Dari Aiden, ungkapan ntah kali ke berapa pria tersebut hari ini menjadi yang terparah menguras tenaga Rose. Dia mendesah tidak fokus, sesegera mungkin—seperti kemarin ingin menutup restoran kecilnya sedikit lebih awal dari jam operasional. Memang sebagian perlengkapan sudah Rose bersihkan. Berikutnya sudut bibir Rose mengulas senyum lebar setelah pelanggan terakhir melenggang pergi dan meninggalkan sejumlah tips koin. Rose cepat mendekati ambang pintu untuk mengubah letak papan tanda ‘open’ ke arah berlawanan. Cukup lega dia beralih menuju meja berisi sisa piring kotor. Terdahulu menyimpan tips yang diterima ke saku celana, lalu menyusun piring – piring tersebut di atas nampan dengan hati – hati.Sayang sekali apa yang tidak Rose mengerti ... dia tidak pernah menduga pintu restorannya akan diterjang secara tiba – tiba, hingga dari arah luar seorang pria melempar tubuh pria lainnya yang merosot tepat di bawah kaki Rose. Napasnya tercekat mendapati Lion meringis kesakitan, sementara pe
Kenyataan itu seperti mengailiri muntahan vulkanik di kepala Rose. Panas melelehkan segalanya. Antara senang atau sebenarnya Rose tidak dapat melepaskan apa yang disebut euforia. Dia kehilangan cara membedakan kenyataan dan khayalan. Rongga pikirannya penuh, sesak, terutama Rose merasa dibohongi sedemikian rupa.“Kenapa kau bisa melakukan ini kepadaku, Lion? Travis, Beatrace, kalian semua. Kenapa aku bisa termakan peran yang kalian mainkan?” tanya Rose nyaris berbisik. Tatapannya setengah kosong membayangkan kembali bagaimana Beatrace bersikap dan rentetan kalimat yang pernah wanita paruh baya itu ucapkan. Semuanya bohong. Rose tidak habis pikir mengapa, mereka memaknainya tidak pantas mengetahui sejauh mana keberlangsungan kondisi Theo. Apa bagian terburuknya mereka berpikir Rose terlibat dalam hal mencelakai suaminya sendiri .... Dia melakukan semua itu di antara kondisi terdesak dan dorongan ketidaksengajaan. Kalaupun Rose tahu Theo akan melindunginya. Dia tidak akan membiarkan The
Tidak tergapai perasaan yang cukup selama perjalanan menuju Italia. Pandangan Rose selalu tidak fokus, masih ditombak selincam pikiran buruk terkait kondisi Theo dan bagaimana dia akan mendapatkan suaminya kembali. Theo dibawa pergi dan disembunyikan Verasco. Tidak tahu di mana. Tapi tahapan lokasi berikutnya yang akan mereka datangi adalah markas Verasco. Lion berasumsi di sana, sedikit disetujui Travis yang membenarkan.Beberapa saat lalu sempat dilakukan pelacakan terhadap titik terakhir keberadaan mobil Verasco melalui koordinat GPS. Sayangnya pria paruh baya itu mengerti hal – hal demikian akan terjadi, sehingga sengaja menutup akses dengan tidak menyalakan fungsi daripada GPS tersebut di dalam mobil.Bisa saja seandainya mereka melakukan peretasan terhadap rekam jejak cctv kota. Menganalisis plat nomor atau di mana mobil serupa milik Verasco menjulur sepanjang Kota Milan. Namun, keputusan tersebut akan mempengaruhi peluang yang mereka miliki. Terburuknya, tercatat sejak Rose m
Ada penyusup masuk!”Peringatan dari arah luar memecahkan keheningan di langit – langit gedung yang mencakar itu. Pasukan tersembunyi di lorong pencar mendesak keluar. Sebagian dari mereka memang sudah dikhusukan untuk bertindak ketika diberitakan informasi. Sebuah strategi bahwa Verasco telah menyiapkan akomodasi kalau – kalau dalam keadaan terbaik sekalipun mereka tetap harus waspada. Dengan demikian musuh – musuh di depan mata akan mudah ditaklukkan. Tepat tepat di gerbang masuk mansion besar milik Verasco. Sekumpulan pasukan yang dipimpin dua orang sekaligus sudah saling menyerang, seakan mereka siap memperebutkan tatanan kekuasaan yang dimiliki Verasco, seorang pengatur yang bahkan tidak terlihat di mana dia berada. Seharusnya bukan begitu ....Hanya saja saat Travis dan Rose telah pergi, di sisi lain bertepatan kedatangan Edward—disusul Anthony berikutnya, detik itu Xelle mulai berpikir untuk menarik umpan. Dia seorang diri mendatangi penjaga di bagian paling depan sekadar meng
Verasco terlampau digilai sesuatu yang mustahil. Rose tidak akan mungkin, dan tidak akan mau terlibat dalam hal yang tidak terekam dalam prinsip hidupnya. Dari awal tujuan Rose memerangkap diri di sana adalah Theo, maka akan selalu Theo yang dia inginkan. Sekalipun pria itu sama sekali tidak merespons pelbagai macam kegiatan di sekitar, termasuk dia yang sudah berdiri beberapa meter dari suaminya.Tiga bulan.Rose membayangkan bagaimana dia harus melampiaskan segala sesuatu yang terlewat selama waktu tersebut. Terlalu lama untuk mengakui bahwa dia merindukan Theo. Segala sesuatu yang pernah terjadi antara mereka, apa pun itu, rasanya Rose ingin memeluk tubuh itu sekarang. Tidak peduli dia akan dialiri sengatan lebih parah oleh sekeliling alat kejut listrik mengancam dan berbahaya di sekitar suaminya.“Berhenti di tempatmu.”Langkah Rose terjeda saat selangkah dia ingin meraih tubuh Theo, menepis jarak lebih dekat. Namun, pantulan senyum sinis Verasco merupakan bagian terburuk dari kepu
Verasco mengingat kembali kenangan setumpuk album berdebu. Waktu itu .... 25 tahun lalu terjalin sebuah kesepakatan antara dirinya bersama O’Douglas. Dua rekanan yang sesama memiliki pekerjaan saling bertolak belakang. Dia yang berkuasa di organisasi gelap—menyamarkan kebenaran dirinya dengan menjadi pemilik pengusaha besar. Berbanding jauh dari O’Douglas yang merupakan seorang ahli genetika atau dokter yang mempelajari genetika, ilmu tentang gen, hereditas, dan variasi organisme. Beberapa penelitian sudah O’Douglas lakukan. Pria yang sebetulnya bekerja di bawah intansi non-pemerintah untuk menciptakan sebuah rekayasa genetika terhadap makhluk hidup, ntah manusia, hewan atau tumbuhan bersama sang istri, Elisabeth O’Douglas, seorang pakar kimia. Namun, karena satu hal dan lain terkait kemampuan yang dimanfaatkan untuk tindak kejahatan. O’Douglas memutuskan keluar dari intansi non-pemerintah tersebut. Lalu beralih fungsi bersama – sama Verasco melakukan suatu penelitian dalam bentuk ke
“Terima kasih atas bantuan Anda, Nona. Apa sekarang kami boleh pergi? Saya harus memeriksa keadaan Tuan T, dan Lion ... saya rasa ini adalah jadwal membawa Esmeralda grooming.”Rose mendongak sekaligus menarik napas mematut Travis dan Lion secara bergiliran. Sesaat lalu mereka baru saja kembali dari mansion Verasco. Beberapa luka yang bersarang di tubuh karena kejadian baku tembak, sebagai gantinya Rose bertanggung jawab mengobati ketiga pria yang bahkan nyaris tidak mengeluh selama pembersihan darah di luka menganga. Luka yang beruntung tidak begitu parah. Hanya goresan lebar di bagian tangan, bahu, dan kaki, sehingga tidak cukup menyulitkan mereka untuk kembali beraktivitas.“With my pleasure, Travis. Nanti aku akan menyusulmu.” Senyum Rose tipis mengartikan kepada Travis sesuatu yang dimengerti dengan mudah.Masih Rose perhatikan lamat bahu dua pria menjauh itu. Lengkung di bibirnya kemudian hilang saat kembali menunduk.“Mereka jomlo akut, kenapa kemarin tidak kau kencani salah sat
Samar – samar lolongan nyaring menarik netra Rose perlahan mengerjap. Pertama kali membuka mata pemandangan yang dia dapatkan hanya wajah tampan suaminya. Posisi terlampau dekat menyajikan bagaimana tekstur kulit itu memancing jemari Rose sekadar menyentuh kening dan merambat halus menuju tulang rahang. Dia pikir begitu terbangun, manik mata itu akan menunjukkan resapan warna yang indah. Ternyata Theo masih dengan betahnya berada dalam kondisi yang sama. Bahkan tidak ada tanda – tanda lain, Theo memejam tenang, terlalu jauh untuk Rose gapai. Dia bergumam kecil ....Lebih keras lolongan dari luar memaksa Rose meniupkan udara melalui celah bibir. Lalu beranjak bangkit, melepas pelukan di tubuh Theo secara tidak langsung. Setengah terpaku Rose berpas – pasan bersama Lion di ambang pintu. Kusen masih menenggelamkan tubuh Rose, hanya wajah yang menyembul keluar dan ketika melirik ke bawah ... netra Rose menemukan Esmeralda sudah dilengkapi pita pink kebesaran menjepit bulu di puncak kepala