Share

Mengobati

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2023-03-15 14:37:36

Kain basah di tangan Rose menyapu sisa darah terakhir mengering di dada Theo. Sudah berulang kali dia melakukan hal yang sama. Membasuh, lalu membuat cairan kental merah itu terhanyut bersama tindakannya. Selama membersihkan tubuh Theo, Rose tiga kali beranjak pergi ke dapur mengganti air yang tercemar darah suaminya sendiri. Sempat pula membantu pekerjaan Beatrace membereskan kekacauan yang Theo sebabkan di ruang tempat mereka bernaung saat ini.

Sebelumnya perlu usaha keras membebaskan diri dari dekapan Theo usai pria itu dipengaruhi secara penuh oleh obat tidur. Rose tidak ingin mengingatnya dan merasa itu tak perlu dibayangkan kembali. Dia fokus memperhatikan luka memanjang di dada Theo, menyakinkan itu bukan sekadar luka cakar biasa.

Rose berasumsi kalau Theo membuka kaos putih polosnya sebelum menyayat dengan bagian kaca yang tajam. Kemudian mengenakan kaos itu kembali, sementara amarah membuatnya lupa—merah menembus jelas pada sesuatu yang berwarna putih. Itu adalah saat – saat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (19)
goodnovel comment avatar
Nor
update lagi thor, aku suka theo manja2 sama rose. gemas sekali.
goodnovel comment avatar
Riani
dasar kamu lion haha
goodnovel comment avatar
Penita Mendit
suami rose yang lain pinter masak hehe
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • (Not) His Sugar Baby   Masalah Internal

    Rose tidak salah. Tidak akan pernah salah sekadar membedakan mana Theo dan Zever. Namun dia tidak mengatakan apa pun sejak saat itu, karena keterdiaman Zever hingga wajah yang menunduk lama memperhatikan lingkar lengannya membuat Rose mundur sangat teratur. Teratur diam – diam mendekati Lion dan duduk di samping pria tersebut.“Kenapa tidak mengatakan kalau itu Zever.”“Saya hampir mengatakannya tapi Anda menahan saya, Nona.”Betul. Seharusnya Rose tidak menghentikan ucapan Lion sebelum dia sampai menyentuh Zever. Netra Rose melirik tidak satu pun kegiatan yang Lion lakukan, minimal minuman di tangan Lion jika memang sedang beristirahat.“Dan untuk apa kau ada di sini, Lion?”Akan tetapi kekehan disusul wajah Lion yang mendekat sedikit membuat Rose menatap Lion tak percaya.“Menggoda tuan, Nona.”“Kau dari kemarin tidak ada habisnya. Mentang – mentang tidak bisa marah, jadi kau sering sekali menggodanya, begitu?”“Anda yang bicara begitu, Nona. Bukan saya.” Kepala Lion menggeleng sama

    Last Updated : 2023-03-16
  • (Not) His Sugar Baby   Godaan

    Rose segera meletakkan gelas di tangannya, daripada keputusan berikut akan menimbulkan hal – hal tak diinginkan dan justru menyebabkan benda itu terlepas—tumpah berserak. “Kenapa aku tidak bisa mempercayakan apa pun yang kau katakan?” Rose bergumam, memicing mulai selangkah lebih maju. Jarak yang dia bunuh membuatnya dengan mudah meraih lengan besar Zever—lalu merambat pelan menyentuh jemari dingin Zever yang seperti gumpalan es ketika Rose menggenggamnya.“Kau sangat tegang karena ketahuan menonton film semi, bukan?”Semakin gencar Rose berjinjit untuk berbisik. Hampir saja Rose tidak bisa menahan gelak tawa setelah menyaksikan wajah pucat Zever dan tubuh yang benar – benar kaku, tapi Rose menyukai bagaimana Zever tidak melakukan apa pun selain mencengkeram erat ponsel pemberian Lion di sebelah lengan yang terbebas.“Aku tidak menyangka kalau kau pria yang nakal, Zever.”Seringai di bibir Rose membekas jelas menyadari reaksi kecil Zever adalah konotasi dari bulu – bulu di tubuh pria

    Last Updated : 2023-03-17
  • (Not) His Sugar Baby   Mujarab

    Cicip sedikit. Seteguk dua teguk susu itu tandas tak bersisa. Tiap pergerakan wajah Lion adalah reaksi pasrah meratapi tetes terakhir dari susu yang mendarat lolos di rongga mulut Rose. Sementara wanita itu hanya tersenyum usai mengusap permukaan bibirnya dengan punggung tangan.“Kau tidak keberatan aku menghabiskannya, bukan? Hitung – hitung sebagai hukuman karena sudah mengerjai Zever.”Rose pergi setelah meletakkan gelas kosong ke atas nakas. Meninggalkan Lion dan segala umpatan tertahan di ujung tenggorokan. Lion meraih ponsel di saku celana, kemudian berbalik cepat menuju dapur.“Matilah kau, Travis! Nona Rose yang meminum susu racikanmu!”[Lalu?]Satu kata dari ujung sambungan terdengar acuh tak acuh. “Lalu katamu?” Lion menjauhkan ponsel dan menatap benda pipi itu lamat. “Sekarang bagaimana?” tanyanya, begitu sibuk menuang susu dari botol ke dalam gelas kosong hingga terisi penuh. Dia mengapit ponselnya di antara garis bahu dan wajah yang dimiringkan ke samping.[Buat lagi yang

    Last Updated : 2023-03-18
  • (Not) His Sugar Baby   Gelombang Panas

    Terlalu manis dan memabukkan. Rose mengakui Zever adalah pemula yang handal. Bibir itu memagut nikmat, sementara lidah yang menjalar membasuh kegersangan dengan lembap saling mengikat. Pelan – pelan jemari Rose merambat menyentuh wajah Zever sekaligus memperdalam pagutan yang semakin basah dan panas. Rose nyaris kehabisan pasokan udara saat keduanya masih membagi liar, yang sama – sama menggebu ketika tautan bibir itu terlepas.Zever memandangnya lama itulah mengapa Rose mengambil pilihan untuk mengguling tubuh hingga duduk di atas permukaan perut berotot milik suaminya. Paparan lampu memberi sensasi menggiurkan pada wajah sedang meneliti serta bibir yang tak mengucapkan sepatah kata.Rose segera menunduk memainkan peran di ceruk leher Zever. Menyesap dalam sesekali pertemuan giginya mengikis permukaan kulit yang kemudian memerah. Desis tertahan Zever semakin menambah gairah yang meledak – ledak. Sentuhan Rose beralih pindah—mengecup pelan – pelan permukaan dada dengan perban masih men

    Last Updated : 2023-03-19
  • (Not) His Sugar Baby   Hilang

    Terbangun di samping pria sedang mendekap tubuhnya adalah rutinitas. Rose tersenyum singkat kemudian menepikan surai cokelat gelapnya yang teracak di depan wajah. Dia mengangkat lengan Theo sebentar, menelusuri bekas luka cakaran itu sesaat dan beralih pada jari – jari kasar dengan kuku – kuku yang memanjang. Pantas saja Theo mampu merobek kulit sendiri, yang sama artinya Rose harus melumpuhkan bagian tersebut.Secepatnya Rose beranjak bangun dan menyambar asal pakaian semalam. Tubuh Rose menepi ke sisi ranjang menarik laci nakas—terakhir kali dia meletakkan gunting kuku di sana.dan kembali merenggut benda itu keluar.Satu persatu kuku tangan Theo menumpul saat ujung gunting tersebut ditekan bersamaan dan bagian lainnya berfungsi untuk menggigit. Rose memang harus bertindak daripada Theo melakukan hal serupa di waktu – waktu tak terduga.Kegiatan Rose nyaris selesai pada tangan pertama, sesekali melirik ke arah pria yang nampaknya tertidur pulas—sudah tidak demikian ketika manik abu i

    Last Updated : 2023-03-20
  • (Not) His Sugar Baby   Sebuah Pesan Singkat

    Derak – derak dari derap kaki berebut cepat menyusul sampai ke ruang bawah tanah terhenti oleh kekosongan yang mereka temukan. Seharusnya George Keneddy masih di sana, berada di antara jeruji besi yang di lapisi jeruji besi lainnya, tetapi bagian dari rapatan gembok yang telah dienskripsi kode – kode tertentu hancur seperti telah di-bom dan di-disfungsikan—membuat siapa pun, orang – orang di balik hilangnya Geroge Keneddy bekerja dengan mudah hingga tak terendus. Mereka lebih kepada ahli – ahli terlatih. Menyelesaikan masalah dengan cermat, orang – orang yang tentu sudah terbiasa terjun ke lapangan.“Apa ini, Tuan?”Perhatian Theo ditarik cepat menatap Travis bersama sebuah kotak persegi panjang, yang baru saja pria itu ambil saat menunduk ke bawah.Theo menerima pemberian kotak tersebut. Benda kecil dengan sebuah katup menempel di sana. Bagian tembus pandang persis memperlihatkan sebuah disk record dan segera merayu Theo untuk melepas katup itu secara kasar.Dugaan Theo terhadap bend

    Last Updated : 2023-03-21
  • (Not) His Sugar Baby   Reckoning

    Rose menenggelamkan wajah menyeruk dalam – dalam di dada bidang Theo. Dia memanjat tubuh membeku suaminya dengan cepat, menghirup aroma memabukkan untuk membuatnya sedikit lebih tenang. Theo masih tidak mengatakan apa pun. Menghujam benak Rose bahwa dia begitu mencemaskan Theo akan menolak permohonannya. Rose tidak ingin itu, segera memperketat dekapan lengan yang melingkar sempurna di antara garis bahu suaminya.Kapan Theo akan mulai bicara Rose masih menunggu sekaligus tak berani berekspektasi tinggi. Dia takut ... namun tiba – tiba merasakan gerakan kecil, yakni usapan ringan di punggung Rose termasuk langkah yang menderak pelan meninggalkan ruang bawah tanah.“Segera katakan pada yang lain, jangan lupa siapkan Esme dan seluruh keperluannya.”Sekilas Rose mendapati Travis mengangguk cepat, dan sampai di ujung lorong posisi mereka berpencar—Rose bersama Theo, sementara Travis ke sisi gedung berbeda. “Kau berubah pikiran?” tanya Rose, separuh memberi jarak pada dirinya agar bisa mena

    Last Updated : 2023-03-22
  • (Not) His Sugar Baby   Pemicu

    Pemicu berisi kabel – kabel mematikan itulah yang harus Theo selesaikan dengan sisa waktu satu jam satu menit. Benda itu ada di sekitarnya, mungkin bagian paling tepat saat dia harus memulai adalah ruang bawah tanah. George terkurung dan hilang di sana. Kemudian terdapat chip terpasang di sudut tembok yang berpotensi meledakkan mansion maupun seisi benda dan makhluk di dalamnya.Setelah lima menit terbuang Theo takkan bisa membiarkan detik – detik berharganya ikut termakan keadaan. Dia kembali ke ruang bawah tanah dengan benar – benar terburu. Kondisi di keremangan itu masih sama seperti terakhir kali dia ada di sana. Chip di badan dinding dan analog digital terus menunjukkan setiap waktu yang berkurang merupakan hal sangat penting untuk diperhitungkan.Theo berhamburan cepat menelusuri setiap sisi gudang bawah tanah. Pada sudut – sudut tersembunyi dia memutuskan untuk membongkar beberapa benda tersusun bertingkat – tingkat, beberapa di antaranya sulit dikeluarkan—yang meskipun berhas

    Last Updated : 2023-03-23

Latest chapter

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (8)

    Kepergian Zever secara tiba – tiba cukup membekas di benak Rose. Saat itu dia dan Travis diam memperhatikan punggung milik dua orang yang menjauh. Rose tak berani mengatakan apa pun kala dia sendiri menyadari Travis seketika meninggalkannya—Travis menunduk dan Rose harap pria itu baik – baik saja, lantas ikut menyusul dengan langkah hati – hati membawa bayi kembarnya masuk ke dalam gedung mansion.Dua jam usai kejadian di taman belakang, dan setelah menidurkan anak – anak Rose segera menyusul keberadaan Zever. Lewat pesan – pesan yang diberikan kepada Lion, Rose tentu memantau apa pun yang terjadi di luar. Termasuk menanyakan bagaimana kondisi Travis. Pria itu sudah bersikap seperti semula, tetapi satu yang bermasalah. Zever di ruang tamu dengan riak wajah begitu dingin dan manik mata kelabu yang menatap setengah kosong menyusun sambungan miniatur di atas meja.Berulang kali Rose menarik napas sekadar memantapkan diri duduk di samping suaminya.“Zever,” panggil Rose ingin memastikan p

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (7)

    “Aku sudah selesai, Theo. Sekarang giliranmu—“ Pikir Rose, setelah keluar dari kamar mandi sekaligus mengganti pakaian di sana. Dia akan menemukan Theo menjaga ketiga bayi mereka dengan posisi semestinya, tetapi tubuh besar itu—dalam tidur menyampingnya seolah lebih lelap dari ketiga bayi yang memejam tenang. Kelelahan. Begitu yang Rose tafsirkan, karena hari – hari belakangan ini Theo sering sekali menyibukkan diri di tengah malam—menjaga bayi – bayi mereka, sementara Rose dipaksa untuk tetap beristirahat. Senyum Rose tipis sambil mengusap puncak kepala Theo. Hanya sesaat dia beralih pada tiga bayi kembarnya untuk dipindahkan ke dalam troli. Rose akan membawa mereka untuk berjalan – jalan di taman belakang. Selesai memindahkan dia kembali mendekati Theo sekadar menutup tubuh suaminya dengan selimut tebal. “Kami pergi dulu.” Singkat Rose mengecup sudut wajah Theo. Dia mendorong troli dengan hati – hati menuju lift. Rose sudah tahu di mana letaknya, cukup tersembunyi—dan Theo memang

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (6)

    “Aku mendapat cucu yang banyak.”Tawa O’Douglas pecah persis seperti kapten bajak laut yang baru saja menemukan harta karun bersejarah. Masing – masing lengan pria paruh baya itu mengapit dua bayi mungil, sementara bayi mungil yang lain berada di dekapan Verasco—yang terus menimang, sesekali mendekatkan bayi – bayi tersebut dengan guyonan ringan.Ntah apa yang bisa Rose katakan ketika menyaksikan anak – anaknya langsung diserbu begitu Verasco dan O’Douglas masuk ke ruang rawat. Dia baru selesai menyusui, sehingga bayi – bayi yang kekenyangan hanya akan tidur sepanjang hari, dan tidak merepotkan kedua kakek mereka.“Kau dari tadi tak pernah berhenti menatapku,” ucap Rose pelan. Sering kali Theo menyorot wajahnya, tetapi saat ini manik kelabu itu membinarkan sesuatu yang berbeda. Begitu penuh cinta dan sebagian tak bisa Rose tafsirkan dengan benar. Bagaimana mungkin Rose tahan dibidik sedemikian lamat. Theo harus, sekali saja, berpaling darinya.“Terima kasih, Sugar.”Sentuhan lembut di

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (5)

    Rose tak menyangka Theo akan membawanya sampai ke pulau Ortogia, pusat sejarah Kota Sirakusa, Sisilia, untuk menikmati keindahan laut Mediterania. Aroma – aroma di tepi laut itu memberi keindahan yang menyejukkan. Rose bahkan tak melupakan bahwa Theo tidak sekali pun melepaskan tubuhnya di pundak lebar pria tersebut setelah menyusuri sepanjang gedung – gedung tua di pulau – pulau Ortogia.“Ini rumah siapa?” tanya Rose memandangi sebuah bangunan kokoh yang seperti dikhususkan untuk ditinggali dua orang.“Rumah kita.”Tidak banyak yang dapat Rose katakan, kecuali menyematkan wajahnya dalam – dalam di ceruk leher Theo. Aroma maskulin itu masih sangat menguak, bahkan usai sepanjang hari mereka memberikan jamuan kepada para tamu, seakan – akan cairan parfum pun sangat betah menjamah kulit liat Theo.“Mau langsung tidur atau mandi dulu, Sugar?”Di depan sebuah pintu Theo menghentikan langkah sekaligus membiarkan Rose berpijak di atas lantai. Antara ragu dan butuh sesuatu yang segar akhirnya

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (4)

    “Sudah siap?”Rose mengangguk saat Theo bicara di atas puncak kepalanya. Dia memang berdiri membelakangi Theo, memegang ganggang pisau pemotong kue yang panjang, sementara jemari besar Theo menggenggam hangat tiap – tiap buku tangannya.Kue bertingkat – tingkat itu, atau tak jauh berbeda dengan menara rapuh sedang terbelah. Irisan mata pisau perlahan menurun ke bawah menjadi simbol ketajaman. Rose tersenyum nyaris meleburkan tawa ketika Theo membisikkan sesuatu yang lucu untuknya, yang lucu tapi tak akan Rose beritahu pada siapa pun. Biar dia menyimpan sendiri dan menjadikan itu momen menyenangkan yang penting.Setelah potongan kue pertama seharusnya Rose dan Theo saling memberi suapan. Alih – alih demikian Theo sebaliknya mencongkel krim dan segera mengoleskan ke bibir bawah Rose. Wajah Rose tampak berepotan, namun itulah yang Theo inginkan. Dia merampas bibir Rose seperti merampas kue yang sangat lezat.Manis dari campuran gula dan mentega seakan membuat Theo tak pernah puas. Dia mem

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (3)

    “Sudah. Aku sudah kenyang.”Lagi – lagi Rose harus menahan diri saat jemari besar Theo berusaha menyingkirkan semangkok bubur putih di tangannya.“Sedikit lagi, Theo. Kau harus menghabiskan buburmu.”“Ayo.”Sesendok bubur kembali Rose dekatkan, tetapi wajah itu menolak.“Jangan memaksaku makan bubur yang tidak enak, Sugar. Rasanya hambar.”“Makanya kalau makan sambil lihat aku, biar ada rasanya.”“Satu suapan lagi. Aku janji setelah ini selesai.”“Aku tidak percaya. Kau mengatakan itu sejak tadi, apa kau tidak ingat?”Rose menyengir lebar benar – benar mengelabuhi Theo. Pria itu persis anak kecil yang kehilangan nafsu makan. Sulit sekali dibujuk untuk membuka mulut.“Kali ini aku serius yang terakhir. Ahk ... buka yang lebar.”Rose pikir Theo akan segera menerima suapan darinya. Pria itu justru menggerakkan siku tangan Rose, memindahkan haluan sendok ke bibir Rose sendiri.“Kau juga harus makan.”“Tadi aku sudah makan,” bantah Rose, tetap saja dia tak bisa menyangkal satu suapan mendar

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part (2)

    Satu hari setelah Theo sadar akhirnya Rose memutuskan kembali sejenak ke rumah, tempat di mana dia pernah tinggal seorang diri yang bersebelahan dengan restoran kecil miliknya. Saat ini tidak banyak yang Rose lakukan selain mempersiapkan diri menemui Theo di rumah sakit. Rose segera mengendarai mobil—milik ayahnya yang dipinjam. Di kursi penumpang belakang dia meletakkan sebuah kotak berukuran sedang dengan beberapa lubang di dalamnya yang dibungkus sangat cantik. Sementara di sampingnya duduk seekor anjing kecil lucu berbulu keriting dan warna putih seperti kapas. Kemarin Rose baru saja membeli ras anjing pudel tersebut di toko hewan. Tertarik. Hanya itu yang menggambar keinginan Rose membawa pulang pudel yang diberi nama Cocomelo.“Kita sudah sampai.”Rose menyiapkan tas ransel khusus untuk membawa Cocomelo di pundak, agar saat pertama kali masuk ke ruang rawat Theo tak langsung bertemu dengan Cocomelo-nya selain Rose yang akan memperlihatkan. Dan di tangannya, dia membawa kotak be

  • (Not) His Sugar Baby   Ekstra Part

    Sekembali dari kamar mandi Rose pikir akan dihadapkan pada situasi yang sama. Dia sudah mewanti dengan menunggu lebih lama di ruang lembab sampai beberapa suara dari luar meredup. Tetapi semua yang Rose perkirakan tidak benar adanya. Rembesan darah di lantai ketika dia membuka pintu sudah hilang tak berjejak. Bawahan Verasco ... bahkan Verasco itu sendiri pun sudah tak terlihat ada di sana, di ruang rawat suaminya. Hanya tersisa Lion yang menunggu sangat tenang, bersedekap dada sambil memperhatikan Theo tanpa suara.“Kau masih di sini, Lion? Di mana yang lain?” tanya Rose begitu langkahnya menyisir di sisi blankar.“Tuan Verasco meminta saya menunggu di sini, Nona.”Perhatian Lion akhirnya teralihkan. Rose menduga pria itu baru pulang dari kantor kepolisian lalu membantu Verasco dan Elijah untuk mengeksekusi George. Terkait pengkhianatan yang dilakukan George, mungkin itu menjadi kecamuk rasa waspada bagi Verasco agar lebih intoleran terhadap niat – niat terselubung dan apa pun yang ba

  • (Not) His Sugar Baby   Epilog

    “Dalam perjalanan menuju rumah. Kisah mereka berakhir bahagia. Selesai.”Rose menutup buku setebal kurang lebih 400 halaman dan meletakkan buku tersebut di atas nakas. Membacakan kisah – kisah manis menjadi rutinitasnya beberapa hari terakhir. Senyum Rose tipis menatap wajah suaminya yang terbaring begitu tenang. Pagi tadi alat bantu napas baru saja dilepas menandakan kondisi Theo semakin membaik pasca kejadian tombak berdarah. Beruntung mereka segera membawa Theo untuk mendapat penanganan tepat. Tiga kali Theo harus menjalani tindakan operasi. Pria itu kehilangan banyak darah, sehingga membutuhkan transfusi secepatnya. Rose ingat beberapa perdebatan terjadi di antara mereka terkait Theo yang memiliki darah sangat langkah, bahkan Verasco pun tak berdaya tentang itu. Hanya Dara ....Demikian yang Verasco katakan saat itu dengan nada suara gemetar penuh. Seperti begitu sesal. Benar – benar menyesal, sampai akhirnya Travis menyarankan beberapa orang yang masih tertinggal di Italia untuk

DMCA.com Protection Status