Frans penasaran bagaimana foto papanya. Ia tidak yakin dengan perkataan mamanya yang mengatakan tidak memiliki foto papanya. Hari ini kebetulan Chika berangkat shift pagi dan kebetulan sekolah Frans libur karena guru-gurunya ada rapat penting.
Kesempatan itu di gunakan Frans untuk mencari sesuatu di kamar mamanya. Barangkali ia bisa menemukan petunjuk siapa papanya. Kaki kecil Frans melangkah mengendap-endap masuk ke kamar Chika. Kebetulan kamar itu tidak di kunci.
Frans mulai membuka lemari pakaian ia kesulitan karena tubuhnya yang terlalu kecil tidak bisa menjangkau area tinggi. Frans jengkel dengan tubuhnya, dalam hati ia berjanji akan makan yang banyak agar cepat tinggi.
Ia lalu bergerak ke tempat lainnya terlebih dahulu yang bisa di jangkaunya. Ia menarik laci di nakas, matanya membulat sempurna tatkala ia menemukan pigura foto kecil dengan kondisi terbalik. Frans lalu membalikkan pigura fotonya, ia dapat melihat seorang pria yang sangat tampan
Viona mengirimkan hasil bidikan fotonya ke Saga. Ia pikir kakaknya harus tahu perbuatan istrinya. Namun di luar dugaan Saga justru mengirimkan pesan jika ia sudah mengetahui tingkah laku Luna sejak lama."Hah, rumah tangga macam apa! Kenapa suaminya tahu jika istrinya selingkuh tapi tidak berbuat apapun!" gerutu Viona di dalam mobil."Kenapa, sayang?" tanya Devan."Entahlah, Saga sudah tahu jika selama ini istrinya selingkuh tapi dia diam saja," terang Viona.Devan tahu jika Viona sangat menyayangi saudara kembarnya. Ia dulu sempat pernah cemburu pada Saga. Pasalnya wajah mereka tidak mirip sama sekali meskipun saudara kembar."Mungkin Saga ada alasan lain kenapa ia bersikap demikian," ujar Devan."Entahlah, ngomong-ngomong perutku sudah lapar banget. Gara-gara ada kakak iparku di restoran itu kita belum makan," imbuh Viona kesal. Devan hanya tersenyum mendengar celotehan kekasihnya. Ia segera memutar kemudi setirnya untuk
"Frans minta maaf pada Tante Ana!" perintah Chika. Ia merasa Frans sedikit keterlaluan karena menghina Ana."Bukankah mama selama ini memintaku untuk selalu jujur," jawab Frans."Kamu ini ya ...," Chika tidak habis pikir dengan kelakuan Frans."Frans awas ya, lain kali Tante Ana pasti akan buat pembalasan denganmu!" Ana menunjuk ke arah Frans, namun bocah itu malah menjulurkan lidahnya seolah mengejek Ana."Chika! Sebenarnya kau beri makan apa dia, kenapa bisa menyebalkan seperti itu!" Chika menarik tangan Frans lalu memaksa bocah itu meminta maaf."Kalau kamu tidak mau minta maaf, mama marah ya sama kamu!" ancam Chika. Melihat wanita yang paling di cintai sedunia marah padanya hati Frans luluh lantah. Ia langsung menjabat tangan Tante Ana."Maaf, Tante," kata Frans."Hemm, awas ya lain kali kalau di ulangin lagi," ancam Tante Ana. Frans hanya garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia kemudian mengambil remot TV dan menya
Di restoran Saga tidak menemukan Chika. Berdasarkan informasi yang di perolehnya Chika sudah pulang. Saga bingung kemana harus mencari Chika karena ia hanya tahu alamat tempatnya bekerja. Hingga ia melihat seorang pegawai restoran yang tengah membersihkan meja. Ia pun menghampirinya."Nona permisi, apakah Anda tahu dimana Nona Chika tinggal?" tanya Saga.Pelayan restoran itu kaget seorang pria yang sangat tampan menanyakan alamat Chika. Jika di lihat dari penampilannya pria itu bukanlah pria sembarangan. Semua yang di pakainya dari atas ke bawah branded."Kalau Nona berkenan menjawab saya akan memberikan uang ini untuk Nona." Saga mengeluarkan uang dari dompetnya. Melihat lembaran uang yang nominalnya tidak sedikit langsung saja mata pelayan itu berubah mata duitan."Tunggu sebentar, akan saya ambilkan pulpen dan kertas," kata pelayan itu. Setelah selesai menuliskannya ia lalu memberikannya pada Saga.Seulas senyuman tipis terbit di bib
Kejadian kemarin membuat Chika sering melamun. Ia memang berusaha menghindari Saga namun sialnya tubuhnya selalu saja mengkhianatinya.Frans melambaikan tangannya saat masuk ke sekolah TK nya. Lamunan Chika menjadi buyar, ia akhirnya juga melambaikan tangan pada Frans. Senyum manis Frans duplikat dari Saga membuatnya kembali teringat dengan pria itu.Chika berusaha menghapus ingatannya tentang Saga. Ia harus segera berangkat kerja hari ini. Tempatnya tidak jauh dari sekolah Frans membuatnya bisa leluasa antar jemput Frans. Chika menunggu taksi di depan sekolah Frans. Entah mengapa tiba-tiba kepalanya sangat pusing sekali.Pandangan Chika mulai kabur, ia melihat lingkungan sekitarnya menjadi buram. "Oh, tidak jangan pingsan di sini," ucap Chika. Tapi sepertinya tubuh Chika tidak patuh pada pemiliknya. Akhirnya ia limbung dan Chika merasakan ada yang menahan pundaknya. Setelah itu pandangannya mengabur dan ia sudah tidak ingat apa-apa.Chika membuka m
Saga senang hari ini Chika bersama dirinya di hotel meskipun dalam keadaan sakit. Ia mulai terbiasa dengan adanya Chika. Lima tahun ia lewati dengan rasa kesepian. Meskipun ada Luna di sampingnya tapi selama lima tahun ia tidak bisa membagi hatinya untuk wanita lain. Saga selalu merindukan Chika dalam setiap tidurnya. "Sayang, ada apa?" tanya Chika dalam telepon. Langkah Saga terhenti ketika ia membuka pintu. Ia melihat Chika turun dari ranjang. "Iya, sayang. Aku akan segera kesana," kata Chika. Baru saja Chika berdiri Saga sudah menghadangnya. "Mau kemana?" tanya Saga. "Maaf, aku harus buru-buru sekarang," kata Chika. "Aku antar ya," tawar Saga. Mengingat Frans tidak suka dengan kedatangan Saga, Chika tidak ingin Saga mengantarnya. "Tidak usah, aku bisa sendiri. Lagi pula pusingku sudah hilang," tolak Chika. Namun Saga malahan menarik tangan Chika. "Katakan, siapa dia?" tanya Saga. "Lepas, bukan siapa
"Kamu harus pulang di hari pertunanganku!" perintah Viona."Ya, akan aku usahakan," jawab Saga."Kenapa kau sepertinya berat untuk pulang? Ada apa di Bali?" tanya Viona. Devan mendengarkan percakapan Viona dan Saga."Tidak ada apa-apa, sudahlah nanti aku pasti datang," kata Saga."Awas ya, kalau tidak datang! Kau harus menghadapi mama!" ancam Viona. Ia tahu jika Saga paling tidak bisa berkutik jika mendengar nama mamanya di sebut. Mereka sangat menghormati mamanya, sampai-sampai apapun yang di minta Angela mereka tidak bisa menolak."Gimana? Apa Saga bisa datang?" tanya Devan."Datang, dia tidak akan berani macam-macam. Hanya saja aku heran kenapa ia betah di Bali. Padahal biasanya ia tidak pernah terlalu lama melakukan pekerjaan di luar kota. Ada apa di sana?" kata Viona curiga."Mungkin, ia hanya ingin menghirup udara segar. Cari suasana baru maksudnya," jelas Devan.Viona melihat Devan dengan pandangan sedikit berbeda.
Chika turun dari mobilnya Ronald setelah sampai di depan apartemennya. "Terima kasih karena hari ini sudah repot-repot mengantar saya," ucap Chika sembari membungkukkan badannya.Ronald tersenyum mendengar perkataan Chika. "Justru aku yang berterima kasih karena kau mau ku antar," jawab Ronald."Boleh saya masuk sekarang?" pamit Chika."Ehm, tunggu sebentar ada yang ingin aku sampaikan," kata Ronald. Chika membalikkan tubuhnya dan kembali menghadap Ronald."Ada apa ya?" tanya Chika penasaran."Sebenarnya, aku ingin mengajakmu makan malam," kata Ronald.Dahi Chika mengkerut, ia tidak yakin apakah menerima tawaran dari Ronald atau tidak. "Tapi aku tidak mungkin meninggalkan Frans sendirian pada saat malam," kata Chika beralasan. Ia yakin Ronald pasti tidak akan mau jika dirinya mengajak Frans."Kau bisa mengajaknya, aku juga ingin mengenal lebih jauh Frans," kata Ronald.Chika mau menyela memberi alasan lainnya tapi R
Chika tidak bisa menolak permintaan Saga, laki-laki itu memang selalu bisa memanfaatkan waktu dalam kesempitan. Terpaksa ia mandi setelah melakukannya dengan Saga. Laki-laki itu menyeringai puas manakala melihat Chika kelihatan gugup ketika berganti pakaian. Ia merasa lucu dengan tingkah Chika yang menyembunyikannya di kamar mandi malah membuatnya bisa bercinta sepuasnya."Awas! Jangan keluar kalau tidak aku suruh!" ancam Chika sambil berbisik.Saga menahan tawanya, Chika membuka pintu kamar mandi kepalanya menyembul keluar melihat situasi apakah aman atau tidak. Sialnya dari belakang Saga malah memeluknya dan mengendus punggungnya.Chika merasa geli, ia mundur selangkah ke belakang dan menutup pintu kamar mandi dari dalam. "Tolong hentikan ini, Frans bisa melihat kita," kata Chika lirih."Berikan aku ciuman sekali lagi, maka aku tidak akan mengganggumu," kata Saga.Terpaksa Chika menuruti keinginan Saga, ia berjinjit dan mencium bibir