"Tae Eul...wah, pagi sekali bibi Aeri. Ayo masuklah..."
"Kau tidak bekerja, Miok So?" tanya Aeri sambil menempelkan kedua pipinya pada pipi Miok So."Ibu sakit, bi. Jadi, aku putuskan untuk mengambil cuti dan merawat ibu."Jan Mi Aeri mengerutkan dahi, dan bergegas masuk dan mencari Han Cae Young. Ia mendapati Cae Young sedang duduk dan menikmati sarapannya."Kau sakit apa? Kenapa tidak mengabariku?" ujar Aeri panik. Han Cae Young tersenyum, "Aku tidak ingin merepotkan kalian. Kau masih harus mengurus Tae Eul. Belum lagi kau masih bolak balik menjenguk Tae Seok ke tahanan. Bagaimana aku bisa merepotkan dirimu."Aeri mengerucutkan bibirnya. "Kau ini bicara apa. Miok So, kau sudah membawa ibumu ke dokter?""Kami akan ke rumah sakit sebentar lagi, bi. Menemui dokter Lie Kua Tan."Jan Mi Aeri terhenyak, siapapun tau, bahwa dokter Lie adalah spesialis kanker."Kanker...? Kau diam dengan penyakit separah ini? Kau sudah tidak waras?" omelHan Cae Young menatap Jan Mi Aeri dengan tajam. Mereka baru saja kembali dari rumah sakit. Cae Young masih tidak percaya dengan niat Aeri untuk mendonorkan hatinya pada Cae Young. "Kau ini apa- apaan? Jika terjadi sesuatu kepadamu, apa yang harus aku katakan pada Tae Seok? Lalu bagaimana dengan Tae Eul. Apa kau tega, jika Tae Eul sampai kehilangan dirimu?" tanya Cae Young. "Apa kau tidak mendengar apa kata dokter tadi?! Donor hati bukan berarti benar-benar kehilangan sebagian hati selamanya. Tak seperti donor ginjal yang notabene membuat pendonor tinggal memiliki satu ginjal, pendonor transplantasi hati masih bisa memiliki hati yang 'utuh'. Organ hati pendonor tidak akan mengalami gangguan fungsi walau diambil sebagian.Hati itu akan memenuhi volumenya kalau dibutuhkan. Perawatan bagi pendonor pasca transplantasi tidak sulit karena pada dasarnya mereka adalah orang sehat. Jadi, tidak akan terjadi apapun kepadaku selama aku mengikuti saran dari dokter.
Kim Young Jo tertawa kecil melihat pipi Hyun Jae yang semakin memerah karena malu dan bahagia. "Kau sibuk? Apa setelah makan siang kau memiliki sedikit waktu?" tanya Kim Young Jo. Hyun Jae mengerutkan dahinya sambil menggeleng. "Ada beberapa kasus yang sedang aku tangani. Tapi, hari ini aku ada sedikit waktu luang. Memangnya kau akan mengajakku kemana?" "Kau ingat tahanan yang bernama Choi Tae Seok?" tanya Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk perlahan. Ya, semenjak kejadian itu, Hyun Jae memang seperti orang yang amnesia. Sebagian dari ingatannya benar-benar hilang. Kasus yang ia tangani dengan mendapatkan bantuan dari Kim Young Jo menguap begitu saja. Ia benar-benar lupa orang-orang dari kehidupannya yang dulu.Hyun Jae bahkan lupa bahwa Yukio bukan adik kandungnya. Hyun Jae hanya ingat bahwa ia adalah seorang polisi. Ia memiliki ibu dan adik lelaki. Hyun Jae bahkan lupa bahwa ia pernah memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu yang tak kasar mata juga melihat
Miok So dan Han Cae Young terkejut saat melihat kedatangan Hyun Jae dan Kim Young Jo. Kebetulan pula Lee Jun Sung dan Guan Si masih berada di sana. "Letnan Hyun, aku rindu...!" pekik Miok So yang langsung menubruk Hyun Jae dan memeluknya dengan erat. Hyun Jae sama sekali tidak mengenali Miok So. Tentu, Miok So pernah menjenguknya. Tapi, Hyun Jae memang tidak mengingatnya sama sekali. Tapi, melalui kehangatan pelukan Miok So, Hyun Jae yakin bahwa Miok So memang salah satu orang yang cukup dekat dengannya. "Aku baik- baik saja, emmm...Miok So. Betul kan?"Miok So tersenyum. Ia menarik tangan Hyun Jae untuk masuk dan bergabung bersama yang lainnya. Saat Hyun Jae melihat Guan Si, entah mengapa tiba-tiba dadanya terasa begitu sakit. Ia merasakan kemarahan yang luar biasa saat melihat Guan Si. Tapi, apa yang menyebabkan ia harus marah? Hyun Jae tidak tau. "Hyun Jae, ayo sini duduk di dekatku. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Ibu dan adikmu sehat?" sapa Lee J
Di antara semua orang yang kelihatan paling menyesal adalah Guan Si. Dia lebih banyak diam. Bahkan, dia memilih untuk menghindari Kim Young Jo, Lee Jun Sung dan Yukio tentunya."Kau tidak bisa berlari dan menghindar seperti ini terus," ujar Kim Young Jo pada Guan Si."Aku memiliki dua orang adik kandung. Guan Ji dan Yue Liang. Dan, diantara mereka berdua aku paling mencintai Yue Liang. Karena, dia adalah adik perempuan satu- satunya. Aku tidak mau saat Kaisar Lee ingin menjadikannya hanya sebagai selir. Mengapa harus menjadi selir jika Kaisar Lee belum memiliki permaisuri. Apakah adikku tidak layak untuk menjadi permaisuri? Aku tersinggung itu pasti. Aku lupa jika selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah jika memikirkan tanpa emosi." Kim Young Jo menghela napas panjang. Ia mengempaskan tubuhnya dan duduk di samping Guan Si."Itu artinya, kau tau bahwa Yue Liang menjalin cinta denganku?" tanya Kim Youn
Hyun Jae terisak- isak, Kim Young Jo dengan cepat kembali melihat ke dalam cermin mimpi. Rupanya saat ini Hyun Jae sampai di saat Kim Young Jo menerima hukuman dari Raja Langit . Kim Young Jo datang dan membuat Hyun Jae melupakan dirinya. "Jangan buat aku melupakanmu. Lebih baik aku mengingatmu..." ucap Hyun Jae. Air mata kembali menetes di kedua netranya. "Tidak bisakah kita bangunkan saja dia?" tanya Yukio. Kim Young Jo menggelengkan kepalanya. "Dewa Lu sudah mengatakan untuk tidak membangunkan dirinya. "Panggil sajalah. Aku tidak tega melihatnya menangis terus seperti itu. Kau lihat ini dia meratap dan menangis seperti itu." Kim Young Jo mengangkat tangannya, perlahan ia mengetuk cermin mimpi itu sebanyak 3 kali dan memanggil dewa Lu Fei Tong. Dewa bertubuh sedikit gempal itu pun datang dalam beberapa menit saja. "Kau ini mengganggu tidurku saja," keluhnya. "Kapten Ri yang baik, bisakah anda membantu kakakku i
Selepas Myeong Na Ri dan Chan Seong pamit pulang, Yukio pun pamit pulang. Ia harus menjaga Kim Min Jae juga. Sementara Hyun Jae dijaga oleh Kim Young Jo dan Guan Si. Jika perawat datang untuk membersihkan tubuh Hyun Jae, Kim Young Jo akan menunggu di luar. Kim Young Jo menatap wajah Hyun Jae yang nampak cantik itu. "Kau cantik sekali jika sedang tertidur. Tapi, aku lebih suka melihatmu terjaga dan mengomel serta bercerita tentang banyak hal." Kim Young Jo mengelus pipi Hyun Jae dengan lembut. Ia menyapu dahi gadis itu dengan bibir nya. Penuh cinta dan segenap hatinya. "Aku sangat mencintaimu Hyun Jae. Sangat mencintaimu." Miok So menyempatkan diri menjenguk Hyun Jae. Siang itu Guan Si yang sedang menjaga Hyun Jae dalam kamar perawatan. Saat melihatnya masuk Guan Si hanya tersenyum. "Ibumu sudah membaik?" sapa Guan Si. Miok So mengangguk. "Mereka hanya tinggal pemulihan saja. Kemana Kim Young Jo dan Yukio?" "S
Melihat dirinya sendiri telah berhasil menyelamatkan Jan Mi Aeri membuat Hyun Jae menghela napas panjang. Namun, Kim Young Jo melihat ada air mata yang menetes dari kedua netra Hyun Jae."Jika kau seorang malaikat maut, bagaimana cara kita untuk bersatu?" bisik Hyun Jae. Hati Kim Young Jo bergetar saat mendengar ucapan Hyun Jae. Tak terasa air mata pun membasahi kedua netranya. Ia menggenggam tangan Hyun Jae dan menempelkan tangan itu ke bibirnya."Apapun akan aku lakukan agar kita berdua dapat bersama," bisik Kim Young Jo sambil membelai rambut Hyun Jae.Kim Young Jo kembali menatap ke dalam cermin mimpi. Kali ini Hyun Jae tengah bersama dengan Yukio saat ia datang dan membuat Hyun Jae terkejut. "Kau membuat kami kaget," sahut Hyun Jae yang di angguki Yukio."Ibumu mana?""Ibu sudah tidur. Ada apa?""Kalian berdua ikut sebentar denganku. Dewa Jug Eun ingin bertemu dengan kita."Hyun Jae mengerutkan dahinya."Kita? Kio juga?""Y
Hyun Jae nampak kebingungan saat melihat dirinya menangis dalam kegelapan. "Kau di mana sebenarnya Hyun Jae! Tidak adalah yang dapat menolong? Tolong... Tolong!" Pekiknya. Guan Si langsung mendekat dan meraih cermin mimpi dari tangan Kim Young Jo. Sementara Kim Young Jo menggenggam tangan Hyun Jae dengan erat.Sementara Hyun Jae nampak bingung dari dalam cermin. "Ayo berteriaklah Hyun Jae minta bantuan. Dengarkan suara Kim Young Jo. Ayo cepat...!" pekiknya."Hyun, kau memanggilku? Kau di mana?"Hyun Jae menghapus air matanya, Kim Young Jo mendengarnya.."Kau mendengar suaraku?""Aku dengar, tapi suaramu jauh sekali. Kau di mana? Pulanglah. Ayo bangun, kembali. Ikuti suaraku.""Aku berada di lorong yang sangat gelap. Tapi, aku tidak tau di mana. Aku sudah berjalan mengikuti suaramu. Tapi, aku tidak sampai-sampai. Gelap sekali di sini. Aku takut.""Apa kau mendengar suaraku?""Aku tau. Aku mendengar kau bercerita tentang jiwa yang pe
_ 200 tahun laluYue Ying, akan berbahaya jika kau menyamar sendiri di sana. Di daerah musuh, bahkan kau masuk ke istana dan menjadi dayang utama jenderal perang mereka. Apa kau sudah tidak waras lagi?!" Hardik Kaisar Guan. Putri Yue Liang hanya tersenyum kecil, "Tidak akan ada yang curiga. Lagipula, siapa yang berani mengganggu datang utama seorang jenderal besar? Kau terlalu khawatir, yang mulia," Yue Ling sambil mengibaskan tangannya. Kaisar Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Adik bungsunya ini memang keras kepala."Biarkan saja, adikmu itu memang sangat keras kepala. Kau larang maka dia akan semakin nekad. Yang penting dia selamat tidak kurang suatu apapun."Kaisar Guan menatap sang Ibu. Ibundanya benar. Yue Liang sangat keras kepala. Tapi, Kaisar Guan curiga jika ada rencana lain yang sedang di lakukan Yue Liang tanpa sepengetahuannya."Tapi, firasatku mengatakan, bukan untuk menjadi mata- mata saja Yue di sana. Apa dia jatuh cinta kepada Kaisa
Lee Kuan Si melepaskan pelukan dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ia menatap Diao Chan penuh kelembutan."Mungkin selama ini aku terlalu takut untuk menyatakan perasaanku sendiri dan aku selalu saja mengganggu dirimu. Bahkan sejak kecil mungkin kau menganggap aku sangat menyebalkan. Aku minta maaf Diao Chan. Tapi, malam ini, aku ingin menyudahi semuanya."Sebenarnya, saat aku berkata kau jelek, kau itu sangat cantik, hanya saja aku terlalu gengsi mengakui. Saat aku mengatakan kau menyebalkan, aku sesungguhnya sedang merindukan dirimu. Dan, saat aku bersikap tak acuh padamu, sebenarnya saat itu aku sedang cemburu, karena perhatian dirimu terbagi tidak hanya tertuju padaku. Aku cemburu jika kau dekat dengan Lee Jian Si kakakku sekalipun. Aku juga kesal jika kau tersenyum manis pada pemuda lain yang terang- terangan menyukaimu. Aku hanya mau kau menjadi milikku."Jadi, malam ini aku memberanikan diri untuk mengutarakan isi hati
Tamu yang di undang sudah hadir malam itu. Selain kawan sekolah Diao Chan, nampak juga beberapa rekan kerja ayahnya. Diao Chan nampak cantik dengan dress yang bertemakan Snow White lengkap dengan mahkotanya. Gadis itu memang menyukai tokoh-tokoh kartun sehingga kali ini ia merengek meminta pakaian yang persis dengan tokoh kartun putri salju. Sedikit kekanakan memang untuk gadis remaja sepertinya. Namun, Diao Chan tak peduli. Lee Kuan Si datang bersama kakak dan kedua orangtuanya. Wajahnya penuh senyuman, dan saat melihat Diao Chan untuk sesaat ia merasa sedikit gugup. Namun, ia teringat ketika ia tak sengaja mendengarkan isi hati gadis itu."Cantiknya calon menantuku ini," ujar Cha Yujin sambil memeluk Diao Chan."Bibi ini, bisa saja. Terimakasih, bibi Cha. Mana kak Kuan dan kak Jian juga paman Lee?" tanya Diao Chan. Cha yujin langsung menunjuk suami dan anaknya yang nampak sedang menikmati hidangan makan malam yang telah di sediakan dan bergabung
_10 TAHUN KEMUDIAN_ Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar. Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si.
Kim Young Jo dan Guan Si memeluk Hyun Jae dengan erat. Hari ini mereka akan berpisah. Kim Young Jo dan Guan Si akan reinkarnasi lebih dahulu. Sementara Hyun Jae menyusul. Selesai sudah tugas Kim Young Jo dan Guan Si sebagai malaikat maut."Aku duluan, kau baik- baiklah di Jeongwol," ujar Kim Young Jo. Hyun Jae mengangguk."Kalian harus rukun di kehidupan yang akan datang kelak, " sahut Hyun Jae. Guan Si hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Hyun Jae. Mereka memang sering kali bertengkar."Aku pamit Yue Liang," ujar Guan Si sambil memeluk Hyun Jae penuh kasih sayang."Hati-hati kak. Aku sangat menyayangimu. Saat dalam kehidupan kita yang sebelumnya, aku sangat menyayangi dan mencintaimu kak. Kau adalah panutan. Aku sangat mengagumimu. Maafkan aku ya, jika aku seringkali membantah perkataanmu. Tapi, kau adalah kakak yang terbaik untukku.""Maafkan aku juga Hyun. Aku sangat sering menyakiti sebagai seorang kakak aku ter
Yukio tersenyum pada Luna."Terimakasih kak, kakak mau datang dan mendoakan kakakku. Aku senang, kalau dulu kak Hyun ternyata pernah membantu kakak. Dan aku senang apa yang kakakku lakukan ternyata sangat membantu kehidupan kakak.""Kau tidak boleh bersedih ya, kakakmu adalah orang yang sangat baik.""Iya kak. Aku bahkan merasa bahagia dan bangga pada almarhum kak Hyun karena beliau sudah membantu orang lain dengan sangat baik.""Iya, aku percaya kakakmu akan segera reinkarnasi dengan baik. Dan pasti dengan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dan kau harus kuat dan tetap tersenyum. Apalagi yang aku dengar kakakmu meninggal saat menjalankan tugasnya menyelamatkan orang lain. Itu adalah karma baik yang sangat luar biasa. Satu nyawa berkorban untuk menyelamatkan beberapa nyawa. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia," Ujar Luna. Yukio tersenyum dan membungkuk memberi hormat."Sekali lagi, terimakasih kak."Luna menganggukkan kepalanya dan berl
Hampir semua rekan- rekan Hyun Jae dari kepolisian hadir di rumah duka, bahkan beberapa orang yang pernah Hyun Jae tolong pun datang. Dia adalah Luna. Dengan menggandeng seorang bocah yang cantik."Yukio, aku turut berdukacita ya. Kakakmu dulu pernah menolongku. Jika tidak ada kakakmu aku mungkin sudah tidak ada di sini. Dan juga tidak akan ada Jia Li. Aku juga tidak akan mendapatkan pekerjaan yang baik. Semua ini berkat pertolongan kakakmu. Aku dan keluargaku berhutang nyawa pada letnan Hyun Jae. Semoga saja, letnan Hyun bisa reinkarnasi dengan baik dan kelak hidup dengan bahagia." Luka berkata dengan lirih sambil menepuk baju Yukio perlahan."Terimakasih sudah datang kemari, kak...""Luna. Namaku Luna.""Kalau boleh tau, apa yang kakakku lakukan dulu kepadamu?" tanya Yukio. Luna tersenyum...***_12 tahun yang lalu_Sementara itu, Luna nampak begitu putus asa. Ia menatap Choi yang sedang tertawa licik di
Mlok So menatap dewi Xiang tak percaya."Maksudnya paduka? Hyun Jae meninggal dunia? Dan untuk beberapa bulan ia akan tinggal di Jeongwol?" tanyanya memastikan. Dewi Xiang mengangguk"Ya, Miok So. Dia akan segera reinkarnasi juga. Kau bisa menyuruh para pegawai untuk membersihkan kamar no 1888 untuk Hyun Jae."Miok So menatap punggung Dewi Xiang yang berjalan menjauh. Rasanya tak percaya mendengar kabar itu. Hyun Jae ingat bagaimana dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Hyun Jae.***Setelah mengurus dan menangkap para penjahat dan juga memberikan instruksi pada anak buahnya yang lain, kapten Jo Young segera menuju rumah sakit Seon. Di sana nampak Myeong Na Ri, Yukio dan juga seorang gadis. Kapten Jo langsung menghampiri mereka."Bagaimana Hyun Jae?" tanyanya."Masih di ruang operasi, kapten," jawab Myeong Na Ri dengan lirih. Sementara itu Yukio nampak duduk dengan tatapan mata yang kosong dan hampa. Sement
Hyun Jae menghela napas panjang. Kemarin, Yukio juga sangat mengkhawatirkan dirinya."Kau ini seperti Yukio saja.""Jelas saja, Hyun. Jika aku yang berada di posisi Yukio aku sudah pasti akan sangat mengkhawatirkan dirimu." Tiba-tiba saja Hyun Jae mendengar Kim Young Jo memanggilnya"Aku.ada di luar villa. Apa kau sudah coba membuka kamar pribadi itu?""Belum, tapi aku bertemu dengan Liu Jin. Dan, dia benar-benar sudah tua. Hanya saja, ada iblis yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan, iblis itu mengerikan sekali. Dia bertubuh tinggi berbulu, besar dengan empat kepala dan juga membawa tombak bermata 5. Matanya merah menyala. Jujur seumur hidup baru kali ini aku merasakan takut melihat makhluk gaib," kata Hyun Jae. . Kim Young Jo menghela napas. Ia menatap pada Guan Si dan para dewa. Lalu mengatakan apa yang Hyun Jae katakan padanya."Kita akan masuk, Young Jo. Iblis itu terlebih dahulu harus kita tangkap dan mu