Share

95. Muatan

Penulis: MY Ansori
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-20 17:15:51

Sayyid berusaha untuk tetap bersikap tenang ketika puluhan serdadu melintas kemudian menapaki geladak kapal Ar-Rihlah. Suara sepatu berderap di atas lantai kayu memperjelas jika mereka ingin sekali melumpuhkan awak kapal dagang tersebut.

"Tuan Kapten, kita bisa membicarakan perkara ini dengan pikiran yang dingin."

"Heiss, diam!" George nyaris saja memukul kepala Sayyid dengan pegangan pistol. "Aku curiga, sejak kemarin, jika kapal ini memang membawa gadis itu."

"Gadis yang mana? Tuan ...."

"Samantha, Samantha, dia pasti ada di sini."

Dalam pikiran Sayyid, tidak ada rencana apa pun untuk melawan sepasukan serdadu Inggris itu. Dia hanya berpikir bagaimana caranya agar bisa lolos dari pemeriksaan. Setelah itu, melanjutkan perjalanan hingga sampai di Pelabuhan Singapura.

Kali ini, keadaan tidak semulus rencana. George sepertinya mencium gelagat mencurigakan dari kapal berbahan kayu tersebut. Sayyid hanya terpikir untuk pasrah saja serta tidak berbuat hal-hal yang mengundang pertentangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Negeri Tanpa Penghuni   96. Menyerah

    Samantha berbaring di dalam kabin. Dia hanya sendirian dalam ruang sempit itu. Kegelapan masih menjadi teman setianya. Ketika kapal bergoyang, tubuhnya pun ikut bergoyang. Hanya saja, gadis itu tidak memperdulikan bagaimana kapal bergerak serta ke arah mana kendaraan tersebut melaju. Hal yang tengah dipikirkannya, bagaimana gadis itu harus bersikap. Tempat tidur di kapal layar tidaklah senyaman di rumah pengasingan. Namun, setidaknya di sana dia bisa bebas berbuat tanpa ada yang terus mengawasinya. Ingin sekali Samantha terpejam kemudian bermimpi indah. Setelah itu, dia terbangun di pagi hari. Namun, hal demikian rasanya sulit terjadi karena pikirannya masih dipenuhi kebimbangan. Di tengah kebimbangan itu, Samantha mendengar seseorang berteriak, "Kapten, mereka datang lagi! Kapal orang Inggris itu melaju kencang ke arah kita!"Dinding kayu bisa meredam suara sehingga teriakan dari luar tidak terdengar dengan jelas. Hanya saja, di tengah lautan luas suara teriakan demikian menjadi s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-21
  • Negeri Tanpa Penghuni   97. Balasan

    Kapten George memegang tepi geladak. Matanya tertuju kepada sebuah kapal yang jauh di depan. Tidaklah terlalu jelas terlihat bagaimana suasana di kapal tersebut, cahaya rembulan belum cukup untuk menerangi setiap bagiannya. Dalam pikiran George, "aku harus melumpuhkan kapal itu, kemudian menculik si gadis sialan!"Namun, apa yang terpikirkan olehnya sudah bisa dipahami oleh awak kapal. Diantara mereka ada yang sudah siap dengan senapan. Beberapa orang pun memegang pedang untuk segera digunakan. "Sekarang!"Perintah tersebut sudah cukup jelas bagi prajuritnya untuk menyalakan sumbu. Dalam beberapa detik kemudian, meriam pun memuntahkan pelurunya hingga melesat keluar dari lambung kapal. Darr!Semuanya bersorak ketika tahu sebutir peluru bulat berbahan logam yang mengenai sasaran. Bukan sasaran yang terlampau sulit bagi meriam Armada Laut Britania tersebut menembus sasaran. Objek peluru hanyalah kapal layar dengan lambung kayu tanpa plat baja atau benda apa pun yang kuat menahan gemp

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Negeri Tanpa Penghuni   98. Kotak

    Sebuah ide yang terdengar sederhana, masuk ke dalam kotak kayu. Namun, bagi Samantha itu tidaklah sederhana. Dia harus mengurung diri dalam peti kayu untuk memuat barang kemudian keluar jika diperintahkan. "Apakah kau yakin jika rencana ini akan berhasil?" pertanyaan itulah yang terlontar dari mulut gadis itu. "Sejujurnya, aku tidak terlalu yakin jika ini akan berhasil.""Ha? Kau sendiri tidak yakin?" Samantha heran dengan jawaban dari Kapten Sayyid."Jika ada ide lain, silakan bicara. Jika tidak ada, maka kita jalankan rencana ini."Demikianlah percakapan diantara para awak kapal dan penumpang bersama Kapten Sayyid beberapa saat sebelum kapal Liberty menghancurkan lambung kapal Ar-Rihlah. Sejak percakapan tersebut, Samantha masih meragukan keberhasilan dari rencana yang terlontar dari mulut sang kapten kapal. Kini, Samantha telah berada dalam kotak kayu yang semula berisi muatan. Untungnya, dia menggantikan teh kering sehingga hidungnya tidak terlalu asing dengan bau wangi yang di

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Negeri Tanpa Penghuni   99. Ruang

    Samantha saling tatap dengan Iskandar. Tangan kanan pemuda itu bermaksud membuka pintu yang sejajar dengan lantai tersebut. Namun, Samantha memegang tangan Iskandar sambil menggelengkan kepala. Si Pemuda Melayu mengerti akan maksud dari orang di hadapannya. Lain halnya dengan orang yang baru saja tiba. Pemandangan yang tersaji di depan matanya, mungkin tidak sesuai dengan apa yang semula dibayangkannya."Mana dia? Mana si George?" ternyata James sudah berdiri di bawah kusen pintu kabin. Dia menenteng senapan serta tampak bernafsu. "Ssttt!" Samantha meminta James untuk tidak bicara. "Ke mana?" demikian maksud isyarat yang disampaikan James jika diterjemahkan. Dia mengangkat dagu sambil membelalakkan mata. Iskandar memberi isyarat dengan memelototi lantai tepat dimana lentera diletakkan. James agak mengerti.Mereka bertiga pun berkumpul tepat di depan "pintu" yang menghubungkan kabin dengan sebuah ruangan atau sesuatu. Hal yang belum diketahui. Samantha berpikir jika George "merenc

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Negeri Tanpa Penghuni   100. Pedang

    Duel beradu pedang bukan hanya tentang mempertaruhkan nyawa. Samantha pun berusaha meningkatkan harga dirinya di hadapan George. Karena alasan itu pula, sejak awal dia meminta kepada Sayyid agar menjadi orang yang ditugaskan untuk mencari Si Kapten Kapal Liberty kemudian melumpuhkannya. Ketika waktu itu telah tiba, gadis itu benar-benar mempersiapkan diri secara mental dan fisik. Meskipun sempat mengundang kekhawatiran dari James, Samantha bisa membuktikan jika dia memang sanggup menghadapi George. Seorang gadis yang baru tumbuh dewasa harus menghadapi perwira Angkatan Laut Britania berpengalaman. Terkesan tidak berimbang. Untungnya, keadaan sering berpihak kepada mereka yang berpikiran jernih. "Keserakahan telah melemahkan jiwamu, Tuan George." Seraya mengancam George dengan mendekatkan ujung pedang tepat di leher, Samantha menegaskan kenapa komandan pasukan Inggris itu terkesan mudah dikalahkan. "Ha, kau bermaksud menceramahi aku? Kau tahu apa tentang jiwa manusia?"Samantha ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Negeri Tanpa Penghuni   101. Pulang

    Samantha menatap lautan luas. Dari kejauhan, tampak beberapa pulau kecil. Bisa diperkirakan jika pulau tersebut tidak berpenghuni. Hanya dijadikan tempat berlabuh sementara bagi para pelaut tatkala ada kendala ketika melaut. "Aku berharap tidak ada lagi kendala atau halangan apa pun yang bisa menghambat perjalanan kita.""Ya, aku selalu berharap demikian," James bicara sembari mengangkat alis sedangkan bibirnya ditarik ke bawah. "Hei, aku serius. Kenapa kau berpikir jika tantangan selalu ada. Apakah menurutmu tantangan selalu menyenangkan?"James menganggukkan kepala. "Terkadang begitu. Aku merasa jika kendala dalam perjalanan menjadi hiburan tersendiri ....""Hiburan? Ah, kau ini terluka sedikit saja sudah banyak mengeluh." Samantha memegang bahu James yang terluka. "Seperti anak kecil.""Hei, sakit!" "Tuh, kan."Awak kapal Liberty seakan enggan turut campur pada mereka berdua. Semua orang mengerti bagaimana rasanya kasmaran. Ketika menyaksikan dua sejoli yang sedang jatuh cinta,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Negeri Tanpa Penghuni   102. Tawaran

    Samantha berdiri di haluan. Di pinggangnya tergantung pedang panjang menjuntai nyaris menyentuh lantai. Tangan kanannya memegang teropong yang digunakan untuk melihat ke depan. Suatu benda yang terapung di permukaan air laut. "Kau yakin?""Sejujurnya aku belum begitu yakin dengan keputusan yang kita ambil." Samantha menjawab pertanyaan dari James dengan suara pelan. "Aku hanya merasa ....""Tenang saja, kau tidak perlu mengkhawatirkan aku. Bagaimanapun, aku harus bisa melakukan ini demi keselamatan kita semua."Pada akhirnya, Samantha dipercaya untuk menjadi juru runding. Meskipun dia seorang gadis muda yang tidak berpengalaman, namun semua awak kapal yakin jika seorang gadis keturunan Inggris memiliki posisi tawar lebih kuat dibandingkan orang-orang Melayu ataupun orang Arab. Mereka berharap jika kapten kapal Inggris yang akan berpapasan nanti memberi mereka izin untuk terus melaju. "Mereka mendekati kapal kita!" suara Iskandar lantang berteriak dari atas tiang layar. Pemuda itu ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • Negeri Tanpa Penghuni   103. Ibu

    Samantha kesal sekaligus kaget karena dia harus dihadapkan pada situasi yang mengejutkan. Untuk sekian kalinya, gadis itu menghadapi keadaan yang selalu membutuhkan kekuatan mental lebih besar dari keadaan biasanya. Menghadapi seekor buaya, diterkam ikan hiu atau dikurung dalam sumur tua, ternyata belum seberapa jika dibandingkan dengan keadaan saat ini. "Hei, bajingan! Lepaskan ibuku!" Samantha berteriak lantang tatkala dua kapal saling mendekat. Suara orang tertawa terdengar dari kapal Orion. Ketika mendengar orang tertawa itu emosi Samantha semakin memuncak. Tangan kanannya memukul tiang layar untuk melampiaskan kekesalan. Lagi, terdengar suara orang tertawa terbahak-bahak dari atas geladak kapal Orion. "Kenapa kau melakukan ini kepada kami?! Apakah kematian ayahku tidak cukup untuk menyiksa kami?!" Tidak ada jawaban yang jelas atas pertanyaan dari Samantha. "Baiklah, apa maumu?"Orang yang diajak bicara itu ternyata menjawab dengan mantap, "kau pergi dari negeri ini bersama

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01

Bab terbaru

  • Negeri Tanpa Penghuni   109. Akhir

    Berbulan-bulan kemudian ...***Samantha dan James kembali melakukan perjalanan ke pedalaman hutan Borneo. Bukan tanpa tujuan, justru mereka ke sana untuk dua tujuan. Kali ini, mereka mempersiapkan banyak hal. Menggunakan tiga perahu yang bisa memuat banyak barang, akhirnya rombongan berhasil mencapai danau sebagai habitat kelelawar raksasa. Tujuan utama dari James, menangkap si makhluk eksotis untuk dijadikan koleksi. Dimana misi sebelumnya mereka gagal membawa pulang hewan liar nan langka tersebut. "Ah, aku tidak menyangka jika akan kembali lagi ke tempat ini," Samantha menghela nafas panjang. Kedua tangannya memegang pinggang sambil meringis. "Sungguh tempat yang membuat aku rindu.""Ya, memang tempat yang mengundang kerinduan." James pun turun dari perahu kemudian menginjakkan kaki di atas tanah berumput. "Tapi, kali ini perjalanan terasa melelahkan dibandingkan pertama kali ke sini.""Karena sekarang kau tengah hamil." James masih tetap bicara ketus sambil menyiapkan senapan y

  • Negeri Tanpa Penghuni   108. Kemudian

    Sekitar satu tahun kemudian ...***Kala itu, akhir pekan nan ramai oleh orang yang melakukan hal sama. Kota Singapura, menjadi tempat persinggahan bagi Samantha dan James setelah melakukan perjalanan bersama mengelilingi pulau Sumatera. Kini, keduanya kembali menuju kota tersebut karena masih ada Nyonya Edmund sebagai orang tua yang biasa dikunjungi. Kedua sejoli menghabiskan waktu bersama di dalam kota sejak pagi. Selain mengunjungi taman kota, mereka pun sempat singgah di sebuah toko barang serba ada yang menyediakan banyak keperluan. "Nah, ini toko langgananku," James turun dari kereta kuda kemudian berdiri tepat di depan sebuah toko yang dijaga oleh seorang lelaki Cina. "Haia, selamat datang, Tuan." Si Pemilik Toko menyambut mereka dengan ramah. "Apa kabar, Tuan?""Lebih baik, dibandingkan terakhir kali aku datang ke sini."Pemilik toko itu tampaknya tidak terlalu ingat kepada James. Mungkin sudah begitu banyak orang yang datang ke sana serta ingatannya pun mulai buruk sehingg

  • Negeri Tanpa Penghuni   107. Tujuan

    Dalam benak Samantha, "sudah sejauh ini aku melangkah, maka aku harus menyelesaikannya," ketika Martin menodongkan senapan tepat di belakang lehernya. Hanya memiliki waktu beberapa saat saja untuk menentukan apakah bertarung sampai mati atau menyerah sebagaimana yang diinginkan pihak lawan. Kedua tangan gadis itu diangkat ke atas sambil menatap ke dalam ruangan gelap di bawah kabin. Belum bisa melihat bagaimana keadaan sang ibu, tetapi mendengar suara saja sudah bisa dipastikan jika wanita itu tidak baik-baik saja. "Martin, hentikanlah," terdengar suara parau dari Nyonya Edmund. "Kau boleh mengambil apa yang kau inginkan, tapi lepaskan anakku. Jangan kau sakiti dia."Martin tidak menghiraukan perkataan dari kakak iparnya. "Dia tidak tahu apa-apa."Samantha menantikan bagaimana sang paman bereaksi. Tetapi, bisa diduga jika Nyonya Edmund pun tidak tahu jika sang putri sudah tahu kebusukan pamannya tersebut. "Jika kau menginginkan harta itu, ambillah. Aku tidak membutuhkannya." Nyony

  • Negeri Tanpa Penghuni   106. Cepat

    Kapal Orion bergoyang-goyang setelah lubang menganga terbentuk di buritan bagian bawah. Dalam keadaan demikian, mistar layar bergoyang-goyang, membuat Samantha kesulitan menjaga keseimbangan. Ditambah, pinggang sebelah kanan gadis itu terluka. Darah membasahi bajunya sehingga berubah warna menjadi merah. Di buritan, ada seseorang yang siap menembak untuk kedua kalinya. Kali ini, dia bisa mengenali wajah orang itu. "Martin," batin Samantha berusaha memastikan jika orang yang akan membunuhnya adalah pamannya sendiri. Dor!Sekali lagi, suara senapan terdengar. Samantha berhasil mengelak dengan cara menggantungkan tubuhnya seperti seekor kelelawar. Kepala di bawah dengan kaki masih mengapit mistar layar. Tapi, tidak ada peluru yang mengenai tubuhnya. "Terima kasih, James." Bola mata Samantha tertuju kepada James yang merebut senapan dari tangan Martin. Mereka berdua pun terlihat bergumul.Bagi Samantha, dia tidak boleh terlihat kesakitan di mata James. Maka dari itu, rasa sakit pada

  • Negeri Tanpa Penghuni   105. Titik

    Setelah berbagai upaya dilakukan, pada akhirnya kapal Orion berhasil didekati oleh kapal Liberty. Posisi keduanya melaju dalam satu garis sehingga berlayar secara beriringan. Posisi yang tidak ideal untuk menembakkan meriam karena meriam-meriam dipasang di sisi lambung kapal. Dan, untuk menembakkan meriam, kedua kapal harus berada dalam posisi menyamping. Kecuali, meriam didorong hingga terpasang di posisi yang dikehendaki. Namun, itu pun bukan ide yang baik karena akan sangat merugikan. "Ah, mereka tahu kekuatan kapal ini," Samantha menyimpulkan keadaan. "Tentu saja, Nona. Kedua kapal berasal dari galangan yang sama."Kapal Orion tidak memulai untuk menembakkan meriam. Begitupula, kapal Liberty. Alasannya, "jaraknya belum cukup, Kapten." Samantha memberikan perkiraan. Apa yang akan dilakukan oleh Samantha dan para awak kapal Liberty bisa dibilang bentuk kenekatan semata. Cukup jelas terlihat awak kapal musuh sudah siap untuk menembak. Andaikan pihak kapal Liberty memulai seranga

  • Negeri Tanpa Penghuni   104. Kendala

    Dalam usia yang masih belia, Samantha memiliki musuh besar. Bukan hanya musuh biasa, gadis itu harus berhadapan dengan seorang pejabat Britania Raya yang memiliki kekuasaan. Orang tersebut masih memiliki pertalian kekerabatan dengannya, Paman Martin. "Jadi, dia pamanmu, Nona?" Kapten Sayyid bertanya demi meyakinkan dirinya sendiri tentang siapa yang tengah dihadapi. "Saya pun pernah mendengar namanya. Dia pejabat di Pontianak.""Ya, betul. Dia menikah dengan adik ibu saya.""Oh, adik ipar yang culas."Samantha tersenyum ketika mendengar komentar dari sang kapten. Gadis itu menoleh kepada Sayyid yang bertindak sebagai jurumudi. Sebuah senyuman ironi tersungging dari bibirnya. Mendengar cerita dari Samantha, sepertinya pria keturunan Arab itu punya alasan untuk terus menatap ke depan demi mengejar kapal Orion yang melaju begitu kencang. "Nona," terdengar Iskandar berteriak dari geladak, "semua sudah siap!" Samantha mengacungkan ibu jari. Iskandar pun kembali masuk ke dalam lambung k

  • Negeri Tanpa Penghuni   103. Ibu

    Samantha kesal sekaligus kaget karena dia harus dihadapkan pada situasi yang mengejutkan. Untuk sekian kalinya, gadis itu menghadapi keadaan yang selalu membutuhkan kekuatan mental lebih besar dari keadaan biasanya. Menghadapi seekor buaya, diterkam ikan hiu atau dikurung dalam sumur tua, ternyata belum seberapa jika dibandingkan dengan keadaan saat ini. "Hei, bajingan! Lepaskan ibuku!" Samantha berteriak lantang tatkala dua kapal saling mendekat. Suara orang tertawa terdengar dari kapal Orion. Ketika mendengar orang tertawa itu emosi Samantha semakin memuncak. Tangan kanannya memukul tiang layar untuk melampiaskan kekesalan. Lagi, terdengar suara orang tertawa terbahak-bahak dari atas geladak kapal Orion. "Kenapa kau melakukan ini kepada kami?! Apakah kematian ayahku tidak cukup untuk menyiksa kami?!" Tidak ada jawaban yang jelas atas pertanyaan dari Samantha. "Baiklah, apa maumu?"Orang yang diajak bicara itu ternyata menjawab dengan mantap, "kau pergi dari negeri ini bersama

  • Negeri Tanpa Penghuni   102. Tawaran

    Samantha berdiri di haluan. Di pinggangnya tergantung pedang panjang menjuntai nyaris menyentuh lantai. Tangan kanannya memegang teropong yang digunakan untuk melihat ke depan. Suatu benda yang terapung di permukaan air laut. "Kau yakin?""Sejujurnya aku belum begitu yakin dengan keputusan yang kita ambil." Samantha menjawab pertanyaan dari James dengan suara pelan. "Aku hanya merasa ....""Tenang saja, kau tidak perlu mengkhawatirkan aku. Bagaimanapun, aku harus bisa melakukan ini demi keselamatan kita semua."Pada akhirnya, Samantha dipercaya untuk menjadi juru runding. Meskipun dia seorang gadis muda yang tidak berpengalaman, namun semua awak kapal yakin jika seorang gadis keturunan Inggris memiliki posisi tawar lebih kuat dibandingkan orang-orang Melayu ataupun orang Arab. Mereka berharap jika kapten kapal Inggris yang akan berpapasan nanti memberi mereka izin untuk terus melaju. "Mereka mendekati kapal kita!" suara Iskandar lantang berteriak dari atas tiang layar. Pemuda itu ta

  • Negeri Tanpa Penghuni   101. Pulang

    Samantha menatap lautan luas. Dari kejauhan, tampak beberapa pulau kecil. Bisa diperkirakan jika pulau tersebut tidak berpenghuni. Hanya dijadikan tempat berlabuh sementara bagi para pelaut tatkala ada kendala ketika melaut. "Aku berharap tidak ada lagi kendala atau halangan apa pun yang bisa menghambat perjalanan kita.""Ya, aku selalu berharap demikian," James bicara sembari mengangkat alis sedangkan bibirnya ditarik ke bawah. "Hei, aku serius. Kenapa kau berpikir jika tantangan selalu ada. Apakah menurutmu tantangan selalu menyenangkan?"James menganggukkan kepala. "Terkadang begitu. Aku merasa jika kendala dalam perjalanan menjadi hiburan tersendiri ....""Hiburan? Ah, kau ini terluka sedikit saja sudah banyak mengeluh." Samantha memegang bahu James yang terluka. "Seperti anak kecil.""Hei, sakit!" "Tuh, kan."Awak kapal Liberty seakan enggan turut campur pada mereka berdua. Semua orang mengerti bagaimana rasanya kasmaran. Ketika menyaksikan dua sejoli yang sedang jatuh cinta,

DMCA.com Protection Status