Melvin merasa agak canggung.Dia baru saja selesai bertanya pada Nova, lalu Brian tiba-tiba datang.Rasanya seperti tertangkap basah.Namun, Brian seharusnya tahu bahwa dia tertarik pada Nova.Hanya saja dulu tidak pernah menjelaskannya, karena dia tahu Brian akan segera bertunangan, jadi saat ini dirinya memberanikan diri untuk mengatakan ini.Namun, lihatlah sikap Brian sekarang.Mungkin setelah Brian bertunangan, pria itu tetap tidak akan melepaskan Nova dengan begitu mudah.Melvin merasa agak menyesal, tapi hanya bisa tertawa tak berdaya.Dia masih belum bisa melawan Brian."Brian sudah datang? Kalau begitu aku pergi dulu."Setelah mengatakan itu, Melvin berdiri.Mata Brian melihat ke dirinya dan tertuju pada Nova."Pak Melvin mau pergi, apa Bu Nova nggak mau bilang sesuatu dulu?"Bibir Nova menegang. Setelah beberapa saat, Nova menoleh ke arah Melvin dan berkata, "Selamat tinggal, Pak Melvin."Melvin mengangguk dan memandang Brian. "Brian, sampai jumpa lagi."Brian tidak berkata a
Nova mengalihkan pandangannya ke luar jendela.Jalanan saat hari libur agak macet.Pinggir jalan penuh dengan pasangan yang berpegangan tangan.Ponsel Brian tiba-tiba berdering.Nada dering ini merupakan nada dering eksklusif untuk Yasmin.Brian sedikit mengerutkan kening dan mengangkat telepon."Brian, kenapa kamu belum datang? Semua orang sudah menunggumu."Brian langsung menjawab, "Aku nggak pergi."Setelah mengatakan itu, Brian menutup telepon.Bibir Nova bergerak dua kali. "Maaf sudah menunda kencanmu."Brian memandangnya dan mencibir. "Ya sama-sama, bukankah aku juga mengganggu kencan Bu Nova?"Nova meliriknya dan tidak berkata apa-apa.Setelah melewati ruas jalan yang padat, Brian melaju sangat kencang.Sesaat kemudian, mobil berhenti di gedung apartemen.Nova ingin membuka pintu dan keluar dari mobil.Brian tiba-tiba menekan tombol kunci.Brian melepas dasinya dan berkata, "Jangan terburu-buru keluar dari mobil."Setelah mengatakan itu, Brian mengulurkan tangan dan memeluk Nova
Brian memandangnya dengan serius.Wajah Nova yang bersih dan cantik masih tersenyum.Brian pernah bilang bahwa dirinya suka melihat Nova saat tersenyum.Namun, senyuman Nova sekarang ini sangat tidak enak dipandang.Brian mencibir. "Kamu benar-benar ingin meninggalkanku?"Nova hanya menatapnya dan tidak menjawab.Namun, jawabannya sangat jelas.Tangan Brian di dagunya tiba-tiba menegang."Nova, aku sudah bilang, kalau aku nggak setuju, jangan pikir kamu bisa pergi dariku. Aku harap kamu akan selalu mengingat hal ini!"Setelah mengatakan itu, dia melepaskan Nova lalu segera keluar.Nova tersenyum pahit, pergi mandi dan berbaring.Keesokan harinya.Nabila takut suasana hati Nova akan buruk, jadi sengaja mengambil cuti khusus untuk menghabiskan waktu bersama Nova.Sebenarnya, Nova merasa dirinya baik-baik saja, tapi tetap tidak menolak niat baik dari Nabila.Keduanya pergi jalan-jalan pagi-pagi sekali.Kali ini mereka jalan-jalan, tapi Nabila terus mengamati ekspresi Nova.Nova tahu bahwa
Nova mengerutkan kening. Hampir seketika, Nova mengerti ke mana Simon membawanya."Simon, aku nggak mau pergi."Simon mengerutkan kening dan berkata, "Bu Nova, aku nggak akan mengajak kamu ke pesta itu. Aku benar-benar mengajak kamu bermain di Klub Royal."Nova tidak tahu apa yang akan dilakukan Simon, dirinya benar-benar tidak tertarik dan tidak suka hal ini.Begitu melihat ini, Simon merasa sedikit cemas."Bu Nova, aku benar-benar nggak akan menyakitimu, percayalah padaku sekali saja, oke?"Nova memandang Simon dan akhirnya menyerah.Bagaimanapun, Simon adalah orang yang paling menjaganya selama ini.Nova memakai riasan sederhana dan memakai gaun.Meski hanya gaun sederhana, Simon tetap terpana.Simon pun mendecakkan lidahnya.Dengan wanita seperti Bu Nova di sisinya, dia benar-benar tidak tahu bagaimana kakaknya masih ingin melihat Yasmin.Bukankah Nova jauh lebih cantik dari Yasmin?"Ayo pergi."Nova menarik napas dalam-dalam dan mengikuti.Simon memang membawanya ke Klub Royal.Na
Mendengar suara Brian, langkah kaki Nova tiba-tiba terhenti.Namun, Nova hanya berhenti sejenak, lalu keluar lagi.Nova tidak ingin di sini lagi.Meskipun dia juga tahu akan memalukan untuk pergi saat ini.Kepergiannya ini membuatnya semakin jelas bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk berada di ruangan pribadi ini.Namun, dia benar-benar sedang tidak berminat untuk tinggal di sini bersama sekelompok orang seperti itu.Stephen tidak menyukainya dan dia tidak terlalu memikirkan Stephen.Oleh karena itu, sebenarnya tidak perlu berada di sini untuk membuat dirinya semakin tidak nyaman.Adapun Brian ....Nova tersenyum pahit, cinta pertamanya ada di sisinya, haruskah Nova berada di sini sebagai simpanan?Nova menegakkan punggungnya dan berjalan keluar tanpa ragu-ragu.Melihat dia masih akan pergi, raut wajah Brian langsung menjadi suram.Begitu melihat ini, Simon bergegas dan meraih Nova."Bu Nova sudah datang ke sini, tolong jangan pergi."Nova tertawa. "Maaf, Simon, aku sangat nggak suka
"Tunggu di dalam mobil saja."Nova tidak berkata apa-apa lagi dan langsung masuk ke mobil.Brian mengeluarkan saputangan dari saku jaketnya dan menyerahkannya pada Yasmin.Yasmin menolak untuk menerimanya.Brian menghela napas tak berdaya dan mengangkat tangannya untuk membantunya menghapus air matanya sedikit demi sedikit.Nova hanya bisa tersenyum pahit saat melihat pemandangan ini sambil duduk di dalam mobil.Dia seharusnya tidak datang hari ini.Nova menunduk dan berhenti melihat pemandangan di luar.Setelah beberapa saat, Brian akhirnya membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.Dia melirik Nova dan berkata dengan nada mengejek."Bu Nova benar-benar hebat."Nova tahu bahwa yang Brian maksud adalah saat dirinya berjalan menuju Melvin di depannya.Namun, dia tidak perlu menjelaskan apa pun.Dia benar-benar tidak ingin duduk di sebelah Brian saat itu.Nova menunduk dan tidak membantah, hanya berkata, "Seharusnya aku nggak datang."Brian langsung mengerutkan kening."Kenapa? Kamu merasa
Ketika Nova bangun keesokan harinya, Brian sudah mengikat dasinya.Brian berdiri rapi di samping tempat tidur. "Kalau capek, ambil cuti sehari."Brian menyiksanya terlalu keras tadi malam dan tidak membiarkannya istirahat sampai pagi hari.Nova menggelengkan kepalanya sambil duduk, masih banyak hal yang harus dilakukan di perusahaan.Brian mengangkat alisnya dan berkata, "Kalau begitu kamu mau ikut aku?"Nova masih menolak. "Nggak, aku akan naik bus."Brian hanya berpura-pura tidak mendengar penolakannya dan bersandar di pintu untuk menunggunya.Nova meliriknya dan tidak berkata apa-apa.Saat berganti pakaian, jari-jarinya berhenti sebentar.Nova mengeluarkan sebuah kotak dari laci.Di dalamnya ada untaian gelang manik-manik yang berfungsi untuk meminta perlindungan.Dia awalnya berencana memberi Brian hadiah ulang tahun.Namun, saat Brian bertanya kemarin, dia tiba-tiba teringat setelan jas itu.Dalam sekejap, Nova tidak ingin memberikan hadiah ini.Nova tidak ingin memberikan hatinya
"Biarkan Yasmin istirahat sebentar."...Ketika Nova tiba di perusahaan, Cindy tahu ada yang tidak beres dengan dirinya."Bos, ada apa? Apa yang terjadi?"Nova tersenyum kaku dan berkata, "Nggak apa-apa. Aku kurang tidur. Bagaimana laporan kerja akhir tahun ini?""Hampir selesai." Cindy masih sedikit mengkhawatirkannya. "Bos, kalau ada masalah bilang saja padaku. Meski aku nggak punya kemampuan, alangkah lebih baiknya kita pikirkan caranya bersama-sama."Nova tersenyum lalu menjawab, "Terima kasih, Cindy.""Jangan sungkan padaku." Setelah mengatakan itu, Cindy mendekati Nova. "Bos, sudah dengar kabarnya? Pak Brian kemarin nggak bertunangan."Nova mengangguk dan tidak berkata apa-apa lagi.Sebenarnya, dia tidak ingin mendengar tentang Brian dan Yasmin saat ini.Namun, pada akhirnya, dia tidak menghentikan Cindy.Cindy mendengus lalu berkata, "Yasmin mengeluh lagi, kamu nggak tahu, Yasmin hampir memposting di Twitter tentang pertunangannya dengan Pak Brian beberapa waktu lalu, kali ini a