Kim merasa tidak tega melihat Eun Tak yang kelihatan sangat terpukul. Ia memeluk sahabatnya berusaha untuk memberikan kekuatan dan semangat. "Hyun Jae, bisakah kau duduk di ruang makan saja? Ada yang mau ibu bicarakan dengan bibimu, tidak apa kan Eun kalau dia menunggu di sana?" "Tentu, ayo bibi antar. Kebetulan bibi baru saja membuat kue beras. Kau pasti menyukainya." Hyun Jae mengangguk dengan mata berbinar-binar. Dan ia mengikuti langkah Eun Tak menuju meja makan. Eun Tak memberikan beberapa potong kue dan segelas susu coklat untuk Hyun Jae. Kemudian, dia kembali ke sofa untuk berbincang dengan Kim. 888 menatap Hyun Jae dengan tatapan tajam dan dingin. Hyun Jae ternyata bukanlah gadis penakut. Dia balas menatap 888 dengan tajam juga. "Kenapa kau mau mengambil jiwa bibi Eun?"tanya Hyun Jae perlahan. Dia tidak ingin suaranya sampai terdeng
Kim menyentuh bahu Eun Tak perlahan. "Aku akan membantumu untuk membayar hutang-hutangmu. Aku masih memiliki sedikit tabungan. Jika digabungkan dengan penjualan rumah ini mungkin cukup membayar tiga perempat dari hutang itu. Dan kau bisa tinggal bersama kami. Itu akan jauh lebih baik," ujar Kim."Aku tau, itu adalah tabungan pendidikan untuk Hyun Jae,kan? Mana mungkin aku bisa memakainya. Tidak, aku tidak bisa. Itu milik Hyun. Aku tidak bisa,Kim.""Aku tidak apa- apa. Kau tidak bisa terpuruk seperti ini. Ayolah, izinkan aku untuk membantumu." Eun Tak menunduk sedih. Belum lagi kering air mata akibat kehilangan suaminya, kini masalah lain datang melanda. Eun Tak menghela napas panjang berulang-ulang. "Ak-aku tidak tau apa yang harus aku lakukan saat ini. Tapi, mengenai tawaranmu biar aku pikirkan lagi.""Pikirkanlah lagi, Eun. Aku tidak masalah jika kau tinggal bersama kami. Hyun Jae pasti juga akan merasa senang jika kau tinggal ber
888 mengejar Hyun Jae yang berjalan pergi meninggalkannya. Dia berusaha menghentikan langkah gadis berusia 13 tahun itu."Hei, gadis kecil! Tunggu dulu, kau ini pemarah sekali!" ujar 888 sambil menarik tali tas yang dibawa Hyun Jae hingga mau tak mau dia menghentikan langkahnya."Paman ini mau membuatku jatuh ya? Apa salahnya jika menghentikanku dengan menarik tanganku," omel Hyun Jae. 888 langsung menatap penuh rasa bersalah, membuat Hyun Jae mencebikkan bibirnya kesal."Aku tidak mau menyentuhmu karena aku bisa melihat semuanya. Termasuk bisa melihat bagaimana dirimu di kehidupanmu sebelumnya.""Memangnya kenapa jika kau bisa melihat semua itu? Apa itu salah?" 888 menggaruk pucuk hidungnya yang tidak gatal. "Sebenarnya tidak masalah, tapi aku tidak mau. Nanti kau bertanya bagaimana kehidupanmu sebelumnya,hal itu tid
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat,888 sedang membantu Hyun Jae saat Kim Min Jae dan Eun Tak pulang. Kim tampak terkejut melihat 888 sedang menyirami tanaman bunga miliknya sementara Hyun Jae menyapu halaman mereka."Wah, ada tamu rupanya? Bukankah, anda yang pernah bertemu di bus tempo hari?" sapa Kim. 888 tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Betul nyonya, saya Kim Young Joo.""Ah ,ya aku ingat namamu. Apakah kau tinggal di sekitar sini? Bagaimana kalian bertemu?""Paman Young Joo tadi membantuku,bu. Ia menolongku dari beberapa anak nakal yang menggangguku," jawab Hyun Jae dengan cepat. Kim tersenyum, ia langsung menghampiri 888 dan menyentuh bahunya. "Terimakasih sudah membantu Hyun," ucapnya tulus. 888 tersentak, ia terdiam sejenak. Selama beberapa saat ia melihat kehidupan Kim di masa lalu,seketika hatinya merasakan kerinduan yang teramat sangat."
888 mondar mandir sejak pagi membuat 444 merasa jengah dan risih."Hyaa! 888 kau tidak bisa diam? Apa kau harus berjalan mondar mandir seperti itu sampai sore nanti? Kita harus segera berangkat.""Apa dia akan membenciku? Kemarin kita akan mengambil Eun Tak, kali ini ibunya. Bagaimana perasaan Hyun? Dia akan kehilangan ibunya. Apa Eun akan menjaganya nanti?" 444 mengerutknan dahinya. "Sejak kapan kau begitu peduli dengan perasaan manusia? Apalagi hanya seorang gadis kecil berusia 13 tahun?""Ah, kau ini banyak bertanya," gerutu 888 sambil melangkah menuju pintu lemari yang biasa mereka gunakan berteleportasi. Tentu saja 444 merasa heran bukan kepalang. Biasanya 888 akan mengajaknya berjalan terlebih dahulu ke lobby bawah baru kemudian mereka pergi. Kenapa kali ini? Haah, memang malaikat maut yang aneh, batin 444 kesal. Saat ti
Hyun Jae menatap Yee Soo sedikit tak percaya. "Memangnya apa sih kelebihan 888 dibandingkan Malaikat maut lain?" tanya Hyun Jae penasaran. "Haduh, dia itu malaikat yang paling sadis,paling tidak bisa kompromi. Katanya, dia itu di hukum raja langit, tapi sekaligus diberi berkah. Satu-satunya malaikat maut yang pernah menang melawan raja neraka." Hyun Jae terbelalak, "Betulkah, bibi? Waah, pantas dia jarang sekali tersenyum dan keliatan sangat menyebalkan," ujar Hyun Jae."Dia salah satu malaikat maut yang wajahnya tidak diubah oleh Raja langit. Biasanya, malaikat maut itu tidak memiliki wajah mereka saat hidup. Tapi, 888 memiliki wajahnya yang dulu," cerita Yee Soo."Lalu, mengapa bibi selalu berlari jika melihat para malaikat maut? Apa bibi takut mereka membawa bibi?" tanya Hyun Jae. Yee Soo mengangguk, "Seharusnya, lima tahun lalu aku dan suamiku dapat rein
Akhirnya hari yang ditakutkan oleh malaikat maut 888 tiba, sejak pagi ia sudah merasakan kepanikan yang luar biasa. Hal yang sangat memalukan di mata 444 tentunya."Apa kau akan tetap seperti ini? Atau kau akan berangkat sekarang?!"888 menoleh dan menatap 444, ia menghela napas panjang. "Kita tidak perlu turun ke bawah, kita langsung ke sana saja. Ingat, jangan sampai Hyun melihat kita." 444 hanya mampu menggelengkan kepalanya. Dalam sekejap, mereka sudah berada di depan pagar rumah Hyun Jae. Tampak Hyun Jae berlari dengan tergesa-gesa, rupanya ia sudah kesiangan. 888 menghela napas panjang, karena Hyun Jae tidak melihatnya. Tak lama kemudian tampak Kim dan Eun Tak keluar untuk berangkat kerja. 888 dan 444 pun langsung mengikuti langkah mereka. "Aku merasa sedikit malas sebenarnya untuk bekerja hari ini. Sejak semalam, kepala
Kim membuka matanya perlahan, ia mencoba untuk duduk, namun kepalanya terasa begitu sakit. 888 yang melihat Kim mulai sadar langsung menghampiri dan membantu Kim untuk duduk."Anda sudah sadar, Nyonya?""Ah, dimana ini? Kau ... Ya Tuhan kau Young Joo,kan?" ujar Kim."Betul, anda demam tinggi, ketika menyebrang jalan tadi sebuah truk hampir saja menabrak anda," jawab 888."Kau membawaku pulang? Ah, aku minta maaf sudah merepotkan,sejak semalam aku merasakan sakit kepala,tetapi aku memaksakan untuk bekerja. Untung saja, kau melihat dan menyelamatkan diriku. Aku berhutang budi kepadamu, terima kasih banyak," ucap Kim. 888 tersenyum, "Lain kali, jika sakit jangan memaksakan diri nyonya. Anda bisa saja tidak selamat dan meninggal dunia di tempat kejadian," sahut 444. Kim menoleh dan tersenyum. "Ah, Chin Hae. Terima kasih juga untukmu,kalian berdua baik sekali.""Apa kau m
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu