Sebenarnya yang Aurie tidak tahu adalah bahkan kurir yang mengantar paket juga hanya boleh meletakkan barang di lokasi yang telah ditentukan di lobi.Ini adalah departemen sekretaris lantai paling atas di depan kantor direktur. Kalau bukan karena Philip menyadari toko teh susu yang baru dibuka itu adalah milik Aurie, mungkin Aurie akan ditahan di luar dan tidak bisa masuk ke Grup Imanuel."Oke, kalau kalian mau memesan lagi, kalian langsung hubungi lebih awal seperti hari ini saja," ujar Aurie terhadap Philip, kemudian langsung pergi.Setelah mereka pergi, Philip langsung mendatangi kantor Nathan sambil melaporkan, "Pak Nathan, Nyonya Aurie sudah pergi.""Iya, katakan intinya saja," ujar Nathan yang mendongak melihat Philip."Dia pergi dengan bahagia seperti kemarin." Philip bahkan meniru gaya Aurie merangkul lengan Yuri.Nathan tahu kalau Philip tidak akan bereaksi berlebihan. Kalau Philip bilang Aurie senang, maka Aurie pasti senang.Nathan menebak kalau masalah Keisha tidak terlalu
Kata-kata yang diucapkan Philip selalu didengar oleh Nathan, maka itu saat Philip bilang jangan menyinggung Samantha, Nathan pun langsung mendongak menatapnya."Maksudmu menyuruhku melepaskan Aurie?"Nada bicara Nathan dan ekspresinya sangat tenang. Meskipun Philip sudah bekerja dengan Nathan selama belasan tahun, terkadang Philip juga tidak bisa menebak pemikirannya dan tidak berani sembarangan berbicara.Nathan tahu apa yang sedang dipikirkan Philip, dia juga mengerti maksud Philip, tapi dia tidak setuju dengan pemikirannya."Philip, kamu sudah bersamaku belasan tahun, kamu juga sudah berpengalaman. Aku tahu orang seperti Samantha ini merepotkan, aku juga pernah melihat perlakuan Samantha terhadap Aurie."Nathan teringat Samantha di depan kantor polisi mengancam Aurie dengan terang-terangan. Ini sudah cukup membuktikan kalau Samantha tidak takut pada Aurie."Aku tahu yang kamu khawatirkan adalah Aurie, bukanlah Samantha. Orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun pasti akan terpe
Kursi abu tua ditambahkan bantal motif bunga, bantal putih pun ditambahkan dengan sarung rajutan yang dibuat oleh Aurie, set minuman yang polos itu juga diganti menjadi set minuman dengan gambar kelinci.Entah sejak kapan balkon raksasa di luar ditambahkan gantungan baju yang bisa naik turun dan sebuah kursi goyang.Dekorasi Aurie kali ini membuat Nathan merasakan rasa rumah."Apakah Pak Nathan akhir pekan ini kerja? Ayo menemaniku beli beberapa pot bunga." Aurie mengatakan sambil menunjuk ke arah balkon. "Aku sudah memasang rak, jadi sisa bunga saja."Aurie menatap Nathan dengan tatapan penuh harapan dan menyedihkan hingga tidak bisa ditolak oleh Nathan."Oke."Aurie sangat senang melihat Nathan mengiakannya.Saat Nathan naik ke atas untuk ganti baju, paman yang mengambil kardus bekas datang. Aurie sangat senang karena berhasil menjual semua kardus itu dengan harga sepuluh ribu.Saat pintu tertutup, Nathan melihat Aurie dan bertanya, "Sebenarnya kamu bisa saja langsung memberikan kard
Aurie dari samping Nathan mendengar suara detak jantungnya yang kuat, Aurie sendiri bahkan tidak menyadari kalau wajah hingga lehernya sudah memerah, dia hanya membiarkan Nathan merangkulnya berjalan ke depan sambil melamun.Kalau Nathan tidak tiba-tiba berhenti, Aurie pun tidak tahu kapan dirinya akan sadar."Bukankah tadi kamu bilang mau beli bunga melati? Bunga melati toko ini paling banyak."Suara Nathan dari atas kepala Aurie membuatnya malu untuk mendongak karena takut Nathan melihat dirinya yang malu. Dia malah menunduk sambil menjawab, "Oke, ayo kita masuk."Ketika mereka berdua masuk ke toko bunga, pemilik toko itu langsung melihat penampilan Nathan yang tidak biasa, dia pun tersenyum berkata, "Kalian mau beli bunga apa?""Aku mau beberapa pot bunga melati, bunga kacapiring dan mawar." Aurie menyebutkan bunga yang diinginkannya, pemilik toko pun segera menunjukkan bunga terbaik di tokonya untuk dipilih Aurie."Lihat, beberapa bunga melati ini sudah berumur, kamu hanya perlu le
"Ke mana?" Malam ini Nathan juga mau menghadiri sebuah pesta, jadi Nathan ingin beri tahu Aurie untuk tidak perlu menyiapkan makan malamnya."Yuri nggak memberitahuku, dia cuman menyuruhku sore nanti pergi lebih awal." Aurie membuka sebotol acar sambil menjawabnya.Mendengar Aurie mau ke luar dengan Yuri, Nathan pun tidak menanyakan lebih banyak lagi. Nathan hanya bilang malam ini dia ada acara bisnis, jadi makan malamnya nggak perlu disiapkan.Mereka berdua mempersiapkan diri dan ke luar pada waktu yang hampir sama.Aurie naik sepeda listrik menuju lokasi yang dikirim oleh Yuri, tempat itu adalah Hotel Kortina yang paling berkelas di seluruh kota.Yuri sudah menebak kalau Aurie pasti naik sepeda listrik datang, dia menunggunya di depan pintu karena takut ditahan oleh satpam."Aurie, di sini!" Ketika melihat Aurie, Yuri langsung mengayunkan tangannya dan melompat untuk menarik perhatian Aurie karena takut Aurie tidak melihatnya.Setelah mereka bertemu, mereka pun memberhentikan sepeda
Aurie bersama Yuri mendatangi sebuah ruangan istirahat di lantai delapan. Ruangan ini sudah menyiapkan dua buah gaun dan seorang tukang mekap yang sedang menunggu mereka."Aku sudah mekap, jadi kamu duduk dan biarkan tukang mekapnya merias wajahmu," ujar Yuri dengan semangat sambil menarik Aurie duduk di depan meja rias.Aurie langsung berdiri dari kursi seakan-akan kursinya sangat panas."Aku nggak pernah mekap, kamu juga tahu hal ini. Lagi pula, malam ini kamu datang kencan buta, aku seperti ini sudah cukup." Aurie merasa dirinya tidak perlu berpakaian terlalu cantik untuk merebut perhatian Yuri.Yuri menahan Aurie untuk duduk kembali sambil berkata, "Kalau kamu nggak mekap, kamu juga nggak boleh masuk. Kamu tahu tempat ini harus dihadiri dengan pakaian formal. Kamu pakai pakaian seperti ini sangatlah nggak sopan."Setelah mengatakannya, Yuri pun tidak membiarkan Aurie menolak lagi, dia langsung menyuruh tukang mekapnya untuk mulai merias.Tukang mekap itu sangat profesional, dia bah
"Elon!" Yuri bukanlah orang yang sabar, cara bicaranya bahkan terdengar seperti mau merobek mulut Elon.Aurie buru-buru menahan Yuri dan berkata, "Yuri, kamu jangan terjebak dalam jebakannya!""Dengarkan saja mulutnya yang nakal itu!" Sifat Yuri sangat pemarah, dia paling benci mendengar Aurie dihina."Nona Yuri?" Di saat mereka bertiga sedang bertengkar, seorang pria asing tiba-tiba menghampiri mereka."Siapa kamu?!" Yuri yang sedang mengamuk pun melampiaskan ke semua orang selain Aurie.Pria muda yang datang juga memakai setelan jas dengan wajah yang tampan dan lumayan tinggi."Namaku Eldric Wilianto, aku dikenalkan oleh Bibi Miranda," ujar Eldric dengan sangat sopan. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tapi melihat keponakan dari Miranda ditindas, dia pun langsung datang.Elon tahu kalau Keluarga Santono adalah keluarga yang kaya, bahkan punya relasi yang luas, ditambah lagi bibinya Yuri si Miranda yang menikah dengan keluarga berkuasa.Di masa kuliah, kalau bukan karena Elon tertarik
Aurie mendorong Yuri dan Eldric untuk segera duduk, lalu sendirian ke area minuman.Pesta malam ini berbentuk prasmanan, minuman yang dipilih ada banyak jenis. Aurie melihat-lihat, dia merasa di tempat seperti ini lebih cocok membawakan sampanye wanita untuknya.Ketika mengambil minuman, Aurie mendengar dua wanita yang berbicara melewatinya."Jangan minum lagi! Ayo cek mekap dulu.""Kenapa? Apa mekapku hancur?""Malam ini direkturnya Grup Imanuel juga datang! Apa kamu nggak ingin memberikan kesan untuknya?""Direkturnya Imanuel?"Aurie melihat ekspresi kedua wanita yang sangat semangat. Kalau tidak ada orang di sekitar, mungkin kedua wanita itu akan semangat hingga melompat-lompat.Aurie berpikir mungkin yang mereka maksud adalah direkturnya Grup Imanuel.Aurie tahu kalau Grup Imanuel adalah perusahaan terbesar di Kota Biantro, menurut informasi mereka punya cabang hingga seluruh dunia.Namun, Aurie tidak tahu bagaimana wajah Keluarga Imanuel, namanya dan lain-lain.Aurie dan orang-ora