Nayla mengambil salah satu novel yang terpampang di rak. Tangannya membuka lembaran novel, ia menyukai wangi buku. Terkecuali buku pelajaran. Entahlah beda saja.
Mata Nayla tak sengaja melihat pintu masuk. Dia fokus pada sesosok laki-laki yang datang kemudian tersenyum segaris.
Kakinya sudah ingin melangkah, tapi dia mundur selangkah kebelakang dengan senyum yang pudar.Raka berjalan masuk kemudian Jenni mendadak muncul dibelakang meraih lengan Raka dengan senyum manja.
Raka tersenyum pada Jenni dan itu menyakiti hati Nayla yang masih melihat mereka. Raka membiarkan Jenni menggandeng lengannya.
Raka tidak menyadari keberadaa
Dari banyaknya tempat kenapa harus memilih meja yang sama. Nayla melirik pelan pada Jennifer. Wanita yang hampir sempurna itu sedikit menjatuhkan kepercayaan dirinya. Tidak ada yang memulai pembicaraan, hingga Beca datang. "Jen, thanks mau dateng ke sini," ucap Beca entah datang dari arah mana. Mereka saling menyapa dengan senyum dan bersalaman.Beca yang undang. Nayla sedikit menggerakkan matanya. "Pasti lo sibuk ya, tapi masih sempatin ke sini," ucap Beca, dan merasa lehernya dingin saat Nayla menatapnya. "Emm, sebelum ujian kita, gue kasih undangan lewat DM sama Jenni, biar dia bisa dateng lumayan kan buat penarik." Beca berusaha menjelaskan. Jauh sebelum Nayla menceritakan hubungannya dengan Raka dia mengundang Jennifer, Beca menatap Nayla dengan wajah bersalah. "
"Resehlo! Ada juga lo tuh yang harus berpikir panjang lagi. Yakin mau kuliah di Singapura? Nggak takut Tina selingkuh," ujar Beca, ceplosan Beca sontak saja membuat Nayla tersedak.Nayla mengambil minum-nya yang sudah mencair dan menyedotnya. Reno mau kuliah di luar negeri itu pun Beca tahu. Dasar Beca. "Bek, jangan bahas di sini nanti Tina sedih. Kalau dia nangis lo mau tanggungjawab." Reno mengelus rambut Tina yang panjang. "Enak aja emang aku Nayla," kata Tina menunjuk Nayla dengan mulutnya. "Laah kok gue dibawa-bawa. Emang gue nangis kaya mana? Pada reseh sih," keluh Nayla. Raka ikutan tersenyum geli mendengar ucapan Reno. "Nangis Lo ngalahin hujan campur petir." Beca tergelak. Nayla menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia diposisi paling memalukan. Yang membuatnya se
Kamu boleh memiliki raganya tapi dihatinya ada aku.Bolehkah aku terlalu bangga.atau aku sedang menghibur diri sendiri.Nayla menatap Jennifer dengan perasaan iri saat wanita itu bercerita tentang dirinya. Punya pekerjaan sebagai model yang menjanjikan dan sebentar lagi gelar sarjana hukum akan disandangnya. Sedangkan dirinya, masih bingung dengan masa depannya. "Nayla mau kuliah jurusan apa?" tanya Jennifer melihat Nayla. "G-Gue masih mikir." Nayla tersenyum canggung, walaupun Nayla melihat buku tapi kupingnya mendengar obrolan Jenni pada temannya. "Lahh kok bisa? Emang lo tertarik dengan apa? Itu bisa sangat membantu Nayla," ucap Jenni ramah. Jangan terlalu ramah Jenni itu akan menambah beban Nayla."Aku suka gambar," ucap Nayla yang masih membuka buku novelnya.
Tina dan Reno duluan pulang, karena Tina ada job malam ini. Semenjak libur banyak yang meminta Tina untuk jadi DJ di acara-acara anak muda. Untungnya Reno selalu menemani jadinya Tina akan aman.Nayla membereskan meja, setelah pengunjung sepi. Hari ini kafe tutup lebih awal karena hari ini spesial pembukaan.Nayla memandang langit yang gelap ditemani bintang. Dia berdiri di depan pintu. Raka belum datang untuk menjemputnya. Nayla memutar mata melihat Beca menemani Bagas menyusun buku-buku ke lemari. Beca rajin atau dia hanya ingin menunjukkan dirinya sebagai kekasih Bagas di depan teman-teman Bagas. Terutama kepada wanita yang dilihatnya waktu itu masuk mobil Bagas. "Gue pulang duluan ya," ucap Nayla. Jiwa dan raganya sudah merasa bosan. Dia duduk memandori Beca dan Bagas.  
Raka masuk kamar dan langsung pergi ke kamar mandi. Dia perlu air untuk menyegarkan tubuhnya. Dia tidak peduli dengan deringan Handphone dari tadi ia yakin itu pasti Jennifer, sekedar bertanya.udah sampai belum yanklagi dimanajangan lupa makan Dan bla bla, bla..Dan lagi-lagi Raka malas mengangkat telpon dari Jennifer. Dia berharap Jennifer marah, kesal, dan akhirnya mengakhiri hubungan mereka.Tapi nyatanya tidak, Jenni akan tetap bersabar dengan perubahan sikap Raka padanya. Setelah mandi Raka lebih suka mengutak-atik laptopnya, sibuk dengan imajinasi. Jangan berfikir negatif, dia tidak membuka laptop untuk mencari foto mesum atau video anak dewasa walaupun dia sudah cukup umur. Raka sama sekali tidak melirik handphone, baginya sudah mengantar Jenni pulang ke rumah sudah lebih dari cu
Raka terdiam sejenak saat mendengar perkataan Doni di telpon. Raka mengambil jasnya dan melangkah keluar dari ruangan, padahal dengan susah payah Anjani merayu Raka untuk pergi ke kantor hari ini.Raka mengambil mobilnya di parkiran kantor, dia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Jenni. Jennifer pingsan saat melakukan pemotretan, akibat kelelahan. Hidungnya mengeluarkan darah. Jenni melewatkan jam makannya. Ia terus bekerja dan juga terlalu banyak minum alkohol.Raka membunyikan bel tempat Jennifer tinggal, seseorang membuka tapi bukan Jennifer.Raka langsung masuk ke dalam tidak perlu basa basi, dia masih kekasih Jennifer jadi tidak perlu alasan untuk masuk ke dalam rumah Jenni.Asisten Jenni mengikuti Raka dengan cemas. "Jenn..." teriak Raka. Kakinya melangkah ke kamar
Suara pesan handphone-nya berbunyi, Raka tersenyum saat melihat nama Nayla.Dia belum berani mengubah nama itu di handphone-nya untuk sebutan yang lebih manis.NAYLA ANASTASYAYang, aku rindu RAKA NICHOLAS😍😘NAYLA ANASTASYAHanya itu ??Raka tak mau membalas lebih, pasti Nayla ingin bertemu dan keadaan tidak tepat.Jangan paksa Nayla, nanti aku akan berlari ke arah kamu dan semuanya akan kacau.Raka memegang rambutnya dengan frustasi.NAYLA ANASTASYAnanti aku bisa mati karna menahan rindu RAKA NICHOLASJangan bicara asal !! kalau kita ketemu aku akan sangat marah.NAYLA ANASTASYAMaaf
Raka memutar arah mobilnya menuju cafe Bagas, perlu waktu untuk sampai ke sana, dia melewati lampu merah. Raka tersenyum saat melihat Nayla sudah ada di tempat parkiran. "Kok di luar?" tanya Raka saat keluar dari mobilnya. "Sengaja nungguiin kamu." Nayla menghampiri Raka lalu memeluk laki-laki itu dengan manja. "Aku kangen," bisiknya. "Mau jalan-jalan?" ucap Raka seraya membelai rambut panjang gadisnya. "Kemana?" Nayla melepaskan pelukannya lalu menatap Raka dengan lekat. "Banyak yang bisa dilihat di pinggiran kota ini," ucap Raka. Nayla mengangguk. Dia hendak berjalan ke arah mobil. "Kita jalan kaki nggak pake mobil," ucap Raka menahan tawa."Hah?" Padahal Nayla sudah memegang pintu mobil Raka. Dipikir pasti naik mobil karena Raka berdiri di dekat mobil. "Nggak mau ahk. Capek," ucap Nayla manja.