"Kak, apa yang terjadi? Beri tahu aku, apakah kakak ipar nggak senang karena Samantha datang? Apa dia dikatakannya?" Aurie langsung menanyakan Keisha setelah masuk ke rumahnya.Keisha malah menggelengkan kepala dan menyuruhnya untuk mengecilkan suara. Dia berkata, "Hervin masih tidur, suara kita jangan terlalu keras."Aurie terlalu panik hingga tidak menyadari keponakannya yang tidak ada di ruang tamu.Mereka berdua duduk, Keisha berkata, "Aku hanya ingin mencari sebuah pekerjaan dan nggak ingin di rumah terus.""Sebelumnya kamu nggak pernah begitu, kenapa sekarang tiba-tiba ingin mencari kerja?" Aurie sangat memahami kakaknya.Sebelumnya Andi, kakak iparnya selalu menggunakan masalah uang untuk menyindir Keisha, bahkan mertuanya juga sering mengatakan Keisha hanya tahu menghabiskan uang anaknya saja.Namun, Keisha selama ini hanya bersabar dan tidak pernah melawan.Apa yang terjadi kali ini pada Keisha?"Aku hanya merasa sudah terlalu di rumah membuatku seperti orang bodoh. Aurie, apa
Setelah mendengar penjelasan Keisha, Aurie pun langsung mengerti.Ternyata Keisha ingin bekerja karena kata-kata Andi kemarin malam.Dulu, Andi selalu mengomel Keisha sangat boros dan tidak tahu menghemat, tapi Andi tidak pernah menghinanya.Kemarin malam, Andi jelas-jelas menghina Aurie tidak bersosialisasi dan tidak sebagus wanita di luar."Aku tahu kamu begitu karena kakak ipar, tapi kamu nggak mungkin membiarkan Hervin demi kakak ipar, 'kan? Kak, kalau kamu memang ingin bekerja, kamu serahkan Hervin kepada mertuamu, apa nggak bisa?" tanya Aurie.Saat membahas Rosita, Keisha langsung menggelengkan kepala berkata, "Dia hanya bisa mengajar Hervin kalau ibunya keluar bekerja karena sudah nggak menginginkannya. Aku nggak ingin Hervin punya trauma seperti ini."Kata-kata ini menyakiti anak-anak dan ibu sendiri.Setelah memikirkannya, Aurie berkata, "Bagaimana kalau kamu bawa Hervin ke tempatku saja? Aku boleh membantumu menjaganya."Lupakan saja. Tokomu begitu sibuk, Hervin hanya semakin
Sebenarnya yang Aurie tidak tahu adalah bahkan kurir yang mengantar paket juga hanya boleh meletakkan barang di lokasi yang telah ditentukan di lobi.Ini adalah departemen sekretaris lantai paling atas di depan kantor direktur. Kalau bukan karena Philip menyadari toko teh susu yang baru dibuka itu adalah milik Aurie, mungkin Aurie akan ditahan di luar dan tidak bisa masuk ke Grup Imanuel."Oke, kalau kalian mau memesan lagi, kalian langsung hubungi lebih awal seperti hari ini saja," ujar Aurie terhadap Philip, kemudian langsung pergi.Setelah mereka pergi, Philip langsung mendatangi kantor Nathan sambil melaporkan, "Pak Nathan, Nyonya Aurie sudah pergi.""Iya, katakan intinya saja," ujar Nathan yang mendongak melihat Philip."Dia pergi dengan bahagia seperti kemarin." Philip bahkan meniru gaya Aurie merangkul lengan Yuri.Nathan tahu kalau Philip tidak akan bereaksi berlebihan. Kalau Philip bilang Aurie senang, maka Aurie pasti senang.Nathan menebak kalau masalah Keisha tidak terlalu
Kata-kata yang diucapkan Philip selalu didengar oleh Nathan, maka itu saat Philip bilang jangan menyinggung Samantha, Nathan pun langsung mendongak menatapnya."Maksudmu menyuruhku melepaskan Aurie?"Nada bicara Nathan dan ekspresinya sangat tenang. Meskipun Philip sudah bekerja dengan Nathan selama belasan tahun, terkadang Philip juga tidak bisa menebak pemikirannya dan tidak berani sembarangan berbicara.Nathan tahu apa yang sedang dipikirkan Philip, dia juga mengerti maksud Philip, tapi dia tidak setuju dengan pemikirannya."Philip, kamu sudah bersamaku belasan tahun, kamu juga sudah berpengalaman. Aku tahu orang seperti Samantha ini merepotkan, aku juga pernah melihat perlakuan Samantha terhadap Aurie."Nathan teringat Samantha di depan kantor polisi mengancam Aurie dengan terang-terangan. Ini sudah cukup membuktikan kalau Samantha tidak takut pada Aurie."Aku tahu yang kamu khawatirkan adalah Aurie, bukanlah Samantha. Orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun pasti akan terpe
Kursi abu tua ditambahkan bantal motif bunga, bantal putih pun ditambahkan dengan sarung rajutan yang dibuat oleh Aurie, set minuman yang polos itu juga diganti menjadi set minuman dengan gambar kelinci.Entah sejak kapan balkon raksasa di luar ditambahkan gantungan baju yang bisa naik turun dan sebuah kursi goyang.Dekorasi Aurie kali ini membuat Nathan merasakan rasa rumah."Apakah Pak Nathan akhir pekan ini kerja? Ayo menemaniku beli beberapa pot bunga." Aurie mengatakan sambil menunjuk ke arah balkon. "Aku sudah memasang rak, jadi sisa bunga saja."Aurie menatap Nathan dengan tatapan penuh harapan dan menyedihkan hingga tidak bisa ditolak oleh Nathan."Oke."Aurie sangat senang melihat Nathan mengiakannya.Saat Nathan naik ke atas untuk ganti baju, paman yang mengambil kardus bekas datang. Aurie sangat senang karena berhasil menjual semua kardus itu dengan harga sepuluh ribu.Saat pintu tertutup, Nathan melihat Aurie dan bertanya, "Sebenarnya kamu bisa saja langsung memberikan kard
Aurie dari samping Nathan mendengar suara detak jantungnya yang kuat, Aurie sendiri bahkan tidak menyadari kalau wajah hingga lehernya sudah memerah, dia hanya membiarkan Nathan merangkulnya berjalan ke depan sambil melamun.Kalau Nathan tidak tiba-tiba berhenti, Aurie pun tidak tahu kapan dirinya akan sadar."Bukankah tadi kamu bilang mau beli bunga melati? Bunga melati toko ini paling banyak."Suara Nathan dari atas kepala Aurie membuatnya malu untuk mendongak karena takut Nathan melihat dirinya yang malu. Dia malah menunduk sambil menjawab, "Oke, ayo kita masuk."Ketika mereka berdua masuk ke toko bunga, pemilik toko itu langsung melihat penampilan Nathan yang tidak biasa, dia pun tersenyum berkata, "Kalian mau beli bunga apa?""Aku mau beberapa pot bunga melati, bunga kacapiring dan mawar." Aurie menyebutkan bunga yang diinginkannya, pemilik toko pun segera menunjukkan bunga terbaik di tokonya untuk dipilih Aurie."Lihat, beberapa bunga melati ini sudah berumur, kamu hanya perlu le
"Ke mana?" Malam ini Nathan juga mau menghadiri sebuah pesta, jadi Nathan ingin beri tahu Aurie untuk tidak perlu menyiapkan makan malamnya."Yuri nggak memberitahuku, dia cuman menyuruhku sore nanti pergi lebih awal." Aurie membuka sebotol acar sambil menjawabnya.Mendengar Aurie mau ke luar dengan Yuri, Nathan pun tidak menanyakan lebih banyak lagi. Nathan hanya bilang malam ini dia ada acara bisnis, jadi makan malamnya nggak perlu disiapkan.Mereka berdua mempersiapkan diri dan ke luar pada waktu yang hampir sama.Aurie naik sepeda listrik menuju lokasi yang dikirim oleh Yuri, tempat itu adalah Hotel Kortina yang paling berkelas di seluruh kota.Yuri sudah menebak kalau Aurie pasti naik sepeda listrik datang, dia menunggunya di depan pintu karena takut ditahan oleh satpam."Aurie, di sini!" Ketika melihat Aurie, Yuri langsung mengayunkan tangannya dan melompat untuk menarik perhatian Aurie karena takut Aurie tidak melihatnya.Setelah mereka bertemu, mereka pun memberhentikan sepeda
Aurie bersama Yuri mendatangi sebuah ruangan istirahat di lantai delapan. Ruangan ini sudah menyiapkan dua buah gaun dan seorang tukang mekap yang sedang menunggu mereka."Aku sudah mekap, jadi kamu duduk dan biarkan tukang mekapnya merias wajahmu," ujar Yuri dengan semangat sambil menarik Aurie duduk di depan meja rias.Aurie langsung berdiri dari kursi seakan-akan kursinya sangat panas."Aku nggak pernah mekap, kamu juga tahu hal ini. Lagi pula, malam ini kamu datang kencan buta, aku seperti ini sudah cukup." Aurie merasa dirinya tidak perlu berpakaian terlalu cantik untuk merebut perhatian Yuri.Yuri menahan Aurie untuk duduk kembali sambil berkata, "Kalau kamu nggak mekap, kamu juga nggak boleh masuk. Kamu tahu tempat ini harus dihadiri dengan pakaian formal. Kamu pakai pakaian seperti ini sangatlah nggak sopan."Setelah mengatakannya, Yuri pun tidak membiarkan Aurie menolak lagi, dia langsung menyuruh tukang mekapnya untuk mulai merias.Tukang mekap itu sangat profesional, dia bah