"Kita lakukan saja hubungan suami istri." Aris mengungkapkan kemauannya.
"Maksud Kak Aris?" Tanya Laila bingung.
"Aku tak siap jika ternyata kamu hamil anak Heru." Aris mengucapnya dengan pelan tapi tegas.
"Ap-apa maksud Kak Aris?" Bukan hanya Laila terkejut. Ada kekecewaan yang diam-diam merambat ke hatinya. Bagaimana bisa dia membahas soal kehamilan itu?
"Aku ingin anak dalam kandunganmu adalah anakku." Aris berterus terang.
Laila diam. Dia ingin protes, dan bertanya, bagaimana kalau ternyata sudah ada janin di perutnya? Janin yang tumbuh karena perbuatan Heru. Bukankah kalau itu terjadi, walau Aris menanam benih pun percuma, tetap saja anak dalam kandungannya adalah darah daging Heru.
"Bagaimana kalau aku sudah hamil, Kak?" Laila akhirnya memberanikan diri bertanya.
Meski pertanyaan itu tak menguntungkan baginya. Bisa saja hanya karena sebuah pertanyaan, menimbulkan banyak pemikiran di kepala Aris.
"Kita tak akan tahu siapa
Keduanya bangun bersamaan dengan matahari terbit. Aris memeluk tubuh istrinya dan keduanya masih dalam satu selimut. Bibir Aris mengukir senyum puas setelah semalam Laila tidak bisa menolaknya.Aris juga merasa lega bahwa Laila tidak merasa trauma melakukannya setelah apa yang dia alami beberapa waktu yang lalu akibat perbuatan Ayah tirinya.Semula Aris sangat mengkhawatirkan itu. Karena Laila sempat terlihat sangat shock."Sebenarnya aku ingin kita libur hari ini tidak usah ke sekolah dulu," bisik Aris ketika mereka terpaksa harus berpisah menuju sekolah masing-masing."Apaan, sih, Kak." Laila menyembunyikan wajahnya.Aris tertawa kecil melihat perubahan pada wajah istrinya. Keduanya lalu berpisah dengan berat hati.Jam pelajaran kosong, semua murid beraktivitas sesuai keinginannya. Di dalam kelas grup rumpi berkumpul pada satu meja dan sibuk bergosip. Sementara geng makan berkumpul di kantin menikmati berbagai menu.Laila diam-diam
nghadapi Badai PernikahanMata Ajeng seketika terbelalak, kabar yang baru saja disampaikan oleh pihak kepolisian sangat mengejutkan. Heru mengaku telah memperkosa Laila, itu artinya ....Seketika pandangan Ajeng gelap dan tubuhnya ambruk ke lantai."Mama!!" teriak Laila yang kebetulan kekuar dari kamarnya."Mama," ulangnya sambil mengguncang tubuh Ajeng."Kak Aris, tolong Mama!" teriak Laila lagi.Mendengar teriakan Laila, Lintang keluar dari kamarnya"Mama? Mama kenapa, Ma? Bangun, Ma!" pekiknya setelah melihat mamanya tergeletak di lantai."Tolong!""Tolong!"Teriak Lintang dan Laila bersamaan. Aris yang mendengar adik dan istrinya berteriak, tergesa-gesa keluar dari kamar."Ada apa?""Mama pingsan, kak!" jawab Lintang."Ya ampun, Mama! Kenapa bisa begini?""Nggak tahu, aku tadi mendengar Laila teriak. Begitu keluar kamar Mama sudah seperti ini," jawab Lintang.
*Ajeng sudah siuman, dia melihat ke arah kedua anaknya yang baru saja masuk ke dalam kamar. Keduanya nampak ragu terutama Aris dia tidak berani menatap Mamanya."Alhamdulillah, Mama sudah sadar," ucap Lintang sambil mendekati ranjang tempat Mamanya berbaring.Ajeng tidak menjawab, meski jelas ada perasaan lega dari wajah anak-anaknya. Juga ada was-was seiring langkah mereka yang semakin dekat dengan Mamanya."Mama .... " sapa Aris ragu, dia tahu Mama pasti marah dengan apa yang sudah terjadi kepadanya."Aris minta maaf, Ma.""Mama sangat kecewa sama kamu, Ris. Kenapa kamu tidak jujur dari awal dan kenapa kamu diam saja diperlakukan seperti ini, Ris?" Mama terdengar geram. Dadanya naik turun menahan amarah.Aris diam, bingung harus bicara apa kepada Mama. Seiring waktu dia bisa menerima Laila dan mulai jatuh cinta kepada gadis itu. Ketakutannya sekarang, bagaimana kalau Mama meminta dia meninggalkan gadis yang dia sayangi itu.
"Alhamdulillah, kamu sudah sadar, Ma," ucap Papanya Aris ketika Ajeng menghubunginya."Iya, Pa. Tadi Mama shock banget. Papa kok tahu Mama pingsan?""Lintang yang memberi tahu. Papa juga tadi sempat nggak konsentrasi kerja. Memangnya ada kabar apa sampai Mama pingsan seperti itu?"Ajeng kemudian menceritakan berita yang disampaikan oleh pihak kepolisian tentang kasus perkosaan terhadap Laila."Jadi bukan anak kita pelakunya?""Jelas bukan, Pa. Aris itu hanya apes saja. Terpaksa harus menanggung kesalahan orang lain.""Mama tenang, ya. Aku pulang setelah ini. Nanti kita bahas lagi di rumah.""Iya, Pa, Mama tunggu. Hati-hati di jalan.Setelah berkemas Papanya Aris segera pulang. Dia tak menyangka pernikahan Aris akan berujung masalah yang sangat pelik.'Ini benar-benar musibah bagi Aris dan keluargaku. Karena Aris harus mempertanggung jawabkan perbuatan jahat orang lain. Kesalahan yang sama sekali tidak pernah dia lakukan.
utusan WargaAris berjalan ke arah pintu depan. Sementara Laila mengikuti dari sampingnya. Tangannya mencengkram kuat baju Aris."Hati-hati, kak," bisiknya pelan dan hanya dijawab anggukan oleh Aris.Tidak langsung membuka pintu, Aris menyibak gorden sedikit untuk mengintip keadaan di luar. Nampak seorang pria berjaket tengah membelakangi pintu. Aris menautkan alis begitu pun Laila.Perlahan Aris memutar kunci dan membuka pintu sedikit. Begitu mendengar pintu terbuka pria berjaket itu membalikkan badannya."Ayah!?" seru keduanya."Laila, Aris?! Kalian ada di sini?""I-iya, Yah," jawab Laila heran karena melihat ekspresi wajah pria di hadapannya yang kelihatan berbinar mengetahui dia berada di rumah Bundanya, padahal itu hal yang sangat wajar bukan?"Eum, maaf. Ayah datang malam-malam karena ada hal penting," ucap pria itu yang tak lain adalah Aji."Masuk dulu, Yah!" Aris mempersilahkan Ayah mertuanya m
"Maaf, Anda siapa?" tanya kepala dusun ketika melihat seseorang yang tiba-tiba hadir dan ingin bersaksi."Iya, bahkan kami tidak mengenal kamu, bagiamana kami bisa mempercayai kesaksianmu?" seru salah satu warga. Yang disusul oleh anggukan warga lainnya."Saya menantu Bu Rani, suami dari Laila," jawab pemuda itu yang tak lain adalah Aris.Laila dan Aris terbangun ketika mendengar suara ribut-ribut dari depan. Tapi karena mereka perlu membenahi penampilan mereka dulu, ketika sampai di depan, warga sudah pergi membawa Rani dan Aji."Suami Laila? Jangan ngarang kamu! Laila itu belum menikah, dia masih sekolah.""Benar, ini adalah Aris menantu saya, suaminya Laila." Rani ikut menimpali."Bagaimana bisa mereka menikah? Sedangkan Laila masih sekolah." Pak Kadus menautkan alisnya sambil memandang inten ke arah Laila dan Aris yang berdiri berdampingan."Mereka menikah secara agama, karena Laila bersekolah di kota jauh dari pengawasan sa
"Mama sama Papa apa-apaan sih? Kok bisik-bisik kayak orang pacaran saja?" Lintang tiba-tiba datang dan mengagetkanku kedua orang tuanya yang sedang berbisik-bisik."Kamu ini, bikin Mama kaget saja!" seru Ajeng sambil menepuk lengan anak gadisnya yang baru saja duduk di sampingnya."Papa, bisikkin apa sih, Ma? Kok kayak ada rahasia gitu." Lintang menggerutu."Nggak, kok, Mama sama Papa cuma lagi merencanakan sesuatu aja," jawab Ajeng."Tuh, kan, Lintang nggak dikasih tahu." Lintang makin mengerucutkan bibirnya."Tenang saja, sayang. Kamu pasti diberi tahu, kok. Mama lagi merencanakan untuk memisahkan kakakmu dari Laila.""Bener, Ma. Kak Aris memang harus dipisahkan dari Laila. Aku juga sekarang nggak suka sama Laila. Nggak ngerti juga, kok, Kak Aris kayak yang terhipnotis gitu. Keluarga kita itu keluarga baik-baik, kehadiran Laila hanya akan mencoreng nama baik saja.""Mama juga berpikir seperti itu, Nak. Keluarganya Lintang memiliki b
Mata Ajeng seketika terbelalak, kabar yang baru saja disampaikan oleh pihak kepolisian sangat mengejutkan. Heru mengaku telah memperkosa Laila, itu artinya ....Seketika pandangan Ajeng gelap dan tubuhnya ambruk ke lantai."Mama!!" teriak Laila yang kebetulan kekuar dari kamarnya."Mama," ulangnya sambil mengguncang tubuh Ajeng."Kak Aris, tolong Mama!" teriak Laila lagi.Mendengar teriakan Laila, Lintang keluar dari kamarnya"Mama? Mama kenapa, Ma? Bangun, Ma!" pekiknya setelah melihat mamanya tergeletak di lantai."Tolong!""Tolong!"Teriak Lintang dan Laila bersamaan. Aris yang mendengar adik dan istrinya berteriak, tergesa-gesa keluar dari kamar."Ada apa?""Mama pingsan, kak!" jawab Lintang."Ya ampun, Mama! Kenapa bisa begini?""Nggak tahu, aku tadi mendengar Laila teriak. Begitu keluar kamar Mama sudah seperti ini," jawab Lintang.Aris menoleh ke arah istrinya seakan minta jawaba