Share

Part 39

Pelita melangkah gontai di jalan setapak yang menghubungkan taman dan selasar salah satu gedung kampus yang masih puluhan meter di depan sana. Kakinya terasa lemas, begitu juga tubuhnya.

Gadis itu tidak kuasa melangkah lagi saat mata hazelnya melihat sebuah bangku taman kosong tidak jauh darinya. Pelita mendudukkan diri di sana dengan air matanya yang mulai menetes satu demi satu.

"Tolong maafkan saya. Saya tahu apa yang saya lakukan pada kamu tak termaafkan. Tapi saya mohon, biarkan saya sedikit menebus dosa saya. Kamu bisa menghukum saya dengan cara apa pun yang kamu mau. Saya juga rela masuk penjara asal kamu memaafkan saya. Tolong, izinkan saya mempertanggungjawabkan perbuatan saya."

Pelita merasakan sesak yang luar biasa di dadanya.

Ia teringat kata-kata Adhim sewaktu mereka berada di kamar mandi perempuan kafe Haris.

Laki-laki itu terdengar tulus. Tidak ada kebohongan di matanya. Tapi, memaafkan orang y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status