Zeira bangkit dari sofa lalu melangkah ke arah Reyhan dan duduk tepat di sampingnya. "Kalau begitu kamu yang aku panggil Mas" bisik Zeira tepat di telinga Reyhan. Seketika seluruh bulu kuduknya berdiri, karena merasakan hangatnya nafas Zeira menembus masuk ke dalam lubang telinganya.
Zeira tidak hanya berbisik, namun tangan mulusnya masuk dari sela kancing kemeja dan mengelus dada bidang milik Reyhan. "Mas...aku mau" ia kembali berbisik. Ia benar-benar sudah gila, saat ini dia seperti wanita perayu yang tidak punya malu.
Reyhan menatapnya dengan tatapan tajam. "Aku hanya butuh anak dari kamu, bukan untuk pemuas nafsu kamu, jadi jangan berharap lebih dari itu. Ingat batasanmu" lalu ia bangkit dan pergi menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya dan meninggalkan Zeira sendirian di ruang keluarga. "Kenapa wanita itu jadi aneh setelah hamil?" Bisik dalam hati reyhan sembari menaiki anak tangga.
Zeira merasa kesal dengan sikap
Saat Reyhan pulang dari kantor jam 6 sore, Zeira sudah berangkat bekerja. Ia melihat ponsel Zeira yang tertinggal di atas meja rias di dalam kamar. Saat ia akan masuk ke dalam kamar mandi ponsel Zeira berbunyi, sebuah pesan masuk ke dalam WhatsApp Zeira, ia mencoba untuk membuka ponselnya, namun sayang ponsel itu memiliki kode sandi, dia hanya bisa melihat nama sipengirim pesan itu adalah *honey*. Pikirannya di penuhi dengan kata-kata yang negatif. "Apa dia ada hubungan dengan Rian ? Atau dia hamil karena Rian ?" Pertanyaan itu menguasai hati dan pikirannya.Setelah ia selesai membersihkan tubuhnya dan makan malam, ia bergegas menuju Bar bersama Bara sang supir yang selalu setia menemaninya kemana saja. "Kamu bisa masuk ke dalam, dan menikmati minuman ataupun wanita-wanita yang ada di sana, malam ini kita akan bersenang-senang." Baru kali ini Reyhan memberikan kebebasan ke pada Bara. Namun bara bukanlah tipe lelaki pemabuk dan pecinta wanita, dia selalu setia de
"Aku mengandung anak kamu" Bentak Zeira tidak kalah kuatnya dari nada Reyhan."Anakku?" Tanya Reyhan sambil tertawa. "Lihat ini" lanjut Reyhan sambil menyodorkan ponsel Zeira."Ini urusan pribadi aku, yang pasti kandungan ini tidak ada hubungannya dengan orang yang lain""Pantaskah seorang wanita yang sedang mengandung di panggil honey pria lain? Dasar wanita murahan" ucap Reyhan sebelum ia keluar dan membanting pintu dengan kuat.Zeira hanya bisa menangis, tubuhnya gemetar. Ia tidak menyangka kalau akhirnya seperti ini. "Ayah mengapa kamu Setega ini kepadaku, aku sudah berkorban demi ayah, tetapi ayah tetap saja pergi meninggalkan aku. Lihatlah betapa hancurnya aku" tangisan Zeira.Ia membuka pesan yang masuk dalam ponselnya. *Love aku akan kembali ke Indonesia besok pagi, tunggu aku di bandara dengan vivi yah ?* Pesan dari Royhard adik tiri Reyhan kekasih Zeira.........
Ia mondar-mandir di depan UGD menunggu dokter yang akan keluar dari dalam. Entah mengapa hatinya merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Zeira."Honey kamu minum dulu" ucap wanita licik itu sambil menyodorkan sebotol air mineral. Siapa lagi kalu tidak Chintia."Lihat bagaimana liciknya wanita itu, karena rahasianya sudah terbongkar, dia tega mencelakakan dirinya sendiri. Aku yakin ini pasti sengaja dia lakukan. Jadi kamu gak usah merasa bersalah honey" ucap Chintia saat mereka duduk di ruang tunggu di depan UGD. Dasar wanita iblis, orang uda sekarat masih saja di fitnah, kemana sih hati wanita ini ?Reyhan hanya diam, tetapi dia memikirkan sesuatu dengan apa yang di ucapkan Chintia. Tiba-tiba dokter keluar dari UGD dengan sigap ia menghampiri. "Bagaimana dok ?" Tanya Reyhan dengan penasaran."Mari ikut saya ke ruangan tuan" jawab dokter cantik yang memeriksa kandungan Zeira beberapa hari yang la
"Mengapa melihat aku seperti itu Bro ?" Tanya Carles dengan bingung karena Reyhan melihatnya dengan tatapan curiga."Kenapa kamu bisa ada di sini ?"Charles tertawa ringan. "Tadi aku bertemu dengan Chintia saat keluar dari lift apartemen, aku tidak sengaja mendengar ia berbicara dengan seseorang dari ponsel" Carles dan Chintia memang tinggal di apartemen yang sama, tetapi mereka tidak dekat, karena Carles tidak suka dengan sikap Chintia yang terlalu egois dan manja.Saat Reyhan ingin menjawab Carles, tiba-tiba ponsel yang ada di saku celananya bergetar. "Iya Dad" jawab Reyhan setelah menggeser warna hijau yang ada di layar ponselnya."Bagaimana keadaan Zeira ?" Tanya dari balik ponselnyaReyhan menghela nafas dengan kasar "Dia baik-baik saja, tetapi janin yang ada di dalam kandungannya tidak bisa di selamatkan. Daddy tahu dari mana?""Kamu tidak perlu t
*Love kenapa ponselmu sudah beberapa hari ini tidak dapat di hubungi ? Aku dengar dari Vivi kamu sedang sakit ?* isi pesan dari Roy."Sekarang saya sudah baikan kok, tidak perlu cemas, itu hanya demam biasa" balas pesan Zeira.*Kamu di mana sekarang ? Aku kesana yah?*"Jangan....nanti kita bertemu di kafe biasa"*Oke love, aku tunggu* pesan terakhir Roy."Jangan biasakan kalau lagi makan sambil main ponsel" sentak Reyhan yang sedari tadi memperhatikan Zeira."Iya" jawab singkat dari Zeira."Cepat habiskan sarapanmu, aku akan membawa kamu berjemur di taman. Wajah kamu sangat terlihat pucat, mungkin karena sudah beberapa hari ini tidak terkena matahari""Tidak perlu kamu temani, aku bisa sendiri, kamu pergi ke kantor saja" tolak Zeira dengan lembut"Hay Nono ini hari Minggu, kantor mana yang a
Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan. "Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan Zeira Zeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas" "Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan. Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri. Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia ti
Satu bulan berlalu ini hari pertama Zeira melakukan tugas sesuai perjanjian yang sudah ia sepakati dengan Reyhan. Selama ini ia benar-benar istirahat total tidak melakukan apapun bahkan keluar rumah dia tidak pernah, karena larangan Reyhan. Pagi ini ia sedang berkutat di dapur membuat sarapan untuk Reyhan."Ini terasa asin" protes Reyhan setelah menyantap nasi goreng buatan ZeiraZeira yang duduk di kursi yang berada di samping Reyhan memutar matanya ke arah Reyhan. "Ini rasanya sudah pas""Ini terlalu asin, kamu bisa masak atau tidak ?" Reyhan meletakkan sendok makannya di atas piring dan meminum air mineral yang ada di atas meja lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan meja makan.Zeira hanya menghela nafasnya. "Rasanya cukup enak, mungkin lidah pria itu saja yang bermasalah" bisik Zeira dengan lembut dan hanya bisa ia dengar sendiri.Di perjalanan menuju kantor, Reyhan Tersenyum sendiri di bangku penumpang. Sampai ia tidak s
"kalau aku dekat dengan wanita lain, kamu cemburu gak ?""Cemburu gak gak yah ? Aku juga bingung. Tapi kalau di dalam mimpi kamu makin ganteng deh, gemesin banget" Zeira menyentuh kedua pipi Reyhan dengan manja."Kalau gemesin, cium aku dong". Waduh si mas Reyhan benar-benar kelewatan ini, uda minta cium lagi.heheheZeira mencengkeram tengkuk Reyhan dengan kedua tanganya. Lalu ia melumat bibir Reyhan dengan rakus, bahkan ia mendorong tubuh Reyhan hingga terbaring di atas sofa lalu ia duduk tepat di atas perut Reyhan. Ia menarik paksa kaus yang melekat di tubuh Reyhan sampai terbuka lalu menghujani seluruh leher hingga dada bidang Reyhan dengan ciuman. "Mas lebih seksi kalau di dalam mimpi" bisik Zeira dengan penuh gairah di telinga Reyhan.Reyhan yang sudah terbakar nafsu, langsung mengangkat tubuh mungil Zeira dan membawanya masuk ke dalam kamar, ia tidak peduli dengan pelayan yang melihatnya. "Kita mainnya disini aja yah" bisik Reyhan setelah ia membari