Share

Bab 42 Gelisah

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-29 09:17:11

Keesokan harinya, Saga tengah bersiap akan pergi menemui Ratri. Saga bermaksud untuk menjemputnya, dan membawanya ke rumah, untuk diperkenalkan kepada kedua orang tuanya.

Saga tengah mematut diri di depan cermin. Sambil beberapa kali menyugar rambutnya yang telah ia olesi dengan minyak rambut. Tidak lupa, Saga menyemprotkan parfum dengan aroma maskulin ciri khasnya.

"Kamu sudah rapi begini, mau ke mana?" tanya pak Bima, yang tengah sarapan pagi.

Saga baru saja turun dan bergabung di meja makan, hendak melakukan sarapan.

Pak Bima kini telah mengenakan pakaian olah raga. Di setiap hari libur, pak Bima selalu memanfaatkan waktunya untuk berolahraga.

"Aku mau ketemu sama seseorang. Pokoknya Papa sama Mama nggak boleh pergi ke mana-mana. Aku ada kejutan buat kalian," jawab Saga sangat antusias. Wajahnya berseri-seri, tampak semburat kebahagiaan yang terpancar.

"Memangnya kejutan apa sih, Mama jadi penasaran?" tanya bu Wulan.

Saga tersenyum lalu menjawab, "Ada deh!"

Bu Wulan dan pak Bima sa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Y Widya
sepakat... semakin tidak realistis dan mengangkat keburukan menjadi hal yg mudah
goodnovel comment avatar
Dyana Dent
Saga di buat Bodoh tak mau bicara jujur pada orangtuanya.Enak jadi LuLu selalu dapat yang dia mau.
goodnovel comment avatar
Mei Chen
author tolonglah bikin cerita yg realistis, masa gampang banget lulu bebas dari penjara gitu aja, sementara kasus fitnah itu kan korbannya ratri tapi malah dibuat lulu bs bebas hanya karena bayar jaminan, kecewa banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 43 Membawa ke Dalam Pelukan

    "Ya Tuhan, mas Saga," gumam Ratri.Ratri membekap mulutnya sendiri. Seketika air matanya luruh membasahi pipinya.Tubuh Ratri melemas, ketika melihat pesan yang dikirim dari nomor Lulu, yang memperlihatkan foto kebersamaan Lulu dan Saga di sebuah mobil. Di dalam pesan tersebut, Lulu memberitahu jika Lulu dan Saga akan dijodohkan dan akan segera menikah dalam waktu dekat ini."Tega kamu, mas. Aku tidak menyangka, ternyata kamu sama saja dengan pria lain. Kamu sama saja dengan mas Rusdi. Doyan selingkuh tapi munafik." Ratri duduk sambil meremas seprai.Hati Ratri benar-benar sakit. Jika Saga ingin berselingkuh, kenapa harus dengan Lulu?Ratri menggigit kukunya sambil terisak. Dunia seakan berhenti setelah pesan itu ia terima."Kenapa, Tuhan? Kenapa harus seperti ini?" Ratri memukul tempat tidurnya.Ratri kemudian mengirimkan foto itu ke nomor Saga. Walaupun tidak aktif, kemungkinan Saga akan melihatnya setelah nomornya aktif kembali.Ratri mengusap air matanya menggunakan ujung hijab. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 44 Dilema

    Kini, Saga dan Ratri telah baikan. Memang, dalam hubungan harus dilandasi dengan saling percaya. Itulah yang diterapkan oleh Ratri dan Saga. Awalnya memang susah. Namun, jika terus menerus mengutamakan ego masing-masing, kapan dewasanya?Komunikasi Ratri dan Saga terjalin lagi dengan baik. Namun, semakin kuat cinta Saga dan Ratri, semakin kuat pula cobaan yang Saga hadapi.Bu Nunik dan Lulu semakin gencar mendekati keluarga Saga. Yang Saga sesalkan, kenapa kedua orang tua Saga selalu terbuka hangat terhadap dua wanita itu? Mereka tidak tahu saja, sifat asli Lulu dan ibunya seperti apa.Hari ini, Saga hendak menemui Ratri, ingin membawanya ke rumahnya, untuk diperkenalkan pada kedua orang tuanya. Apalagi hari ini adalah tanggal merah, di mana pak Bima akan selalu ada di rumah sepanjang hari jika libur tiba. Sengaja Saga tidak memberitahukan dulu niatan ini kepada Ratri. Ia tidak ingin mengutamakan janji. Takut jika kejadian waktu bersama Lulu, terulang lagi dan kembali ingkar janji ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 45 Tamu Penting

    "Iya, Mas, ini aku!" sahut wanita manis berhijab itu."Ya ampun ... Dhea, ini beneran kamu?" tanya Saga tak percaya, jika Dhea datang ke rumah setelah sekian lama tidak bertemu."Iya, Mas. Siapa lagi kalau bukan aku? Kamu apa kabar, Mas Saga? Sudah lama tidak ketemu," jawab Dhea kemudian menyalami Saga."Kabarku baik, kamu?" tanya Saga."Kabarku juga baik, seperti yang kamu lihat." Dhea berputar memperlihatkan keadaannya.Saga dan Dhea kemudian duduk di samping bu Wulan."Mama, kok nggak bilang kalau Dhea datang ke sini? Jadi, maksud Mama, tamu penting yang dimaksud adalah Dhea? Terus papa mana?" tanya Saga."Ini salah satunya sih, tamu penting yang lainnya ada kok. Sebenarnya Mama juga nggak tahu kalau Dhea mau datang ke sini. Dhea juga tidak memberi kabar dulu. Papa ada di kamarnya, entah sedang apa papa kamu itu di dalam. Mungkin ada kerjaan mendadak. Jadi dikerjain di sini deh," jawab bu Wulan."Oh, kirain cuma Dhea saja." Saga tak berantusias dengan tamu yang lain, yang dimaksud

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 46 Menjual Kesedihan

    "Ibu," sahut Ratri.Bu Nunik dan Lulu bingung, tidak menyangka jika Ratri bisa berada di rumah Saga. Bukankah Bu Nunik telah mencuci otak bu Wulan, supaya membencinya? Tapi kenapa Ratri bisa ada di rumah itu?Sementara Ratri, ia tidak heran dengan kedatangan bu Nunik. Karena sebelumnya ia pernah melihat bu Nunik dan bu Wulan bertegur sapa ketika di cafe, waktu pertama kali Ratri kenal dengan bu Wulan."Lan, ini kenapa ada dia di sini?" tanya bu Nunik sambil menunjuk ke arah Ratri.Saga segera menimpali, "Perkenalkan, ini calon istri saya. Sebentar lagi kami akan segera menikah dalam waktu dekat."Bu Nunik dan Lulu syok mendengar pernyataan dari Saga.Bu Nunik meraih tangan bu Wulan dan menariknya. Ia mengajak bu Wulan untuk bicara di tempat lain."Kalian tunggu di sini, ya!" seru bu Wulan meninggalkan mereka di ruang tamu."Mas Saga, kenapa kamu ngelakuin ini sama aku? Bukankah tante Wulan dan om Bima sudah merestui hubungan kita. Respon mereka juga menandakan kalau mereka berkenan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 47 Menanamkan Rasa Benci

    Bu Nunik dan Lulu menyetop taksi. Di dalam taksi tersebut, bu Nunik menceritakan semua yang dikatakan oleh bu Wulan tadi. Lulu sangat terkejut, ia mengira, obrolannya bersama Tiana di telepon waktu itu, tidak diketahui oleh asisten bu Wulan. Sebab, ia tidak menyadari jika ada asisten bu Wulan ada di tempat itu."Kira-kira, asisten pribadi Wulan tahu dari mana tentang kita? Kok bisa sedetail itu. Nggak mungkin, kan, kalau hanya menguntit kita saja, dia langsung tahu semuanya. Pasti ada seseorang yang memberitahu dia tentang semua ini. Orang itu pasti salah satu anggota keluarga kita. Kalau bukan, siapa lagi coba?" imbuh bu Nunik.Lulu terdiam, ia tengah memikirkan sesuatu."Bu, kok aku jadi curiga, ya sama kak Tiana. Ibu sadar, nggak? Dia kan tahu semuanya, dan akhir-akhir ini, kita sering berselisih sama dia perkara uang. Mungkin nggak sih, kalau dia marah dan mengadukan hal ini kepada si Anton itu?" tanya Lulu.Bu Nunik terdiam, ia baru kepikiran akan Tiana."Bisa jadi, ya ampun ...

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 48 Ketakutan Atas Perbuatannya

    "Bu, apa yang sudah aku lakukan?" tanya Lulu, seakan tersadar dari kesalahannya.Tiana sudah tak sadarkan diri dengan cairan merah menggenang di atas lantai, yang keluar dari punggungnya.Bu Nunik membekap mulutnya sendiri, menggelengkan kepala sambil menangis. Ia pun bingung apa yang harus ia lakukan. Ia terlalu takut saat ini."Bu, aku nggak mau dipenjara, tolong aku, Bu." Lulu terlihat kebingungan dan ketakutan atas perbuatannya."Ibu juga bingung, Ibu hubungi dulu Rusdi." Bu Nunik meraih ponselnya dari dalam tas yang selalu ia bawa. Bu Nunik kemudian menempelkan ponselnya ke telinga."Jangan!" Lulu merebut ponsel bu Nunik lalu melemparnya ke lantai."Lulu!" Mata bu Nunik terbelalak.Lulu menggeleng sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada."Jangan, Bu. Aku mohon jangan beri tahu mas Rusdi. Bisa-bisa dia marah, karena istrinya sudah aku lukai. Cari cara lain saja, Bu." Lulu tampak kacau.Bu Nunik pun panik dan bingung harus berbuat apa. Pikirannya terlalu kalut dan buntu. N

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 49 Jago Akting

    Suara hewan malam mulai terdengar saling bersahutan. Seperti seekor anjing, burung hantu, dan hewan malam lainnya. Menciptakan suasana yang mencekam menyelimuti keberadaan bu Nunik dan Lulu.Tangan Lulu bergetar dengan senter yang ia genggam. Meski pun dalam keadaan panik, bu Nunik masih sempat kepikiran untuk membawa senter dari rumah Rusdi, yang akhirnya memang sangat berguna untuk kegiatannya ini."Bu, cepetan aku takut!" ujar Lulu."Diam, kamu! Semua ini gara-gara kamu. Coba kalau kamu tidak nekat seperti tadi. Mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Sudah-sudah, dari pada kamu bicara terus, lebih baik kamu gantian yang gali tanah! Ibu sudah lelah, badan Ibu rasanya sakit-sakit," sahut bu Nunik."Aku?" Lulu menunjuk wajahnya sendiri."Iya, siapa lagi? Kan kamu yang sudah menghabisi Tiana. Jadi, kamu juga harus bantu Ibu menyelesaikan ini. Apa kamu mau, mendekam di penjara?" tanya bu Nunik.Lulu menggeleng cepat, ia kemudian mengambil cangkul dari tangan ibunya. Gegas ia mulai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 50 Ketukan di Jendela

    "Ya Tuhan, kemana dia?" Rusdi menatap isi lemari Tiana yang telah kosong, hanya ada beberapa baju saja yang tertinggal."Ada apa, Rusdi?" tanya bu Nunik yang ikut masuk ke dalam kamar."Tiana ... Tiana ternyata pergi. Bajunya sudah tidak ada. Bahkan kopernya juga tidak ada. Bu, Tiana pergi, Bu. Aku salah apa?" Rusdi terduduk di pinggiran tempat tidur. Tidak menyangka, wanita yang sangat ia cintai pergi tanpa memberinya alasan.Lulu dan bu Nunik saling melirik dan tersenyum kecil."Pergi? Tapi, pergi ke mana dia? Kok bisa dia pergi?" tanya bu Nunik.Rusdi menggelengkan kepalanya. Ia juga tidak tahu ke mana perginya Tiana, dan apa alasan kepergiannya."Mas, apa kalian pernah bertengkar?" tanya Lulu.Rusdi terlihat sangat terpukul atas kepergian Tiana. Ia kemudian meraup udara dan menghembuskannya secara perlahan."Pertengkaran kecil dalam rumah tangga itu hal biasa terjadi. Tapi, kenapa Tiana bisa pergi? Ke mana dia?" Rusdi mengusap wajahnya kasar.Bu Nunik duduk di sebelah Rusdi. Ia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Hukuman Mati

    Selain meninggalkan ponsel baru untuk Gina. Lena pun meninggalkan nomornya, supaya Gina menghubunginya.Gina kemudian menghubungi Lena untuk mengucapkan terima kasih. Lena begitu perhatian. Bersyukur ia memiliki ibu sambung sepertinya. Selain itu, Gina juga menanyakan kabar tentang orang tuanya. Belum begitu lama tinggal di kampung, Gina merasa sangat merindukan mereka. Entah sedang apa mereka, apakah mereka masih sibuk mencari Gina?Telepon pun tersambung, Lena segera mengangkatnya."Halo, Bunda. Bunda di mana sekarang? Maaf, tadi kata Nenek saat Bunda berkunjung, akunya nggak ada di rumah. Aku sedang ada urusan di luar. Oh iya, terima kasih banyak ya, Bun ponsel dan uangnya. Kebetulan sekali aku sangat membutuhkan ponsel ini," ucap Gina."Halo, Sayang. Iya tidak apa-apa. Bunda ada di jalan, sebentar lagi sampai di rumah," sahut Lena."Em ... Bunda, bagaimana kabar ayah? Terus ibu dan ayah Saga? Bunda juga apa kabar? Kangen aku sama kalian," imbuh Gina."Kabar ibu dan ayah Saga baik-

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Membawa Pulang

    Beberapa saat kemudian, Farrel dan tim kepolisian kembali dengan tangan kosong. Rumiah telah lolos dari kejaran mereka. Sehingga membuat Rumiah ditetapkan menjadi DPO."Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mencari keberadaan saudari Rumiah." Polisi pun pamit dari rumah Farrel."Bagaimana ini? Keadaan ini belum aman jika Rumiah masih bebas berkeliaran. Bisa saja sewaktu-waktu, dia kembali mencari Ayah dan memaksa lagi untuk memberikan semua milik Ayah. Bahkan tak segan membuat Ayah menderita lagi." Farrel merasa khawatir.Mereka terdiam untuk beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian Gina mengutarakan pendapatnya."Em ... Bagaimana kalau Om Romi ikut kita ke kampung saja, Rel. Sekalian kita jelaskan kepada ibu kamu," imbuh Gina.Farrel menoleh ke arah ayahnya. Pak Reno pun ikut menimpali, "Ide yang bagus. Memang sebaiknya untuk sementara waktu, Ayah kamu harus kamu bawa dari rumah ini. Bahaya jika dibiarkan tinggal sendirian, seme

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Ditangkap

    "Ya Tuhan, Gina!" teriak Rumiah, ketika Gina terbatuk dan menyemburkan air di dalam mulutnya pada berkas itu."Aduh, maaf-maaf. Aku tidak sengaja, biar aku bersihkan berkasnya," ucap Gina.Gina kemudian merebut berkas itu, lalu berusaha mengeringkannya menggunakan ujung kerudung yang dipakainya."Ya ... Sobek," ujar Gina.Rumiah melotot tajam, melihat apa yang dilakukan oleh Gina. Namun, pak Reno dan juga Farrel menahan tawa atas apa yang terjadi."Kamu, ya! Kamu apakan berkas ini? Kurang ajar kamu, Gina!"Rumiah melayangkan tamparan ke arah Gina. Namun, secepatnya Farrel menahan tangan Rumiah."Berani menampar dia, maka rekaman itu akan aku berikan ke polisi dan aku sebar luaskan." Farrel memberi ancaman.Rumiah menepis tangan Farrel, ia berbalik badan menghadap Farrel."Rekaman apa yang kamu maksud? Bukankah rekaman itu sudah aku hapus? Jangan main-main denganku, Farrel. Aku tidak bisa kamu kelabuhi. Aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan," cetus Rumiah.Farrel tertawa be

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menandatangani

    Rumiah membeliak, saat melihat kak Reno memperlihatkan rekaman kejahatannya barusan. Farrel, Gina dan pak Reno tersenyum puas atas bukti yang telah mereka dapatkan."Sialan kalian semua, ternyata kalian menjebakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku hanya menuntut hakku sebagai istri Romi. Tapi kalian, berani-beraninya merekamku tanpa sepengetahuanku," ujar Rumiah.Romi bangkit lalu berdiri, ia menimpali ucapan Rumiah, "Apa? Hak? Jelas-jelas aku sudah menjatuhkan talak terhadap kamu. Lagi pula, kita hanya menikah secara siri. Jadi, tidak ada hak untuk kamu menguasai apa yang aku punya.""Jelas aku punya hak, kamu hanya memberikan sebagian kecil uang dan perhiasan. Kamu jangan hanya mau enaknya saja, Romi!" sarkas Rumiah."Kamu tidak bisa bersyukur, Rumiah. Aku sudah menolongmu dari garis kemiskinan. Aku menikahi kamu, karena aku kira kamu baik. Tapi ternyata, kamu tidak lebih dari seekor ular. Beruntung aku hanya menikahi kamu secara siri. Kamu tidak ada bedanya dengan seorang penipu. K

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Bukti Kejahatan

    Dua hari kemudian, Farrel bergegas membawa kembali ayahnya untuk pulang. Terpaksa ia dan Gina tidak pulang ke kampung, karena urusan bersama ayahnya sangat penting, demi menyelesaikan misinya.Sesampainya di rumah, Romi kembali dipakaikan baju yang terakhir kali ia pakai di rumah itu. Walau pun sudah tidak nyaman. Namun, demi mengelabuhi Rumiah, Romi harus memakainya lagi.Tidak hanya itu, Farrel juga sengaja menyimpan sedikit makanan mentah di atas lantai. Seolah-olah Romi telah memakan makanan itu demi bertahan hidup.Tepat pada siang hari, Farrel, Gina dan pak Reno kembali bersembunyi saat terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah. Namun, sebelumnya pak Reno telah menyimpan sebuah kamera tersembunyi di kamar itu, untuk merekam aksi kejahatan yang akan dilakukan Rumiah."Semoga rencana ini berhasil, ya Tuhan. Aku ingin melihat Ayah dan Ibu kembali bersama lagi seperti dulu, bahagia tanpa ada wanita jahat itu. Tuhan, tolong permudah jalan kami untuk mengungkap semuanya di ha

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Menyesal

    Romi menelan sedikit demi sedikit air kelapa itu. Walau pun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan. Namun, ia masih bisa menelan cairan yang diberikan oleh pak Reno.Romi telah menghabiskan air kelapa itu satu botol. Pak Reno membiarkan Romi setelah meminum air itu, menunggu reaksi air kelapa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya.Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Romi sedikit demi sedikit mulai bisa menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Farrel senang."Ayah coba gerakkan kakinya," ujar Farrel.Walau pun belum pulih sepenuhnya, sedikit demi sedikit kaki Romi pun mulai bisa di gerakkan. Romi pun kembali bisa berbicara walau pun belum lancar sepenuhnya."Aku akan panggilkan dokter, Romi. Kamu butuh dokter untuk memeriksa keadaan kamu," ujar pak Reno."Em ... Pak, apa nggak sebaiknya kita bawa saja Ayah ke rumah sakit? Lagi pula, wanita itu sudah pergi," sahut Farrel memberi usul."Ya, kamu benar, Farrel. Ayok, kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit. Saya akan siapkan mobil saya dulu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Dia Datang

    Semua tampak bingung atas permintaan Romi. Farrel, Gina dan pak Reno saling melempar pandang."Maksud Ayah?" tanya Farrel."Jangan pergi ke mana-mana, cukup kalian di sini dan tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan mengetahui semuanya," jawab Romi.Mereka semakin tidak mengerti dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut Romi. Terutama Farrel, wajahnya menunjukkan seakan menuntut penjelasan dari sang ayah."Sebentar lagi kalian akan paham maksud Ayah. Kalian sebaiknya bersembunyi, jangan sampai menampakkan batang hidung kalian saat dia datang. Ayah akan jelaskan semuanya setelah dia pergi. Tapi, Ayah minta salah satu dari kalian, bawakan Ayah air kelapa sebanyak-banyaknya," pinta Romi.Setiap perkataan Romi, begitu banyak menyimpan teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Namun, mereka akan menuruti perkataan Romi, mereka akan menunggu dan bersembunyi."Biar saya saja yang akan memesan air kelapa. Saya akan menyuruh ART saya," imbuh pak Reno, yang kemudian menghubungi ART-nya.Dari

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Dikerubungi Lalat

    "Loh iya, ya!" sahut Gina, mereka mulai menyusuri arah bau bangkai yang mereka cium.Farrel mengajak Gina untuk pergi ke dapur. Sesampainya di sana, mereka melihat banyaknya makanan berceceran di lantai. Isi kulkas yang menyimpan bahan makanan mentah, semua sudah berada di lantai. Dan ternyata bau bangkai yang tercium berasal dari daging mentah yang telah dikerubuti lalat hijau dan belatung.Sontak membuat mereka berdua membekap hidungnya, tak tahan dengan bau yang sangat tidak enak dan menyengat itu."Farrel, aku mau muntah!" Gina berlari ke arah kamar mandi ART di dekat dapur.Gina menumpahkan semua isi perutnya. Isi perutnya yang terasa diaduk, hingga akhirnya semua sarapan yang ia santap tadi, terkuras habis."Farrel, jangan berlama-lama di sini. Aku takut muntah lagi," ujar Gina, sehingga matanya mengeluarkan banyak air.Farrel mengangguk, mereka menjauh dari dapur. Farrel kemudian mengajak Gina untuk menuju lantai atas, kamar ayahnya.Mereka mulai menaiki anak tangga. Rumah itu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 88 Kosong

    "Loh iya, ya. Kenapa bisa pecah, ya? Mungkin ada orang iseng melempar batu kali, ya!" sahut Farrel, ia pun mengamati jendela itu."Rel, apakah kita langsung masuk saja? Tapi ... Apakah tante Rumiah ada di dalam? Sebaiknya kita harus berhati-hati. Dia sangat jahat, bahkan tidak segan untuk menyakiti orang lain," ujar Gina."Tapi di sana tidak ada mobil sama sekali di garasi, semuanya tidak ada. Apa ayahku dan juga Rumiah lagi keluar, ya? Tapi kok satpam juga tidak kelihatan. Kondisi halaman juga tidak sebersih seperti biasanya," sahut Farrel.Lama mereka berdua berdiam diri sambil mengamati rumah itu. Farrel pun segera mengajak Gina untuk masuk. Ia begitu penasaran dengan kondisi di dalam. Sungguh aneh sekali. Kaca pecah, beberapa mobil yang dimiliki tidak ada satu pun yang terparkir, bahkan satpam penjaga rumah pun tidak ada. Lantas ke mana semua?Farrel mulai membuka pintu gerbang yang ternyata tidak terkunci itu. Membuat mereka senang, karena tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status