Sesuai dengan janji malam itu Kim Young Jo menjemput Lee Jun Sung di kediamannya. Tepatnya di kamar pribadinya. Saat Kim Young Jo datang, Lee Jun Sung membiarkan raganya berbaring, dan rohnya saja yang melepaskan diri untuk ikut bersama Kim Young Jo.
Sesampainya di bukit penantian, Hyun Jae dan Yukio sudah menunggu di sana. Dan, apa yang di katakan oleh Kim Young Jo benar adanya. Dewa Jug Eun, Dewi Xiang, Dewi Diao, dewa Tsao, Dewa Athi, dan Dewa Zhang telah berada di sana. Kaisar Guan Jung Hwa berjalan dengan tenang selayaknya seorang Kaisar.
Ia membungkuk di hadapan para dewa dan dewi yang sudah duduk menanti di sekitar pohon bulppn. Ketiga malaikat maut nampak berdiri dekat dengan Dewa Athi. Sementara Hyun Jae dan Yukio duduk bersama di dekat Dewi Xiang."Kaisar Guan Jung Hwa. Apakah kau tau mengapa kami semua berkumpul di sini?" tanya dewi Diao dengan lembut.
"Hamba tau, karena kesalahan hamba di masa laluKim Min Jae terkejut saat Yukio pulang dengan berita tentang Hyun Jae. Dengan panik ia langsung merapikan pakaian Hyun Jae dan langsung bergegas ke rumah sakit bersama Yukio dan Ye Jin. Saat ia sampai, nampak Gubernur Lee dan beberapa ajudannya menunggu di sana. Hal ini membuat Kim Min Jae bertambah tidak tenang. "Ada apa dengan Hyun?" tanyanya pada Kim Young Jo yang berdiri di dekat pintu. "Nyonya Kim, letnan Hyun celaka saat mengawal saya, nyonya. Maafkan saya," ujar Gubernur Lee sambil membungkuk. Kim Min Jae hanya mampu terisak menahan kepedihan di hatinya. Ia tau tugas Hyun Jae memang berat dan pasti resiko nya akan seperti ini. Sejak awal ia sudah menyadarinya. Tak lama kemudian seorang dokter keluar, ia menatap semua orang yang nampak cemas menunggu. "Orang tua nona Hyun Jae?" Kim Min Jae langsung maju mendekati dokter. "Saya ibunya. Bagaimana kondisi putri saya?" "Semua alat vir
Hyun Jae meraba lehernya dengan gemetar, "Kalung...ya kalung ini..." Hyun Jae menyentuh kalung nya. "Semoga kalung ini memberi jalan keluar," gumam Hyun Jae Hyun Jae setengah terpejam. Ia tersenyum saat mendengar kembali suara Kim Young Jo. "Suaramu merdu. Kenapa kau tidak bisa mendengar telepatiku. Aku di mana sebenarnya?" bisik Hyun Jae dalam hati. Ia tersenyum membayangkan pertemuan nya yang pertama kali dengan Kim Young Jo.Hyun Jae menatap pemuda di hadapannya. Ia tampan dengan tubuh yang begitu atletis. Hyun Jae langsung menggeleng- geleng kan kepalanya, seolah mengenyahkan kekaguman yang sempat muncul."Tanda pengenalmu?" tanya Hyun Jae. Kim Young Jo melongo. Ah, sejak kapan malaikat maut memiliki tanda pengenal."Ak-aku, ah, tanda pengenalku hilang. Itu sebabnya aku ke kantor polisi.""Ikut aku cepat!" seru Hyun Jae sambil menarik tangan Kim Young Jo.Namun, sesampainya di kantor, Hyun Jae memasukka
Kim Young Jo terhenyak. "Kalau begitu biarkan Raja Uija menolongnya.""Jika Raja langit dan Raja Uija yang menolong, maka Hyun Jae akan kehilangan kemampuannya untuk melihat roh dan juga tentu melihat dirimu. Bahkan, dia akan melupakan dirimu, Kim Young Jo. Dia hanya akan menjadi Hyun Jae. Hyun Jae yang tidak ingat apapun tentang kehidupan yang sebelumnya. Ia hanya akan melihatmu jika kau menemuinya bukan sebagai malaikat maut. Dia hanya akan menjadi Hyun Jae yang manusia biasa. Jika dia di paksa mengingat. Maka ia akan kehilangan semuanya. Apa kau siap kehilangan dia untuk ke tiga kalinya?"tanya Dewi Xiang. Kim Young Jo menarik napas panjang. "Selama aku masih bisa bertemu dengannya, melihatnya dan menjaganya. Maka aku akan baik- baik saja.""Kau kembalilah dan jaga dia. Ajak dia terus bicara. Jangan sampai kau biarkan dia tertidur. Ye Jin tidak dapat mendengar suaranya. Jadi lebih baik, kau kembali. Biar aku yang akan menemui Raja U
"Apa kau mencintaiku sekalipun aku tidak mengingat dirimu suatu hari nanti?" tanya Hyun Jae. Kim Young Jo tercekat. Apa Hyun Jae merasakan firasat sehingga ia menanyakan hal itu? "Selama aku bisa tetap menatap dan menjagamu dari kejauhan, aku akan selalu mencintaimu.""Kim Young Jo, aku melihat cahaya di kejauhan..."Kim Young Jo terdiam, ia tau Raja Uija pasti telah tiba dan akan segera menolong Hyun Jae. "Hyun Jae?" "Anda?" "Aku Raja Uija. Aku mewakili Raja langit untuk menolongmu. Pegang tanganku dan pejamkan matamu."Hyun Jae meraih tangan Raja Uija dan lalu memejamkan matanya. Untuk sesaat Hyun Jae merasa melewati pusaran angin yang cukup kuat. Dan akhirnya ia pun tak sadarkan diri.Raja Uija membawa roh Hyun Jae dalam gendongannya. Dengan segera ia mengembalikan roh ke dalam raga yang nampak pulas tertidur itu. "Dia akan segera sadar, Kim Young Jo. Namun, saat ia sadar, kau harus berlapang dada untuk menerima kenyataan ba
_10 tahun kemudian_Waktu berlalu dengan cepat. Setiap hari, Kim Young Jo selalu melihat wajah Hyun Jae di pagi hari tanpa ia tau. Bahkan, terkadang saat ia sedang menjalankan tugas Kim Young Jo selalu menatapnya dari kejauhan. Terkadang, jika rindu itu sudah tidak lagi tertahan, Ia akan datang, selalu untuk bertemu dengan Yukio. Hyun Jae selalu menyapa, tapi ingatannya menguap begitu saja."Kau rindu padanya?" tanya Miok So. Kim Young Jo hanya tersenyum. "Aku kesepian."Miok So hanya tersenyum. Usianya kini tepat 25 tahun. Sejak 5 tahun lalu, dia sudah resmi menggantikan posisi manager Yu. Sementara Yukio kini ia mulai kuliah. Dan, dengan mantap mengambil ilmu hukum. Gubernur Lee Jun Sung sudah pensiun. Ia makin tua. Sesuai dengan takdir manusia biasa. Dewasa, kemudian menua dan mungkin akan mati. Setelah itu menjalani hukuman atau di lahirkan kembali dengan cara yang benar tentunya."Kau tidak mengunjungi Hyun Jae?""Tidak, ke
Yukio baru saja pulang saat ia melihat Kim Young Jo ada di halaman sedang berbicara dengan ibunya. Kim Min Jae nampak sedang menasihati Kim Young Jo dan memberi semangat. Yukio hanya bisa menghela napas panjang. Ini pasti ada hubungannya dengan Hyun Jae sang kakak."Nah, itu Yukio pulang. Bibi masuk dulu ya. Kalian bicara saja. Hyun Jae sebentar lagi juga kembali," ujar Kim Min Jae saat melihat kedatangan Yukio. Yukio langsung menghampiri Kim Young Jo sambil tersenyum lebar."Wah...wah, wajahmu itu kusut sekali. Persis benang kusut. Ada apa?"Kim Young Jo menggeleng."Aku tau, gelengan kepalamu itu tidak sesuai dengan hatimu. Ayo, bicara saja." Kim Young Jo menghela napas panjang."Kemarin, Gong Hye Yu malaikat maut 442 Ye Jin dan Dao Si malaikat maut 222 Daek Wo sudah reinkarnasi. Dan, kau tau siapa rekan kerjaku sekarang?"Yukio menggeleng, "Aku memang bisa melihat kalian, tapi aku
Kim Young Jo tersenyum. Ia mengulurkan tangannya dan membelai rambut Hyun Jae sekilas. Setiap kali ia melihat Hyun Jae, hatinya memang terasa pedih. Ia merasa sedih karena ia telah gagal menjaga kekasihnya itu. Seandainya saja waktu itu dia sendiri tidak lengah, tentu arwah Guan Si tidak akan mampu melukai Hyun Jae bahkan sampai membuat roh gadis itu terpental ke lubang hitam."Aku memang mencintaimu, sejak pertama kali aku melihatmu."Hyun Jae tersenyum. Entah mengapa, sejak ia terbangun dari komanya 10 tahun yang lalu ia memang selalu merasa nyaman jika berada di dekat Kim Young Jo. Perlahan, Hyun Jae menyandarkan kepalanya di bahu Kim Young Jo. "Kau harus lebih berani jika kau mencintai seseorang. Mengapa harus menunggu sampai sekian lama untuk mengatakan bahwa kau mencintai diriku?"Kim Young Jo hanya tersenyum sambil mendekap erat gadis yang sangat ia cintai itu. Selama 10 tahun terakhirnya ini ia harus menunggu untuk bisa mendekap Hyun Ja
Miok So menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Ia mengusap air matanya perlahan."Sejak aku kecil, aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Tapi, aku merasakan kasih sayang seorang sahabat. Dan, setelah sahabatku meninggal, ibunya yang merawat aku penuh kasih sayang. Bahkan, mengizinkan aku memanggilnya ibu. Dan, aku melihat dia telah begitu dekat dengan kematian. Dan, kematiannya bukan hal yang wajar. Apa yang menyebabkan ibu hendak melakukan hal itu. Kenapa ibu tidak menceritakan apapun kepadaku dan memendamnya sendiri.""Aku masih tidak mengerti.""Kim Young Jo mendapat tugas untuk menjemput ibuku. Mungkin, aku akan ikhlas jika memang ibu tengah sakit. Tapi, ibu menemui kematian dengan cara yang tidak seharusnya. Itulah yang membuat aku tidak ikhlas."Gong Liu menepuk pundak Miok So."Lebih baik, anda pulang sekarang. Aku akan mengatakan kepada Dewi Xiang alasan kepergian anda," ujar Gong Liu."Tidak perlu. Aku akan men
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu