Miok So menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Ia mengusap air matanya perlahan.
"Sejak aku kecil, aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Tapi, aku merasakan kasih sayang seorang sahabat. Dan, setelah sahabatku meninggal, ibunya yang merawat aku penuh kasih sayang. Bahkan, mengizinkan aku memanggilnya ibu. Dan, aku melihat dia telah begitu dekat dengan kematian. Dan, kematiannya bukan hal yang wajar. Apa yang menyebabkan ibu hendak melakukan hal itu. Kenapa ibu tidak menceritakan apapun kepadaku dan memendamnya sendiri.""Aku masih tidak mengerti.""Kim Young Jo mendapat tugas untuk menjemput ibuku. Mungkin, aku akan ikhlas jika memang ibu tengah sakit. Tapi, ibu menemui kematian dengan cara yang tidak seharusnya. Itulah yang membuat aku tidak ikhlas."Gong Liu menepuk pundak Miok So."Lebih baik, anda pulang sekarang. Aku akan mengatakan kepada Dewi Xiang alasan kepergian anda," ujar Gong Liu."Tidak perlu. Aku akan men"Sejak saat itulah ada ikatan khusus antara Hyun Jae dan Kim Young Jo. Jika seorang malaikat maut membuat perjanjian dengan manusia, bahkan raja Langit sekalipun tidak dapat membatalkan perjanjian itu. Waktu itu mereka belum menyadari bahwa mereka memiliki hubungan cinta di masa lalu. Sehingga, hubungan mereka seperti kucing dan tikus. Sampai pada akhirnya, Kim Young Jo melanggar aturan langit untuk tidak turun tangan dalam takdir kehidupan manusia."Waktu itu, jiwa Kim Mi Jae seharusnya sudah habis. Tapi, karena Kim Young Jo merasa takut pada Hyun Jae, ia bersembunyi. Hingga Hyun Jae tidak tau bahwa ibunya hampir saja meninggalkannya. Dan yang terjadi adalah, Kim Young Jo menyelamatkan Kim Min Jae. Dan ia terpaksa menjalani hukuman 10 tahun dari raja langit. Waktu itu Kim Young Jo sengaja menghilangkan ingatan Hyun Jae. Hingga aku sendiri turun tangan dengan memberikan kalung bulan pemberian Kim Young Jo pada masa kehidupan mereka."Dan, kini Hyun Jae kembali
Han Cae Young membawa Miok So ke dalam pelukannya. "Maafkan ibu. Ibu tidak bermaksud untuk tidak menganggap dirimu. Hanya saja, ibu tidak ingin menyusahkan dirimu. Ibu takut, kau akan merasa terbebani."Miok So melepaskan diri dari pelukan Han Cae Young. "Bu, tatap mataku, dan tolong jawab pertanyaanku. Apa arti kehadiranku bagi ibu?"Han Cae Young menatap Miok So. Gadis yang sudah ia rawat sejak usia 15 tahun itu, kini telah menjadi seorang wanita dewasa yang matang. Di usianya yang menginjak 25 tahun. Miok So tumbuh menjadi wanita muda yang cantik, pintar dan bijaksana. Miok So juga sangat lembut dan penyayang. Selama 10 tahun ini, Cae Young merasakan kehadiran Choi Jang Geun. Sejak Miok So bersamanya, ia tidak pernah lagi bermimpi buruk tentang kematian Jang Geun. Bahkan, hari-harinya penuh dengan senyum bahagia.Meskipun sudah 5 tahun ini Miok So hanya pulang seminggu sekali pada saat ia libur, Cae Young tidak pernah merasakan kesedihan. Setiap hari Miok
"Tae Eul...wah, pagi sekali bibi Aeri. Ayo masuklah...""Kau tidak bekerja, Miok So?" tanya Aeri sambil menempelkan kedua pipinya pada pipi Miok So."Ibu sakit, bi. Jadi, aku putuskan untuk mengambil cuti dan merawat ibu."Jan Mi Aeri mengerutkan dahi, dan bergegas masuk dan mencari Han Cae Young. Ia mendapati Cae Young sedang duduk dan menikmati sarapannya."Kau sakit apa? Kenapa tidak mengabariku?" ujar Aeri panik. Han Cae Young tersenyum, "Aku tidak ingin merepotkan kalian. Kau masih harus mengurus Tae Eul. Belum lagi kau masih bolak balik menjenguk Tae Seok ke tahanan. Bagaimana aku bisa merepotkan dirimu."Aeri mengerucutkan bibirnya. "Kau ini bicara apa. Miok So, kau sudah membawa ibumu ke dokter?""Kami akan ke rumah sakit sebentar lagi, bi. Menemui dokter Lie Kua Tan."Jan Mi Aeri terhenyak, siapapun tau, bahwa dokter Lie adalah spesialis kanker."Kanker...? Kau diam dengan penyakit separah ini? Kau sudah tidak waras?" omel
Han Cae Young menatap Jan Mi Aeri dengan tajam. Mereka baru saja kembali dari rumah sakit. Cae Young masih tidak percaya dengan niat Aeri untuk mendonorkan hatinya pada Cae Young. "Kau ini apa- apaan? Jika terjadi sesuatu kepadamu, apa yang harus aku katakan pada Tae Seok? Lalu bagaimana dengan Tae Eul. Apa kau tega, jika Tae Eul sampai kehilangan dirimu?" tanya Cae Young. "Apa kau tidak mendengar apa kata dokter tadi?! Donor hati bukan berarti benar-benar kehilangan sebagian hati selamanya. Tak seperti donor ginjal yang notabene membuat pendonor tinggal memiliki satu ginjal, pendonor transplantasi hati masih bisa memiliki hati yang 'utuh'. Organ hati pendonor tidak akan mengalami gangguan fungsi walau diambil sebagian.Hati itu akan memenuhi volumenya kalau dibutuhkan. Perawatan bagi pendonor pasca transplantasi tidak sulit karena pada dasarnya mereka adalah orang sehat. Jadi, tidak akan terjadi apapun kepadaku selama aku mengikuti saran dari dokter.
Kim Young Jo tertawa kecil melihat pipi Hyun Jae yang semakin memerah karena malu dan bahagia. "Kau sibuk? Apa setelah makan siang kau memiliki sedikit waktu?" tanya Kim Young Jo. Hyun Jae mengerutkan dahinya sambil menggeleng. "Ada beberapa kasus yang sedang aku tangani. Tapi, hari ini aku ada sedikit waktu luang. Memangnya kau akan mengajakku kemana?" "Kau ingat tahanan yang bernama Choi Tae Seok?" tanya Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk perlahan. Ya, semenjak kejadian itu, Hyun Jae memang seperti orang yang amnesia. Sebagian dari ingatannya benar-benar hilang. Kasus yang ia tangani dengan mendapatkan bantuan dari Kim Young Jo menguap begitu saja. Ia benar-benar lupa orang-orang dari kehidupannya yang dulu.Hyun Jae bahkan lupa bahwa Yukio bukan adik kandungnya. Hyun Jae hanya ingat bahwa ia adalah seorang polisi. Ia memiliki ibu dan adik lelaki. Hyun Jae bahkan lupa bahwa ia pernah memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu yang tak kasar mata juga melihat
Miok So dan Han Cae Young terkejut saat melihat kedatangan Hyun Jae dan Kim Young Jo. Kebetulan pula Lee Jun Sung dan Guan Si masih berada di sana. "Letnan Hyun, aku rindu...!" pekik Miok So yang langsung menubruk Hyun Jae dan memeluknya dengan erat. Hyun Jae sama sekali tidak mengenali Miok So. Tentu, Miok So pernah menjenguknya. Tapi, Hyun Jae memang tidak mengingatnya sama sekali. Tapi, melalui kehangatan pelukan Miok So, Hyun Jae yakin bahwa Miok So memang salah satu orang yang cukup dekat dengannya. "Aku baik- baik saja, emmm...Miok So. Betul kan?"Miok So tersenyum. Ia menarik tangan Hyun Jae untuk masuk dan bergabung bersama yang lainnya. Saat Hyun Jae melihat Guan Si, entah mengapa tiba-tiba dadanya terasa begitu sakit. Ia merasakan kemarahan yang luar biasa saat melihat Guan Si. Tapi, apa yang menyebabkan ia harus marah? Hyun Jae tidak tau. "Hyun Jae, ayo sini duduk di dekatku. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Ibu dan adikmu sehat?" sapa Lee J
Di antara semua orang yang kelihatan paling menyesal adalah Guan Si. Dia lebih banyak diam. Bahkan, dia memilih untuk menghindari Kim Young Jo, Lee Jun Sung dan Yukio tentunya."Kau tidak bisa berlari dan menghindar seperti ini terus," ujar Kim Young Jo pada Guan Si."Aku memiliki dua orang adik kandung. Guan Ji dan Yue Liang. Dan, diantara mereka berdua aku paling mencintai Yue Liang. Karena, dia adalah adik perempuan satu- satunya. Aku tidak mau saat Kaisar Lee ingin menjadikannya hanya sebagai selir. Mengapa harus menjadi selir jika Kaisar Lee belum memiliki permaisuri. Apakah adikku tidak layak untuk menjadi permaisuri? Aku tersinggung itu pasti. Aku lupa jika selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah jika memikirkan tanpa emosi." Kim Young Jo menghela napas panjang. Ia mengempaskan tubuhnya dan duduk di samping Guan Si."Itu artinya, kau tau bahwa Yue Liang menjalin cinta denganku?" tanya Kim Youn
Hyun Jae terisak- isak, Kim Young Jo dengan cepat kembali melihat ke dalam cermin mimpi. Rupanya saat ini Hyun Jae sampai di saat Kim Young Jo menerima hukuman dari Raja Langit . Kim Young Jo datang dan membuat Hyun Jae melupakan dirinya. "Jangan buat aku melupakanmu. Lebih baik aku mengingatmu..." ucap Hyun Jae. Air mata kembali menetes di kedua netranya. "Tidak bisakah kita bangunkan saja dia?" tanya Yukio. Kim Young Jo menggelengkan kepalanya. "Dewa Lu sudah mengatakan untuk tidak membangunkan dirinya. "Panggil sajalah. Aku tidak tega melihatnya menangis terus seperti itu. Kau lihat ini dia meratap dan menangis seperti itu." Kim Young Jo mengangkat tangannya, perlahan ia mengetuk cermin mimpi itu sebanyak 3 kali dan memanggil dewa Lu Fei Tong. Dewa bertubuh sedikit gempal itu pun datang dalam beberapa menit saja. "Kau ini mengganggu tidurku saja," keluhnya. "Kapten Ri yang baik, bisakah anda membantu kakakku i