"Shaki kau sedang apa disitu?''
Shakira tersentak kaget bukan kepalang karena melihat Axel yang tiba – tiba berdiri di depan pintu ruangan.
DHEG!
"Axel?" sahut Shakira tersentak kaget seraya meletakkan tumpukan kertas yang berserakan di tangannya, ''aku sedang bosan saja!'' lanjutnya menutupi gugup.
Axel mendekat dan meraih kertas – kertas yang berserakan di meja. Setelah membaca sepintas ia kembali meletakkannya dalam tumpukan yang di buat Shakira.
"Berkas pajak yang sudah tak terpakai,'' gumam Axel mengernyitkan wajahnya.
"Aku tidak tahu, aku hanya bosan lalu ingin kemari untuk menemukan buku bacaan, saat aku duduk disini dan membuka laci semua berhamburan begitu saja, benar – benar merepotkan! Apa sekretaris kantormu tak bisa melakukannya dengan benar? Ooohh rasa – rasanya aku selalu ada waktu jika sekedar membersihkan lembaran – lembaran tak terpakai ini? Toh semua dokumen dan data kan ada di laptop?'' celoteh Shakira mengome
"Oh... Tuhan! Dia... Cin... Cindy kan?'' Shakira mendekat memastikan, ''Axel, apa yang telah kau lakukan? Apa dia mati? Axeeel!'' pekik Shakira panik bukan kepalang.Lalu Axel dengan anggukan kepalanya memerintahkan salah seorang pengawal laki – laki yang berjaga di situ untuk membangunkan Cindy yang tertidur.Laki – laki berjas hitam itu bergegas mendekati Cindy dan menepuk – nepuk pundak gadis itu agar ia terbangun. Tak lama Cindy terbangun dengan wajah mengernyit bingung dan wajahnya berubah syok saat melihat dua sosok berdiri di hadapannya."Aaah Axeeel... Axeeeel...! Ooohh... Shakiraaaaaa... tolong aku!'' pekik Cindy dengan wajah memelas memohon - mohon. Namun hanya disambut tatapan dingin oleh Axel."Tenang saja, aku akan melepaskanmu jika kau mengakui semua perbuatanmu dihadapan istriku,'' ucap Axel bersedekap dengan sikap tegas dan antipati."Ada apa ini?'' tanya Shakira dengan wajah tercekat menatap Axel dan Cindy bergant
"Shakiiiii......!'' pekik Axel melihat Shakira tertimpa tubuh Cindy yang masih terikat pada kursi kayu dan kesakitan. Spontan seoarang pengawal yang tersisa menyeret lengan Cindy menjauh dari Shakira dan mendudukkan wanita itu dengan kasar. Sementara Axel menolong Shakira dari rebahnya dan melihat pipi Shakira yang berdarah tergores gigi Cindy. "Dasar rubah betina tak tahu diri!'' sahut Axel sangat marah dan menampar Cindy dengan keras. PLAK! ''AAGKK!" Darah segar mengucur di sudut bibir wanita itu dan membuatnya memekik kesakitan. "AKU BENCI KAMU AXEL! AKU BENCI KAMU SHAKIRA! AKU BENCI KALIAAAAAN...! KENAPA KAU HARUS HIDUP! KENAPA KAU HARUS ADAAAA SHAKIRAAA...!" pekik Cindy histeris dan mulai meraung. "Sumpal mulutnya, jangan beri dia makan sampai Polisi datang menjemputnya!'' ucap Axel dengan geram pada pengawalnya. "Baik tuan!'' sahut sang pengawal seraya menambal mulut Cindy dengan lakban. Cindy mencoba berontak dan
Shakira tersentak kaget tak percaya, ''jangan bercanda Axel! Sungguh! Tidak lucu tahu!'' sergah Shakira dengan tatapan membulat sempurna.Lagi – lagi Axel membuang muka dan menguyap wajahnya dengan kacau. Shakira melompat dari pangkuan Axel."Bukankan Cindy baru saja mengakui bahwa Aksa lah yang membunuh Dave? Axel... Please! Jangan buat aku semakin bingung!'' pekik Shakira dengan tertatih - tatih."Aku tak tahu! Jujur aku memang berencana membunuhnya waktu itu! Aku sudah mengirim orang suruhanku! Dari sejak aku memberinya perintah tiba – tiba beberapa jam kemudian dia sudah ditemukan tewas di penjara!'' papar Axel dengan wajah sangat kusut.Shakira membekap mulutnya tak percaya dan berjalan mundur perlahan dan berpegangan pada pinggiran ranjang yang tak jauh darinya."Axel ....''"Aku tak tahu! Tapi entah kenapa orang suruhanku mengakui bahwa bukan ia pun tak yakin siapa pelakunya. Bahkan ia juga belum sampai memerintahkan pembu
Shakira terbangun dengan malas dan berat. Benar saja, ia mengernyit saat melihat tubuh Axel yang masih di posisi menindihnya. Ia melirik keadaan sekitar ranjang yang sangat berantakan, bahkan pakaian mereka berceceran hingga ke mana - mana.Oh tidak! Seperti perang badai saja. Ini memalukan, tapi... Tapi... Ooohh tidak... Aku... Tapi aku menginginkannya? Oh tidak...! Ada apa denganku? Kenapa aku jadi seperti ini? Entah sejak kapan aku menginginkan ini? Tidak, ini memang strategiku untuk menaklukannya agar aku bisa mengetahui tentang insiden itu. Benar!Shakira bergelut pada pikirannya sendiri, hingga ia tak bisa menahan getaran di tubuhnya karena merasakan napas halus Axel yang terus menerus menyentuh kulit lehernya dan hal itu membuat terlintas apa yang telah mereka lalui bersama. Apalagi melihat posisi kepala Axel yang masih terkulai di ceruk lehernya.Shakira mengerang ringan menahan geli dari tiupan napas Axel dan makin memperkuat ingatannya tentang bagaiman
"SHAKIIIII.....!" pekik Axel histeris melihat sang Istri jatuh terkulai memegangi perutnya. Amelia dan bi Nuri ikut histeris dan berlari tergopoh – gopoh melihat apa yang terjadi."Aaaghhkk... Ooohhh...'' desis Shakira memegangi perutnya dengan kesakitan.Axel segera menggendong Shakira dan meletakkannya pada sofa ruang tamu. Shakira menggelepar kesakitan memegangi perutnya dengan di dampingi Amelia dan bi Nuri."Bi tolong buatkan air hangat untuk nyonya! Juga obat! Apa pun itu! Cepat! Amelia kau ambil obat!'' perintah Axel dengan panik membuat Bi Nuri dan Amelia berhamburan kesana kemari dengan panik. Bahkan mereka hampir bertabrakan karena salah harus pergi ke mana.Melihat yang terjadi, dengan kasar Cindy segera diseret paksa oleh sang Petugas ke dalam mobil. Wanita itu berteriak – teriak histeris memaki – maki Axel dan Shakira sampai akhirnya ia dipaksa masuk ke dalam kusi penumpang.Axel mengabaikan Cindy dan terus menjaga Sh
PRAAAANG!"Oh Tuhan!'' pekik Natarina dengan terkejut, lalu menatap jari telunjuk yang berdarah akibat tergores pecahan gelas.Ada apa ini? Kenapa perasaanku tiba – tiba tak enak begini. Jantungku berdebar sangat kencang. Shakira? Oh Tuhan semoga tidak terjadi hal buruk apa – apa pada putriku! Kenapa tiba – tiba aku teringat padanya? Baru kemarin dia meneleponku ingin bertemu.Gumam Natarina dalam hati dan bergegas memunguti pecahan gelas yang berukuran besar."Nyonya, apa yang terjadi? Apa yang anda lakukan? Jangan! Biar saya saja. Nanti tangan nyonya terluka,'' sergah seorang wanita dengan usia jauh lebih muda dari Natarina yang merupakan asisten rumah tangganya."Oh! Tangan nyonya tergores. Mari Nyonya sebaiknya anda beristirahat saja.''"Baiklah Emy, baik. Aku akan menurut padamu,'' sahut Natarina terkekeh.Lalu Emy segera mengambil sapu dan pengki serta mop lantai untuk membersihkan kekacauan itu hingga benar &n
Sementara itu, Axel dengan gelisah berjalan hilir mudik di depan ruang operasi. Hampir tiga jam telah berlalu sejak Shakira ada dalam ruangan itu bersama beberapa dokter dan perawat termasuk dokter Erick.Bi Nuri datang tergopoh – gopoh dari kamar mandi untuk membersihkan bajunya yang bersimbah darah Shakira dan duduk dengan napas terengah. Melihat itu Axel merasa tak tega."Bi, sebaiknya bibi pulang saja dulu, nanti kembali kemari berdua dengan Amelia dan bawa perlengkapan untuk nyonya. Saya kasihan jika bibi harus mondar mandir sendirian untuk mengurusi nyonya. Mumpung saya masih di sini, bibi pulang ya,'' perintah Axel dengan nada sopan."Ya, tapi baju tuan muda juga penuh noda?'' sahut bi Nuri dengan wajah sedih, ''kalau begitu biar saya bawa baju ganti buat tuan muda sekalian ya?""Oh! Ya, baiklah, terima kasih bi,'' jawab Axel yang baru menyadari kemeja dan celananya terkena ceceran darah Shakira saat menggendong dan memangkunya."Saya
"Sayang, kau sudah sadar?'' Axel bergegas mendekati Shakira. Sementara Erick meninggalkan Axel dengan kode tatap matanya."Eeemm.... Ini di..mana?'' Shakira mengerjap – erjapkan kelopak matanya dengan berat seraya memandang ke sekeliling ruangan."Oh, ini... Di rumah sakit. Sudah, kau istirahat saja ya, jangan bertanya macam – macam dulu. Ada aku di sini, aku tak akan ke mana - mana,'' Axel membelai puncak kepala Shakira dan mengecup keningnya dalam - dalam.Shakira menggumam dengan malas, lalu ia menatap wajah Axel dengan tatapan bingung, apalagi melihat kemeja Axel yang terdapat bercak – bercak kotor. Shakira paling tahu jika Axel sangat membenci keadaan kotor dan tak rapi. Laki – laki itu selalu tampil sempurna dan menawan. Tapi kali ini..."Ada denganmu Axel? Kau terlihat kusut, dan kenapa dengan kemejamu? Sepertinya basah? Yah, walau warnanya abu – abu gelap tapi sepertinya itu noda kotor? Apa yang terjadi?''"Sss
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan