Setelah Nova selesai berbicara, Brian sedikit menyipitkan matanya.Brian bersandar malas di sofa, matanya tertuju pada Nova, ekspresinya agak tidak jelas."Kamu setuju?"Nova tidak mau setuju, tapi apakah Gary akan melepaskannya begitu saja?"Aku hanya bilang merasa nggak enak badan akhir-akhir ini, nanti akan aku bahas lagi masalah ini setelah aku sehat."Setelah berbicara, dia melihat ke arah Brian."Pak Brian akan membantuku?"Brian mencibir."Bagaimana Bu Nova ingin aku membantumu?"Nova tertawa. "Gary cukup takut padamu. Selama kamu berbicara, dia nggak akan mengancamku."Mata Brian gelap, membuatnya sulit memahami perasaannya.Setelah beberapa saat, Brian baru berkata lagi."Bu Nova pandai sekali menyuruh orang?"Sudut bibir Nova bergerak, memang tidak bisa menyangkal hal ini.Nova sangat ingin menggunakan Brian untuk membuat Gary tidak berani membuat masalah dengannya lagi.Nova memandang Brian dan bertanya, "Bisa?"Brian terkekeh dan melambai padanya.Nova ragu-ragu sejenak, la
Setelah beberapa saat, Nova tertawa sendiri.Walaupun tahu itu mustahil, tapi entah kenapa masih saja mengharapkannya.Nova menenangkan perasaannya dan memandang Brian dengan tenang. "Apa ini pantas?"Brian tidak peduli.Brian benar-benar tidak peduli.Brian selalu nakal dan melakukan apa pun yang diinginkan, tidak pernah peduli dengan perasaan orang lain.Sebaliknya Nova.Jika mengaku punya pacar, memang akan terhindar dari banyak masalah.Setidaknya bisa membuat mereka yang punya pikiran berlebihan menyerah total."Apa yang nggak pantas?"Nova tertawa. "Apa kamu nggak takut Nona Yasmin akan tahu?"Brian meliriknya dan mencibir. "Apa masih terlalu dini bagi Bu Nova untuk menyatakan kedaulatannya di depan Yasmin? Karena kamu sudah memberi tahu Yasmin tentang hubungan kita lebih dari sekali, kenapa sekarang berpura-pura nggak bersalah?"Nova tersedak oleh perkataannya.Nova sudah mengatakan di depan Yasmin secara sengaja atau tidak sengaja bahwa dialah yang bersama Brian sekarang.Namun
Nova merasa sangat kesal.Meskipun kondisi tubuhnya tidak terlalu baik, apa maksud Brian menghapus dokumen yang sudah diterjemahkannya?Nova memelototi Brian, Brian sudah kembali berkata sebelum Nova dapat berbicara, "Selain itu aku berharap nggak ada barang milik pria lain di dalam laptopku."Nova tersedak dan tiba-tiba merasa tidak ingin berbicara.Brian adalah pria yang tidak bisa diajak bicara baik-baik.Paling tidak dia akan menerjemahkannya lagi setelah kembali.Brian seolah-olah dapat membaca pikirannya."Aku sarankan Bu Nova untuk memulihkan kondisimu di dalam rumah, aku memberimu hari libur agar kamu dapat memulihkan kondisimu, bukan melayani pria lain, Bu Nova bisa datang ke perusahaan besok kalau memang benar-benar ingin bekerja!"Nova tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa.Brian adalah orang yang arogan dan sombong, sepertinya Nova hanya bisa diam-diam melakukan hal ini di masa depan.Sekretaris Umum membawakan makanan tak lama kemudian.Brian mengambil handuk panas dan me
Brian menatap Nova setelah selesai menjawab panggilan."Aku masih ada urusan dan nggak bisa menemanimu malam ini, apakah kamu nggak masalah ditinggal sendirian?""Nggak masalah."Nova menjawab dengan cepat."Hm, jangan lupa bangun pagi besok, aku akan menjemputmu keluar dari rumah sakit.""Baik."Brian berjalan keluar dari rumah sakit dan kebetulan bertemu dengan Stephen.Belakangan ini ada seorang anak magang yang tampangnya mirip dengan Nova dan dia sedikit tertarik dengan anak itu.Kondisi anak magang itu kurang baik hari ini dan bersikeras ingin Stephen menemaninya, jadi Stephen datang untuk menemaninya.Ini juga merupakan alasan kenapa dia bisa bertemu dengan Nova di restoran itu pada siang hari.Sebenarnya hubungannya dengan anak magang itu masih baik-baik saja sebelum dia melihat Nova.Stephen langsung merasa anak magang itu sangat membosankan setelah bertemu dengan Nova pada siang ini.Temperamennya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Nova.Tampangnya juga sama sekali ti
Raut wajah Brian terlihat sangat jelek.Hatinya terasa sangat kesal sejak Stephen mengungkit Nova.Brian selalu merasa dirinya sama sekali tidak peduli meski Stephen mengungkit masalah ini dengannya.Karena dia juga tidak berencana untuk memiliki hubungan lebih dalam dengan Nova.Tidak peduli bagaimanapun juga, Nova akan mencari pria lain lagi setelah kontrak mereka berakhir.Pada akhirnya ini hanyalah transaksi antar uang dan kesenangan, Brian tidak pernah menganggapnya serius.Jadi, Brian sama sekali tidak merasa apa pun saat ada kenalannya yang menyukai Nova.Selama Nova mengetahui posisinya dan tidak berhubungan dengan pria lain dalam masa kontrak.Hanya saja Stephen terus menerus menunjukkan keinginannya pada Nova dengan frontal yang membuat Brian merasa agak kesal.Dia melihat ponselnya dan menelepon Simon."Kak?"Mata Brian sedikit menyipit. "Carikan masalah untuk Stephen."Simon tertegun sejenak."Apa?"Dia sedikit tidak memercayai telinganya.Stephen tumbuh besar bersama Brian
Nova merasa kesal, tapi berusaha membuat dirinya untuk tetap tenang."Apa maksud Pak Stephen mengirim rekaman ini padaku? Suruh Brian jangan menginginkanku lagi kalau kamu mampu!"Stephen tertawa kecil. "Brian juga laki-laki, bagaimana mungkin dia nggak menginginkan seorang wanita yang bisa ditiduri dengan mudah? Sebaliknya kamu, Bu Nova, apakah kamu masih ingin berada di sisi Brian?"Nova mencibir. "Itu adalah urusanku dan nggak ada hubungannya sama Pak Stephen.""Bagaimana mungkin nggak ada hubungan? Aku sedang menunggu untuk meniduri Bu Nova!"Nova menggertakkan giginya. "Stephen, cari orang lain kalau ingin memainkan wanita! Aku bahkan merasa sangat jijik meski hanya melihat pria sepertimu sekilas, diam-diam memotretku dan memberikannya pada Brian, lalu mengirimkan rekaman suara Brian padaku, ini jelas-jelas adalah adu domba, kamu benar-benar sangat nggak tahu malu!"Stephen tidak marah karena ucapan Nova. "Kenapa kalau nggak tahu malu? Pria mana yang nggak tahu malu? Bagaimana kal
Rasa ketakutan segera menyelimuti Nova.Nova benar-benar tidak berani berpikir apa yang harus dia lakukan jika benar-benar terjadi sesuatu padanya?"Uh!"Nova menggigit bibir orang itu dengan sepenuh tenaga dan meronta dengan keras."Ini aku!"Nova seolah-olah baru hidup kembali pada saat itu setelah mendengar suara Brian.Dia terdiam selama beberapa detik, lalu tiba-tiba merasa cemas."Brian, apakah kamu sudah gila?"Brian tertawa, entah itu adalah ilusi Nova atau bukan, tidak disangka Nova mendengar sedikit kegembiraan dalam suara tawanya."Apakah aku gila atau Bu Nova yang seharusnya memberi penjelasan? Nggak disangka kamu nggak mengenaliku?"Nova tersedak.Dia memang tidak mengenalnya.Hanya tersisa rasa takut di dalam hatinya saat berada dalam situasi seperti itu.Nova bahkan tidak pernah berpikir bahwa orang ini adalah Brian.Lagi pula, Brian sudah berkata dengan jelas sebelum pergi bahwa malam ini dia tidak akan datang."Maaf, aku memang nggak bisa mengenalimu.""Kalau begitu ha
Hanya saja entah kenapa suasana hatinya tiba-tiba membaik.Lampu di dalam kamar tidak dinyalakan, Brian menunduk untuk melihat wanita yang masih berusaha untuk membuka ikat pinggangnya dalam cahaya gelap.Alisnya berkerut dan bibirnya terkatup dengan rapat karena merasa sedikit cemas.Brian memegang dagunya dan kembali menciumnya.Pada saat yang sama, tangan besarnya menggenggam tangan Nova untuk membantunya melepaskan ikat pinggangnya.Brian jarang menggunakan tangan sejak bersama dengan Nova.Dia juga tidak suka Nova menyenangkannya dengan menggunakan tangan.Brian lebih suka memasuki tubuhnya dibandingkan dengan tangan.Hanya saja, dia merasakan sedikit rasa puas terhadap tindakan Nova kali ini.Brian bersandar di sisi tempat tidur dan membiarkan Nova bersandar di dadanya."Pelayananmu sangat memuaskan malam ini, Bu Nova."Terdapat sedikit nada puas dalam suaranya.Nova dengan perlahan memejamkan matanya untuk menyembunyikan emosi di matanya.Nova keluar dari pelukan Brian, turun da