Nova mulai menurutinya.Brian takkan memberi dia kesempatan untuk menolaknya.Pria ini tidak pernah peduli dengan perasaannya.Dalam beberapa tahun ini, dia sudah belajar untuk menuruti ketika tidak bisa menentangnya.Baik tugas yang diberikan oleh Brian atau,Kesakitan yang diberikan Brian."Aku tahu."Jamuannya berlangsung dengan sangat tenang.Brian makan dengan santai. Selama ini dia tidak suka berbicara saat makan, sangatlah bertata krama.Nova agak linglung saat makan.Terkait rumor pagi tadi, dia sudah tidak bisa mengabaikannya.Namun, dalam hatinya tetap merasa sangat tidak nyaman.Habis makan, ponsel Brian berbunyi lagi.Dia melirik tampilan layar yang hanya menunjukkan huruf "S".Brian langsung menjawab panggilan."Ada masalah lagi? Sudah makan ... ya. Kamu juga harus makan secara teratur ... aku tahu, sudah dulu ya."Nova sudah menebak siapa yang memanggilnya.Selain cinta pertama itu, mungkin tiada orang yang bisa membuat Brian begitu lembut."Tadi malam begitu tergesa-gesa
Yasmin tiba-tiba bungkam."Aku mana berani mengusirnya? Aku hanya suruh dia meluangkan tempat duduk saja."Dia menoleh ke arah Brian dengan agak sedih."Brian, kamu nggak bakal marah padaku gara-gara seorang manajer, 'kan?"Usai bicara, mata Yasmin semakin merah.Beberapa tahun ini, dia selalu menunggu panggilan dari Brian di luar negeri.Tidak disangka, dia bepergian selama 4 tahun, ternyata pria ini tidak pernah menghubungi dia sekali pun.Dalam 4 tahun ini, dia tidak hanya satu kali berpikir untuk pulang untuk mencarinya.Namun, dia juga agak sombong.Dulu dia yang mengajukan untuk berpisah.Brian selalu memperlakukannya secara khusus.Brian akan tersenyum lembut terhadapnya.Dia akan memanggilnya Min.Brian akan bergegas ke sisinya ketika dia membutuhkannya.Dia bahkan rela berbalik melawan saudara demi Yasmin.Namun, perlakuan spesial Brian terhadapnya ada batasnya.Brian tidak pernah menyentuhnya, juga tidak pernah mengungkit masalah pernikahan, bahkan enggan menemui orang tua Ya
Begitu turun, dia langsung merangkul lengan Brian.Nova mengalihkan pandangan dan berjalan menuju studio.Namun, dia dipanggil saat tiba di pintu masuk."Bu Nova."Yasmin menggandeng tangan Brian. Nova tidak bisa melihat ekspresi wajahnya yang ganas dengan jelas, tetapi bisa merasakan dia tersenyum dengan gembira."Maaf, tadi aku mengusir kamu turun dari mobil."Katanya meminta maaf, malah sengaja mengulangi kejadian Nova diusir dari mobil.Semua orang yang lalu lalang di studio mendengarkannya.Pandangan orang-orang di sekitarnya terpaku pada tubuh Nova.Nova tergolong karyawan senior di perusahaan. Mulai dari awal pendirian sudah mengikuti Brian.Brian juga sangat menyayanginya.Meskipun sempat terjadi kontroversi pengunduran diri, bukankah terakhir juga tidak jadi?Benar-benar tiada orang yang berani memperlakukannya seperti ini di perusahaan.Kecuali Yasmin.Saat ini, begitu mengungkapkannya, seperti telah memastikan tebakan semua orang sebelumnya.Hubungan antara Yasmin dan Brian
Seketika, wajah Yasmin menjadi masam."Nova, kamu benaran pikiran dia sudah jadi milikmu karena kamu berada di sisinya selama beberapa tahun? Dia nggak pernah umumkan sudah pacaran. Kamu benar-benar nggak tahu diri."Hati Nova perih mendengarnya.Nova tentu tahu.Namun, Nova tidak ingin menunjukkan kelemahan sedikit pun di depan Yasmin."Dia bukan milikku, juga bukan milikmu!"Terbersit kebengisan di wajah Yasmin karena ucapan itu."Nova, jangan senang dulu. Cepat atau lambat, Brian akan jadi milikku. Kali ini, aku pulang untuk bahas masalah pernikahan dengan Brian. Jangan jadi pelakor seperti ibumu! Kalian benar-benar menjijikkan!"Nova tidak tahan lagi dan langsung menampar Yasmin."Nova!"Detik berikutnya, suara Brian datang dari arah belakang.Tangan Nova pun gemetar.Tubuh Nova membeku, bahkan tidak berani menoleh ke belakang."Apa yang kamu lakukan?" tanya Brian dengan suara dingin.Nova menoleh pada Brian dan menjawab, "Sedang tampar orang, Pak Brian nggak bisa lihat?""Kenapa k
Nova tertawa."Sebagai tokoh publik, lebih harus lagi untuk cari tahu kebenarannya. Dengan begitu, siapa yang bisa memfitnah Nona Yasmin?"Kemenangan dari pertempuran antar dua wanita itu bukanlah kebenaran, melainkan sikap Brian.Saat ini, Nova kalah telak.Nova tahu tidak ada artinya untuk menuntut kebenaran.Selama Brian yakin dia salah, walaupun kebenaran sudah terpapar di depan mata, Brian tidak akan mengakui kebenaran tersebut.Namun, Nova ingin mencoba membuat Brian mengetahui kebenaran."Nggak perlu lihat. Bu Nova, aku sudah memaafkanmu. Kamu mau apa lagi?" sangkal Yasmin dengan panik.Nova menatap Yasmin seraya bertanya, "Kenapa nggak perlu? Nanti Nona Yasmin bisa dirugikan, 'kan?"Tatapan Brian yang berdiri di samping mereka menjadi suram."Bu Nova, sebentar lagi sudah syuting. Kamu yakin mau menunda waktu semua orang?"Keberpihakan Brian sangat jelas.Seketika, Nova kehilangan semangat tempur."Maaf."Satu kata itu menghabiskan seluruh tenaga Nova.Setelah itu, Nova berbalik
Nova menelan kembali perkataan yang hendak diucapkan.Nova mengenal sifat Brian dengan sangat baik.Implikasinya adalah Brian harus bertemu dengan Nova hari itu.Nova tidak ingin mencari masalah untuk diri sendiri."Aku akan segera pulang."Sekretaris umum tersenyum seraya menambahkan, "Bergegaslah."Saat Nova tiba di rumah, Brian baru selesai mandi.Jubah mandi yang lebar sama sekali tidak dapat menutupi postur tubuh Brian yang sempurna.Brian duduk di sofa dan menyalakan sebatang rokok, menatap Nova melalui asap rokok.Sesaat kemudian, Brian tersenyum."Aku nggak tahu ternyata Bu Nova begitu hebat."Nova diam di tempat dan tidak menjawab.Nova tahu apa yang Brian maksud adalah dirinya menampar Yasmin di studio syuting."Aku nggak mau dianiaya begitu saja. Jadi, Pak Brian mau menuntut pertanggungjawabanku demi Nona Yasmin?"Brian menatap Nova selama sesaat, lalu mematikan rokok.Brian berkata, "Sini.""Pak Brian, langsung katakan saja."Brian menatap lurus pada Nova.Nova tidak punya
Mereka akan melempar batu dan lumpur pada Nova, serta kadang-kadang melempar tikus, cicak dan ular.Suatu kali, Nova tidak tahan lagi dan memukul Yasmin.Colton langsung datang ke rumah dan mencambuk Nova menggunakan ikat pinggang.Nova menangis seraya menceritakan perbuatan Yasmin.Jawaban Colton masih melekat dalam ingatan Nova sampai sekarang."Sekalipun dia pukul kamu sampai mati, kamu tetap harus terima!"Adegan yang serupa kembali terjadi di depan Nova.Ucapan Brian jauh lebih menyakitkan bagi Nova daripada ucapan Colton.Nova menekan kegetiran dalam hatinya dan bertanya, "Kenapa?"Mengapa dia harus menghindar dari Yasmin?Mengapa dia harus menghindar dari Yasmin?Dia bukan pelakor dan tidak melakukan hal tercela. Mengapa dia harus menghindar?Brian menatap Nova dan menjawab, "Karena dia Yasmin, sedangkan kamu Nova."Ucapan itu bagaikan pisau yang menikam hati Nova.Nova memaksa diri untuk tersenyum pada Brian."Kalau aku nggak mau?"Tatapan Brian pada Nova menjadi suram. "Bu Nov
Nova menenangkan diri dan menatap Brian."Sakit maag." Nova membasuh wajah dengan ekspresi natural.Brian memandang Nova tanpa berbicara.Entah berapa lama kemudian, Brian berbalik badan dan pergi.Baru setelah Brian pergi, Nova menghela napas lega.Nova keluar dari kamar mandi, mengambil obat, lalu masuk ke kamar.Nova minum semua obat yang diberikan oleh Nabila.Pas ketika Nova minum obat terakhir, Brian masuk ke kamar.Melihat botol obat di lemari samping meja, Brian memasukkan satu tangan ke saku celana dan berjalan ke sana.Brian mengambil botol obat itu dan membacanya."Obat dari mana?""Dari rumah sakit.""Kapan?"Nova terdiam sejenak, lalu menjawab, "Waktu masuk rumah sakit malam itu."Brian memicingkan mata seraya bertanya, "Kenapa aku nggak tahu kamu sakit maag? Parah sekali kali ini."Nova tersenyum. "Sudah dari lama, mungkin nggak Pak Brian perhatikan.Brian menaruh perhatian pada Nova, tetapi hanya tentang melakukan hubungan intim.Brian sepertinya tidak pernah memperhatik