Ucapan Carles membuat Reyhan jadi curiga terhadap Asep. Ia meminta Bara untuk memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Sementara di rumah sakit Aulia Hospital, Roy sedang merasa bahagia, karena Vivi sudah sadarkan diri. Wanita yang baru saja keguguran itu, berkali-kali menanyakan di mana Zeira.
"Sayang, Zeira baik-baik saja, dia tidak terluka sama sekali. Tadi siang dia ada di sini menjaga kamu"
"Terus dia di mana sayang ?"
"Aku rasa dia sangat lelah, jadi aku meminta kak Reyhan untuk mengantarnya pulang" jawab Roy. Pria tampan itu tidak ingin menceritakan apa yang terjadi saat ini kepada Vivi.
Vivi tiba-tiba berteriak sekuat mungkin, saat tangannya mengusap perutnya yang sudah rata, dari tadi ia belum menyadari tentang kandungan. Dengan sigap Roy memeluknya.
"Sayang, sayang, kamu harus kuat" Roy mengecup ujung kepala Vivi berkali-kali
"Roy, ada apa dengan kandunganku ?" Tanya Vivi sambil menagis histeris
"Sayang, kamu mengal
Dua hari telah berlalu, tetapi belum ada tanda-tanda keberadaan Andrian, polisi sudah mencari di seluruh ibu kota, begitu juga dengan Reyhan yang saat ini berada di Singapura, ia juga sudah meminta bantuan pada pihak polisi Singapura untuk mencari Fadil, tetapi belum membuahkan hasil.Hari ini Vivi sudah di izinkan untuk kembali ke kediaman Nicolas, kondisinya sudah jauh lebih baik, tetapi ia masih tetap harus di tangani pihak medis, karena kondisi rahimnya yang belum stabil.Dalam perjalanan menuju kediaman Nicolas, Vivi selalu bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa Zeira tidak pernah datang menemuinya ke rumah sakit semenjak ia sadar dari koma. Apa mungkin Zeira benci kepadaku atau Roy menyalahkan Zeira atas keguguran yang aku alami, sehingga Roy tidak mengizinkannya untuk datang menemui aku ? Pertanyaan itu yang selalu berputar-putar di dalam pikiran Vivi seperti baling-baling pesawat yang siap untuk terbang."Sayang, kamu kenapa termenung seperti itu ?"
Malam semakin larut, Fina masih fokus memandang wajah menantunya yang sedang tertidur lelap, ia juga meneteskan air mata setiap kali mengigat momen kebersamaannya bersama Andrian, baby mungil itu dulunya sering ia gendong dan tidur bersamanya, kini cucu kesayangannya itu entah di mana dan dengan siapa.Ting-nong ting-nong ponsel Zeira yang terletak di atas meja berbunyi. Dengan sigap Fina meraihnya dari atas meja, ia melangkah ke arah balkon lalu menjawab panggilan yang masuk ke ponsel Zeira."Hallo" sapa Fina setelah mengusap layar ponselnyaNamun tidak ada balasan dari seberang sana."Hallo....hallo...." Fina kembali menyapa karena dari tadi hanya hening dan tidak ada jawaban*Mungkin salah sambung* ucap Fina sambil memutuskan sambungan teleponnyaSaat ia kembali masuk ke dalam kamar, ia melihat Zeira sudah duduk di atas sofa "kamu sudah bangun sayang ?" ucap Fina sambil melangkah menghampiri Zeira"Mama...." Panggil Zei
Tepat pukul 10 pagi, Reyhan sudah tiba di bandara, saat ia keluar dari bandara, Bara sudah menunggunya.Dengan sigap Bara menghampiri Reyhan saat ia melihat tuan besarnya itu turun dari tangga eskalator."Selamat pagi tuan" sapa Bara"Selamat pagi" sahut Reyhan"Kita langsung ke rumah sakit" perintah Reyhan setelah masuk ke dalam mobil."Baik tuan" jawab Bara dengan hormatSepanjang perjalanan Reyhan hanya diam, ia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobilnya sambil memejamkan mata."Tuan" panggil Bara dari bangku pengemudi"Hm..." Sahut Reyhan dengan singkat tanpa membuka mata"Aku ingin mengatakan sesuatu kepada tuan""Katan saja" jawab Reyhan, lagi-lagi ia menjawab dengan singkatSebelum membuka mulut, Bara terlebih dulu menelan salivanya dengan kasar, ia sebenarnya takut ingin mengatakannya kepada Reyhan "tuan...." Bara kembali menutup mulutnya"Ada apa ? Katakan saja, aku
Saat ini keluarga Nicolas sedang berkumpul di meja makan untuk menikmati makan malam bersama, semua hening tidak ada yang bicara, hanya suara dentingan sendok yang memenuhi ruangan yang luas itu. Setelah selesai makan, Zeira merengek meminta Reyhan untuk menemaninya jalan-jalan di taman depan."Kalau mas enggak mau menemani aku ! Ya sudah, aku pergi sama Andrian saja" ancam Zeira."Iya sayang, iya" jawab Reyhan dengan terpaksa"Permisi tuan" ucap Bara tiba-tiba dari arah ruang tamu"Iya, ada apa paman ?" Sahut Roy"Itu, Dokter nyonya sudah datang""Ow... baiklah, minta untuk menunggu sebentar" jawab Reyhan"Baik tuan" Bara memutar tubuhnya, melangkah menghampiri Dokter dan mempersilahkannya menunggu di ruang tamu.Reyhan meminta Roy, Vivi dan Fina terlebih dulu menemui dokternya, soalnya Zeira sedang merajuk, jadi ia harus membujuknya dulu. Setelah 15 menit membujuk Zeira dengan berbagai macam cara ! Akhirnya hati wanita
"sungguh, aku tidak melakukannya tuan, apa yang dia katakan adalah bohong" bantah AsepReyhan melemparkan satu pukulan di wajah Asep, ia melupakan janjinya kepada polisi, kalau ia tidak akan menyentuhnya. Kesabaran Reyhan sudah habis melihat Asep yang berusaha membela diri dan melimpahkan semua kesalahannya kepada Siti. Reyhan meraih ponsel miliknya dari atas meja, lalu menghadapkan layarnya ke hadapan Asep. "Ini apa ?" Sentak Reyhan"Bukankah di situ sudah jelas, kamu yang memberikan sesuatu kepada dia ?" Lanjut Reyhan sambil menunjuk SitiWajah Asep berubah menjadi pucat, tangannya gemetar, bibirnya tiba-tiba sulit untuk dibuka setelah melihat video yang ada di ponsel Reyhan. Di sana sudah jelas terlihat, kalau dirinyalah yang memberikan obat kepada Siti. Hal itu membuat ia tidak bisa lagi untuk membela diri."Maafkan aku tuan" Asep melakukan seperti apa yang dilakukan Siti. Ia bersujud memohon di kaki Reyhan.Reyhan menarik kakinya d
Sebelum matahari terbit, Reyhan sudah meninggal kediaman Nicolas, ia sengaja pergi lebih awal agar Zeira tidak mengetahuinya. Tepat pukul 7 pagi, ia sudah terbang ke Singapura dengan menaiki pesawat pribadi. Dalam perjalanan, Reyhan tidak hentinya melihat alamat yang ada di layar ponsel miliknya, ingin rasanya ia segera tiba di sana. Tanpa terasa, ia sudah menghabiskan waktu selama 1 jam 47 menit dalam pesawat, kini ia sudah tiba di bandara Singapura."Selamat pagi tuan" sapa seorang pria kepada Reyhan"Iya, selamat pagi pak" jawab Reyhan dengan ramah dan sedikit bingung, sebab ia tidak mengenal siapa pria yang sedang menyapanya saat ini"Maaf pak, perkenalkan nama saya Fazri. Saya sopir pribadi tuan Carles" pria itu memperkenalkan dirinya kepada Reyhan.Setelah masuk ke dalam mobil, Reyhan meraih ponsel miliknya dari saku celananya, ia menghubungi Carles untuk mengatakan terima kasih kepada sahabatnya itu, karena sudah berbaik hati menyuruh s
Apa yang selama ini Fadil takutkan, kini telah terjadi. Ia bagaikan buah simalakama, jujur atau tidak jujur, dia tetap lah akan mendapatkan risiko. Walaupun sudah berkali-kali ia mendapatkan pukulan dari Reyhan dan Carles, Fadil tetap memilih tutup mulut. Ia sebenarnya ingin jujur ke mana Mita membawa Andrian, tetapi hatinya tidak tega jika Mita akan masuk penjara setelah Reyhan menemukannya. Walaupun ia kesal dengan perlakuan Mita akhir-akhir ini, tetapi semua itu hilang tertelan besarnya rasa kasih sayangnya kepada Mita. Entah mengapa ia bisa memiliki rasa yang sedalam ini kepada Mita, sementara mereka tidak memiliki hubungan apapun melainkan sebatas TTM, teman tapi mesra."Aku akan menyiksamu sampai kamu membuka mulut" ancam Reyhan"Bunuh lah aku sekarang juga, jangan buang-buang waktumu, karena aku tidak akan pernah membuka mulut untuk mengatakan di mana Mita" jawab Fadil dengan pasrah"Aku tidak akan membunuhmu secepat ini, aku akan membunuhmu secara
Mita mondar-mandir, ia pusing karena Andrian dari tadi tidak mau diam, baby mungil itu terus saja menagis seperti mencari ibu dan ayahnya."Aduh.... demamnya makin tinggi lagi" ucap Mita saat punggung tangannya menyentuh kening Andrian. Ia meminta bantu kepada baby sitter untuk membelikan obat demam di apotik yang tidak jauh dari kediamannya."Sayang jangan nagis terus dong, bunda pusing kalau seperti ini" keluh Mita kepada Andrian"Atau aku hubungi Fadil ya, agar dia datang kemari, secara, Andrian kan nyaman dengannya waktu di Singapura" tanya Mita kepada dirinya sendiri."Tapi, tidak.....tidak...tidak.... Siapapun tidak boleh mengetahui tempat ini, dan tidak boleh ada yang mengetahui kalau aku sudah kembali ke Prancis" Mita mengurungkan niatnya untuk menghubungi dan meminta Fadil datang ke Singapura, ia takut jika Fadil akan memberitahukan kepada orang lain kalau dia berada di PrancisPret...suara ayam kejepit terdengar dari arah pantat Andrian.
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h