Share

Kebenaran Baru

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2023-03-07 14:57:18

Beberapa detik ke depan tidak sepatah kata pun terucap. Jemari Theo masih melakukan kegiatan tak ada habisnya. Lebih – lebih bibir panas itu mulai bersarang di ceruk leher Rose. Terkadang gigitan kecil menggesek di cuping telinga sedikit merayu Rose untuk mengeluarkan lenguhan tertahan.

Rose harus mengingatkan Theo mereka baru saja menghadapi situasi darurat. Ayahnya mungkin belum meninggalkan mansion. Dan pria itu sudah kembali berpikiran mesum.

“Theo, ini bukan kamar kita,” ucap Rose memperingatkan. Cukup berhasil membuat Theo berhenti. Sesaat manik abu itu berpaling ke arah figura besar milik Dara, seringai nakal bersamaan muncul menawarkan Rose macam – macam rasa waspada. Dia seharusnya bertindak cepat sebelum Theo melakukan sesuatu. Sayangnya gerakan Rose lamban, lebih dulu ditumpahkan ke atas ranjang saat Theo membawanya bergelut di bawah selimut tebal.

Satu tarikan kaos di tubuh Rose lolos begitu saja. Senasib sisa pakaian lain dengan gampangnya dilempar asal ke lantai. Theo te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (13)
goodnovel comment avatar
Grabbell
gemeshhhdj
goodnovel comment avatar
Apelope dedeliona
dasar om mesum pikiran ngeres
goodnovel comment avatar
Penita Mendit
bae bae kalian di pantau ama dara
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • (Not) His Sugar Baby   Talk to Talk

    Sedikitpun Rose tidak pernah berpaling dari wajah lelap di hadapannya. Theo sempat mengatakan ingin tidur dan pria itu memang melakukan hal tersebut setelah keintiman mereka berakhir. Keintiman saat Theo dalam keadaan sadar menggairahkan, tetapi yang tak terlupakan Theo nyaris sama intimnya mendekap Rose tanpa sekali pun melepas rengkuhan tangan hingga apa pun yang Rose lakukan adalah diam. Sesekali dia harus meratap ke arah figura Dara. Rose membayangkan bagaimana seandainya Dara tidak mengalami kejadian buruk, mungkin dia akan lihat betapa suaminya seorang pria bahagia tanpa harus menanggung rasa bersalah hampir selama sisa hidupnya. Rose memahami Theo mungkin menyimpan segala luka, terutama penolakan Verasco tentang keberadaanya. Dan Theo pula yang harus menanggung setiap rasa sakit yang seharusnya Zever terima. Rose sudah menemukan jawaban tentang pertanyaan paling awal diberikan kepada Theo. Dia pernah menyakiti telapak tangan yang sekarang sering kali membelainya, sewaktu kehila

    Last Updated : 2023-03-08
  • (Not) His Sugar Baby   Lumatan

    “Anda yang membawa Esme keluar dari kandang untuk menemui Tuan Zever, Nona?” Satu pertanyaan Lion tangkas seperti mengintimidasi Rose bahwa dia baru saja melakukan kesalahan besar. Sambil memutar tutup toples berisi makanan ringan yang baru saja dipindahkan dari sebungkus plastik utuh, Rose sengaja tidak membiarkan tatapannya berlama – lama ke arah Lion. Tidak pula menyangkal tuduhan atas dasar ‘kebenaran’ itu. Memang Rose pelakunya, dan dia tidak berniat sekadar berharap waktu diputar kembali untuk membenahi pengetahuannya yang kosong. Seandainya Rose tidak membawa Esmeralda ke kamar utama dan membuat Zever kelimpungan. Mungkin sampai detik ini Rose tidak akan diburu oleh pikirannya sendiri, tentang Theo yang menunggu di ruang tamu dan dia akan menemani suaminya meretas. Terakhir kali sudah Rose ceritakan semua. Semua hal terkait masalah yang harus mereka hadapi bersama. Dan seperti yang sudah – sudah tidak banyak respons Rose terima setelah dia mengakhiri rentetan kalimat panjangn

    Last Updated : 2023-03-09
  • (Not) His Sugar Baby   Berkemah

    Rose terjaga di tengah – tengah keheningan tembus melewati tubuhnya. Dia meneliti penjuru ruang tamu masih membagi oksigen yang sama dan hal – hal lain yang tak akan berubah. termasuk suaminya—Theo di samping duduk bersandar dengan manik mata terpejam begitu tenang, seolah tidak terpengaruh gerakan sekecil apa pun dari Rose yang baru saja melepaskan lingkar lengan di tubuh padat dan liat itu.Tidak tahu kapan terakhir Theo ikut menenggelamkan diri di lautan pekat antara mereka. Rose hanya mengingat sedikit bagian darinya yang tidak mampu bertahan lebih lama, kemudian terlelap merengkuh tubuh Theo. Sementara suaminya sibuk mengulik di atas tuts keyboard, sesekali mengusap puncak kepala Rose—menawarkan rasa kantuk dan yang semakin memberatkan matanya.Arah pandang Rose beralih sejenak pada satu benda di atas pangkuan Theo. Sepertinya pekerjaan mengkoding Theo telah selesai. Garis hijau horizontal nyaris seperempat penuh mengisi rumpang kotak kosong memanjang di layar monitor. Kalau begi

    Last Updated : 2023-03-10
  • (Not) His Sugar Baby   Pembuat Onar

    Terbangun di bawah tatap mata hangat meneduhkan milik suaminya seperti membawa Rose tersesat ke dalam manik kelabu dan bulu tebal yang merayu pertahanannya. Dia kembali memejam dan menyeruk permukaan dada Theo lebih lekat. Menghirup aroma maskulin yang sedikitpun tak pernah pudar hingga satu – satunya hal terakhir yang tak mampu Rose hindarkan adalah wangi memabukkan itu.Rose memperdalam sapuan wajah mencari posisi ternyaman, setidaknya sampai Theo mendekap dengan lengan, tetapi tidak. Theo menggenggam lembut surai cokelat gelapnya, yang terasa tepat jemari besar pria itu tenggelam di antara helai demi helai lalu mengusap punggung kepala Rose ringan.“Masih ngantuk, Sugar?”Suara bariton Theo segar seperti pria itu telah lama menyiapkan diri sekadar memberi satu pertanyaan padanya. Rose menarik diri menelungkup di atas tubuh Theo. Biarkan suaminya agak menunduk, dan dia akan sedikit menegadah untuk memulai pembicaraan.“Kau sudah bangun sejak tadi?”Senyum manis itu tentu adalah jawa

    Last Updated : 2023-03-11
  • (Not) His Sugar Baby   Kejujuran

    Memang terlalu menyakitkan saat pria itu telah meninggalkan keberadaannya. Melangkah jauh. Tidak tersentuh. Dan Rose yakin semakin bahu tegap itu dibangun kokoh, semakin dipaksa runtuh kerangka yang baru saja dihancurkan. Persis pernyataan Verasco. Ungkapan – ungkapan tidak berperasaan diucap dengan cara kejam, sehingga besar pengaruh kepada Theo dan merenggut dalam bentuk apa pun, yang bahkan sama artinya—Rose harus melihat suaminya membangun tembok yang tinggi. Dia belum berusaha mencapainya, tetapi tahu itu tidak akan mudah. Rose tidak bisa menyeret lengan Theo seperti yang sudah – sudah lantas membisikkan kata – kata lembut. Mengajak suaminya ke kamar, lalu Theo akan mengiyakan ajakannya. Semua itu tidak mudah. Tidak ketika keputusan Rose adalah hal terlambat untuk dilakukan. Theo sudah menyusuri lantai teratas di sayap kiri. Apa yang bisa Rose lakukan begitu pintu berdebum keras, memantul di langit – langit mansion itu. Rose bahkan tidak pernah sesering pikirannya memusatkan perh

    Last Updated : 2023-03-12
  • (Not) His Sugar Baby   Pilihan

    ‘Nona, Travis bilang Tuan T sudah tenang.’Rose mengingat satu pernyataan Lion yang berakhir membawanya kembali masuk ke dalam mobil. Mereka melakukan perjalanan menuju mansion Theo, dan sepanjang hamparan bebatuan yang mereka lewati arah pandang Rose hanya tertarik pada gerakan rimbun pohon yang seakan – akan sedang mengikutinya. Dan seperti itu pula Rose merasa percakapan terakhir bersama Verasco masih membayangi benaknya.Mereka belum selesai, tetapi Rose percaya telah memberi Verasco sebuah pengaruh kecil. Tatapan. Arti dari rahang yang mengetat. Semua adalah keyakinan Rose bahwa Verasco tidak mungkin memberinya sebuah opsi seandainya benar pria itu tidak percaya. Atau sebetulnya karena hal demikian masih berkaitan dengan ayahnya. Ntah mengapa Rose merasa bodoh dalam mengambil sebuah pilihan. Saat itu adalah saat – saat menegangkan—dia harus merelakan satu, sementara hatinya meminta untuk memiliki keduanya.“Kau benar. Aku juga mengenal Theo. Suamiku punya alasan kenapa dia tidak

    Last Updated : 2023-03-13
  • (Not) His Sugar Baby   Menguji Kesabaran

    Tidak ada respons apa pun, selain wajah tampan itu semakin ditenggelamkan di balik lipatan lengan. Rose tidak ingin mengira suaminya persis seperti bocah kecil yang menyembunyikan sesuatu darinya. Theo menghindar untuk ditatap, itu sudah jelas dan dugaan Rose semakin bertambah pasti saat dia sendiri kesulitan menarik Theo sekadar mengubah posisi suaminya menghadap ke depan.Napas Rose panjang berembus ke udara. Sejenak dia berpikiran untuk menunduk demi membisikkan sesuatu. Namun, padanan kata yang tersusun di benaknya lenyap sejurus menemukan sebuah kotak terletak agak dalam di bawah ranjang. Benar – benar tidak asing di mata Rose. Dia mengulurkan lengan menyentuh benda tersebut. Seharusnya tinggal menarik keluar ketika ujung jemari Rose mencapai salah satu sudut dari kotak persegi, tetapi sebaliknya tindakan Rose tertahan oleh Theo yang menepisnya dan seakan sengaja, satu dorongan Theo membuat kotak itu menjorok jauh dari posisi mereka.Rose menggeram ingin marah—tertahan oleh wajah

    Last Updated : 2023-03-14
  • (Not) His Sugar Baby   Mengobati

    Kain basah di tangan Rose menyapu sisa darah terakhir mengering di dada Theo. Sudah berulang kali dia melakukan hal yang sama. Membasuh, lalu membuat cairan kental merah itu terhanyut bersama tindakannya. Selama membersihkan tubuh Theo, Rose tiga kali beranjak pergi ke dapur mengganti air yang tercemar darah suaminya sendiri. Sempat pula membantu pekerjaan Beatrace membereskan kekacauan yang Theo sebabkan di ruang tempat mereka bernaung saat ini.Sebelumnya perlu usaha keras membebaskan diri dari dekapan Theo usai pria itu dipengaruhi secara penuh oleh obat tidur. Rose tidak ingin mengingatnya dan merasa itu tak perlu dibayangkan kembali. Dia fokus memperhatikan luka memanjang di dada Theo, menyakinkan itu bukan sekadar luka cakar biasa.Rose berasumsi kalau Theo membuka kaos putih polosnya sebelum menyayat dengan bagian kaca yang tajam. Kemudian mengenakan kaos itu kembali, sementara amarah membuatnya lupa—merah menembus jelas pada sesuatu yang berwarna putih. Itu adalah saat – saat

    Last Updated : 2023-03-15

Latest chapter

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (8)

    Kepergian Zever secara tiba – tiba cukup membekas di benak Rose. Saat itu dia dan Travis diam memperhatikan punggung milik dua orang yang menjauh. Rose tak berani mengatakan apa pun kala dia sendiri menyadari Travis seketika meninggalkannya—Travis menunduk dan Rose harap pria itu baik – baik saja, lantas ikut menyusul dengan langkah hati – hati membawa bayi kembarnya masuk ke dalam gedung mansion.Dua jam usai kejadian di taman belakang, dan setelah menidurkan anak – anak Rose segera menyusul keberadaan Zever. Lewat pesan – pesan yang diberikan kepada Lion, Rose tentu memantau apa pun yang terjadi di luar. Termasuk menanyakan bagaimana kondisi Travis. Pria itu sudah bersikap seperti semula, tetapi satu yang bermasalah. Zever di ruang tamu dengan riak wajah begitu dingin dan manik mata kelabu yang menatap setengah kosong menyusun sambungan miniatur di atas meja.Berulang kali Rose menarik napas sekadar memantapkan diri duduk di samping suaminya.“Zever,” panggil Rose ingin memastikan p

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (7)

    “Aku sudah selesai, Theo. Sekarang giliranmu—“ Pikir Rose, setelah keluar dari kamar mandi sekaligus mengganti pakaian di sana. Dia akan menemukan Theo menjaga ketiga bayi mereka dengan posisi semestinya, tetapi tubuh besar itu—dalam tidur menyampingnya seolah lebih lelap dari ketiga bayi yang memejam tenang. Kelelahan. Begitu yang Rose tafsirkan, karena hari – hari belakangan ini Theo sering sekali menyibukkan diri di tengah malam—menjaga bayi – bayi mereka, sementara Rose dipaksa untuk tetap beristirahat. Senyum Rose tipis sambil mengusap puncak kepala Theo. Hanya sesaat dia beralih pada tiga bayi kembarnya untuk dipindahkan ke dalam troli. Rose akan membawa mereka untuk berjalan – jalan di taman belakang. Selesai memindahkan dia kembali mendekati Theo sekadar menutup tubuh suaminya dengan selimut tebal. “Kami pergi dulu.” Singkat Rose mengecup sudut wajah Theo. Dia mendorong troli dengan hati – hati menuju lift. Rose sudah tahu di mana letaknya, cukup tersembunyi—dan Theo memang

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (6)

    “Aku mendapat cucu yang banyak.”Tawa O’Douglas pecah persis seperti kapten bajak laut yang baru saja menemukan harta karun bersejarah. Masing – masing lengan pria paruh baya itu mengapit dua bayi mungil, sementara bayi mungil yang lain berada di dekapan Verasco—yang terus menimang, sesekali mendekatkan bayi – bayi tersebut dengan guyonan ringan.Ntah apa yang bisa Rose katakan ketika menyaksikan anak – anaknya langsung diserbu begitu Verasco dan O’Douglas masuk ke ruang rawat. Dia baru selesai menyusui, sehingga bayi – bayi yang kekenyangan hanya akan tidur sepanjang hari, dan tidak merepotkan kedua kakek mereka.“Kau dari tadi tak pernah berhenti menatapku,” ucap Rose pelan. Sering kali Theo menyorot wajahnya, tetapi saat ini manik kelabu itu membinarkan sesuatu yang berbeda. Begitu penuh cinta dan sebagian tak bisa Rose tafsirkan dengan benar. Bagaimana mungkin Rose tahan dibidik sedemikian lamat. Theo harus, sekali saja, berpaling darinya.“Terima kasih, Sugar.”Sentuhan lembut di

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (5)

    Rose tak menyangka Theo akan membawanya sampai ke pulau Ortogia, pusat sejarah Kota Sirakusa, Sisilia, untuk menikmati keindahan laut Mediterania. Aroma – aroma di tepi laut itu memberi keindahan yang menyejukkan. Rose bahkan tak melupakan bahwa Theo tidak sekali pun melepaskan tubuhnya di pundak lebar pria tersebut setelah menyusuri sepanjang gedung – gedung tua di pulau – pulau Ortogia.“Ini rumah siapa?” tanya Rose memandangi sebuah bangunan kokoh yang seperti dikhususkan untuk ditinggali dua orang.“Rumah kita.”Tidak banyak yang dapat Rose katakan, kecuali menyematkan wajahnya dalam – dalam di ceruk leher Theo. Aroma maskulin itu masih sangat menguak, bahkan usai sepanjang hari mereka memberikan jamuan kepada para tamu, seakan – akan cairan parfum pun sangat betah menjamah kulit liat Theo.“Mau langsung tidur atau mandi dulu, Sugar?”Di depan sebuah pintu Theo menghentikan langkah sekaligus membiarkan Rose berpijak di atas lantai. Antara ragu dan butuh sesuatu yang segar akhirnya

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (4)

    “Sudah siap?”Rose mengangguk saat Theo bicara di atas puncak kepalanya. Dia memang berdiri membelakangi Theo, memegang ganggang pisau pemotong kue yang panjang, sementara jemari besar Theo menggenggam hangat tiap – tiap buku tangannya.Kue bertingkat – tingkat itu, atau tak jauh berbeda dengan menara rapuh sedang terbelah. Irisan mata pisau perlahan menurun ke bawah menjadi simbol ketajaman. Rose tersenyum nyaris meleburkan tawa ketika Theo membisikkan sesuatu yang lucu untuknya, yang lucu tapi tak akan Rose beritahu pada siapa pun. Biar dia menyimpan sendiri dan menjadikan itu momen menyenangkan yang penting.Setelah potongan kue pertama seharusnya Rose dan Theo saling memberi suapan. Alih – alih demikian Theo sebaliknya mencongkel krim dan segera mengoleskan ke bibir bawah Rose. Wajah Rose tampak berepotan, namun itulah yang Theo inginkan. Dia merampas bibir Rose seperti merampas kue yang sangat lezat.Manis dari campuran gula dan mentega seakan membuat Theo tak pernah puas. Dia mem

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (3)

    “Sudah. Aku sudah kenyang.”Lagi – lagi Rose harus menahan diri saat jemari besar Theo berusaha menyingkirkan semangkok bubur putih di tangannya.“Sedikit lagi, Theo. Kau harus menghabiskan buburmu.”“Ayo.”Sesendok bubur kembali Rose dekatkan, tetapi wajah itu menolak.“Jangan memaksaku makan bubur yang tidak enak, Sugar. Rasanya hambar.”“Makanya kalau makan sambil lihat aku, biar ada rasanya.”“Satu suapan lagi. Aku janji setelah ini selesai.”“Aku tidak percaya. Kau mengatakan itu sejak tadi, apa kau tidak ingat?”Rose menyengir lebar benar – benar mengelabuhi Theo. Pria itu persis anak kecil yang kehilangan nafsu makan. Sulit sekali dibujuk untuk membuka mulut.“Kali ini aku serius yang terakhir. Ahk ... buka yang lebar.”Rose pikir Theo akan segera menerima suapan darinya. Pria itu justru menggerakkan siku tangan Rose, memindahkan haluan sendok ke bibir Rose sendiri.“Kau juga harus makan.”“Tadi aku sudah makan,” bantah Rose, tetap saja dia tak bisa menyangkal satu suapan mendar

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (2)

    Satu hari setelah Theo sadar akhirnya Rose memutuskan kembali sejenak ke rumah, tempat di mana dia pernah tinggal seorang diri yang bersebelahan dengan restoran kecil miliknya. Saat ini tidak banyak yang Rose lakukan selain mempersiapkan diri menemui Theo di rumah sakit. Rose segera mengendarai mobil—milik ayahnya yang dipinjam. Di kursi penumpang belakang dia meletakkan sebuah kotak berukuran sedang dengan beberapa lubang di dalamnya yang dibungkus sangat cantik. Sementara di sampingnya duduk seekor anjing kecil lucu berbulu keriting dan warna putih seperti kapas. Kemarin Rose baru saja membeli ras anjing pudel tersebut di toko hewan. Tertarik. Hanya itu yang menggambar keinginan Rose membawa pulang pudel yang diberi nama Cocomelo.“Kita sudah sampai.”Rose menyiapkan tas ransel khusus untuk membawa Cocomelo di pundak, agar saat pertama kali masuk ke ruang rawat Theo tak langsung bertemu dengan Cocomelo-nya selain Rose yang akan memperlihatkan. Dan di tangannya, dia membawa kotak be

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part

    Sekembali dari kamar mandi Rose pikir akan dihadapkan pada situasi yang sama. Dia sudah mewanti dengan menunggu lebih lama di ruang lembab sampai beberapa suara dari luar meredup. Tetapi semua yang Rose perkirakan tidak benar adanya. Rembesan darah di lantai ketika dia membuka pintu sudah hilang tak berjejak. Bawahan Verasco ... bahkan Verasco itu sendiri pun sudah tak terlihat ada di sana, di ruang rawat suaminya. Hanya tersisa Lion yang menunggu sangat tenang, bersedekap dada sambil memperhatikan Theo tanpa suara.“Kau masih di sini, Lion? Di mana yang lain?” tanya Rose begitu langkahnya menyisir di sisi blankar.“Tuan Verasco meminta saya menunggu di sini, Nona.”Perhatian Lion akhirnya teralihkan. Rose menduga pria itu baru pulang dari kantor kepolisian lalu membantu Verasco dan Elijah untuk mengeksekusi George. Terkait pengkhianatan yang dilakukan George, mungkin itu menjadi kecamuk rasa waspada bagi Verasco agar lebih intoleran terhadap niat – niat terselubung dan apa pun yang ba

  • (Not) His Sugar Baby   Epilog

    “Dalam perjalanan menuju rumah. Kisah mereka berakhir bahagia. Selesai.”Rose menutup buku setebal kurang lebih 400 halaman dan meletakkan buku tersebut di atas nakas. Membacakan kisah – kisah manis menjadi rutinitasnya beberapa hari terakhir. Senyum Rose tipis menatap wajah suaminya yang terbaring begitu tenang. Pagi tadi alat bantu napas baru saja dilepas menandakan kondisi Theo semakin membaik pasca kejadian tombak berdarah. Beruntung mereka segera membawa Theo untuk mendapat penanganan tepat. Tiga kali Theo harus menjalani tindakan operasi. Pria itu kehilangan banyak darah, sehingga membutuhkan transfusi secepatnya. Rose ingat beberapa perdebatan terjadi di antara mereka terkait Theo yang memiliki darah sangat langkah, bahkan Verasco pun tak berdaya tentang itu. Hanya Dara ....Demikian yang Verasco katakan saat itu dengan nada suara gemetar penuh. Seperti begitu sesal. Benar – benar menyesal, sampai akhirnya Travis menyarankan beberapa orang yang masih tertinggal di Italia untuk

DMCA.com Protection Status