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Fitnah Ibu Mertua

    Romeo memandang jepit rambut berbentuk kupu-kupu yang ia pegang dengan erat. Benda kecil itu terasa lebih berat daripada kelihatannya, seakan menyimpan rahasia masa lalu yang tidak pernah ia pahami. Ia membolak-balik jepit itu di antara jarinya, pikirannya berputar-putar tanpa henti. Apakah mungkin Suri adalah gadis kecil yang pernah menolongnya dulu? Ataukah jepit ini hanya kebetulan saja? Ya, hanya satu benda belum bisa membuktikan bahwa Suri adalah gadis yang ia cari. Pastinya ada banyak gadis di kota ini yang memiliki hiasan rambut serupa. Ketika Romeo masih tenggelam dalam ketidakpastian, pintu kamarnya tiba-tiba diketuk. Bunyi tumit sepatu beradu dengan lantai terdengar mendekat. Tanpa menunggu jawaban, pintu terbuka perlahan. Sosok Nyonya Valerie, ibunya, melangkah masuk seraya membawa sesuatu di genggaman tangannya. Wajah perempuan paruh baya itu tampak masam, alisnya terangkat seolah siap menghakimi apa pun yang dilihatnya. Sebelum ibunya bertanya, Romeo segera menyimpa

    Last Updated : 2024-12-01
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rasa Manis di Tengah Hidup yang Pahit

    Di apartemen, Suri baru saja selesai mandi. Badannya terasa lebih ringan, tetapi pikirannya masih dibayangi kegelisahan. Ia merebahkan diri di atas ranjang, mencoba memejamkan mata. Butuh beberapa menit hingga tubuhnya lebih rileks, dan akhirnya ia tertidur. Hanya saja, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Hujan deras mulai turun di luar jendela, disertai gemuruh petir yang tiba-tiba menggema. Suri terbangun dengan napas terengah, keringat dingin membasahi dahinya. Jantungnya berdegup kencang, seolah-olah peristiwa masa lalu kembali menghantuinya. Petir itu, suaranya terlalu mirip dengan suara benturan keras dari tabrakan yang dulu merenggut nyawa sang ayah. Suri menutup wajah dengan kedua tangan, berusaha mengusir kenangan buruk yang melintas. Namun, peristiwa tragis tersebut terus berputar di benaknya — mobil yang terguling, jeritan sang ayah, dan rasa sakit yang menghancurkan dunianya seketika. Suri terisak, tubuhnya bergetar. Dan di antara kekacauan pikirannya, wajah Romeo

    Last Updated : 2024-12-02
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pertemuan Tak Terduga

    Sebelum keluar dari kafe, mau tak mau Suri harus berjalan melewati meja Romeo. Dengan kepala tertunduk, ia pun mencoba berlalu secepat mungkin. Namun nasib berkata lain—tepat saat ia melintasi meja itu, Romeo berdiri untuk menuju toilet dan tanpa sengaja menabraknya. “Suri?!”Romeo terhenyak. Kedua mata pria itu melebar seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat. Di depannya berdiri Suri, istrinya yang seharian ini ia cari mati-matian. Romeo segera mencengkeram pergelangan tangan Suri dengan kuat, membuat wanita itu terhenti di tengah langkah.“Ke mana saja kamu? Ikut aku pulang sekarang!” tukas Romeo tak ingin dibantah. Suri meronta, berusaha melepaskan dirinya dari Romeo. Namun, genggaman pria itu terlalu kuat. “Lepaskan aku, Romeo!” tukasnya dengan suara dingin. “Tidak akan!” Mata Romeo menyipit, suaranya berubah keras. “Aku sudah pusing mencarimu, dan sekarang kamu malah berkeliaran di kafe ini! Apa sebenarnya yang kamu inginkan?” “Aku tidak perlu memberikan penjelasan a

    Last Updated : 2024-12-02
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Selamat Tinggal

    Setiba di rumah sakit, Romeo langsung membawa Diva ke ruang pemeriksaan. Diva mendengus pelan, merasa tindakan pria itu terlalu berlebihan. Padahal, sebenarnya ia tidak pusing sama sekali. Sebagai seorang aktris, ia punya kemampuan yang hebat dalam berakting, termasuk pura-pura sakit di hadapan Romeo. Dokter memeriksa Diva dengan cermat, mengukur tekanan darah dan memantau kondisinya. Beberapa saat kemudian, dokter tersenyum tipis.“Nona Diva tidak apa-apa. Mungkin hanya sedikit kelelahan karena tekanan darah rendah. Saya akan beri resep vitamin agar kondisinya membaik.” Diva memutar bola matanya dengan malas, merasa semua ini tidak perlu. “Sudah aku bilang, aku baik-baik saja,” gumamnya pada Romeo begitu keluar dari ruang pemeriksaan.Namun, Romeo tidak peduli. Tatapannya tajam dan tak terbantahkan. “Kamu harus istirahat di rumah sakit malam ini, supaya dokter bisa memantau kondisimu.”Diva langsung membelalak, merasa keberatan dengan keputusan yang diambil Romeo. “Aku tidak mau

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Masih Saja Membenci Suri

    Pagi hari di rumah sakit terasa begitu muram bagi Aira. Sejak membuka mata, ia tidak mengeluarkan satu kata pun. Bahkan, ketika Nyonya Valerie menatap wajahnya dengan penuh kasih sayang, Aira tetap mematung, seakan suaranya telah hilang entah ke mana. Sorot matanya kosong, menatap lurus ke langit-langit kamar tanpa ekspresi. Nyonya Valerie mencoba mengajak Aira mengobrol tentang hal-hal kecil, berharap bisa membangkitkan semangat putrinya. Namun, Aira tetap diam, seolah jiwanya telah tercabut dari tubuhnya. Bibirnya tertutup rapat seperti seseorang yang telah bersumpah untuk tidak berbicara lagi. "Aira, Sayang, Mama di sini,” tutur Nyonya Valerie lirih.Tangannya terulur, mengusap punggung tangan Aira dengan penuh kelembutan. Namun, putrinya tetap bergeming, tidak menoleh, tidak menunjukkan tanda-tanda mendengar. Aira seperti berada di dunia lain. Hati perempuan paruh baya itu semakin perih saat menyadari penyebab utama kebisuan Aira. Semalam, Aira mengetahui kenyataan pahit yang

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Godaan di dalam Air

    Tak lama kemudian, mobil mereka berhenti di depan apartemen. Romeo keluar lebih dulu untuk membukakan pintu untuk Suri. “Mau kugendong lagi ke atas?” tanyanya setengah menggoda.Suri tertawa kecil. “Tidak perlu. Aku baik-baik saja.” Sambil bergandengan tangan, keduanya berjalan berdampingan memasuki lobi. Begitu mereka sampai di unit apartemen, langkah Suri langsung tertuju ke kamar, hatinya berdebar penuh kerinduan. Di sana, dua bayi kembar mereka, Jevandro dan Jeandra, sedang menyusu dari botol yang berisi ASI perah. Mata mungil mereka yang jernih berkedip-kedip saat melihat ibunya datang. Dengan mata berkaca-kaca, Suri mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi lembut bayi-bayinya. Ia bersyukur karena telah kembali dengan selamat. Dan, yang terpenting, ia bisa berkumpul lagi dengan kedua buah hatinya. Romeo berdiri di samping Suri, tersenyum melihat pemandangan indah itu. Rasa bahagia terus mengalir dalam hatinya, bagai aliran sungai yang tak pernah surut. Sungguh, keluarga k

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Akan Berpisah Lagi

    Meski Romeo tak menoleh sama sekali, Diva masih terus meronta-ronta. Suaranya melengking di antara pekikan sirene dan derap langkah para petugas yang mengawalnya. "Tolong, Pak, saya ingin bicara dengan Kak Romeo," serunya, sarat dengan emosi. "Sebentar saja." Para polisi saling bertukar pandang, ragu apakah akan mengabulkan permintaan tersangka yang jelas-jelas baru saja mencoba membunuh seseorang. Sementara itu, Romeo sudah mendudukkan Suri di dalam mobil. Namun, ketika pria itu hendak menutup pintu, Suri tiba-tiba mencegahnya. "Sayang, bicaralah pada Diva," tutur Suri lembut. "Untuk terakhir kali." Romeo mengerutkan kening, menoleh ke arah Suri, seolah ingin meyakinkan bahwa istrinya tidak salah bicara. Namun, tatapan Suri yang penuh pengertian dan ketulusan, membuat Romeo menemukan jawaban. "Mungkin, bila kamu yang menasihatinya, Diva akan lebih tenang," lanjut Suri.Romeo menarik napas dalam, lalu keluar dari mobilnya. Dengan sopan, pria itu meminta kepada polisi agar memb

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kita Mati Bersama

    Langkah Suri tetap tenang saat ia memasuki rumah itu, tetapi jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang yang bertalu tanpa henti. Jemarinya yang menggenggam gagang kereta bayi terasa dingin, sementara ponselnya bergetar berulang kali di dalam tas. Suri tahu siapa yang menghubunginya.Romeo. Pria itu pasti mengetahui bahwa ia telah sampai di titik lokasi, dan tengah berusaha memperingatkannya. Namun, Suri tidak ingin mundur. Ia sudah berada di titik ini, sudah setengah jalan, dan harus memastikan dengan matanya sendiri bahwa Diva benar-benar ada di dalam rumah. Begitu Suri melewati ambang pintu, Bastian mengikuti dari belakang. Pria itu lantas berjalan ke tangga dan memanggil istrinya dengan lantang.“Sayang, Ibu Suri sudah datang!” Suara Bastian menggema ke lantai atas, nyaris seperti pekikan.Lalu, tanpa memberi kesempatan bagi Suri untuk merespons, Bastian berkata dengan santai.“Silakan duduk, Bu Suri. Saya harus keluar sebentar untuk memeriksa barang yang tertinggal

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menuju Babak Akhir

    Bukit Harapan. Nama itu terasa ironis bagi Suri. Tempat itu dikenal sebagai tempat yang damai, pelarian bagi mereka yang ingin melepas penat dari hiruk-pikuk kota. Namun, bagi Suri, tempat itu bukan lagi lambang ketenangan. Sebaliknya, di sanalah kemungkinan terburuk bisa terjadi. Ia menatap ke luar jendela, memperhatikan perubahan pemandangan di luar sana. Gedung-gedung tinggi mulai tergantikan oleh deretan rumah kecil yang berjajar rapi, kemudian berganti menjadi jalanan yang lebih sepi. Rasa dingin menjalari tubuhnya, bukan karena cuaca, melainkan karena kesadaran bahwa ia semakin dekat dengan titik penentuan. Suri merapatkan blazer yang ia kenakan. Hatinya berdegup cepat, tetapi ia menolak membiarkan ketegangan menguasainya. Mobil yang ditumpangi Suri akhirnya mencapai kawasan Bukit Harapan. Jalanan yang mereka lalui semakin sepi, dikelilingi oleh pepohonan rindang yang menjulang tinggi di kedua sisi. Suasana di tempat ini cukup lengang, hanya sesekali terdengar suara burun

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Perjalanan Menuju Bahaya

    Pagi itu, Suri membuka tirai lebar-lebar agar cahaya matahari menghangatkan kamar tidurnya. Kemudian, ia duduk di kursi khusus, menyusui bayi kembarnya dengan penuh kelembutan. Jevandro dan Jeandra yang mungil tampak nyaman dalam dekapan ibunya. Jemari kecil mereka menggenggam baju Suri, seolah tidak ingin terpisah barang sedetik pun. Namun, di balik momen penuh kasih itu, kegelisahan perlahan merambat ke dalam hati Suri. Hari ini akan menjadi hari yang penting, hari di mana ia mempertaruhkan segalanya demi mengakhiri ancaman Diva. Jarum jam telah menunjukkan pukul delapan pagi, tetapi Romeo belum juga pulang. Sejak pukul enam, pria itu sudah pergi untuk mengatur segala persiapan, memastikan rencana mereka berjalan sempurna. Selesai menyusui, Suri menyerahkan Jevandro dan Jeandra kepada pengasuh. Dengan hati-hati, ia mengusap pipi kedua bayinya sebelum beranjak ke depan cermin besar di sudut kamar. Tangannya meraih setelan blazer berwarna putih gading yang dipadukan dengan blu

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Penjahat Kejam

    Sejenak, keheningan menelan ruangan. Randy terpaku di tempatnya, wajahnya kehilangan warna. Ia berkedip beberapa kali, seolah tidak yakin dengan apa yang baru saja diucapkan Diva. "M—maksudmu rumah ini akan dibakar?" tanyanya dengan suara serak. “Bukankah ini hasil dari kerja kerasmu?”Diva mengangkat dagu, mata elangnya berkilat tajam. "Aku rela kehilangan rumah, asalkan bisa menghabisi Suri. Orang yang berani merebut milikku, harus dihukum." Randy menelan ludah, rasa dingin menjalari tengkuknya. "Tapi... ini.…" Pria feminim itu menggeleng, mencari kata-kata yang tepat. "Aku tidak menyangka kamu akan melakukan tindakan berbahaya, Diva. Ini seperti adegan film kriminal!" Diva tertawa. Tawanya renyah, tetapi mengandung sesuatu yang dingin dan beracun. Ia melangkah lebih dekat, jemarinya yang ramping menyentuh wajahnya sendiri, seolah ia sedang membayangkan dirinya berperan dalam suatu adegan epik. “Tentu saja,” tukas Diva, bibirnya membentuk senyum sinis.“Karena aku adalah seo

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Diva Harus Tertangkap

    Mereka berdua kemudian naik ke tempat tidur, duduk berdampingan dalam keheningan. Waktu berjalan perlahan, setiap detik terasa lebih panjang dari biasanya. Hingga akhirnya, suara notifikasi masuk terdengar dari ponsel Suri. Dengan cepat, Suri meraih ponselnya dan membuka email. Rekaman CCTV sudah diterima.Suri bergegas turun dari tempat tidur untuk mengambil laptop. Ia mulai mengunduh rekaman CCTV itu, sementara Romeo duduk lebih dekat untuk melihat layar bersama. Ketika rekaman mulai terputar, tampak suasana lobi kantor Pilar Interior Desain. Orang-orang berlalu lalang dan staf yang keluar masuk tampak di sana. Lalu, dalam beberapa detik, muncul sepasang pria dan wanita yang masuk ke dalam gedung. Suri langsung memperbesar tampilan. Pria itu masih muda, berpenampilan rapi dengan kemeja formal, sedangkan wanita di sebelahnya mengenakan setelan blazer hitam, rambutnya pendek, dan sebuah kacamata menghiasi wajahnya. Romeo menyipitkan mata, berusaha melihat lebih jelas. “Aku

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menerima Tantangan

    “Apakah saya perlu menghubungkan mereka dengan Anda, Bu?” tanya sang resepsionis dengan nada sedikit ragu. Romeo yang berdiri di sebelah Suri langsung menggeleng, ekspresinya jelas menunjukkan bahwa ia tidak setuju. Namun, Suri tetap mendekatkan ponselnya ke telinga. “Baiklah, hubungkan dengan saya.” Beberapa detik kemudian, suara bariton seorang pria terdengar dari seberang. Nada bicaranya terdengar ramah. “Selamat malam, Bu Suri. Perkenalkan, saya Henri. Saya mendengar bahwa Anda adalah salah satu arsitek terbaik di kota Velmora," jelas Henri penuh semangat."Kebetulan saya dan istri saya baru saja membeli rumah, dan kami ingin mendesain ulang. Kami berharap Anda sendiri yang menangani proyek ini.” Suri berusaha tetap tenang. “Terima kasih atas kepercayaan Anda, Pak Henri, tetapi saat ini saya sedang cuti untuk mengurus bayi saya.” “Ah, saya mengerti,” Henri menanggapi dengan nada pengertian, sebelum ia melanjutkan, “sebenarnya, itu bukan masalah. Jika perlu, Anda bisa me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status