Nova merasa sangat kesal.Meskipun kondisi tubuhnya tidak terlalu baik, apa maksud Brian menghapus dokumen yang sudah diterjemahkannya?Nova memelototi Brian, Brian sudah kembali berkata sebelum Nova dapat berbicara, "Selain itu aku berharap nggak ada barang milik pria lain di dalam laptopku."Nova tersedak dan tiba-tiba merasa tidak ingin berbicara.Brian adalah pria yang tidak bisa diajak bicara baik-baik.Paling tidak dia akan menerjemahkannya lagi setelah kembali.Brian seolah-olah dapat membaca pikirannya."Aku sarankan Bu Nova untuk memulihkan kondisimu di dalam rumah, aku memberimu hari libur agar kamu dapat memulihkan kondisimu, bukan melayani pria lain, Bu Nova bisa datang ke perusahaan besok kalau memang benar-benar ingin bekerja!"Nova tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa.Brian adalah orang yang arogan dan sombong, sepertinya Nova hanya bisa diam-diam melakukan hal ini di masa depan.Sekretaris Umum membawakan makanan tak lama kemudian.Brian mengambil handuk panas dan me
Brian menatap Nova setelah selesai menjawab panggilan."Aku masih ada urusan dan nggak bisa menemanimu malam ini, apakah kamu nggak masalah ditinggal sendirian?""Nggak masalah."Nova menjawab dengan cepat."Hm, jangan lupa bangun pagi besok, aku akan menjemputmu keluar dari rumah sakit.""Baik."Brian berjalan keluar dari rumah sakit dan kebetulan bertemu dengan Stephen.Belakangan ini ada seorang anak magang yang tampangnya mirip dengan Nova dan dia sedikit tertarik dengan anak itu.Kondisi anak magang itu kurang baik hari ini dan bersikeras ingin Stephen menemaninya, jadi Stephen datang untuk menemaninya.Ini juga merupakan alasan kenapa dia bisa bertemu dengan Nova di restoran itu pada siang hari.Sebenarnya hubungannya dengan anak magang itu masih baik-baik saja sebelum dia melihat Nova.Stephen langsung merasa anak magang itu sangat membosankan setelah bertemu dengan Nova pada siang ini.Temperamennya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Nova.Tampangnya juga sama sekali ti
Raut wajah Brian terlihat sangat jelek.Hatinya terasa sangat kesal sejak Stephen mengungkit Nova.Brian selalu merasa dirinya sama sekali tidak peduli meski Stephen mengungkit masalah ini dengannya.Karena dia juga tidak berencana untuk memiliki hubungan lebih dalam dengan Nova.Tidak peduli bagaimanapun juga, Nova akan mencari pria lain lagi setelah kontrak mereka berakhir.Pada akhirnya ini hanyalah transaksi antar uang dan kesenangan, Brian tidak pernah menganggapnya serius.Jadi, Brian sama sekali tidak merasa apa pun saat ada kenalannya yang menyukai Nova.Selama Nova mengetahui posisinya dan tidak berhubungan dengan pria lain dalam masa kontrak.Hanya saja Stephen terus menerus menunjukkan keinginannya pada Nova dengan frontal yang membuat Brian merasa agak kesal.Dia melihat ponselnya dan menelepon Simon."Kak?"Mata Brian sedikit menyipit. "Carikan masalah untuk Stephen."Simon tertegun sejenak."Apa?"Dia sedikit tidak memercayai telinganya.Stephen tumbuh besar bersama Brian
Nova merasa kesal, tapi berusaha membuat dirinya untuk tetap tenang."Apa maksud Pak Stephen mengirim rekaman ini padaku? Suruh Brian jangan menginginkanku lagi kalau kamu mampu!"Stephen tertawa kecil. "Brian juga laki-laki, bagaimana mungkin dia nggak menginginkan seorang wanita yang bisa ditiduri dengan mudah? Sebaliknya kamu, Bu Nova, apakah kamu masih ingin berada di sisi Brian?"Nova mencibir. "Itu adalah urusanku dan nggak ada hubungannya sama Pak Stephen.""Bagaimana mungkin nggak ada hubungan? Aku sedang menunggu untuk meniduri Bu Nova!"Nova menggertakkan giginya. "Stephen, cari orang lain kalau ingin memainkan wanita! Aku bahkan merasa sangat jijik meski hanya melihat pria sepertimu sekilas, diam-diam memotretku dan memberikannya pada Brian, lalu mengirimkan rekaman suara Brian padaku, ini jelas-jelas adalah adu domba, kamu benar-benar sangat nggak tahu malu!"Stephen tidak marah karena ucapan Nova. "Kenapa kalau nggak tahu malu? Pria mana yang nggak tahu malu? Bagaimana kal
Rasa ketakutan segera menyelimuti Nova.Nova benar-benar tidak berani berpikir apa yang harus dia lakukan jika benar-benar terjadi sesuatu padanya?"Uh!"Nova menggigit bibir orang itu dengan sepenuh tenaga dan meronta dengan keras."Ini aku!"Nova seolah-olah baru hidup kembali pada saat itu setelah mendengar suara Brian.Dia terdiam selama beberapa detik, lalu tiba-tiba merasa cemas."Brian, apakah kamu sudah gila?"Brian tertawa, entah itu adalah ilusi Nova atau bukan, tidak disangka Nova mendengar sedikit kegembiraan dalam suara tawanya."Apakah aku gila atau Bu Nova yang seharusnya memberi penjelasan? Nggak disangka kamu nggak mengenaliku?"Nova tersedak.Dia memang tidak mengenalnya.Hanya tersisa rasa takut di dalam hatinya saat berada dalam situasi seperti itu.Nova bahkan tidak pernah berpikir bahwa orang ini adalah Brian.Lagi pula, Brian sudah berkata dengan jelas sebelum pergi bahwa malam ini dia tidak akan datang."Maaf, aku memang nggak bisa mengenalimu.""Kalau begitu ha
Hanya saja entah kenapa suasana hatinya tiba-tiba membaik.Lampu di dalam kamar tidak dinyalakan, Brian menunduk untuk melihat wanita yang masih berusaha untuk membuka ikat pinggangnya dalam cahaya gelap.Alisnya berkerut dan bibirnya terkatup dengan rapat karena merasa sedikit cemas.Brian memegang dagunya dan kembali menciumnya.Pada saat yang sama, tangan besarnya menggenggam tangan Nova untuk membantunya melepaskan ikat pinggangnya.Brian jarang menggunakan tangan sejak bersama dengan Nova.Dia juga tidak suka Nova menyenangkannya dengan menggunakan tangan.Brian lebih suka memasuki tubuhnya dibandingkan dengan tangan.Hanya saja, dia merasakan sedikit rasa puas terhadap tindakan Nova kali ini.Brian bersandar di sisi tempat tidur dan membiarkan Nova bersandar di dadanya."Pelayananmu sangat memuaskan malam ini, Bu Nova."Terdapat sedikit nada puas dalam suaranya.Nova dengan perlahan memejamkan matanya untuk menyembunyikan emosi di matanya.Nova keluar dari pelukan Brian, turun da
Keesokan harinya.Brian sudah bangun pada saat Nova bangun.Dia sedang menjawab panggilan sambil berdiri di sisi jendela.Dia mengenakan jas dan sepatu kulit, profil wajahnya terlihat sangat tajam.Brian memutuskan panggilan dan bertemu dengan pandangan Nova saat mendengar pergerakan."Bu Nova, kamu sangat suka memandangku?"Nova membuang muka."Kenapa kamu masih belum pergi?""Aku sudah berkata ingin menjemputmu keluar dari rumah sakit."Brian duduk di sisi Nova, lalu tertawa kecil saat melihat Nova tersipu. "Bu Nova, kenapa tersipu?"Terdapat ekspresi canggung di wajah Nova."Kamu salah lihat."Brian langsung menggunakan tangannya yang besar untuk meremas wajahnya."Apakah Bu Nova benar-benar menganggap mataku sudah rusak?"Dia tertegun sejenak. "Kamu merasa aku tampan?"Ekspresi Nova semakin menegang.Tatapan matanya sedikit menghindar."Nggak."Brian melepaskannya dan menjawab sambil tersenyum, "Lihatlah dengan terang-terangan kalau kamu memang menyukainya, aku nggak pernah berkata
Apalagi, Brian tidak akan berbaik hati terhadap orang yang telah membuatnya tidak senang.Mungkin dia tidak lagi memperpanjang masalah karena dia baru saja keguguran pada saat itu.Hanya saja, alasan karena dirinya keguguran sudah tidak bisa lagi digunakan sekarang."Nabila, bekerjalah terlebih dahulu, aku akan meneleponmu setelah sampai di rumah."Nabila menatap Nova dengan tatapan penuh kasih, lalu mendengus pada Brian dan meninggalkan kamar pasien.Hanya tersisa Nova dan Brian di dalam kamar.Nova terdiam sejenak, lalu berkata pada Brian."Nabila adalah orang yang mudah cemas, dia sedang merasa kasihan padaku, Pak Brian jangan marah."Brian sedikit menyipitkan matanya dan terdapat ekspresi tidak senang di wajahnya."Apakah Bu Nova juga merasa perlakuanku buruk padamu?"Sudut bibir Nova bergerak.Nova tertawa pelan. "Sangat baik, mana ada orang sepertimu yang akan merawat wanita simpanannya secara pribadi di kamar pasien?""Pak Brian sudah melakukannya dengan sangat baik, aku nggak m