Share

Bab 119

"Maaf, Mbak. Pak Geri tiba-tiba mesti ke Tangerang, karena baru dapet kabar keluarganya meninggal."

"Innalillaahi wa inna ilaihi raji'un ...," lirih Lestari ketika ditelepon oleh admin klinik tempat sang ayah terapi selama ini, "ya udah, Kak. Kami terpaksa kembali pulanglah ini."

"Sekali lagi mohon maaf ya, Mbak," ucap orang di seberang sana.

"Ya nggak apa-apa, Kak. Namanya musibah ya," sahut Lestari memahami.

Setelah pamit, ia pun memutuskan sambungan teleponnya.

"Kenapa? Siapa yang meninggal?" tanya Dinar kepada putrinya.

"Keluarga terapisnya, Yah. Jadi, hari ini Ayah nggak jadi terapinya."

Dinar menghela napas panjang. "Ya udah, badan Ayah juga agak lelah nih, dua hari ini. Nggak tahu kenapa," imbuh lelaki tua itu.

"Iyalah, nanti sampe rumah, Ayah banyakin istirahat aja," pungkas Lestari memberi saran.

Dinar hanya mengangguk pelan.

"Maaf, Pak. Nggak apa-apa 'kan, balik lagi? Hitung aja tarifnya!" tukas Lestari kepada sopir mobil taksi online.

"Oke, Mbak!" jawab sang sopi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status