"Aku mengandung anak kamu" Bentak Zeira tidak kalah kuatnya dari nada Reyhan.
"Anakku?" Tanya Reyhan sambil tertawa. "Lihat ini" lanjut Reyhan sambil menyodorkan ponsel Zeira.
"Ini urusan pribadi aku, yang pasti kandungan ini tidak ada hubungannya dengan orang yang lain"
"Pantaskah seorang wanita yang sedang mengandung di panggil honey pria lain? Dasar wanita murahan" ucap Reyhan sebelum ia keluar dan membanting pintu dengan kuat.
Zeira hanya bisa menangis, tubuhnya gemetar. Ia tidak menyangka kalau akhirnya seperti ini. "Ayah mengapa kamu Setega ini kepadaku, aku sudah berkorban demi ayah, tetapi ayah tetap saja pergi meninggalkan aku. Lihatlah betapa hancurnya aku" tangisan Zeira.
Ia membuka pesan yang masuk dalam ponselnya. *Love aku akan kembali ke Indonesia besok pagi, tunggu aku di bandara dengan vivi yah ?* Pesan dari Royhard adik tiri Reyhan kekasih Zeira.
........
Ia mondar-mandir di depan UGD menunggu dokter yang akan keluar dari dalam. Entah mengapa hatinya merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Zeira."Honey kamu minum dulu" ucap wanita licik itu sambil menyodorkan sebotol air mineral. Siapa lagi kalu tidak Chintia."Lihat bagaimana liciknya wanita itu, karena rahasianya sudah terbongkar, dia tega mencelakakan dirinya sendiri. Aku yakin ini pasti sengaja dia lakukan. Jadi kamu gak usah merasa bersalah honey" ucap Chintia saat mereka duduk di ruang tunggu di depan UGD. Dasar wanita iblis, orang uda sekarat masih saja di fitnah, kemana sih hati wanita ini ?Reyhan hanya diam, tetapi dia memikirkan sesuatu dengan apa yang di ucapkan Chintia. Tiba-tiba dokter keluar dari UGD dengan sigap ia menghampiri. "Bagaimana dok ?" Tanya Reyhan dengan penasaran."Mari ikut saya ke ruangan tuan" jawab dokter cantik yang memeriksa kandungan Zeira beberapa hari yang la
"Mengapa melihat aku seperti itu Bro ?" Tanya Carles dengan bingung karena Reyhan melihatnya dengan tatapan curiga."Kenapa kamu bisa ada di sini ?"Charles tertawa ringan. "Tadi aku bertemu dengan Chintia saat keluar dari lift apartemen, aku tidak sengaja mendengar ia berbicara dengan seseorang dari ponsel" Carles dan Chintia memang tinggal di apartemen yang sama, tetapi mereka tidak dekat, karena Carles tidak suka dengan sikap Chintia yang terlalu egois dan manja.Saat Reyhan ingin menjawab Carles, tiba-tiba ponsel yang ada di saku celananya bergetar. "Iya Dad" jawab Reyhan setelah menggeser warna hijau yang ada di layar ponselnya."Bagaimana keadaan Zeira ?" Tanya dari balik ponselnyaReyhan menghela nafas dengan kasar "Dia baik-baik saja, tetapi janin yang ada di dalam kandungannya tidak bisa di selamatkan. Daddy tahu dari mana?""Kamu tidak perlu t
*Love kenapa ponselmu sudah beberapa hari ini tidak dapat di hubungi ? Aku dengar dari Vivi kamu sedang sakit ?* isi pesan dari Roy."Sekarang saya sudah baikan kok, tidak perlu cemas, itu hanya demam biasa" balas pesan Zeira.*Kamu di mana sekarang ? Aku kesana yah?*"Jangan....nanti kita bertemu di kafe biasa"*Oke love, aku tunggu* pesan terakhir Roy."Jangan biasakan kalau lagi makan sambil main ponsel" sentak Reyhan yang sedari tadi memperhatikan Zeira."Iya" jawab singkat dari Zeira."Cepat habiskan sarapanmu, aku akan membawa kamu berjemur di taman. Wajah kamu sangat terlihat pucat, mungkin karena sudah beberapa hari ini tidak terkena matahari""Tidak perlu kamu temani, aku bisa sendiri, kamu pergi ke kantor saja" tolak Zeira dengan lembut"Hay Nono ini hari Minggu, kantor mana yang a
Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan. "Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan Zeira Zeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas" "Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan. Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri. Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia ti
Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan."Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan ZeiraZeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas""Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan.Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri.Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia tidak s
"kalau aku dekat dengan wanita lain, kamu cemburu gak ?""Cemburu gak gak yah ? Aku juga bingung. Tapi kalau di dalam mimpi kamu makin ganteng deh, gemesin banget" Zeira menyentuh kedua pipi Reyhan dengan manja."Kalau gemesin, cium aku dong". Waduh si mas Reyhan benar-benar kelewatan ini, uda minta cium lagi.heheheZeira mencengkeram tengkuk Reyhan dengan kedua tanganya. Lalu ia melumat bibir Reyhan dengan rakus, bahkan ia mendorong tubuh Reyhan hingga terbaring di atas sofa lalu ia duduk tepat di atas perut Reyhan. Ia menarik paksa kaus yang melekat di tubuh Reyhan sampai terbuka lalu menghujani seluruh leher hingga dada bidang Reyhan dengan ciuman. "Mas lebih seksi kalau di dalam mimpi" bisik Zeira dengan penuh gairah di telinga Reyhan.Reyhan yang sudah terbakar nafsu, langsung mengangkat tubuh mungil Zeira dan membawanya masuk ke dalam kamar, ia tidak peduli dengan pelayan yang melihatnya. "Kita mainnya disini aja yah" bisik Reyhan setelah ia membari
Di kediaman Nicolas, Zeira kaget saat membuka selimut yang menutup tubuhnya. "Ha... kenapa aku tidak memakai pakaian?" Tanya dalam hatinya. Ia mencoba untuk mengingatkan kembali. "Oh iya, saya kan tidur di ruang keluarga, tapi kenapa saya jadi di kamar ? Atau pria menyebalkan itu......? Oh tidak...tidak...dia tidak mungkin menikmati aku di saat tidur. Mungkin aku terlalu lelah sehingga otakku sedikit jadi eror"Ia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu baru ia turun ke meja makan. "Apa Nyonya sedang tidak enak badan ?" Tanya Siti"Tidak bibi. Saya baik-baik saja, apa tuan sudah selesai sarapan ?" Zeira berpikir kalau ini masih pagi.Siti merasa bingung. "Tuan sudah pergi sejak tadi pagi Nyonya"Zeira menatap Siti lalu mengarahkan pandangannya ke benda bulat yang tergantung di tembok, ia sangat kaget karena benda itu menunjuk angka 2. "Ya ampun kenapa aku bisa tidur sampai selama itu ?""Aku pikir Nyonya sedang
"ini pesanan Nyonya" Zeira menguatkan dirinya melihat Reyhan yang sedang melingkarkan tangan di pinggul Sarah dan meletakkan dagunya di pundak Sarah."Untuk kamu saja, ini sudah jam 10, aku tidak bisa memakan yang berlemak di jam segini. Tenang saja aku yang bayar. Maaf sudah merepotkan kamu ya?" Sarah memang wanita ramah dan baik, itu sebabnya ia memiliki banyak fans."Tapi Nyonya saya sudah makan, kalau begitu saya berikan kepada waiters saja. Saya permisi" Zeira tidak jauh beda dengan Sarah. Ia juga selalu menjaga pola makannya, dia tidak pernah makan di atas jam 7 malam."Cepat kembali, kami butuh pelayan ada di sini" ucap Reyhan saat Zeira sudah membalikkan tubuhnya.*Dasar pria gatal, haruskah aku yang menjadi pelayannya?* Bisik dalam hati Zeira.Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi, Reyhan sudah sangat mabuk begitu juga dengan Sarah. Bahkan mereka tidak malu saling berciuman bibir di depan orang yang ada di ruangan itu. Manajer S