Share

150. setelah menikah

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-12 08:31:58

empat hari setelah menikah itu adalah jadwal persidanganku. aku harus menghadiri putusan untuk menerima perceraianku dengan Fatiya.

pertama masuk ruang sidang aku terkejut dengan penampilan istriku, Dia terlihat sangat cantik seperti wanita karir mengenakan celana pantalon panjang dan blazer hitam, jilbabnya sangat cantik cocok dengan dianya. brosnya juga berkilau tertimpa cahaya lampu di ruang sidang.

"apa kabar Fat."

"apa lagi yg bisa terjadi padaku. Aku berusaha bangkit dari kenyataan yang ada. Aku tidak mau terpuruk dan terus menangis gara-gara dirimu, jadi, aku harus menata hidupku," jawabnya tersenyum.

melihatnya yang penuh energi positif, aku merasa kecil hati seakan aku sudah melihat sebuah kesuksesan dan kebahagiaan di depan mata untuknya, aku merasa sangat tersaingi olehnya.

"rasanya ingin kubatalkan semua ini fat," ucapku lirih.

wanita itu tertawa berderai menunjukkan deretan giginya yang rapi dan senyumnya selalu sayangnya aku baru menyadari kembali Kalau istriku tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurul Fajar
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    151. dua Minggu setelah bercerai

    Dua Minggu berjalan penuh dengan rasa gelisah, padahal akulah yang telah meninggalkan Fatia tapi entah kenapa hati ini gelisah, rindu padanya, pada suasana rumah terlebih pada anak-anakku. Aku merindukan canda tawa dan sapaan mereka yang hangat. mengapakah Fathia sama sekali tidak menelponku, Apakah setelah kami bercerai Dia benar-benar memutuskan hubungan, tidak membutuhkan apalagi merindukanku? ah, mengingat betapa kejamnya aku padanya, kurasa dia memutuskan untuk membenciku. menutup pintu hatinya selama-lamanya. kucoba untuk meneleponnya tapi wanita itu tidak mengangkat yang sama sekali malah dirijek olehnya. jadi hari itu karena tak sanggup lagi menahan beban kerinduanku, Aku sengaja mampir ke rumahnya, sengaja aku pilih waktu di jam pulang sekolah anak-anak agar aku punya alasan yang tepat untuk berkunjung padahal sejujurnya aku ingin melihat Fathia. aku beli beberapa cemilan dan mainan untuk anak-anak. lalu aku meluncur ke rumah Fatia, rumah yang dulu kubangun bersamanya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    152. mereka semakin dekat.

    setelah percakapan dengan Fathia aku langsung meluncur pulang ke rumah mertuaku. di sana kami memilih tinggal untuk sementara karena apartemen Mila sudah dikontrakkan pada orang lain. uang itu kami gunakan untuk bertahan hidup selama aku belum menemukan pekerjaan yang pantas. malu rasanya bekerja sebagai cleaning service Setelah begitu tingginya jabatan dan terhormatnya aku. "kau dari mana?" ayah mertua ternyata duduk di ruang tamu dan menungguku pulang. "Aku dari tempat kerja?""Apa yang kau hasilkan dari pekerjaan seperti itu kenapa tidak jadi pengusaha saja?""aku emang belum menghasilkan apa-apa Om Tapi aku berusaha, tentang jadi pengusaha aku tidak masalah tapi kita butuh modal.""akan kucarikan pinjaman untukmu tapi mulailah pikirkan Apa usaha yang harus kau buat?""Aku tidak ingin modal pinjaman Om, itu akan sangat membebani kami.""melihatmu bekerja serabutan seperti ini pun aku terbebani olehmu. kau juga harus segera mengumpulkan biaya untuk menikahi Mila secara sah dan mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    153. pov Kevin: tekanan mertua.

    terbangun diri ini dalam keadaan yang begitu lapar karena sejak semalam aku tidak makan apapun, istriku enggan melayani karena segan pada orang tuanya, dia malu ke dapur untuk menyendokkan secentong nasi untukku, sementara kelaparan itu melilit dan menyiksa, membuatku tak bisa tidur. "selamat pagi tante," sapaku pada wanita yang sedang sarapan di meja makan, dia bersama suaminya. "hmm," jawabnya dengan dingin. kebencian dan ketidaksenangan mereka terhadapku terlihat dengan jelas. bahkan saat Aku menyapa dengan ramah dan mencoba menyunggingkan senyum tulus mereka hanya saling melirik dan berdehem. Aku ingin minum kopi tapi aku terlalu malu untuk menuangkannya dari teko, ditambah mertua hanya diam saja sementara aku belum 2 minggu tinggal di tempat itu. rasanya canggung dan gugup sekali, duduk di meja makan dengan orang yang tidak menyukaiku, rasanya segan untuk sekedar minum air apalagi mau makan. "dengar Kevin, selama satu rumah dengan kami, kau pun harus menanggung uang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    154. hidup Fatia membaik

    belakangan hidupku makin kacau, pekerjaan yang kudapatkan dengan penuh perjuangan hilang begitu saja setelah berulang kali aku datang terlambat. bos menganggapku tidak disiplin dan mengabaikan tugasku Padahal aku memiliki banyak sekali kendala terlebih setelah beristrikan Mila. dia selalu minta diprioritaskan, diantar ke mana-mana tanpa peduli bahwa aku harus bekerja tepat waktu dan ujungnya harus seperti ini. dipecat. kejadian kemarin saat ban motorku pecah dan aku sama sekali tak memiliki uang, itu membuatku terlambat datang kerja, untung fatiah membantuku dengan sedikit uang sehingga aku bisa memperbaiki motor dan berangkat kerja. "Anda saya pecat!" itu ucapan bos yang seperti petir dan terdengar menyambar sekali, aku baru ingin mencari cara agar ibu mertua bisa kuberikan uang tapi aku malah dipecat. "tapi, pak, Saya benar-benar tidak sengaja.""kamu belum 2 bulan kerja di sini tapi keterlambatanmu hampir setiap hari, sulit sekali membuatmu disiplin padahal aturan kerja sudah t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    155. mas Fadli di rumah Fatia

    "Assalamualaikum." lelaki tampan dengan tubuh sedikit lebih berisi dariku mengucapkan salam di gerbang rumah anak anakku, rumah kecil subsidi yang kucicil untuk fatiah dengan penuh perjuangan, rumah yang didekorasinya dengan bagus dan dirawatnya sepenuh hati. aku yang telah memilih untuk pergi dari tempat itu tapi sekarang aku berdiri di sini dan merindukan suasananya. "waalaikumsalam, Masya Allah mas Fadli...." lfatia nampak berbinar dan menyambut lelaki itu. mereka berjabat tangan dan Mas Fadli. menatapnya cukup lama. "apa kabar Fat?""baik, Mas, ayo masuk.""Apa kau sibuk dengan pesanan cucianmu?""iya, tapi itu tugas mesin untuk memutarnya hahahah." Fatia tampak sangat cantik di balik jilbab pink dan senyum lebarnya, Dia terlihat begitu ceria tanpa beban. berbeda dari saat aku bersamanya wanita itu selalu menangis dan murung. "mari kita masuk," ajaknya pada kakak sepupuku yang telah menduda lebih dari 5 tahun terakhir. kedua orang itu masuk ke dalam, sementara aku mulai gel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    156. marah pada Fatia.

    "ehem, permisi!"aku yang sudah tidak tahan lagi dipersembunyianku. tak tahan hanya mendengar omong kosong itu dari balik dinding ruang tamu langsung berdiri diam pintu teras dan menatap fatiah dengan tajam. wanita itu beralih pandang kepadaku dan mengernyit melihat kedatanganku. Aku terus menetapnya dan Dia seolah heran dengan sikapku, aku sendiri baru sadar bahwa apa yang kulakukan tidak pantas karena Fathia hanya mantan istriku. aku tidak berhak atas kehidupannya, mengendalikan atau mengekangnya. sungguh tak pantas. "ada apa kamu di sini?" Tanya fat, sikapnya yang ramah kepada Mas Fadli sangat jomplang pada sikapnya padaku, dia memasang muka masam dan tatapan mata yang penuh kebencian. "lho Kevin, apa kabar Kevin?""baik, Mas. btw, Mas ngapain di rumahnya Fathia?""kebetulan hotelku dekat jadi aku mampir untuk mengunjungi Fathia dan membawakan kue untuk anak-anak," jawab Mas Fadli dengan senyum lebar, ketulusan dan sikapnya yang jujur itu membuatku segan tapi tetap saja aku har

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    157. rencana pernikahan Fatia

    hidupku masih morat marit seperti awal, masih mencari pekerjaan harian dan sibuk memikirkan permintaan ibu mertua yang mewajibkanku untuk menanggung keperluan dapur dan uang belanja Mila sementara aku telah jujur padanya kalau sampai saat ini belum menemukan pekerjaan yang layak. aku hampir tak tahu lagi harus pergi ke mana, bekerja di bengkel, toko, kedai makanan pun sudah kulakukan. meski harus merendahkan harga diriku aku rela menahannya demi tanggung jawabku sebagai suami yang baik untuk Mila. tapi, yang namanya bekerja seperti itu orang-orang tidaklah semuanya ramah padaku, bahkan untuk pekerjaan yang bukan skill aku sering dimarahi dan dituntut untuk bisa secepatnya. kadang aku dipermalukan dan dihina di depan orang-orang, terlebih saat itu aku bekerja sebagai pelayan di sebuah kantor, Aku diminta untuk membersihkan dan menyapu di kaki orang lain, sungguh itu sangat menyakitkan hatiku. aku yang dulunya sangat dihargai sebagai pegawai negeri dan berpangkat, kini harus mengumpu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    158. tak terima

    "ibu harap kau menerima kenyataan itu," ucap ibu sambil menepuk bahuku. tiba-tiba kemarahanku memuncak aku meletakkan sendok dengan kasar dan langsung berdiri. "Kenapa Ibu malah ikut-ikutan merancang pernikahan Fatia, apa Ibu tidak menimbang perasaanku!" wanita itu melongok mendengar protesku, dia menatap diri ini tanpa berkedip lalu kemudian tertawa, tertawa seolah ia sedang mendengar lelucon dariku. "menimbang perasaan apa? bukankah kau sendiri yang meninggalkan wanita itu dan memilih Mila? jadi ketika dia ingin menikah dan menerima pria lain dalam hidupnya. Apa itu salah?!" "tapi, Bu...kau ibuku!" "Aku tahu aku ibumu tapi wanita itu adalah ibu dari cucuku, penting untuk memperhatikan masalah hati hidupnya sebab anak-anak ikut dengannya. siapapun yang menikah dengan Fathia harus kuketahui asal usulnya karena mereka akan berhubungan dengan kedua anakmu." "kenapa harus mas Fadli sepupuku!" aku meradang dan nyaris berteriak Andai tidak ingat kalau itu adalah ibu kandungku.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19

Bab terbaru

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    mulai hari ini

    setelah rangkaian kesulitan hidup yang susah sekali dikembalikan untuk jadi lebih baik, perlahan aku mulai berjuang untuk Mila, mulai membuka hati dan serius mencintainya. mulai menerima kenyataan bahwa Fathia bukan jodohku dan istriku sekarang adalah Mila. Aku berhenti mengejar Fatia dan berharap dia akan bersimpati padaku, aku memutuskan untuk menerima kenyataan, berdamai dengan apa yang kumiliki dan menjalani apa yang bisa kujalani. Aku tahu aku punya banyak hutang pada Mas Fadli yang itu merupakan suami Fatia, meski ingin sekali keluar dari tempat ini tapi aku terikat kontrak dengan mereka sehingga aku harus bertahan untuk melunasi semua itu sembari bertahan hidup untuk istriku. Hutang pengobatan Mila juga masih ada padaku, berikut juga dengan PR untuk memperbaiki apartemen kami serta mengembalikan sisa uang pembeli yang tempo hari membatalkan pembeliannya. hidupku seakan di lantai oleh hutang-hutang yang tidak terhitung banyaknya. jika aku menanggapi itu dengan pikiran ke rumah

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    besok hari

    Besok hari, sebelum berangkat kerja aku mampir ke rumah ibuku, Aku ingin bicara sedikit dengan beliau dan mendiskusikan tentang istriku. ucapkan salam dan kebetulan Ibu sedang ada di meja makan, beliau sedang sarapan dan menikmati secangkir kopi bersama ayah. "selamat pagi bunda?" "pagi sayang." Ibu menerima kecupan dariku, dan ayah juga kucium tangannya. "tumben mampir kemari, biasanya kau akan langsung ke gudang dan pabrik kakakmu?""Aku rindu dengan ibu karena sudah lama tidak mampir, Aku benar-benar merindukan kalian.""ah kau ini...." Ibu menepuk bahuku sambil tertawa. "Bu aku ingin bicara sedikit denganmu.""ada apa?" Ibu mengalihkan perhatian dan menatapku. "meski sulit dan menyebalkan ... tapi aku benar-benar berharap Ibu mau memaafkan kami... Tolong maafkan aku dan berilah mila kesempatan untuk jadi menantu yang baik," pintaku dengan nada yang berhati-hati. "tumben bilang begitu?" Ayah yang heran menatap diri ini dengan lekat. "kemarin itu ucapan Bunda membuat istrik

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    istriku sedih

    karena diusir sedemikian rupa kami tidak punya pilihan lain selain pergi. ku bawa istriku kembali lalu bersama dengannya kami menaiki mobil perusahaan untuk kembali ke rumah. "kupikir ibumu ada benarnya Mas," desah wanita itu memecah keheningan di mobil kami. "apa maksudmu?""baginya menantunya hanya Mbak Fathia, dia menyayanginya dan wanita itu memang pantas mendapatkan kasih sayang yang besar.""tapi dia bukan lagi istriku, jadi Ibuku harus menerima kenyataan bahwa kamulah satu-satunya menantu." aku menggenggam tangannya, berusaha membuat dia tenang. terasa sekali kasarnya kulit karena bekas luka bakar, membuat hati ini terenyuh. aku tahu istriku salah terlalu banyak bersikap sombong dan arogan, tapi kekesalan jadi kecemburuannya setiap hari bertemu dengan Fathia terpatik gara-gara diriku. andai aku lebih bisa menjaga hati dan perasaannya mungkin semua musibah itu tidak akan terjadi. mungkin jika istriku akan lebih tenang tidak perlu terjadi musibah yang betul-betul membuat di

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    mungkin aku terkesan

    "sepertinya kau terkesan dengan kebaikan fatia barusan?"tanya istriku saat aku dan dia mencuci piring dan Fathia sudah pulang. "aku terkesan karena dia mau memaafkan kita dan mau turun tangan membersihkan tempat ini untuk membantumu," jawabku. "aku sendiri terpukau dengan kebaikan mantan istrimu itu. kupikir dia akan terus memusuhi kita tapi ternyata dia punya ketulusan yang tidak kubayangkan." istriku mencuci tangannya dan mengeringkannya disobek, aku tidak mengerti maksud tetapannya tapi sepertinya dia sedikit resah. "mungkin wajar saja jika kau masih mencintai dan berharap bisa berhubungan baik dengannya."aku segera meraih tanganmu lah begitu mendengar dia mengatakan hal tersebut. tersenyum diri ini sambil mengetuk keningnya dan kupeluk dia dengan erat. "dia memang sebaik itu tapi sekarang hanya kau satu-satunya cinta di hatiku.""tidak usah menghiburku dengan kalimat itu,"jawab Mila sambil mendorong dada ini dengan ujung jemarinya, wanita yang kulit wajahnya belum begitu rata

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    Apartemen kumuh

    hampir 20 menit berkendara dengan segala kegalauan hati memikirkan apakah apartemen itu masih layak dihuni atau tidak mengingat hampir 1 tahun tidak di sana kupikir sudah ada beberapa bagian yang merembes, kamar mandi juga merembes dengan cat dinding yang sudah mengelupas, beberapa bagian dinding juga retak dan tidak layak, mereka juga lembab dan jamuran tapi aku bisa apa hanya itu satu-satunya tempat yang bisa dituju untuk sementara ini. mungkin aku bisa membayar kontrakan, tapi bagaimana aku akan mencukupi pengobatan Mila, sementara uang itu juga untuk makan dan transportasi sehari-hari. aku harus berusaha mencukupi gajiku ditambah dengan potongan perusahaan yang sempat ku pinjam untuk operasi istriku. kupandangi wajah Mila dan raut kesedihan yang terlihat di matanya, dia berkaca-kaca tapi wanita itu berusaha menyembunyikan kesedihannya. rumah ibunya terlalu nyaman selama ini kami tidak pernah berpisah dengan mereka jadi mungkin istriku harus membiasakan diri dan merasakan kerin

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    bukankah ...

    "mau kemana?" Tanya istriku cemas."aku mau pergi, sudah terlalu lama kita diinjak-injak, aku sudah tak sanggup lagi.""tapi...." Mila nampak ragu melihatku yang terus berkemas, dia sepertinya bimbang hendak tetap berada di sini ataukah ikut dengan suaminya yang tidak berdaya ini."aku tahu aku harus menghargai mertua, Aku tahu aku harus menjunjung mereka tapi ini benar-benar keterlaluan, Mil. aku masih punya harga diri.""sebagai orang tua mami pasti terlalu mengkhawatirkanku sehingga dia berkata seperti itu.""aku juga memposisikan diriku sebagai dia. Aku membayangkan putriku harus hidup dalam kesulitan bersama suami yang dicintainya. tapi, aku akan menahan diri dari ucapan menghina orang lain," balasku Dengan hati Yang benar-benar Sakit. ingin rasanya menangis tapi aku malu pada genderku sendiri. aku laki-laki yang harus terlihat tegar tapi ada kalanya perasaan ini rapuh dan sedih. "aku sudah berusaha sekuat tenaga Tapi saat tuhan hanya memberi terbatas, aku bisa apa!! Aku juga ma

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    berbaikan

    orang ke sini isinya Mertuaku begitu dia tahu kalau aku dan istriku pergi makan malam ke rumah Fatia, wanita itu mencemooh dan terus berceloteh kalau kami adalah orang-orang yang tidak punya harga diri dan rela menghamba pada keluarga Fatia. "sudah tahu kalau wanita itu yang membuatmu menderita, kini kau pergi dan menjalin hubungan baik dengannya? ada apa denganmu?!""mi, dia kan Bos kami, Jadi kami harus tunjukkan itikad baik Kalau Kami berkomitmen untuk bekerja dengan benar dan berdamai.""apa untungnya, lihat wajah, tangan dan tubuhmu yang sudah cacat itu! dengan segala keburukanmu itu kau datang padanya dan minta maaf? ke mana harga dirimu. bukankah selalu kubilang kalau kau harus menghargai dirimu sendiri sebelum menghambakan diri ke orang lain!""kami tidak menghambakan diri mami, aku dan mereka memang harus menjalin hubungan baik karena suamiku dan suaminya Fathia adalah sepupu. mereka adalah keluarga dekat dan mau tidak mau kami akan berbaur.""Tapi kau bisa menghindarinya...

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    sehabis makan malam

    sehabis makan malam Fathia dan asisten rumah tangganya membereskan Piring dan membawanya ke dapur, Mila sendiri sedang berusaha mendekatkan dirinya pada anak-anak kami, dia mengobrol dengan mereka dan mulai berusaha membangun kepercayaan kedua anakku. Mas Fadli izin sebentar karena dia ada tamu yang sedang menunggunya di depan, jadi kakak sepupuku itu membiarkan aku dan Mila duduk di ruang keluarga bersama anak anak."bentar ya aku mau minum," ucapku pada Mila."iya Mas."kulangkahkan kakiku menuju ke dapur, di sana terlihat Fathia sedang membereskan sisa makanan dan membantu asisten rumah tangganya untuk merapikan piring-piring di wastafel. "mba, Ini sisa makanan masih banyak mungkin boleh dibagikan ke orang-orang yang nongkrong di depan atau yang membutuhkan saja.""iya Bu." jawab pembantunya yang terlihat masih muda itu. "fat."panggilanku membuat dia menghentikan kegiatannya membungkus sisa makanan. "ada apa?""aku benar-benar terkejut dengan kebaikan hatimu. kupikir kau akan

  • Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku    membujuk istri

    "maaf, karena aku terpaksa mengikuti aturan dan permintaan bosku," ujarku saat berhasil menyusul Mila, dia pulang lebih cepat dari yang kuduga. "kurasa kita harus cari tempat lain untukmu bekerja." "iya. tapi, tunggu hutangku lunas yaa," balasku membujuk. "mau kapan lunas hutangmu, sementara uang yang kita pinjam itu ratusan juta Mas?" "jika kau tahu itu, tolong berdamailah dengan kenyataan. kita harus berjuang dan bertahan." "jadi, tidak ada pilihan lain dalam hidup kita?" "tidak ada." wanita yang masih terlihat bekas luka bakar di tangan dan tubuhnya itu hanya bisa mendesah lemah dan meneteskan air mata. dia menangis lalu memelukku. "apa yang harus kulakukan Mas?" "kita harus bertahan dan realistis, Ayo kita minta maaf dan jalin hubungan baik karena mau bagaimanapun kita tetap bergantung pada keluarganya Fathia." "pada pilihan lain?" "tetap tidak ada. berbaikanlah dengannya, toh, Aku dan Dia tidak punya hubungan lagi. wanita itu, juga kabarnya sedang hamil. ja

DMCA.com Protection Status