Nova terdiam beberapa saat lalu berkata, "Aku nggak bisa membahasnya, Brian. Aku nggak bisa membicarakan hubungan kita di depan ibuku."Brian memandangnya dengan serius. "Jadi kamu baru saja melenyapkanku sepenuhnya?"Nova menjawab, "Yang paling aman adalah nggak menyebutkannya. Hati-hati saat pulang nanti."Setelah selesai berbicara, Nova mengambil ponselnya lalu kembali ke kamar.Namun, Nova tidak menyangka Brian akan mengikuti seperti ini.Nova berbalik dan menatap Brian.Nova bertanya, "Apa maumu? Brian!"Brian mengabaikannya dan langsung berjalan ke tempat tidur Susy."Halo, Bibi, aku ... teman Nova."Perawat di sampingnya berkata, "Ibu Nova, kamu nggak tahu bahwa Pak Brian selalu mengejar Nova."Susy memandang Nova.Nova menunduk dan menjawab, "Bu, aku nggak menyukainya."Brian tertawa di sampingnya."Sekarang nggak suka, bukan berarti nantinya nggak suka, Bukankah begitu, Bibi?"Susy menatap Brian dengan tatapan kosong.Nova telah mendorong Brian keluar.Brian tidak memaksanya u
"Apa kamu mau bersama lagi dengan Brian?"Nova langsung mendorong tangannya. "Omong kosong apa yang kamu bicarakan?""Aku bicara omong kosong atau kamu pura-pura bodoh?"Nova terdiam beberapa saat lalu menjawab, "Rudy, aku sudah bilang, kita hanya berteman."Rudy tertawa, "Lalu kenapa? Apa ini memengaruhi fakta bahwa Brian adalah bajingan? Nova, pikirkan tentang apa yang dia lakukan padamu sebelumnya, jangan biarkan Brian hanya memberimu janji manis saja."Nova terhuyung menjauh darinya. "Aku sadar!""Baguslah kalau begitu." Rudy tidak banyak bicara, hanya memberinya secangkir kopi.Nova meliriknya dan mengambilnya. "Terima kasih."Rudy tidak berkata apa-apa lagi dan kembali ke kantornya.Nova melihat punggungnya dan menghela napas.Namun, setelah menyelesaikan masalah dengan Rudy, Nova tiba-tiba ingat untuk mengganti perban Brian.Dia awalnya mengira Brian akan datang kepadanya atas inisiatifnya sendiri.Tak disangka, hingga hendak pulang kerja, Nova tidak menerima telepon dari Brian,
Brian sedang duduk di kantor, mendengarkan manajer pemasaran baru berbicara dengannya tentang proyek perencanaan musim kemarau.Di tengah jalan, Brian tiba-tiba mengangkat tangannya dan berhenti.Brian melihat ponselnya.Senyum muncul di matanya."Ayo makan malam bersamaku, sekalian ganti perbanmu."Nova memperhatikan pesan Brian dalam diam.Saat ini, Nova benar-benar tidak bisa menolak.Nova menarik napas dalam-dalam dan menjawab, "Oke."Sudut bibir Brian sedikit melengkung.Manajer pemasaran yang baru melihat pemandangan ini dengan ketakutan.Siapa yang pernah melihat Pak Brian tersenyum seperti ini?Dewa Kematian yang selalu bersikap dingin bisa tersenyum seperti ini?Brian meletakkan ponselnya lalu melihat orang yang berdiri di depannya."Ambil lalu kerjakan dari awal lagi. Apa kamu sudah memahami tema pasar musim kemarau? Kamu sudah melakukan riset pasar? Kalau nggak tahu, lihat saja apa yang dilakukan manajer sebelumnya."Manajer pemasaran sadar, merespons dengan cepat dan ketaku
Setelah mengatakan itu, Brian pergi.Nova berdiri di sana dengan kaget lalu baru sadar kembali.Nova memeluk bunga itu dan kembali ke rumah dengan bingung.Nabila tercengang saat melihat bunga di pelukannya."Ini ... hadiah dari Brian?"Bulu mata Nova sedikit bergetar, tidak menjawab, tapi langsung masuk ke kamar tidur.Malam itu, Nova tidak bisa tidur.Ruangan itu seolah dipenuhi aroma Lisianthus.Keesokan harinya.Pagi-pagi sekali, Nova tiba di lapangan golf untuk bertemu dengan Aldi.Bisnis Keluarga Connor kelihatannya selalu berada di jalur legal, tapi sebenarnya juga memasuki jalur ilegal.Namun, Aldi sendiri tampak sangat pendiam.Pria berusia empat puluhan ini punya keberanian dan ketenangan sesuai dengan umurnya.Nova sedikit terkejut saat melihat Aldi.Ketika Aldi melihat Nova, kilatan keterkejutan muncul di matanya. "Bu Nova jauh lebih cantik daripada di foto."Aldi belum pernah bertemu Nova sebelumnya, tapi karena insiden Bayu, Aldi juga memeriksa informasi Nona Nova.Sebaga
Siang hari mereka baru selesai bermain golf.Aldi membuat janji dengan Nova untuk makan malam.Aldi merupakan pria yang cukup sopan, dia tidak menyuruh Nova minum banyak. Aldi memiliki etika yang baik, makan malam bersama ini bisa dianggap sebagai sambutan terbaik dari tuan rumah.Baru setelah makan selesai Aldi menyebutkannya."Lalu bagaimana pendapat Bu Nova tentang sebidang tanah itu?"Nova merasa sedikit bingung, terdiam beberapa saat dan kemudian berkata, "Tuan Aldi, masalah ini bukanlah sesuatu yang bisa aku putuskan sendiri. Bisakah kita membicarakannya nanti?"Aldi menjawab sambil tersenyum."Baiklah, aku akan menunggu ajakan Bu Nova lagi."Nova mengangguk.Keduanya keluar dari restoran dan Nova langsung masuk ke mobil.Di dalam mobil, perhatiannya sedikit terganggu.Dari awal, Nova sebenarnya tidak menanyakan tentang Bayu secara detail.Saat itu, hubungannya dengan Brian sudah tegang.Apa yang dilakukan Brian tidak pernah diceritakan padanya.Kalaupun Brian hampir membunuh Bay
Nova terdiam beberapa saat."Aku akan datang setelah pulang kerja."Tawa Brian terdengar dari sana. "Oke, aku akan menjemputmu.""Nggak perlu, aku akan pergi ke sana sendiri." Nova menutup telepon dengan tegas.Begitu melihat telepon yang ditutup, Brian tertawa dengan tidak berdaya.Brian terdiam beberapa saat dan melirik ke arah pengasuh yang sedang membuat sup penghilang mabuk di dapur."Nggak perlu memasak sup penghilang mabuk. Kamu pergi beli bahan makanan saja."Pelayan memandang Brian dengan bingung. "Pak Brian, masih ada bahan makanan di rumah."Brian berdiri dan berjalan ke kamar mandi lalu dengan malas berkata, "Kamu bisa mendapat libur setelah selesai berbelanja bahan makanan."Pelayan berhenti dan mungkin mengerti maksudnya.Pelayan segera mengemasi barang-barangnya dan berjalan keluar.Brian tiba-tiba menghentikannya. "Kamu tahu apa makanan kesukaan Nona Nova? Selain yang manis-manis, seperti ikan atau udang, apa dia suka?"Pelayan sedikit bingung.Meskipun sudah berada di
Namun, sebelum bisa masuk, Luis datang untuk memblokir pintu mobil."Pak Rudy, kalau kamu masuk ke mobil Nona Nova seperti ini, reputasinya akan hancur."Rudy mendengus dan berjalan ke sisi lain.Luis segera berbalik dan memblokir pintu mobil lagi.Nova melihat pemandangan ini dengan sakit kepala.Nova langsung keluar dan naik taksi.Melihat Nova pergi, Rudy sangat marah hingga hampir menendang Luis."Luis, kamu benar-benar bawahan Brian yang menyebalkan!"Luis memandang Rudy dan berkata, "Pak Rudy sekarang terlihat seperti budak cinta."Setelah selesai berbicara, Luis pergi tanpa menunggu Rudy membalasnya.Rudy mengangkat ponselnya untuk menelepon Brian."Brian, kalau kamu hebat, kita bersaing secara sehat. Apa maksudmu dengan menempatkan Luis di samping Nova?"Nada suara Brian terdengar malas. "Rudy, kamu tetap di sisinya setiap hari, kamu melarang aku menempatkan seseorang di sampingnya?"Rudy mencibir, "Dasar licik!"Brian menjawab, "Memangnya kamu suci?"Rudy berkata, "Setidaknya
Tubuh Nova tiba-tiba menegang, jantungnya seakan berdetak kencang."Brian, lepaskan aku."Brian menjawab dengan sederhana, tapi memeluknya lebih erat."Nova, jangan bergerak, aku akan memelukmu sebentar, sebentar saja."Ada juga sedikit bau alkohol di napas Brian yang menyembur ke lehernya, bercampur dengan bau asap rokok.Tubuh Nova semakin menegang.Nova berdiri dengan kaku di depan meja rias, suara napas Brian sudah memenuhi telinganya.Jantungnya berdetak lebih keras.Nova menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Lepaskan aku."Namun, Brian masih tidak rela melepaskannya.Bukan hanya enggan melepaskannya, Brian juga menekannya semakin keras, seolah ingin memasukkannya ke dalam tubuhnya."Nova, aku sangat merindukanmu."Hati Nova tiba-tiba menjadi sedikit bingung.Nova secara refleks ingin mendorong Brian.Brian meraih tangannya dan mengendalikannya dengan erat."Nova, jangan bergerak. Kalau kamu bergerak lagi, aku akan lebih kasar."Nova tiba-tiba berhenti.Dia menginjak kaki Brian