Beranda / Pernikahan / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 47 Menanamkan Rasa Benci

Share

Bab 47 Menanamkan Rasa Benci

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 12:54:28

Bu Nunik dan Lulu menyetop taksi. Di dalam taksi tersebut, bu Nunik menceritakan semua yang dikatakan oleh bu Wulan tadi. Lulu sangat terkejut, ia mengira, obrolannya bersama Tiana di telepon waktu itu, tidak diketahui oleh asisten bu Wulan. Sebab, ia tidak menyadari jika ada asisten bu Wulan ada di tempat itu.

"Kira-kira, asisten pribadi Wulan tahu dari mana tentang kita? Kok bisa sedetail itu. Nggak mungkin, kan, kalau hanya menguntit kita saja, dia langsung tahu semuanya. Pasti ada seseorang yang memberitahu dia tentang semua ini. Orang itu pasti salah satu anggota keluarga kita. Kalau bukan, siapa lagi coba?" imbuh bu Nunik.

Lulu terdiam, ia tengah memikirkan sesuatu.

"Bu, kok aku jadi curiga, ya sama kak Tiana. Ibu sadar, nggak? Dia kan tahu semuanya, dan akhir-akhir ini, kita sering berselisih sama dia perkara uang. Mungkin nggak sih, kalau dia marah dan mengadukan hal ini kepada si Anton itu?" tanya Lulu.

Bu Nunik terdiam, ia baru kepikiran akan Tiana.

"Bisa jadi, ya ampun ...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kenty Fadhil
keluarga Nunik gila hatta
goodnovel comment avatar
Casyta Tanod
Bagusnya si Tiana mati dan Lulu di penjara. Terus, Nunik jd gila. Komplit dah satu klrga psycho ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 48 Ketakutan Atas Perbuatannya

    "Bu, apa yang sudah aku lakukan?" tanya Lulu, seakan tersadar dari kesalahannya.Tiana sudah tak sadarkan diri dengan cairan merah menggenang di atas lantai, yang keluar dari punggungnya.Bu Nunik membekap mulutnya sendiri, menggelengkan kepala sambil menangis. Ia pun bingung apa yang harus ia lakukan. Ia terlalu takut saat ini."Bu, aku nggak mau dipenjara, tolong aku, Bu." Lulu terlihat kebingungan dan ketakutan atas perbuatannya."Ibu juga bingung, Ibu hubungi dulu Rusdi." Bu Nunik meraih ponselnya dari dalam tas yang selalu ia bawa. Bu Nunik kemudian menempelkan ponselnya ke telinga."Jangan!" Lulu merebut ponsel bu Nunik lalu melemparnya ke lantai."Lulu!" Mata bu Nunik terbelalak.Lulu menggeleng sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada."Jangan, Bu. Aku mohon jangan beri tahu mas Rusdi. Bisa-bisa dia marah, karena istrinya sudah aku lukai. Cari cara lain saja, Bu." Lulu tampak kacau.Bu Nunik pun panik dan bingung harus berbuat apa. Pikirannya terlalu kalut dan buntu. N

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 49 Jago Akting

    Suara hewan malam mulai terdengar saling bersahutan. Seperti seekor anjing, burung hantu, dan hewan malam lainnya. Menciptakan suasana yang mencekam menyelimuti keberadaan bu Nunik dan Lulu.Tangan Lulu bergetar dengan senter yang ia genggam. Meski pun dalam keadaan panik, bu Nunik masih sempat kepikiran untuk membawa senter dari rumah Rusdi, yang akhirnya memang sangat berguna untuk kegiatannya ini."Bu, cepetan aku takut!" ujar Lulu."Diam, kamu! Semua ini gara-gara kamu. Coba kalau kamu tidak nekat seperti tadi. Mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Sudah-sudah, dari pada kamu bicara terus, lebih baik kamu gantian yang gali tanah! Ibu sudah lelah, badan Ibu rasanya sakit-sakit," sahut bu Nunik."Aku?" Lulu menunjuk wajahnya sendiri."Iya, siapa lagi? Kan kamu yang sudah menghabisi Tiana. Jadi, kamu juga harus bantu Ibu menyelesaikan ini. Apa kamu mau, mendekam di penjara?" tanya bu Nunik.Lulu menggeleng cepat, ia kemudian mengambil cangkul dari tangan ibunya. Gegas ia mulai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 50 Ketukan di Jendela

    "Ya Tuhan, kemana dia?" Rusdi menatap isi lemari Tiana yang telah kosong, hanya ada beberapa baju saja yang tertinggal."Ada apa, Rusdi?" tanya bu Nunik yang ikut masuk ke dalam kamar."Tiana ... Tiana ternyata pergi. Bajunya sudah tidak ada. Bahkan kopernya juga tidak ada. Bu, Tiana pergi, Bu. Aku salah apa?" Rusdi terduduk di pinggiran tempat tidur. Tidak menyangka, wanita yang sangat ia cintai pergi tanpa memberinya alasan.Lulu dan bu Nunik saling melirik dan tersenyum kecil."Pergi? Tapi, pergi ke mana dia? Kok bisa dia pergi?" tanya bu Nunik.Rusdi menggelengkan kepalanya. Ia juga tidak tahu ke mana perginya Tiana, dan apa alasan kepergiannya."Mas, apa kalian pernah bertengkar?" tanya Lulu.Rusdi terlihat sangat terpukul atas kepergian Tiana. Ia kemudian meraup udara dan menghembuskannya secara perlahan."Pertengkaran kecil dalam rumah tangga itu hal biasa terjadi. Tapi, kenapa Tiana bisa pergi? Ke mana dia?" Rusdi mengusap wajahnya kasar.Bu Nunik duduk di sebelah Rusdi. Ia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 51 Acara Pernikahan

    Lulu terbangun ketika bu Nunik mengguncangkan tubuhnya. Ia menatap sekeliling kamar, tidak ada sosok mengerikan seperti yang ia lihat barusan. Hanya ada bu Nunik dan hari pun ternyata sudah pagi. Ternyata hal janggal yang dialami Lulu hanya mimpi buruk semata. Namun, hal itu seperti nyata dan masih terekam jelas oleh ingatan Lulu.Bahkan hari telah berganti menjadi minggu. Setiap malam, hal serupa terus berlanjut, Lulu selalu dihantui oleh rasa takut dan bersalah. Baik itu di dalam mimpi, mau pun di dunia nyata. Membuat Lulu tidak bisa beraktivitas leluasa. Jujur, semenjak kematian Tiana, Lulu merasa sangat bersalah. Namun, ia terlalu takut untuk mengakuinya kepada Rusdi. Tubuh Lulu pun kini berangsur turun. Entah harus apa supaya rasa takut itu akan hilang."Ibu, aku rasa kak Tiana sudah jadi hantu. Kenapa hanya aku yang dihantui terus olehnya? Kenapa Ibu enggak?" tanya Lulu, ia tengah mengaduk-aduk makanan di atas piringnya, tanpa mau memakannya."Enak saja, kamu yang menghabisinya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 52 Ketagihan

    "Saya terima, nikah dan kawinnya Ratri binti Atmaja, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!""Bagaimana para saksi, sah?""Sah!""Sah!""Sah!"Ratri menangis terharu ketika Saga mengucapkan ijab kabul dengan sangat lancar, dengan satu kali tarikan nafas. Begitu pun dengan Saga, hari ini, di jam ini, di tanggal ini dan di tahun ini, ia telah melepas status lajangnya. Betapa bahagianya Saga, bisa menikah dengan wanita yang ia inginkan.Saga kemudian menyematkan cincin nikah ke jari manis Ratri. Ratri pun menyematkan cincin nikah di jari Saga. Tak lupa Ratri juga mencium punggung tangan suaminya itu.Acara resepsi digelar secara mewah. Tidak ada kendala apa pun. Semua berjalan lancar sesuai yang diharapkan.Malam hari, setelah acara resepsi selesai. Dua insan yang telah sah menjadi sepasang suami istri itu tengah berada di dalam kamar hotel. Sementara Gina, ia berada di kediaman bu Wulan dan pak Bima. Kedua orang tua Saga meminta cucu sambungnya itu, untuk menginap di rumah mereka, sup

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 53 Kelaparan

    "Mama, kenapa mama nggak pulang-pulang?" Cherly menangis di ruang tamu, sambil menatap jendela dengan gorden yang terbuka.Wajah anak kecil itu tampak pucat, ia mengalami demam karena memikirkan kepergian Tiana yang tidak pulang-pulang."Suster, ini gaji terakhir buat kamu. Sekarang, kamu boleh pergi dari rumah ini." Dari ruangan keluarga, terdengar Rusdi berbicara kepada susternya Cherly.Tak lama kemudian, suster Cherly muncul dengan menenteng satu buah tas besar berisi pakaian, ia melewati Cherly yang tengah duduk di sofa."Suster mau ke mana? Kok bawa tas besar?" tanya Cherly, ia menatap bingung kepada susternya.Suster itu tampak tidak tega melihat keadaan Cherly. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena Rusdi telah memecatnya dari pekerjaannya itu."Suster mau pulang dulu, Non. Suster kangen sama orang tua Suster. Non Cherly baik-baik ya, di sini! Jangan nakal, nurut sama papanya Non," jawab suster itu sambil sesekali mengusap air matanya."Tapi suster balik lagi kan ke sini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 54 Berita

    Esok pagi, Ratri dan Saga tengah bersiap untuk pindahan ke rumah Saga. Terlebih dahulu, Ratri dan Saga pulang ke rumah Ratri, untuk membawa pakaiannya bersama Gina.Setelah semua siap, mereka tidak langsung pergi. Ratri terlebih dulu masak untuk mereka makan bersama.Sedangkan Saga, ia tengah menonton tv dengan ditemani oleh Gina, yang tengah sibuk bermain boneka."Ratri, cepetan ke sini!" panggil Saga."Ya, ada apa? Aku lagi tanggung nih, sebentar lagi masakannya matang," sahut Ratri dari dapur."Matiin dulu kompornya, ke sini dulu sebentar!" panggil Saga lagi.Ratri pun mematikan kompornya, lalu berjalan menghampiri Saga."Ada apa sih, Mas, aku lagi masak, juga?" tanya Ratri."Kamu lihat itu!" tunjuk Saga ke arah layar tv.Ratri terbelalak, ketika melihat siaran berita di tv. Saat itu, sedang disiarkan kabar berita tentang kebakaran rumah."Ya Tuhan, Mas ... I-itu kan, rumah mas Rusdi," ucap Ratri."Iya, itu rumah Rusdi. Kejadiannya dini hari tadi, entah apa penyebabnya, karena sema

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 55 Pindahan

    Tangan Ratri menunjuk ke arah teras rumah. Mereka semua terkejut, melihat tubuh kecil berbaring di depan pintu."Ya ampun, Gina!" Saga berlari menghampiri teras.Ratri dan juga Ratna pun berlari mengikuti Saga."Ternyata bukan Gina," ujar Saga."Ya Tuhan, i-ini anak yang kita cari. Dia Cherly, dia Cherly!" seru Ratri tak menyangka, jika Cherly berada di teras rumahnya."Ya ampun ... Kenapa dia bisa ada di sini?" timpal Ratna.Saga segera menggendong Cherly, dan membawanya masuk ke dalam rumah.Keadaan Cherly sangat memperihatinkan. Mereka tidak mengerti, kenapa Cherly bisa ada di sana. Padahal, yang mereka lihat di rekaman cctv, Cherly dibawa pergi oleh seorang pria menaiki motor."Tega kalian, Rusdi, Tiana. Anak sekecil ini kalian telantarkan," batin Ratri merasa geram kepada sepasang suami istri itu.Cherly terbangun, ia menatap sekeliling kemudian menatap Ratri."Tante Ratri!" Cherly memeluk Ratri dengan sangat erat. Cherly menangis sesenggukan dengan tubuh yang masih lemas."Iya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 18 Terperosok

    "Siapa, kamu?" tanya Saga, ia bangkit dan berusaha menahan sakit di kakinya yang terluka cukup dalam.Tak banyak bicara, pria yang bernama Agus itu kemudian melayangkan balok kayu itu ke arah Saga.Saga yang telah membaca pergerakan Agus, dengan cepat ia menghindar. Sehingga tak terkena pukulan itu.Dalam gempuran rasa sakit di kakinya yang terluka cukup dalam. Saga mempertahankan diri supaya ia tidak terkalahkan oleh pria tersebut.Buk!Buk!Buk!Beberapa kali Saga menangkis setiap pukulan Agus. Beberapa kali Agus pun terjungkal ke belakang, nyaris kewalahan karena Saga tak memberinya ruang untuk membalasnya."Hentikan semua ini, atau saya akan seret kamu ke kantor polisi," ujar Saga memberi ancaman.Pria itu seakan tidak takut atas ancaman Saga. Ia terus saja melayangkan berbagai pukulan ke tubuh Saga tanpa henti.Buk!Saga hampir kehilangan kesadaran, saat sebuah stik bola baseball melayang ke arah tengkuknya."Aaaaargh!" Saga memekik kesakitan, ia mempertahankan kesadarannya sekua

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 17 Terobsesi

    "Gila, kamu sudah gila, Rika. Lepaskan, saya mau pulang!" sergah Saga, ia begitu emosi dengan tingkah gila Rika."Aku memang gila, Om. Aku gila karena Om, aku tergila-gila. Aku mohon, terima aku sebagai kekasih Om. Lambat laun, Om pasti akan nyaman denganku. Aku bisa membahagiakan Om, aku janji," sahut Rika.Saga terus memberontak ingin melepaskan diri. Namun, Rika tak membiarkannya lepas begitu saja. Sekuat tenaga ia kerahkan untuk menahan Saga supaya tidak pergi dari tempat itu.Saga akhirnya terdiam, ia menyentuh punggung tangan Rika."Kamu yakin akan ucapanmu itu?" tanya Saga mulai luluh.Mendengar pertanyaan itu, tentu Rika merasa senang. Seperti ada harapan yang menghampiri, di saat dirinya susah payah membuat Saga luluh."Tentu saja, Om. Aku tidak akan main-main dengan ucapanku. Aku cinta sama Om, apa pun akan aku lakukan demi Om. Asal Om terima cinta aku," jawab Rika."Apa pun?" tanya Saga."Tentu, Om!""Lepaskan dulu saya, saya tidak bisa bergerak leluasa jika kamu memeluk sa

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 16 Hanya Menginginkanmu

    "Ayah, jemput aku di rumah teman. Aku mau pulang, ini aku pakai nomor temanku. Ini aku Gina, jangan hubungi nomorku, ponsel aku mati." Saga menerima sebuah pesan dari nomor baru yang mengaku sebagai Gina. Kemudian mengirimkan alamat rumah yang Saga pun belum tahu rumah teman Gina yang mana."Oke, Ayah akan ke situ. Ayah bersiap dulu, sekarang sudah waktunya jam pulang," balas Saga.Saga bergegas membereskan semua berkas, menutup laptop dan menjinjing tas kerjanya hendak pulang.Saga mengemudikan mobilnya, hendak menuju tempat di mana Gina berada.Jalanan cukup macet, karena saat ini jam menunjukkan pukul 4 sore. Di mana kebanyakan orang-orang baru saja selesai bekerja, dan hendak pulang ke rumah masing-masing.Sampai Saga menunggu 15 menit di dalam kemacetan yang cukup parah. Akhirnya mobil Saga terbebas dari drama kemacetan yang menghambat setiap pergerakan di sore itu.Sore telah beranjak malam, Saga telah menemukan alamat yang dikirim Gina. Dengan cepat, ia turun dari dalam mobil,

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 15 Berantakan

    Perlahan, penutup kotak makanan itu terbuka, menampakkan sesuatu yang membuat Gina terpaku."Siapa kira-kira yang menitipkan ini pada Dudung? Apakah David lagi? Ah ... Rasanya nggak mungkin," gumam Gina.Di dalam kotak makanan itu, terdapat makanan yang dibentuk menyerupai wajah berkerudung."Ehem ... Apaan itu? Bagus banget," ujar Cherly yang mengejutkan Gina."Entah, tadi Dudung yang ngasih ini sama aku. Katanya ini titipan buatku," sahut Gina."Dudung? Apa jangan-jangan dari kak David? Soalnya kan waktu itu juga, dia yang disuruh David buat ngasih kertas surat buat kamu. Tapi ... Apa iya, ini dari kak David? Kok aku percaya nggak percaya ya!" timpal Tessa.Gina menggedikkan bahunya, ia juga merasa bingung."Ah entahlah, mau nggak nih Tes?" Gina menyodorkan kotak makanan tersebut kepada Tessa."Serius ini buat aku? Tapi sayang loh, ini bagus banget. Kok bisa sih dibentuk kayak wajah kamu? Jadi nggak tega makannya," sahut Tessa."Ya sudah kalau nggak mau, aku kasih saja sama satpam d

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 14 Saling Berpelukan

    Gina dan Rusdi terbelalak mendengar suara Cherly yang sepertinya sedang ketakutan."Ayah, itu Cherly kenapa?" ujar Gina merasa khawatir, begitu pun dengan Rusdi.Mereka saling melempar pandang, dalam tatapan penuh kecemasan."Coba buka, apakah pintunya dikunci? Takutnya ada orang yang mau berbuat jahat kepada Cherly," imbuh Rusdi.Gina mengangguk, lantas ia memutar kenop pintu itu dengan cepat.Ceklek!Gina merasa lega, pintu kosan Cherly ternyata tidak dikunci. Sehingga memudahkan keduanya masuk ke dalam kamar Cherly tanpa hambatan apa pun.Gina dan Rusdi berlari masuk ke dalam. Langkah mereka terhenti, saat mendapati Cherly tengah duduk di atas kasur, dengan posisi membelakanginya."Cherly," panggil Gina.Cherly menoleh mendengar suara Gina. Ia tersenyum dengan keadaan wajah sudah dipenuhi keringat."Gina, kamu ke sini?" tanya Cherly.Gina dan Rusdi menatap heran ke arah Cherly. Baru saja mereka mendengar Cherly teriak ketakutan. Namun, yang mereka lihat saat ini, Cherly terlihat ba

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 13 Bebas

    "Kayaknya ada tamu," gumam Gina, setelah ia keluar dari mobil.Pintu utama tampak terbuka lebar, menjadikan Gina berasumsi seperti itu.Gina berjalan masuk menuju pintu utama. Saat kakinya melangkah mulai menapaki ruang tamu, ia terperanjat ketika melihat seseorang yang tengah duduk berkumpul di sofa bersama Ratri dan juga Saga."A-ayah," gumam Gina, ia begitu terpaku sehingga dirinya berdiam di ambang pintu."Gina!" Seru Rusdi, saat dirinya melihat Gina yang baru saja datang.Rusdi terlihat berubah setelah lama ditahan. Sebagian rambutnya telah memutih dan tubuhnya tampak kurus."Ayah!" Gina berjalan cepat, kemudian memeluk Rusdi begitu erat.Gina dan Rusdi menangis di dalam pelukan. Mereka menumpahkan rasa rindu yang salam ini terpendam di dalam diri mereka masing-masing."Ayah ada di sini?" Terdengar suara Gina parau karena tangisan yang tumpah."Iya, Nak. Ayah sudah bebas kemarin, kita bisa bertemu kapan pun yang kita mau. Ayah sudah bebas, Nak," sahut Rusdi dengan suara bergetar.

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 12 Mahasiswa Baru

    Lelaki itu menatap Gina, tanpa terganggu sedikit pun dengan bau yang berasal dari pakaian Gina."Mari aku bantu berdiri!" seru lelaki itu."Aku-""Gina, ya ampun!" Dari kejauhan, Tessa dan Cherly berlari saat melihat Gina sudah dalam kondisi kacau."Ya Tuhan ... Kenapa baju kamu bisa kotor seperti ini, Gina?" tanya Cherly, kemudian membantu Gina berdiri."Biasa, aku kena bully lagi. Aku sudah seperti seekor keledai. Jatuh di lubang yang sama," jawab Gina sambil tersenyum getir.Tessa dan Cherly menarik tangan Gina hendak membawanya ke kosan Cherly. Sementara laki-laki yang baru saja menabrak Gina, menatap Gina sampai ia tak terlihat lagi."Kok bisa kamu kena bully lagi?" tanya Cherly, setelah mereka berada di kosan.Kini, Gina telah berganti baju milik Cherly.Gina pun menceritakan awal kenapa ia sampai terkena bully lagi, sampai keadaannya lebih parah dari sebelumnya."Ya Tuhan ... Memang benar-benar ya mereka. Kesal sekali aku, semoga mereka mendapatkan balasan," timpal Tessa yang m

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 11 Terkena Jebakan

    Beberapa hari kemudian, seperti biasa Gina tengah mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus.Sebenarnya Gina merasa malas, setiap hari ia harus berhati-hati dengan keadaan kampus. Ah, bukan keadaan tepatnya, melainkan ketiga monster kampus yang selalu membuatnya kesal. Beberapa kali Gina mengalami bullying seperti dilempar telur, disiram air, dilempar tepung, dan masih banyak lagi. Tak habis pikir, ketiga monster kampus itu masih tetap saja aman di kampus itu. Dari sekian banyaknya mahasiswa di sana, tak ada seorang pun yang berani melawan atau melapor mereka. Pernah beberapa kali, Gina ingin melaporkan kasus bullying itu. Namun, selalu gagal karena ketiga monster itu tidak membiarkan Gina melakukannya."Sayang, sepertinya aku bakalan pulang cepat lagi nanti. Em ... Aku mau makan siang sama kamu berdua di pinggir danau," ujar Saga, saat mereka sedang sarapan pagi."Ehem ... Jadi hanya berdua nih? Aku sama Andres nggak diajak?" timpal Gina sambil melirik Andres."Hanya kami berdua,

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 10 Pulang Telat

    Gina menggedikkan bahunya, ia juga merasa ragu sama seperti yang dirasakan Tessa.Kosan yang baru saja disewa Cherly terlihat tidak terawat. Bukan berarti kumuh, akan tetapi, keadaanya yang terlihat lembab."Entahlah, aku juga ragu, Tes. Kosan ini juga berada di paling ujung berbatasan dengan kebun pisang," sahut Gina."Em ... Apa kita kasih saran saja sama Cherly, buat cari lagi kosan yang lain? Aku saja sekarang ini, kok kurang nyaman, ya!" seru Tessa.Gina terdiam, ucapan Tessa ada benarnya juga. Namun, apakah Cherly setuju?"Tapi Cherly sudah membayar sewa selama beberapa bulan ke depan, Tes. Tapi ... Kita coba tanyakan saja nanti kalau dia sudah kembali," sahut Gina.Tak berselang lama, Cherly kembali dengan membawa 3 cup minuman dingin yang ditenteng di dalam kantong kresek bening."Ini buat kalian, huhhh haus banget," ujar Cherly, lantas memberikan 2 cup minuman itu kepada Gina dan Tessa."Terima kasih, Cher. Em ... Cher, kamu yakin mau tinggal di kosan ini?" tanya Gina memasti

DMCA.com Protection Status