Share

TUGAS YANG GAGAL

  Seorang pemuda berusia kira- kira 20 tahun sedang berjalan menuju ke halte bis terdekat. Ia baru saja pulang bekerja. Tiba- tiba seorang gadis kecil yang sedang berjalan bersama ibunya menarik tangannya saat ia akan menaiki bis yang baru saja datang.

"Kakak, maukah kau mengikuti saran dariku?"tanya bocah kecil itu.

"Ada apa adik kecil?"

"Jangan naik bis yang ini. Naik saja bis yang berikutnya."

"Kenapa? Aku sudah sangat lelah."

"Ak-aku, sudahlah kak, percayalah pada ucapanku. Tunggulah saja disini dulu. Aku mohon..."

    Dae Ho, nama pemuda itu akhirnya menuruti gadis kecil itu. Ia pun duduk kembali. Namun, baru saja ia duduk,tiba- tiba terdengar ledakan. Bis yang hampir saja ia tumpangi tadi terbakar. Suasana seketika menjadi ramai. Beberapa orang langsung menelepon polisi dan pemadam kebakaran.

Dae Ho menatap gadis kecil itu penuh tanda tanya. Bagaimana bisa, apakah gadis kecil itu bisa melihat masa depan?

"Permisi, bibi bolehkah aku bertanya?"sapanya pada ibu gadis kecil itu. Seolah mengetahui apa yang Dae Ho pikirkan ibu gadis kecil itu hanya tersenyum. "Hyun Jae bisa melihat bayangan kematian. Percaya tidak percaya. Tapi, kau sudah melihatnya sendiri kan."

Dae Ho mengangguk. "Terimakasih," ujarnya tulus.

    Sementara itu Hyun Jae menatap kerumunan orang- orang yang berusaha memadamkan api. Diantara kerumunan itu ia melihat beberapa malaikat maut berpakaian hitam menjemput satu persatu jiwa yang baru saja terpisah dengan raganya. Terkecuali satu, ia sedang menatap Hyun Jae dengan tatapan sedikit kesal.

"Seharusnya kau tidak ikut campur dalam suratan takdir kehidupan manusia," kata sosok itu kepada Hyun Jae. Gadis kecil itu hanya mengendikkan bahunya.

Dia tidak ingin menjawab ucapan sosok malaikat maut itu. Ia tidak ingin orang-orang memperhatikan nya jika dia bicara sendiri. Mungkin, ibunya sudah biasa melihatnya berkomunikasi dengan makhluk- makhluk yang tidak terlihat. Namun, orang lain pasti akan menganggapnya gila jika melihatnya bicara sendiri.

    Tak lama kemudian, sosok- sosok berbaju hitam itu menghilang bersama jiwa- jiwa yang baru saja terpisah dari raganya itu. Mereka pasti akan membawanya ke pintu langit. Sebagian pasti akan segera menjalani reinkarnasi. Dan sebagian lagi, jika mereka memiliki karma buruk mereka harus berhadapan dulu dengan pengadilan raja langit.

    "Kau kenapa 888?"

Malaikat maut yang di panggil 888 itu menoleh.

"Kau lihat anak perempuan kecil yang sedang duduk bersama ibunya itu?"

"Ya, aku melihatnya."

"Dia bisa melihat kita dengan jelas."

"Hanya satu diantara ratusan ribu orang yang di anugrahi memiliki kemampuan seperti itu. Tidak perlu kau pikirkan. Sudahlah, kita bawa saja jiwa - jiwa ini. Kita harus menghidangkan teh terlebih dahulu supaya mereka bisa melupakan kehidupan mereka di masa sekarang dan bisa menjalani reinkarnasi dengan baik"

"Baiklah, ayo kita pergi."

    Di sebuah kaki bukit kecil, di tempat yang tidak terlihat oleh mata biasa terdapat sebuah rumah kecil. Jiwa- jiwa itu di bawa masuk ke dalam rumah itu. Satu persatu mereka di jamu segelas teh berwarna hitam pekat. Setelah meminumnya mereka akan di bimbing melalui pintu di sebelah kanan. Pintu itu langsung menuju ke tempat perhentian selanjutnya. Dimana mereka akan segera reinkarnasi atau terlahir kembali. Sementara jiwa yang lain akan di bawa ke pintu sebelah kiri. Karena karma yang buruk membuat mereka harus menghadap raja langit dan pengadilan langit terlebih dahulu.

    "Hei, 888 kau dan 444 harus mendampingi 2 jiwa ini menghadap raja langit," ujar seorang malaikat maut berjanggut. 888 hanya mengangguk, dan langsung menggandeng tangan jiwa yang di maksud. Sejenak jiwa itu menatap 888 dengan lekat.

"Jenderal Ming..."gumam jiwa itu. 888 mengerutkan dahinya. "Siapa yang kau panggil dengan panggilan Jenderal Ming itu. Otakmu itu perlu di cuci, sampai- sampai

kau harus berhadapan dulu dengan raja langit dan penjaga pintu neraka."

    Melalui pintu yang ada, 888 dan 444 mendampingi 2 jiwa yang bernama Ara dan Kang Heon. Setelah melewati pintu mereka di sambut oleh penjaga pintu langit yang langsung mengambil alih kedua jiwa yang dibawa oleh 888 dan 444.

"Hari ini melelahkan sekali. Aku ingin segera beristirahat. Aku yakin besok akan banyak sekali tugas yang harus kita kerjakan," ujar 888.

"Ya, betul. Sangat melelahkan sekali."

    Setelah semua selesai, mereka keluar dari rumah kecil itu. Lalu masing-masing membuka pin berbentuk bulat di dada mereka. Dan dalam hitungan detik mereka tampil tak beda dari manusia biasa. 888 dikenal dengan nama Kim Young Jo dan 444 dikenal dengan nama Chin Hae. Tanpa pin itu, mereka akan terlihat seperti manusia biasa. Bukan seorang malaikat maut.

    Mereka bahkan menyewa apartemen seperti layaknya manusia biasa. Namun, tentu saja tempat tinggal mereka akan berpindah- pindah. Orang tentu akan curiga jika kau tinggal selama puluhan tahun, akan tetapi kau tidak pernah menua layaknya manusia biasa.

    Sesampainya di Apartemen 888 membaringkan diri diatas kasurnya yang empuk. Pikirannya berkelana kemana- mana. Sudah ratusan tahun ia manjadi seorang malaikat maut. Namun, baru sekali ini dia dapat terlihat oleh manusia biasa dalam wujudnya sebagai malaikat maut. Ya, dia teringat gadis kecil di halte bis tadi.

Entah mengapa tatapan mata gadis kecil itu membuat hatinya begitu terasa sakit.

    Malaikat maut adalah jiwa- jiwa berdosa yang harus membayar karma nya di masa lalu dengan cara menjadi malaikat maut.  Mereka tidak dapat bereinkarnasi sebelum raja langit memutuskan bahwa mereka sudah selesai menjalankan tugasnya.

    Ingatan mereka ketika menjadi manusia dulu akan di hilangkan. Mereka tidak akan memiliki kenangan apapun. Namun,mereka bisa melihat kenangan orang lain di kehidupan sebelumnya, jika mereka bersentuhan dengan manusia. 888 pernah melihat kehidupan masa lalu seseorang. Di masa lalu orang itu adalah seorang tabib terkenal. Karena karma baiknya di kehidupan yang sekarang ia pun menjadi dokter yang menyelamatkan manusia. Manusia akan memiliki 7 kali kelahiran kembali. Dalam setiap kehidupan, ia akan membayar karma di kehidupan yang sebelumnya.

    "Lalu, seperti apa sebenarnya kehidupan ku sebelumnya, sehingga raja langit memutuskan untuk memberikan tugas sebagai malaikat maut, bukan mengizinkan reikarnasi seperti yang lain. Apakah, dosaku terlalu besar di kehidupan sebelumnya?"888 bergumam.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status