"Kenapa tuan ada disini ?"
"Kamu lupa siapa pemilik rumah ini ?" Reyhan menatap tajam Zeira, lalu ia bangkit dari sofa dan melangkah mendekati Ira. "Ini sudah di kamar, tidak usah memanggilku tuan" bisik Reyhan di telinga Zeira.
Seluruh bulu kuduk Zeira merinding karena hembusan nafas Reyhan. Nafas hangat itu mampu membuat Ira memejamkan mata seolah sedang mengharapkan yang lebih dari itu. Ia membuka matanya perlahan dan melihat Reyhan tidak ada lagi di Rungan itu. "Huf...dia hanya membuatku gugup"
Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, dia kembali mual dan tubuhnya hangat, tetapi dia merasa dingin, kepalanya pusing yang membuat pandanganya berputar-putar, ia bersusah payah untuk sampai ke pintu kamarnya dan berusaha untuk membuka gagang pintu lalu meraba tombok dan melangkah menuju kamar Reyhan. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah, mungkin ajalnya sudah tiba, tetapi
Saat Zeira membuka mata, ia sudah melihat cahaya matahari menembus kaca masuk ke dalam kamar. Itu artinya hari sudah pagi. Ia turun kebawah untuk sarapan pagi, setelah membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi kamarnya."Selamat pagi Nyonya" sapa Siti saat ia tiba di meja makan. "Tuan tadi berpesan sebelum berangkat ke kantor. Katanya tuan akan pulang setelah makan siang, jadi Nyonya tidak boleh keluar dari rumah.""Hm...baik lah bi, apa tuan sudah lama pergi ?" Tanya Zeira."Sudah Nyonya bahkan tuan tidak sempat sarapan""Hm... Menurut bibi apa yang aku alami selama ini, apa kah sama dengan tanda-tanda kehamilan ?" Tanya Zeira kepada Siti sang pelayan. Dia berpikir Siti akan tahu, sebab dia sudah memiliki 3 anak."Iya Nyonya, sama seperti yang nyonya alami, rasa mual saat melihat makanan, pengen yang macem-macem, terus yang lebih parah lagi, ada yang ngidamnya penge
"Apa yang kamu katakan Ra ?" Tanya Vivi"Iya Vi aku benar-benar tidak menginginkan anak ini, aku masih terlalu muda untuk menjadi seorang ibu" Zeira berbohong, apa yang dia katakan itu bukanlah yang sebenarnya, namun dia enggan untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Vivi."Kamu bicara dengan siapa ?" Tanya Reyhan tiba-tiba dari pintu. Dia sudah sangat kesal dengan apa yang ia dengar barusan keluar dari mulut Zeira. Namun dia berusaha untuk menahan amarahnya."Vi nanti kita lanjut lagi yah" lalu ia memutuskan sambungan teleponnya dengan Vivi."Saya bicara dengan teman tuan" Zeira mencoba untuk tenang. Namun di dalam hatinya sudah sangat takut. *Semoga saja dia tidak mendengar apa yang aku katakan kepada Vivi, jika iya..? Matilah aku* bisik dalam hati Zeira."Mulai hari ini kamu tidak perlu bekerja lagi, f
"Ada apa dengan tuan paman?" Tanya Zeira kepada Bara saat ia tiba di ruang tamu."Saya tidak tahu Nyonya, tuan Carles yang membawa tuan muda kembali"Carles mengerutkan keningnya. Ia bingung dengan perbincangan Zeira dan Bara. Zeira menyebut Reyhan Tuan, sedangkan Bara memanggil Zeira Nyonya. "Nona apa saya bisa meminta sesuatu ?" Ucap Carles"Iya mas. Mas mau apa ?" Tanya Zeira kembali. Panggilan mas itu sanggup membangunkan sesuatu yang ada di dalam celana Carles. Lantas ia menjadi salah tingkah, di tambah lagi, baju berwarna putih yang Zeira kenakan saat ini menunjukkan atas dari gundukanya. Sangat terlihat jelas gundukan itu putih dan mulus, dengan ukuran yang lumayan besar."Ti....tidak saya mau menumpang ke toilet sebentar" ucap Carles dengan terbata-bata karena gugup. Ia bangkit dari sofa dan melangkah menuju kamar mandi umum
Zeira bangkit dari sofa lalu melangkah ke arah Reyhan dan duduk tepat di sampingnya. "Kalau begitu kamu yang aku panggil Mas" bisik Zeira tepat di telinga Reyhan. Seketika seluruh bulu kuduknya berdiri, karena merasakan hangatnya nafas Zeira menembus masuk ke dalam lubang telinganya.Zeira tidak hanya berbisik, namun tangan mulusnya masuk dari sela kancing kemeja dan mengelus dada bidang milik Reyhan. "Mas...aku mau" ia kembali berbisik. Ia benar-benar sudah gila, saat ini dia seperti wanita perayu yang tidak punya malu.Reyhan menatapnya dengan tatapan tajam. "Aku hanya butuh anak dari kamu, bukan untuk pemuas nafsu kamu, jadi jangan berharap lebih dari itu. Ingat batasanmu" lalu ia bangkit dan pergi menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya dan meninggalkan Zeira sendirian di ruang keluarga. "Kenapa wanita itu jadi aneh setelah hamil?" Bisik dalam hati reyhan sembari menaiki anak tangga.Zeira merasa kesal dengan sikap
Saat Reyhan pulang dari kantor jam 6 sore, Zeira sudah berangkat bekerja. Ia melihat ponsel Zeira yang tertinggal di atas meja rias di dalam kamar. Saat ia akan masuk ke dalam kamar mandi ponsel Zeira berbunyi, sebuah pesan masuk ke dalam WhatsApp Zeira, ia mencoba untuk membuka ponselnya, namun sayang ponsel itu memiliki kode sandi, dia hanya bisa melihat nama sipengirim pesan itu adalah *honey*. Pikirannya di penuhi dengan kata-kata yang negatif. "Apa dia ada hubungan dengan Rian ? Atau dia hamil karena Rian ?" Pertanyaan itu menguasai hati dan pikirannya.Setelah ia selesai membersihkan tubuhnya dan makan malam, ia bergegas menuju Bar bersama Bara sang supir yang selalu setia menemaninya kemana saja. "Kamu bisa masuk ke dalam, dan menikmati minuman ataupun wanita-wanita yang ada di sana, malam ini kita akan bersenang-senang." Baru kali ini Reyhan memberikan kebebasan ke pada Bara. Namun bara bukanlah tipe lelaki pemabuk dan pecinta wanita, dia selalu setia de
"Aku mengandung anak kamu" Bentak Zeira tidak kalah kuatnya dari nada Reyhan."Anakku?" Tanya Reyhan sambil tertawa. "Lihat ini" lanjut Reyhan sambil menyodorkan ponsel Zeira."Ini urusan pribadi aku, yang pasti kandungan ini tidak ada hubungannya dengan orang yang lain""Pantaskah seorang wanita yang sedang mengandung di panggil honey pria lain? Dasar wanita murahan" ucap Reyhan sebelum ia keluar dan membanting pintu dengan kuat.Zeira hanya bisa menangis, tubuhnya gemetar. Ia tidak menyangka kalau akhirnya seperti ini. "Ayah mengapa kamu Setega ini kepadaku, aku sudah berkorban demi ayah, tetapi ayah tetap saja pergi meninggalkan aku. Lihatlah betapa hancurnya aku" tangisan Zeira.Ia membuka pesan yang masuk dalam ponselnya. *Love aku akan kembali ke Indonesia besok pagi, tunggu aku di bandara dengan vivi yah ?* Pesan dari Royhard adik tiri Reyhan kekasih Zeira.........
Ia mondar-mandir di depan UGD menunggu dokter yang akan keluar dari dalam. Entah mengapa hatinya merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Zeira."Honey kamu minum dulu" ucap wanita licik itu sambil menyodorkan sebotol air mineral. Siapa lagi kalu tidak Chintia."Lihat bagaimana liciknya wanita itu, karena rahasianya sudah terbongkar, dia tega mencelakakan dirinya sendiri. Aku yakin ini pasti sengaja dia lakukan. Jadi kamu gak usah merasa bersalah honey" ucap Chintia saat mereka duduk di ruang tunggu di depan UGD. Dasar wanita iblis, orang uda sekarat masih saja di fitnah, kemana sih hati wanita ini ?Reyhan hanya diam, tetapi dia memikirkan sesuatu dengan apa yang di ucapkan Chintia. Tiba-tiba dokter keluar dari UGD dengan sigap ia menghampiri. "Bagaimana dok ?" Tanya Reyhan dengan penasaran."Mari ikut saya ke ruangan tuan" jawab dokter cantik yang memeriksa kandungan Zeira beberapa hari yang la
"Mengapa melihat aku seperti itu Bro ?" Tanya Carles dengan bingung karena Reyhan melihatnya dengan tatapan curiga."Kenapa kamu bisa ada di sini ?"Charles tertawa ringan. "Tadi aku bertemu dengan Chintia saat keluar dari lift apartemen, aku tidak sengaja mendengar ia berbicara dengan seseorang dari ponsel" Carles dan Chintia memang tinggal di apartemen yang sama, tetapi mereka tidak dekat, karena Carles tidak suka dengan sikap Chintia yang terlalu egois dan manja.Saat Reyhan ingin menjawab Carles, tiba-tiba ponsel yang ada di saku celananya bergetar. "Iya Dad" jawab Reyhan setelah menggeser warna hijau yang ada di layar ponselnya."Bagaimana keadaan Zeira ?" Tanya dari balik ponselnyaReyhan menghela nafas dengan kasar "Dia baik-baik saja, tetapi janin yang ada di dalam kandungannya tidak bisa di selamatkan. Daddy tahu dari mana?""Kamu tidak perlu t