"KAU!" Axel bergegas bangkit dari ranjang dan mendekati Aksa dengan langkah – langkah panjang,
''Kenapa kau ada disini? KENAPA?" Axel menarik kerah kemeja Aksa.
"Aku hanya mengantar tante Natarina. Dia mama Shakira dan dia berhak tahu Axel!'' bantah Aksa dengan tetap bersikap tenang.
Axel mendorongnya menjauh dengan kesal. "KAU YANG MEMBUATNYA SEPERTI INI! KAU...!"
"CUKUUUUP!'' pekik Natarina histeris menghentikan pertikaian dua bersaudara itu, ''diam atau kalian pergi dari kamar ini! Lihatlah Shakira!'' lanjutnya di sela isaknya.
Kedua laki – laki itu terdiam walau masih saling menatap penuh dendam. Mereka lebih memilih diam dan kembali mendekati ranjang dimana Shakira berbaring. Kedua laki – laki itu berkaca – kaca saat menatap wanita paruh baya itu menciumi wajah pucat Shakira yang terlihat makin kurus.
"Sayang, bangun nak, ini mama sayang... Mama mohon nak... Kau satu – satu kekuatan mama nak. Tolong jangan
Shakira terbangun dari tidurnya karena merasakan getar – getar yang berasal dari ponsel yang ternyata ada di bawah tangannya. Tanpa sadar ia meraih ponsel itu bahkan sebelum membuka matanya dengan benar. Ia memencet tombol penerima sambil mengerjap – erjapkan matanya."Selamat malam tuan muda Axel. Tuan muda maaf mengganggu waktu anda, laki – laki itu mati tuan. Kami gagal membuatnya buka mulut,''Shakira mengerjap lebih cepat dan melongo bengong.''Kabarnya dia bunuh diri tuan!''"APA? SIAPA?" pekik Shakira dengan suara bergetar."Oooohh!''Tut tut tut..."Halo? Halo? Heiii... Halooo? HEEEI!'' panggil Shakira dan ia baru menyadari saat menatap benda itu baik - baik, rupanya ponsel yang dipegangnya adalah ponsel milik Axel, yang kini terbangun karena suaranya dan menatapnya dengan wajah tak bersahabat."Em... Maaf aku tak sengaja, aku tak tahu...'' ucap Shakira buru - buru memberikan ponsel yang ada dala
"Axel, bagaimana kau bisa tahu lokasi penculikanku saat itu? Sejak kemarin aku ingat, saat itu ponselku hilang entah kemana, dan ya aku...mulai ingat sedikit demi sedikit tentang apa yang sudah terjadi, tapi tidak semua aku ingat,'' tanya Shakira yang telah bersiap untuk berjalan – jalan ke pantai pagi itu. "Syukurlah kalau kau mulai mengingat semuanya tanpa rasa tertekan lagi, ternyata pilihan berlibur berdua ke pantai memang bagus ya? Ah dan memang kita belum sempat melakukan honeymoon sejak kita menikah, heeemmm...'' sahut Axel dengan tersenyum puas menatap Shakira yang mengenakan gaun tanpa lengan sepanjang lutut dengan motif pantai, ''kau sangat pas memakai baju itu. Ah tidak! Kau memang selalu pas memakai baju model apa pun. Tapi aku lebih suka membukanya semua...'' lanjutnya dengan tawa lepas. "Axeeeel!'' sergah Shakira yang menahan kesal karena pertanyaannya diabaikan oleh suaminya yang lebih fokus dengan poin pembicaraan yang lainnya bahkan mulai berpikir me
"Wow, wow, wow! Bukankan ini masih terlalu pagi?'' ucap Aksa yang berdiri di depan pintu pondok dan membuat aktivitas Shakira bersama Axel terhenti serta membuat Axel kalang kabut menutupi tubuh telanjang Shakira."BRENGSEK KAU AKSA! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI? SIALAN!" maki Axel dengan emosi, ''TAK BISAKAH KAU MENGETUK PINTU? SIALAN!""Ya maaf saja, pintu terbuka lebar di waktu sepagi ini semua orang juga pasti berpikir kalian sedang sarapan pagi atau berjemur diluar,'' jawab Aksa mengutarakan fakta dengan sikap tak merasa bersalah sama sekali.Sambil mencebik ia beringsut meninggalkan pintu itu, ''maaf mengganggu, lanjutkan saja aku akan menikmati, ups sorry! Maksudku, aku akan menunggu.''BRAK!Aksa membanting pintu pondok hingga tertutup rapat. Sementara Axel duduk, Shakira yang menutupi wajahnya dengan bantal mulai membuka wajahnya perlahan."Oh... Ini memalukan... Mau ditaruh dimana mukaku ini? Ooohh...'' keluh Shakira dengan wajah me
Beberapa hari ini Shakira merasakan kasih sayang dan rasa cinta Axel yang berlimpah ruah padanya. Segala perhatian dan hadiah tak pernah lekang untuk Shakira, seolah mereka seperti pasangan yang baru beberapa hari menikah. Walau sempat merasa tak enak hati, Shakira mencoba mengabaikan itu agar ia bisa menaklukkan hati Axel dan mendapatkan informasi tentang kematian ayah dan kakeknya diam - diam.Namun sekali lagi rencana yang Shakira susun harus tertunda karena ia harus menghadapi sebuah kenyataan yang membuka jati dirinya di muka umum seperti yang terlihat pagi itu.Puluhan wartawan dari berbagai media massa kini berkumpul di depan rumah mereka demi mengejar sebuah berita yang sempat menghebohkan dunia maya dalam sepekan.Shakira menghela napas panjang setelah membaca sebuah berita di media sosial yang memajang foto dirinya yang sedang duduk di kursi roda dalam dorongan Axel saat mereka keluar pulau. Berita yang menghebohkan dengan foto – foto dirinya yan
PRAAAAAAANG!Shakira terpekik kaget bersama Axel yang langsung memungut bongkahan batu yang di bungkus kertas. Axel membuka kertas itu dengan wajah merah padam setelah membaca tulisan yang tertera disana.PEMBUNUH!Shakira membekap mulutnya dan menatap Axel yang meremas tulisan itu. Sementara keadaan diluar makin tak terkendali oleh kegaduhan dan beberapa orang yang berkelahi. Dengan gusar Axel berjalan cepat menuju luar pagar, namun lagi – lagi di hadang oleh salah satu satpam yang berjaga."Tuan sebaiknya jangan keluar, kita tidak tahu apalagi yang mereka bawa, lagipula si perusuh sudah diringkus oleh pak Hans bersama gabungan sekuriti komplek tuan,'' sergah Johandi melaporkan."Begitu?'' sahut Axel singkat mendengus kesal, ''baiklah, pelakunya jangan sampai lolos, karena dia bukan orang sembarangan pak. Orang ini, punya tujuan khusus,'' lanjut Axel memberikan batu dan kertas pembungkus yang bertuliskan 'Pembunuh!' kepada Johandi yang langs
"Tunggu saja kau Axel Zachary Othman!'' sambungnya penuh dendam menghadapkan wajahnya lurus – lurus ke kamera seraya menunjuk dengan jari telunjuk seolah ada Axel di hadapannya, sebelum akhirnya kedua orang itu meninggalkan konferensi pers dengan diapit beberapa pengawal keamanan.Shakira menatap segala perubahan raut wajah Axel yang menghela napas panjang dengan wajah kaku dan dingin. Dengan was – was Shakira menunggu ledakan amarah dari suaminya seperti yang dulu – dulu sering ia lakukan jika sedikit saja ada sesuatu yang tak beres.Akan tetapi tidak untuk kali ini. Axel mematikan televisi dan melemparkan benda kotak pengendali jarak jauh yang digenggamnya ke atas sofa."Axel? Are you ok?'' tanya Shakira dengan lembut dan takut - takut. Hal itu membuat Axel memalingkan wajahnya menatap Shakira yang menatapnya dengan tatapan kawatir.Axel mendekat kepada Shakira yang duduk di tepian ranjang. Laki – laki itu menatapnya dalam - dala
"Shaki kau sedang apa disitu?'' Shakira tersentak kaget bukan kepalang karena melihat Axel yang tiba – tiba berdiri di depan pintu ruangan. DHEG! "Axel?" sahut Shakira tersentak kaget seraya meletakkan tumpukan kertas yang berserakan di tangannya, ''aku sedang bosan saja!'' lanjutnya menutupi gugup. Axel mendekat dan meraih kertas – kertas yang berserakan di meja. Setelah membaca sepintas ia kembali meletakkannya dalam tumpukan yang di buat Shakira. "Berkas pajak yang sudah tak terpakai,'' gumam Axel mengernyitkan wajahnya. "Aku tidak tahu, aku hanya bosan lalu ingin kemari untuk menemukan buku bacaan, saat aku duduk disini dan membuka laci semua berhamburan begitu saja, benar – benar merepotkan! Apa sekretaris kantormu tak bisa melakukannya dengan benar? Ooohh rasa – rasanya aku selalu ada waktu jika sekedar membersihkan lembaran – lembaran tak terpakai ini? Toh semua dokumen dan data kan ada di laptop?'' celoteh Shakira mengome
"Oh... Tuhan! Dia... Cin... Cindy kan?'' Shakira mendekat memastikan, ''Axel, apa yang telah kau lakukan? Apa dia mati? Axeeel!'' pekik Shakira panik bukan kepalang.Lalu Axel dengan anggukan kepalanya memerintahkan salah seorang pengawal laki – laki yang berjaga di situ untuk membangunkan Cindy yang tertidur.Laki – laki berjas hitam itu bergegas mendekati Cindy dan menepuk – nepuk pundak gadis itu agar ia terbangun. Tak lama Cindy terbangun dengan wajah mengernyit bingung dan wajahnya berubah syok saat melihat dua sosok berdiri di hadapannya."Aaah Axeeel... Axeeeel...! Ooohh... Shakiraaaaaa... tolong aku!'' pekik Cindy dengan wajah memelas memohon - mohon. Namun hanya disambut tatapan dingin oleh Axel."Tenang saja, aku akan melepaskanmu jika kau mengakui semua perbuatanmu dihadapan istriku,'' ucap Axel bersedekap dengan sikap tegas dan antipati."Ada apa ini?'' tanya Shakira dengan wajah tercekat menatap Axel dan Cindy bergant
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan