Share

Urusan Laki-laki

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2022-08-03 10:35:29

Bab 111

"Ini hanya salah paham kecil. Sebaiknya kita segera meninggalkan tempat ini. Urusan kamu dengan Angga sudah selesai, bukan?" Rayna melirik semburat keunguan di pipi lelaki dewasa yang kini merangkul bahu Selvi.

Rayna sengaja buru-buru menyeret lengan Ravin membawanya pergi menuju mobil mereka. Dia tak ingin Ravin bertambah marah. Keduanya pergi tanpa menoleh. Ravin membawa mobilnya, tancap gas meninggalkan halaman restoran, menghilang dari pandangan Selvi dan Angga.

"Astaga.... Sayang, kamu kenapa?" Saking gemetarnya berhadapan dengan Ravin, Selvi tidak menyadari semburat keunguan yang ada di pipi Angga. Selvi mengusap pipi kekasihnya dengan lembut.

Angga meringis. Rasa perihnya kian menjadi.

"Sebaiknya kita juga pergi dari sini, Sayang. Aku tidak mau penampilanku menjadi perhatian orang-orang." Angga mengedarkan pandangannya menyusuri sekeliling tempat itu.

"Bahkan kita belum makan malam, Mas." protes Selvi. Perutnya sudah berdemo sejak tadi.

"Kita bisa order makanan setela
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Noda Merah Malam Pertama   Kita Hanya Penonton

    Bab 112"Hanya sedikit kaget, tidak menyangka Selvi menjadi seperti itu." Rayna memejamkan mata sembari menggenggam tangan sang suami. "Apakah perlu kita memberitahu Ziyad?""Menurutmu apakah perlu?" Ravin balik bertanya. Dia duduk di lantai dengan wajah menghadap sang istri, menatap lekat wajah cantik ini. Ravin melepas jilbab yang dikenakan Rayna dengan hati-hati, menggeraikan rambutnya, mencium helaian hitam dan panjang itu dengan sepenuh perasaan cinta."Aku tidak tahu, Hubby. Izinmu adalah segalanya. Aku tidak akan bergerak tanpa persetujuanmu, apalagi ini menyangkut Ziyad," jawabnya diplomatis."Kupikir semuanya sudah terlambat. Selvi pasti sudah dirusak oleh Angga. Kamu lihat sendiri, kan sampai segitunya Selvi bergantung kepada Angga?""Itu yang sangat aku takutkan Ravin. Meskipun dia sudah rusak, setidaknya kita masih bisa membuatnya tidak semakin terjerumus ke dalam pengaruh Angga.""Itu sangat sulit kita lakukan, Sayang. Mengubah cara pikir seseorang. Aku bisa saja memaksa

    Last Updated : 2022-08-04
  • Noda Merah Malam Pertama   Jauhi Adikku!

    Bab 113Membayangkan adiknya digagahi tanpa hubungan pernikahan, ingin rasanya ia membunuh Angga. Selama ini ia cukup bersabar dengan apa yang lelaki itu lakukan kepadanya dan Ghina."Aku harus melakukan sesuatu. Ini tidak bisa dibiarkan. Angga sudah keterlaluan!" Lelaki itu mengepalkan tangan, bangkit dari pembaringan dan mengambil ponselnya.Setelah mengirimkan pesan balasan untuk Rayna, lelaki itu berdiri, berganti pakaian kemudian keluar dari kamar"Kamu mau ke mana, Ziyad? Ini sudah hampir tengah malam. Bahaya buat kamu," cegah Ghina."Aku harus menyelesaikan persoalan ini, Ghina. Aku tidak bisa membiarkan adikku terjerumus lebih dalam," sahut Ziyad murka. Mata lelaki itu memerah."Jangan pernah berurusan dengan Angga. Atau kita akan kehilangan semuanya!" Perempuan itu berteriak. Dia menahan tubuh lelaki itu dengan memegang erat lengannya."Aku tidak peduli, Ghina. Adikku adalah kehormatanku. Aku bisa mengerti dengan semua masa lalumu, tapi tidak dengan Selvi. Ini kasusnya beda.

    Last Updated : 2022-08-04
  • Noda Merah Malam Pertama   Lelaki Yang Pertama

    Bab 114"Tapi apa yang bisa aku lakukan, Selvi?" Nada suara Angga terdengar memelas. "Dia kakakmu dan mempunyai tanggung jawab atas dirimu. Jika memang dia tidak merestui kita, aku bisa apa?" Angga melirik Ziyad sekilas sembari menyeringai.Ingin rasanya Ziyad meludah dengan senyum menjijikkan musuh bebuyutannya. Seolah lelaki itu mengejek kegagalannya dalam menjaga sang adik."Kak Ziyad pasti merestui kita. Bener, kan, Kak?" Selvi merengek, menatap Ziyad masih dengan wajah penuh air mata.Ziyad menggeleng tegas. "Selvi, segera kemasi barang-barangmu dan berpakaianlah. Sekarang kamu ikut Kakak.""Tidak mau! Aku ingin tinggal di sini. Ini adalah apartemenku. Kakak tidak berhak mencampuri urusan pribadiku. Aku tidak mau putus dari Mas Angga!" Selvi mengangkat tangannya memberi isyarat penolakan."Sadarlah, Selvi. Angga itu hanya memperalatmu. Kamu itu cuma dijadikan sebagai partner ranjangnya!" Ziyad teramat gemas dengan kekeras kepalaan adiknya. Selvi benar-benar naif."Kami saling me

    Last Updated : 2022-08-05
  • Noda Merah Malam Pertama   Bayangan Masa Lalu

    Bab 115 "Lia, mau apa lagi dia?" Lelaki itu menatap nanar layar ponselnya. Namun jemarinya tetap menyentuh icon telepon berwarna hijau. "Ada apa lagi, Lia?" Lelaki itu mendengus. "Mas pulanglah. Renata sakit...." "Kamu bisa, kan membawanya ke rumah sakit sendiri, tidak usah menungguku?" Angga memotong ucapan istrinya. Dia sangat muak dengan cara murahan sang istri dalam meminta perhatiannya. "Jangan pernah mengganggu kesenanganku, Lia. Anak-anak adalah tugasmu. Bukankah kamu yang meminta kehadirannya waktu itu? Aku hanya mengabulkan keinginanmu," cerocos Angga seolah tak perduli jika di sebelah sana terdengar suara isakan. "Mas, apa bisa kita perbaiki dari awal lagi? Aku akan berusaha lebih keras untuk menjadi istri yang baik untukmu. Hentikan semua petualanganmu, Mas!" Suara isakan Lia terdengar menyayat hati. "Aku hanya mengimbangi petualanganmu, Lia. Kamu pikir aku tidak tahu apa yang sering kali kamu lakukan dengan lelaki itu? Kau pikir mataku buta? Kamu seringkali bertemu

    Last Updated : 2022-08-06
  • Noda Merah Malam Pertama   Perjalanan Menuju Kampung Halaman

    Bab 116Ziyad hanya menatap sekilas perempuan itu. Perempuan yang mengenakan celana panjang dengan atasan berlengan panjang pula. Rambutnya yang tergerai terlihat sedikit acak-acakan. Lelaki itu terus saja memacu kendaraannya, konsentrasi penuh menatap jalanan yang sedikit gelap menuju rumah kontrakannya.Dia memang sengaja berbohong kepada Selvi karena tidak mau membawa gadis itu ke rumah kontrakannya. Ziyad sengaja memerintahkan Adam dan Damian untuk mengantar gadis itu pulang ke kampung, tinggal bersama ibunya. Dia tidak mau timbul masalah baru lagi antara Ghina dengan Selvi, mengingat keduanya sudah seringkali bertengkar. Keduanya tak pernah akur, mirip anjing dengan kucing. Ziyad harus menjaga kondisi mental Ghina yang tengah hamil besar dan akan menghadapi persalinan yang mungkin hanya sekitar 2 minggu lagi kalau menurut HPL."Kamu belum tidur, Ghina?" Lelaki itu tersentak saat membuka pintu depan. Ghina berbaring begitu saja di lantai dengan sebuah bantal yang menyangga kepala

    Last Updated : 2022-08-07
  • Noda Merah Malam Pertama   Seluruh Cintaku

    Bab 117"Kami memang diperintahkan oleh tuan Ziyad untuk membawa Nona Selvi ke rumah ini. Turunlah, Nona." perintah Damian. Dia lebih dulu keluar dan berlari kecil setengah lingkaran demi membuka pintu mobil untuk Selvi.Seperti kerbau dicocok hidungnya, Selvi menurut. Dia keluar dari mobil dan melangkah menghampiri ibunya. Seketika ia membeku menatap sang Ibunda yang nampak jauh berbeda. Tubuh wanita tua itu semakin kurus. Mungkin lantaran selama ini kembali hidup di dalam kesederhanaan, beda saat mereka masih bersama dengan Ziyad."Selvi," tegur Widya memeluk putrinya. Selvi balas memeluk perempuan tua itu. Mereka berdua masuk ke dalam rumah.Wajah Widya seketika berubah masam melihat kehadiran Adam dan Damian di belakang putrinya. Semula ia berpikir mobil mewah itu adalah milik Selvi, seperti janji yang pernah diucapkan oleh putri bungsunya ini, bahwa ia akan kembali ke kampung jika sudah sukses di ibukota."Jadi kamu diantar oleh Adam dan Damian?" tanya Widya. Diam-diam di hatiny

    Last Updated : 2022-08-08
  • Noda Merah Malam Pertama   Kenapa Kamu Pulang, Selvi?

    Bab 118 "Dari siapa, Sayang?" tanya Ravin. Lelaki itu menghentikan langkah, berdiri di samping istrinya. "Dari Ziyad, Hubby." Rayna memberikan ponselnya kepada sang suami. Nama mantan suami muncul di layar yang berkedap-kedip. Ravin mengusap icon telepon berwarna hijau. Terdengar nada terkejut dari Ziyad saat panggilan tersambung. Namun tak ada percakapan penting di antara keduanya, kecuali sekedar mengabarkan soal Adam dan Damian yang terlambat datang lantaran harus mengantar Selvi ke kampung halamannya. "Akhirnya masalah itu selesai juga, Sayang." Ravin mengembalikan ponsel kepada istrinya. "Ziyad cukup cerdik dengan mengembalikan Selvi ke kampung," tanggap Rayna sembari memasukkan ponsel ke dalam tas. Keduanya kembali berjalan menuju mobil. Ravin dan Rayna masuk ke dalam mobil dan memilih tempat di jok belakang. Tak ada pembicaraan apapun. Rayna memilih untuk bermain ponsel, membaca beberapa artikel seputar kehamilan. Sementara Ravin tengah membuka beberapa email melalui table

    Last Updated : 2022-08-09
  • Noda Merah Malam Pertama   Memamerkan Ponsel Baru

    Bab 119 Nafas Selvi seketika turun naik, menahan amarahnya. Dadanya bergemuruh. Sampai hati ibunya mengucapkan kata-kata itu. Seakan-akan ibunya hanya menerima kesuksesan dan tidak akan pernah menerima kegagalannya. Di tatapnya kembali wajah tua yang sudah mulai keriput itu. "Bukankah Mama bisa bilang kepada mereka jikalau aku tengah liburan?" tegas gadis itu. Dia mendorong piringnya agak ke tengah walaupun makanannya belum habis, lantas membasuh tangan dan mengeringkannya dengan serbet. "Tidak semudah itu, Selvi. Kalau kamu memutuskan untuk kembali tinggal di sini, mereka akan berpikir, liburan macam apa yang selama itu?" Widya terus memperhatikan gerak-gerik putrinya. "Percayalah, Ma. Aku hanya sementara di sini. Pada saatnya nanti, bukan cuma aku yang meninggalkan rumah jelek ini tetapi juga Mama." "Maksudmu?" sela Widya. "Mama pikir, aku betah tinggal di sini. Kalau bukan karena terpaksa, aku juga tidak mau tinggal di sini, meski hanya untuk satu atau dua bulan." Selvi men

    Last Updated : 2022-08-10

Latest chapter

  • Noda Merah Malam Pertama   Jodoh Itu Cerminan Diri

    Bab 139 "Jodoh itu ibarat cerminan diri. Di detik ini aku baru sadar, aku memang tidak pantas untukmu. Kamu memang pantas untuk bersanding dengan Ravin," gumam Ziyad. Matanya tak lepas dari layar ponsel yang menayangkan adegan demi adegan kegiatan Rayna bersama Al-Fatih Mart Foundation. Perempuan muda itu nampak begitu tulus menyalami para orang tua di salah satu panti jompo yang ia kunjungi. Meskipun tak pernah ada lagi kontak dengan Rayna, tetapi lelaki itu senantiasa mengikuti perkembangan Rayna melalui akun media sosial Al-Fatih Mart yang ia follow. Ya, hanya itu jalan satu-satunya untuk mengetahui perkembangan dari perempuan yang bahkan sampai kini masih tetap dia cintai. Semua akses sudah tertutup. Rayna sudah menikah dengan Ravin, bahkan kini memiliki anak, Akalanka Mirza Zahair Narendra. Tak ada gunanya ia terus berharap. Mencintai dalam diam. Itu yang ia lakukan sekarang. Ziyad tersenyum kecut. Biarlah semua orang menganggapnya bodoh. Tapi hanya itu yang tersisa dari sosok

  • Noda Merah Malam Pertama   Kelahiran Sang Pewaris (2)

    Bab 138 "Selamat, Tuan. Anaknya laki-laki, sehat, tak kurang suatu apapun dan ganteng seperti daddynya," canda dokter Viona. Dia sendiri yang menyerahkan langsung bayi mungil di dalam bedongan itu kepada Ravin. "Terima kasih, Dok." Ini jelas sebuah keajaiban bagi Ravin. Bisa menggendong bayi yang merupakan darah dagingnya sendiri merupakan mimpinya sejak lama dan kini menjadi kenyataan. Ravin melangkah menghampiri sang istri yang terbaring lemah di ranjang. Wanita itu mengulas senyum termanis. "Ini putra kita, Sayang," ujarnya sembari duduk di kursi dekat ranjang. Matanya menatap wajah mungil itu lekat-lekat. "Tentu saja. Terima kasih sudah menyambut kehadirannya." "Apa yang kau katakan, Sayang?!" Refleks tangannya terulur menutup mulut Rayna. "Kehadirannya sudah lama kutunggu dan hari ini aku sangat bahagia karena sekarang aku memiliki seorang pewaris. Pewaris Al-Fatih Mart yang sekarang tumbuh dan berkembang semakin besar, melebarkan sayap sampai ke negeri tetangga," ujarnya

  • Noda Merah Malam Pertama   Kelahiran Sang Pewaris (1)

    Bab 137 "Bukan, Sayang. Lagi pula aku sudah memutuskan untuk tidak lagi memantau mereka. Dean dan Roy akan ditarik sebagai pengawal pribadiku, menggantikan Adam dan Damian yang telah resmi menjadi pengawal pribadimu mulai hari ini." "Kenapa bisa begitu?" Rayna tersentak. "Karena kita sudah punya kehidupan masing-masing. Ada banyak hal yang lebih penting untuk kita perhatikan, Sayang. Jadi mulai hari ini stop! Ziyad dan keluarganya kita keluarkan dari tema pembicaraan kita sehari-hari. Are you oke?" tegas Ravin. Tangannya terulur menangkup wajah perempuan itu, mendongakkannya, lalu mendekatkan wajahnya sendiri, mengecup bibir ranum itu dengan lembut. Rayna menggeliat. Tubuhnya menghangat seketika. "Berjanjilah untuk move on dari cinta dan suami pertamamu itu, Sayang. Seperti aku juga yang move on dari istri pertamaku," lirih lelaki itu. Rayna menatap pemilik wajah dengan rahang yang tegas itu dalam-dalam. Ada kesungguhan dan ketulusan di sana. Ravin benar. Setelah selesai soal kem

  • Noda Merah Malam Pertama   Pertemuan Dengan Selvi

    Bab 136Perempuan muda itu menoleh. "Kak Rayna!" Suaranya bergetar.Rayna menubruk gadis itu, memeluknya dengan erat, meskipun beberapa detik kemudian menyadari saat mereka berpelukan, ada yang mengganjal. Bukan cuma perutnya, tetapi juga perut Selvi."Selvi, kamu sedang hamil?" Tanpa sadar tangan perempuan itu mengusap perut besar milik Selvi.Gadis itu mengangguk. "Seperti yang Kakak lihat," sahutnya getir"Kamu sudah menikah?" Pertanyaan itu terasa begitu konyol. Otaknya berusaha keras mengingat-ingat. Dia dan Ravin memang memantau Ziyad dan Selvi, meskipun tentu tidak bisa 100%. Sampai sejauh ini suaminya tidak pernah menceritakan soal Selvi. Setiap kali ditanya, Ravin selalu bilang Selvi dalam keadaan baik-baik saja. Tetapi nyatanya....Laila berinisiatif untuk membawa Selvi, Rayna dan Vania masuk ke rumahnya yang bersebelahan dengan bangunan itu."Ini anak Angga?" Rayna kembali mengusap perut besar Selvi dengan lembut saat mereka sudah duduk di sofa."Iya, Kak." Butir-butir beni

  • Noda Merah Malam Pertama   Kunjungan Ke Dapoer Syifa

    Bab 135"Terima kasih, Sayang. Kamu adalah istriku dan ratuku. Kamu tidak perlu merubah apapun dari dirimu. Semua yang ada pada dirimu sudah sempurna. Aku juga tidak menuntutmu terlibat penuh dalam kegiatan di perusahaan, kalau memang kamu tidak menginginkannya. Cukuplah kamu mendampingiku, setia padaku, karena aku benci dengan yang namanya penghianatan." Ravin menghela nafas berat.Antara Bella dan Rayna sungguh berbeda dan Ravin menerima Rayna mutlak apa adanya. Dia hanya menginginkan kesetiaan, setelah apa yang Bella torehkan kepadanya. Buat apa memiliki istri cantik, cerdas, berpendidikan tinggi, tetapi punya kebiasaan memelihara pria pemuas hasrat? Ini sangat menjijikan!Keduanya menikmati waktu beberapa saat di taman sebelum akhirnya bangkit. Ravin memeluk pinggang istrinya posesif. Namun baru beberapa langkah keduanya mengayunkan kaki, mendadak ponsel Ravin berdering"Panggilan video dari Axel," cicit Rayna. Sepasang suami istri itu berpandangan."Angkat saja, Hubby. Siapa tahu

  • Noda Merah Malam Pertama   Aku Berjanji, Hubby

    Bab 134 "Istrimu?!" Perempuan yang hanya mengenakan dress di atas lutut tanpa lengan itu mengibaskan rambutnya. "Apakah aku tidak salah dengar? Apakah ini benar-benar istrimu?" Dia menunjuk Rayna dengan ekspresi keheranan. Matanya tak lepas mengamati penampilan Rayna yang mengenakan gamis dengan jilbab yang menutupi kepala sampai tonjolan di dadanya. Memang, pakaian yang dikenakan oleh Rayna berharga cukup mahal dan model kekinian. Namun di mata Chintya, gaya berpakaian Rayna seperti orang udik, kampungan! "Lho, memangnya kenapa, Chintya?" Ravin menatap Chintya dengan pandangan tak suka. "Ah, tidak apa-apa. Aku hanya heran dengan seleramu. Kamu terlihat sangat berubah, Ravin. Aku pikir setelah kamu menceraikan Bella, kamu akan mencari wanita yang jauh lebih baik dari mantan istrimu itu." Chintya mencoba menutupi keterkejutannya dengan tertawa kecil. "Dan Rayna adalah wanita yang jauh lebih baik dari Bella," ujar Ravin sinis. Sekalian saja dia menumpahkan isi hatinya, mampung bert

  • Noda Merah Malam Pertama   Makan Malam Sederhana

    Bab 133"Oh, ya? Benarkah?" Sepasang mata indah itu berbinar-binar menatap tudung saji yang teramat besar menutupi seluruh hidangan di atas meja makan."Benar sekali, Nyonya. Hari ini saya memasak makanan yang merupakan kekayaan kuliner kami orang Melayu." Chef Ehsan melambaikan tangan kepada dua orang wanita berseragam pelayan yang berdiri di sudut ruangan. Mereka bergegas menghampiri, lalu membuka tudung saji."Inilah nasi lemak khas Malaysia," ujar chef Ehsan bangga."Wow...! Ini sangat keren. Terima kasih, Chef. Kamu memang juru masak yang hebat!" puji Rayna."Terima kasih atas pujian Nyonya. Itu memang sudah tugas saya sebagai chef pribadi keluarga Narendra, sekaligus senior chef di sebuah restoran masakan khas Melayu yang dimiliki oleh keluarga Narendra," sahut chef Ehsan sopan."Keluargamu juga memiliki restoran di sini, Hubby?" Perempuan itu sangat terkejut. Dia menoleh kepada sang suami."Kurang lebihnya seperti itu, Sayang. Daddy Elvan memang menjadi investor terbesar di sal

  • Noda Merah Malam Pertama   Mantan Itu Dibuang Ke Laut Saja!

    Bab 132Dari sebuah bandara kecil yang intensitas penerbangannya tidak terlalu padat, Ravin dan Rayna bertolak ke Kuala lumpur. Rayna yang baru pertama kali menaiki pesawat pribadi terkagum-kagum dengan interior yang dimiliki oleh pesawat pribadi keluarga Narendra. Sungguh sangat mewah. Seumur hidupnya ia tidak pernah menyaksikan ada pesawat yang di dalamnya didesain mirip sebuah rumah."Ini adalah milikmu juga. Kamu bebas menggunakan pesawat ini kemanapun kamu akan bepergian. Kapten Ivan akan senang hati mengantarmu. Beliau adalah seorang pilot dengan jam terbang yang sangat tinggi." Ravin seolah bisa membaca keminderan dari diri wanita itu."Memangnya aku mau kemana?" Rayna tertawa kecil. "Ini adalah pertama kali aku pergi ke luar negeri dan itu pun bersamamu Hubby....""Kasihan," goda Ravin mencubit hidung bangir istrinya. Mereka tengah berbaring di pembaringan. Ravin memeluk Rayna sembari mengelus perut wanita itu. Terasa olehnya permukaannya yang tak lagi rata. Untuk sesaat hat

  • Noda Merah Malam Pertama   Rencana Selvi

    Bab 131 Tangan Selvi terulur mengelus pipi tirus perempuan tua itu. Tak ada rasa hangat sedikitpun dari wajah yang disentuhnya. Tak ada kehidupan. Wajah itu dingin dan beku. Selvi menjerit keras. Tubuhnya seketika lemas tiada berdaya. Namun sebelum tubuh itu terkapar di lantai ruangan, sepasang tangan besar menangkap Selvi, membawa gadis itu ke dalam pelukannya. "Mama sudah tiada." Ziyad berulang kali membisikkan kata-kata itu ke telinga Selvi, meskipun matanya memanas menahan tangisnya. Bagaimanapun ibunya adalah surganya. Ziyad menggendong Selvi keluar dari ruangan itu. Dia membiarkan jenazah ibunya langsung diurus oleh para petugas di rumah sakit. Di ibukota ini ia tidak memiliki siapapun, kecuali bude Darsinah. Fokusnya sekarang adalah menenangkan Selvi yang mengalami shock berat. Saudara ibunya itu datang ke rumah sakit ini bersama keluarganya satu jam kemudian, saat jenazah ibunya sudah siap untuk di shalatkan. Mereka memutuskan untuk menyalatkan jenazah Widya di mushala de

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status