Satu Minggu telah berlalu, di mana hari ini di kediaman Nicolas mengadakan acara doa 7 hari kepergian ibunya Vivi. Seluruh mansion megah itu telah dipenuhi para undangan yang ingin melakukan doa bersama. Tetapi mata Zeira menyorot seseorang yang tidak asing duduk di hadapan mereka dengan mengenakan gaun berwarna hitam dan hijab dengan warna yang senada.
Zeira menatapnya dengan tajam namun dibalas dengan senyum manis dari Mita, dia berlaku seolah-olah teman dekat kedua menantu keluarga Nicolas.
Saat acara doa berakhir, Mita berdiri di dekat keluarga Nicolas untuk berjabat tangan dengan para tamu yang akan pulang. Wanita yang satu ini memang tidak memiliki malu. Setelah semua tamu pergi, Zeira menghampiri Mita yang berdiri di dekat Reyhan.
"Kamu untuk apa datang kemari ?" Tanya Zeira dengan tatapan tajam, setajam keris yang siap untuk menikam.
"Aku turut berdukacita atas kepergian Tante Maria. Aku juga memiliki kenangan indah bersama almarhum. Maafkan aku y
Tiga hari telah berlalu, di mana hari ini Fina akan kembali ke Prancis. Zeira dan Vivi sedang sibuk berkutat di dapur untuk memasak rendah permintaan ayah mertuanya. Sedangkan Fina sibuk mengemas barang-barangnya di kamar ditemani cucu kesayangan Andrian. Sebenarnya ia belum ingin meninggalkan kediaman Nicolas, tetapi ia juga tidak tega terlalu lama meninggalkan suaminya sendirian di Prancis.Tepat pukul 12, Reyhan sudah kembali dari kantor, ia sengaja pulang lebih awal agar bisa memberangkatkan ibunya kembali ke Prancis.Seisi mansion megah itu merasa tidak bersemangat karena Fina akan kembali ke Prancis. Bukan hanya menantu dan anaknya saja, tetapi para pelayan juga ikut sedih. Karena sejak kehadiran Fina di kediaman Nicolas, membuat suasana rumah itu menjadi hidup dan ramai. Fina selalu mengajak anak dan menantunya untuk makan bersama setiap hari. Hal itu yang membuat para pelayan semakin bersemangat, karena makanan yang mereka hidangkan selalu habis, tidak seperti
Satu Minggu telah berlalu setelah Fina kembali ke Prancis. Dalam satu Minggu ini Zeira dan Vivi selalu bekerja sama untuk mengurus Andrian, karena Reyhan sedang berada di luar kota untuk perjalanan bisnis. Saat ini Zeira sedang berbincang dengan seorang pria paruh baya, dia adalah pak Asep. Asep akan bekerja sebagai petugas kebersihan taman yang berada di belakang mansion megah itu, sebelumnya taman itu diurus pak Rahmat, tetapi karena istrinya mengalami kecelakaan dan lumpuh, pak Rahmat jadi berhenti bekerja untuk merawat istrinya di desa."Apa bapak sudah paham dengan tugasnya ?" Tanya Zeira kepada Asep"Sudah nyonya" sahut Asep dengan hormat."Ya sudah, sekarang bapak istirahat dulu, besok baru mulai bekerja. Aku akan meminta paman Bara untuk mengantar bapak, di belakang sudah ada rumah khusus untuk pekerja dan di sana bukan hanya Bapak, tetapi ada 12 orang" Zeira memanggil Bara dan memintanya untuk mengantar Asep ke kamarnya.Setelah Asep dan Ba
Sore ini Zeira sedang duduk santai di teras sambil menggendong Andrian, ia tidak hanya berdua dengan Andrian tetapi ada Vivi juga, mereka berbincang sambil minum kopi dan beberapa macam makanan ringan yang di buat oleh Zeira tadi siang.Vivi sedari tadi fokus menatap Asep yang sedang menyiram bunga di taman depan, ia merasa kasihan kepada pria paruh baya itu, selain umumnya yang sudah setengah abad, rambut pria itu sudah memutih, kulitnya terlihat keriput dan tubuhnya kurus seperti tidak terawat."Ra, aku merasa kasihan melihat pak Asep. Dia kan sudah tua, tetapi masih harus bekerja, apa anaknya gak ada ya ?" Ucap Vivi"Iya sih, kemari katanya dia tidak punya anak" sahut Zeira"Oh ya ? Pantas saja dia bekerja keras. Tapi dia punya istri kan Ra ?" Tanya Vivi yang semakin penasaran tentang status Asep sang tukang taman."Iya, dia punya istri di kampung. Itu Roy sudah pulang" Zeira menunjuk arah mobil Roy yang baru masuk dari gerbang. Tidak lama
Zeira sedang bersiap-siap, ia mengenakan pakaian rapi, seperti biasa ia selalu mengenakan celana jeans hitam dan baju kemeja putih. Siang ini ia akan pergi ke rumah sakit untuk menemani Vivi melakukan pemeriksaan kandungan. Zeira menitipkan Andrian kepada pelayan Siti sebelum ia dan Vivi pergi meninggalkan kediaman Nicolas.Di perjalanan Zeira merasa resah, jantungnya tiba-tiba saja berdetak tidak menentu, ia berulangkali memutar kepalanya menghadap belakang, tetapi matanya tidak menemukan kecurigaan."Kamu kenapa Ra ?" Tanya Vivi."Enggak ada" sahut Zeira dengan senyum"Tapi kenapa dari tadi melihat arah kebelakang terus ?" Lanjut Vivi"Oh..itu, aku pikir tadi mobil yang di belakang kita adalah mobil Rian. Ternyata aku salah" dalih Zeira, ia takut jika Vivi ikut khawatir kalau dia mengatakan yang sebenarnya tentang perasaannya saat ini."Hm.." sahut Vivi "paman tolong berhenti sebentar" lanjut Vivi"Baik Nyonya" Bara meng
Zeira sudah kembali ke kamar dengan membawa satu gelas kopi untuk suaminya, sedangkan Reyhan belum juga keluar dari kamar mandi. Pria tampan itu masih sibuk membersihkan setiap inci dari kulit mulusnya. Zeira yang sudah bosan menunggu, ia bangkit dari sofa melangkah menuju kamar mandi, di saat ia mengangkat tangan untuk mengetuk pintu, tiba-tiba pintunya terbuka dan Reyhan berdiri tepat di hadapannya tampan mengenakan pakaian atau handuk."Mas..." Panggil Zeira dengan menutup matanya"Ada apa sayang" Reyhan memeluk Zeira dan menuntunnya dengan melangkah mundur hingga ke tempat tidur."Mas minum kopinya dulu, nanti keburu dingin" ucap Zeira dengan malu-malu"Kopinya nanti aja sayang, aku mau minum susu yang ini dulu" Reyhan meremas gundukan kenyal milik Zeira dengan lembut. Ia membuka kancing piyama Zeira satu persatu. Kini tubuh mulus Zeira hanya berbalut dengan bra merah dan lingerie berwarna senada."Mas" panggil Zeira dengan suara ma
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, Reyhan masih setia duduk di ruang kerjanya. Ia tidak habis pikir, dari mana hewan itu bisa masuk ke kediaman Nicolas. Tadi sore ia sudah memerintahkan seluruh pekerja yang ada di mansion itu untuk memeriksa seluruh pagar dan tembok, tetapi tidak ada yang rusak, semuanya aman dan baik-baik saja.Sementara Zeira sudah merasa resah menunggu Reyhan di kamar, ia mengangkat tubuh Andrian dari atas ranjang dan membawanya ke dalam gendongannya, lalu ia melangkah keluar dari kamar, menaiki anak tangga menuju ruang kerja Reyhan yang berada di lantai tiga.Ia membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruang kerja Reyhan tanpa mengetuknya terlebih dahulu."Mas ini sudah larut malam" ucap Zeira saat membuka pintu dan melihat Reyhan sedang duduk bersandar di kursinya.Reyhan refleks memutar kursinya untuk melihat Zeira "Hm... Sayang, kenapa belum tidur ?" Tanya Reyhan. Ia bangkit dari kursinya, melangkah mendekati Zeira dan meraih
Tepat pukul 7 pagi, Reyhan, Zeira dan Vivi berangkat menuju kediaman almarhum Aan. Mereka mengenakan pakaian hitam layaknya orang yang sedang berduka. Saat tiba di sana semua orang menatap kedatangan mereka. Zeira menjadi gugup karena merasa, kalau orang-orang pasti membicarakan mereka dan menyalakan mereka atas kejadian yang menimpah Aan. Tetapi ia berusaha tersenyum untuk membalas senyuman para pelayat yang ada di sana.Zeira dan Vivi bergabung dengan para ibu-ibu, sedangkan Reyhan dan Roy bergabung dengan para pelayat pria. Tidak sedikit diantara para pelayat yang bertanya tentang kejadian itu. Tetapi selalu Bara yang menjawab terlebih dahulu.Setelah waktu menunjukkan pukul 10, jenazah Aan di makamkan. Air mata Zeira dan Vivi tidak bisa berhenti mengalir dari matanya. Sungguh tangisan anak dan istri Aan sangat menyentuh hati, sehingga siapa yang mendengarnya ikut meneteskan air mata.Setelah pemakaman selesai, keluarga Nicolas tidak langsung kembali ke kedia
Setelah pulang dari kantor, Reyhan mengumpulkan semua pelayan wanita, ia sangat kecewa dengan kecerobohan mereka yang mengakibatkan istrinya terjatuh."Apa kalian sudah bosan bekerja di rumah ini ?" Tanya Reyhan dengan nada yang dingin, namun sanggup untuk membuat semua pelayan itu gemetar dan berkeringat dingin."Apa kalian sudah bosan bekerja di rumah ini ?" Reyhan kembali mengulang pertanyaannya"Sepertinya kalian harus pensiun saat ini juga. Aku akan mempekerjakan pelayan baru di rumah ini. Kumpul barang-barang kalian, dan datang ke ruang kerjaku untuk mengambil upah terakhir kalian" lanjut Reyhan karena tidak ada satupun yang berani menjawabnya"Ti...tidak tuan" sahut Siti dengan gugup karena takut"kami masih berharap tetap bekerja di rumah ini. Maafkan atas kesalahan yang kami lakukan tuan" lanjutnya dengan nada yang memohon"Maafkan kami tuan, kami tidak akan mengulanginya lagi" timpal pelayan yang satu lagi."Kami minta
Satu bulan telah berlalu, Vivi sudah pulang dari rumah sakit. Bahkan saat ini ia, Roy dan putrinya sedang berada di kediaman Nicolas. Mereka sudah 3 hari menginap di sana, karena permintaan dari kedua mertuanya.Saat ini keluarga Nicolas telah berkumpul di ruang tamu bersama beberapa notaris dan pengacara. Richard sengaja mengundang mereka datang ke kediaman Nicolas, karena hari ini ia akan membagi warisan kepada kedua putranya. Sebenarnya Reyhan dan Roy menolak keputusannya. Tetapi Richard tidak ingin anaknya menjadi pecah di kemudian hari karena harta warisan, di mana saat itu ia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum ia menutup mata, Richard ingin melihat anak dan cucunya bagai dan berdamai."Daddy kenapa harus terburu-buru seperti ini ?" Ucap Reyhan"Ini tidak terburu-buru sayang. Daddy sudah tua, sudah sepantasnya membagi warisan untuk kalian" jawab Richard"Iya, apa yang dikatakan Daddy itu adalah benar sayang. Karena umur tidak ada yang t
Zeira menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan, walaupun terkadang sikap Reyhan membuatnya kesal, tetapi ia sangat bahagia dengan cara Reyhan memperlakukannya dan menghargainya, bahkan akhir-akhir ini, pria tampan itu selalu memanjakan Zeira bagaikan anak kecil.Satu bulan terakhir ini, Reyhan seringkali membawa anak dan istrinya makan malam di luar dan membawanya jalan-jalan. Pria tampan itu sudah mulai mengatur waktunya untuk bekerja dan waktu untuk keluarga, ia sudah jauh berubah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dulu ia selalu sibuk mengurus perusahan, samapi ia tidak ada waktu untuk Zeira dan anaknya."Sayang, bagaimana kalau Minggu depan kita pergi berlibur ?" Ucap Reyhan. Saat ini Zeira, dan Reyhan sedang duduk santai di kursi santai yang terletak di samping kolam renang sambil melihat Andrian dan Andela bermain di taman bersama baby sitter"Minggu depan ?" Ucap Zeira untuk memperjelas kata-kata Reyhan"Hm..." Sahut Reyhan
Zeira sengaja tidak membawa putrinya Andela, ia berencana akan pulang setelah selesai makan siang bersama Reyhan. Tetapi saat ia meminta pulang, Reyhan justru tidak mengizinkannya. Pria tampan itu meminta Zeira untuk pulang bersama dengannya. Akhirnya Zeira meminta Reyhan untuk menghubungi Bara dan menyuruhnya menjemput Andela ke kediaman Nicolas.Hanay butuh waktu 1 jam 20 menit, Bara sudah tiba di ruangan Reyhan sambil membawa Andela.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu ruangan Reyhan"Masuk" sahut suara bariton dari dalam"Permisi tuan, nyonya" Bara menjulurkan kepala dari balik pintu. Ia melangkah menuju Zeira dan memberikan Andela kepada ibunya."Anak sayang mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi tembem putrinya yang sedang tertidur pulas."Terima kasih ya paman" ucap Zeira kepada Bara."Sama-sama nyonya. Kalau begitu aku permisi dulu tuan, nyonya" Bara melangkah meninggalkan ruangan Reyhan.Zeir
Mimpi yang indah membuat Zeira terlambat bangun dari tidurnya, saat wanita cantik itu membuka mata di pagi hari ! Reyhan sudah tidak ada lagi di sampingnya. Ia refleks bangkit dari ranjang melangkah terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia melangkah ke luar dari kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan."Bibi, apa tuan sudah sarapan ?" Ucap Zeira setelah tiba di meja makan dan melihat Reyhan tidak ada di sana"Tuan sudah pergi satu jam yang lalu nyonya. Tuan hanya sarapan roti dan teh" sahut pelayan Siti"Oh, baiklah" sahut Zeira. Ia merasa bersalah karena tidak melayani Reyhan sebelum berangkat ke kantor. Biasanya ia selalu membuatkan teh dan sarapan untuk suaminya."Nyonya ingin sarapan apa pagi ini ?" Tanya pelayan"Sarapan roti saja bi" sahut Zeira"Baik nyonya" pelayan bergegas masuk ke dapur membuat roti panggang untuk Zeira. Setelah 10 menit, Siti kembali ke meja
Tidak terasa waktu telah berputar, hari pun berganti. Kini usia kandungan Vivi memasuki tujuh bulan. Di mana saat ini mereka sedang mengadakan doa tujuh bulanan di kediamannya. Acara doa itu hanya di hadiri oleh para kerabat dekat dan tetangga, tentunya Zeira dan Reyhan beserta kedua anaknya.Setelah para undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Keluarga Nicolas berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang. Reyhan dan Roy sedang membicarakan tentang warisan yang akan dibagi setelah Vivi melahirkan anaknya."Apa daddy sudah menghubungi kamu ?" Tanya Reyhan kepada Roy"Iya, daddy menghubungiku dan Vivi tadi pagi" jawab Roy"Apa daddy mengatakan sesuatu ?" Reyhan kembali bertanya"Tidak. Daddy dan mama hanya mengatakan kalau mereka akan ke Indonesia setelah Vivi melahirkan" sahut Roy dengan jujur "ada apa kak ?" Lanjut Roy bertanya"Daddy berencana ingin membagi warisan untuk kita berdua" jawab Reyhan."Benarkah
Tiga bulan telah berlalu, kehidupan keluarga Nicolas dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka menjalani aktifitasnya masing-masing. Saat ini hanya tinggal Zeira, Reyhan dan kedua anaknya yang tinggal di sana, karena Roy dan Vivi sudah pindah ke rumah yang baru mereka beli satu bulan yang lalu, dan Roy saat ini sudah tidak bekerja sama lagi dengan Carles, ia mengundurkan diri dari sana karena Zeira memintanya untuk memimpin perusahaan NIWIRA, sedangkan Zeira fokus untuk mengurus kedua buah hatinya."Mas, apa hari ini kamu ada kesibukan ?" Ucap Zeira. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan."Tidak, ada apa sayang ?" Sahut Reyhan"Jika tidak ada ! Aku ingin mengajak mas untuk berbelanja pakaian anak-anak""Oh, tentu saja bisa sayang. Aku pasti menemani kamu" sahut Reyhan"Terima kasih mas. Kalau begitu aku siap-siap dulu ya" Zeira melangkah meninggalkan ruang makan menuju kamarnya. Ia sebenarnya tidak ingin berbelanj
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, kini Zeira bisa kembali ke kediaman Nicolas bersama putrinya. Saat mereka tiba di kediaman Nicolas, kedua mertuanya dan para kerabat dekat sudah menyambut kedatangan mereka. Zeira merasa terharu dengan sambutan yang luar biasa itu, ia merasa diperlakukan layaknya seperti putri kerajaan. Mansion megah itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna pink dipadu dengan warna biru muda. Di setiap sudut ruangan itu dihiasi dengan balon berwarna warni."Selamat sayang" ucap Fina sang ibu mertua kepada Zeira"Terima kasih mama" ucap Zeira sambil mencium kedua pipi ibu mertuanya itu. Begitu juga dengan kerabat yang lain, mereka memberikan selamat kepada Zeira dan Reyhan atas kelahiran anak keduanya.Acara keluarga itu berakhir pada saat waktu menunjukkan pukul lima sore, para kerabat dan tamu sudah kembali ke kediaman masing-masing, kini hanya tinggal keluarga Nicolas."Sayang, ini ada hadiah untuk kamu dan putrimu" uc
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Reyhan selalu mendesak Roy agar menambah kecepatan mobilnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Zeira. Ia ingin berada di sisi Zeira dan menggenggam tangannya saat istrinya itu melahirkan buah cinta mereka."Oto Roy, cepat dong" desak Reyhan"Iya kakak" sahut Roy"Aduh, kamu lama sekali membawa mobilnya, pakai berhenti lagi" gerutu Reyhan saat mobil yang dikendarai Roy berhenti."Tentu berhenti dong kak. Kita kan sudah sampai di parkiran rumah sakit" jawab Roy"Ha, benarkah kita sudah sampai ?" Ucap Reyhan sambil melihat sekitarnya dari balik kaca mobil"Ya ampun" ucap Roy sambil menggelengkan kepala."Aku pikir kita masih di jalan" ucap Reyhan sambil membuka pintu mobilnya. Tanpa menunggu Roy ! Reyhan sudah bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli dengan mata yang tertuju kepadanya, Reyhan tidak perlu bertanya di mana ruangan Zeira kepada reseps
Roy sangat bahagia atas kehamilan istrinya, walaupun janin yang ada di dalam kandungan Vivi saat ini masih berusia 3 Minggu, tetapi Roy sudah bisa merasakan detak jantung calon anaknya. Begitu juga dengan Vivi, wanita cantik itu tidak berhenti mengelus perut ratanya. Ia masih belum percaya kalau saat ini ada janin di dalam perutnya. Selama ini ia sudah tidak pernah lagi berpikir akan hamil atau memiliki anak sendiri.Sementara Zeira saat ini sedang merasakan dak dik duk dalam jantungnya, karena menanti kelahiran anak keduanya yang tinggal menghitung hari. Zeira dan Reyhan sedang mengemas perlengkapan baby ke dalam tas untuk mereka bawa ke rumah sakit saat Zeira akan melahirkan."Mas, yang itu apa ?" Ucap Zeira"Ini bajuku" sahut Reyhan"Untuk apa itu mas ?" Zeira kembali bertanya. Ia berpikir untuk apa pakaian Reyhan sebanyak itu di masukkan ke dalam tas travel"Besok saat kamu melahirkan, kita kan akan menginap di sana untuk beberapa h