Home / Romansa / My Wife Is My Maid / PAGI YANG INDAH

Share

My Wife Is My Maid
My Wife Is My Maid
Author: Ditata

PAGI YANG INDAH

Author: Ditata
last update Last Updated: 2021-09-03 22:55:12

Suatu malam yang indah untuk keluarga Dirgantara.

  "Hai Ibu," sapa Dirga.

  "Kamu kemana saja? Tega sekali meninggalkan Ibumu ini," balas Helena Ibu dari Dirga.

  "Bu, aku sudah dewasa," jawab Dirga dengan santai.

  "Mana bapak tua?" tanya Dirga dengan menyisir ruangan itu.

 Helena tertawa mendengar pertanyaan putra semata wayangnya itu.

  "Bapak tua itu adalah ayahmu Nak," jawab Helena yang menutupi mulutnya.

  Tiba-tiba ada seseorang yang menyapa Dirga, dia Prayuda ayah dari Dirga.

  "Hei, bujang lapuk. Apa kabarmu? Sampai lupa pulang. Sesibuk apa pekerjaan kamu hingga lupa pada orangtuamu yang sudah menginginkan cucu," sindir Prayuda.

  "Ayah," lirih Dirga.

  Mereka berdua berpelukan, saling menepuk pundak.

  "Apa kabarmu Ayah?"

  "Baik Nak,"  jawab Prayuda memandang Dirga.

  "Apa ini di rambutmu?" tanya Prayuda.

  "Apa?" tanya Helena.

  "Apa?" tanya Dirga yang di ikuti setelah Helena.

  

   "Iya lihat ada uban di kepalamu, ayo. Segeralah menikah, aku ingin sekali menimbang cucu," jawab Prayuda.

  "Hahahaha"

  Helena tertawa kembali.

   "Kalian sama saja," ucap Dirga ketus.

   Dia kemudian meninggalkan Helena dan Prayuda. Langkah cepat kini menuju kamar pribadinya. Di sanalah Dirga bisa merasakan tenang, terlebih jendela kamar yang menghadap ke taman.

   "Maafkan aku," lirih Dirga.

   Memandangi taman yang sejuk di pandang mata. Taman itu di buat khusus untuk dirinya.

   "Sayang," sapa seorang wanita.

  Dirga kemudian memutar badannya lalu melihat ke sumber suara.

  "Hai Bu, sejak kapan ibu masuk?" tanya Helena.

  "Baru Nak," jawab Helena.

  Mendekati Dirga yang sedang terduduk dia mengusap lembut pundak anaknya.

    "Kenapa akhir-akhir ini kamu jarang pulang? Apa semenjak pindah ke rumah dekat perusahaan kamu lupa pada kami," ucap Helena yang mengerucutkan bibirnya.

   "Bu, aku itu sudah dewasa. Aku ingin mandiri dan menyelesaikan tugas-tugasku secara pribadi," jelas Dirga yang memegangi lengan Ibunya.

     Helena tidak bisa berbuat apa-apa dengan kemauan putranya itu.

   "Baiklah Nak, kalau itu keinginanmu," jawab Helena.

    Setelah berbincang-bincang, Helena kemudian pergi meninggalkan Dirga di kamarnya.

   Trrrt trrrrt trrrrt

    Terdengar suara ponsel milik Dirga  berdering. Tangannya meraih ke ponsel itu  di atas nakas.

    "Halo," jawab Dirga.

    [ .... ]

     "Iya  sayang, aku segera pulang."

    [ Tuuut ]

   Panggilan pun di tutup, Dirga kemudian bergegas untuk kembali.

    Di luar kamar Helena dan Prayuda sedang membaca koran dan melihat ke arah Dirga.

    "Kamu mau kemana lagi?" tanya Helena.

    "Aku ada keperluan mendesak Bu, nanti kapan-kapan aku kemari lagi," jawab Dirga.

  

    Helena hanya diam memandangi Dirga pergi begitu juga dengan Prayuda dia diam tidak mengeluarkan suara, hanya memeluk  Helena untuk menenangkan hatinya.

   "Bu, alangkah baiknya kita petik buah di belakang. Kemarin ada buah mangga yang sudah matang," ucap Prayuda.

    Mata Helena bergerak cepat saat melihatnya pergi namun dia menutupinya dengan menyetujui permintaan Prayoga.

    "Iya Yah, ayo. Aku ingat saat Dirga masih kecil, dia selalu memanjat pohon itu. Dan sekarang pohon itu masih berbuah," celoteh Helena yang mengingat kenangan masa kecil Prayuda.

 ***

    Di tempat lain ...

    Dirga yang baru sampai di rumah dia langsung masuk dan memarkirkan mobilnya.

    "Ckiit"

    "Tuan Dirga datang, Nyonya ada di dalam, menunggu Tuan untuk makan malam," ucap Mutia asisten rumah tangga Dirga.

    Hanya anggukan yang di berikan Dirga pada asisten paruh baya itu.

    Dirga kemudian menghampiri Michelle, dia adalah istri Dirga mereka menikah namun tidak tercatat dalam negara.

   "Hai sayang," ucap Michelle memeluk Dirga.

   "Kamu sudah makan?" tanya Dirga.

  Michelle yang memandang ke arah Dirga, lalu menyenggol hidung mancungnya.

   "Belum sayang, ayo kita makan. Aku juga lapar,"  jawab Dirga.

   Kini mereka makan berdua di rumah milik keluarga Dirga. Senyum kebahagiaan terasa di keduanya. Karena mereka saling mencintai.

   "Andai Ibu dan Ayah tahu, kalau aku menikah," lirih Dirga dalam hati.

   "Sayang kamu kenapa?" tanya Michelle yang sedari tadi memperhatikan Dirga.

Tidak ada jawaban darinya Dirga, lalu Michelle meletakkan sendoknya dan mengusap punggung tangan Dirga.

   "Sayang," sapa Michelle pelan.

   "Ah iya sayang, aku tidak apa-apa," jawab Dirga gugup.

   "Aku sudah selesai makan, aku ke kamar lebih dulu," sambung Dirga.

   Setelah Dirga pergi di ikuti oleh Michelle, tetapi tiba-tiba datanglah Mutia.

   "Maaf  Nyonya, bisa saya bicara sebentar ini penting untuk saya," ucap Mutia yang menundukkan kepalanya dan meremas kedua tangannya.

   "Apa yang mau kamu tanyakan?"

   "Begini Nyonya, suami saya ...." ucap Mutia gugup.

   "Kenapa?" tanya Mutia penasaran.

   "Suami saya, tadi siang kecelakaan. Dia terjatuh dari atas pohon kelapa," tutur Mutia.

   "Ya Tuhan," lirih Michelle yang merasa iba.

   "Iya Nyonya, maka dari itu saya mau izin untuk pulang dan berhenti," pinta Mutia yang takut tidak di izinkan.

   Michelle kemudian pergi meninggalkan Mutia, dia berjalan menuju kamarnya.

   "Bagaimana ini, aku takut kena masalah," lirih Mutia yang kini sudah di penuhi keringat di sekeliling keningnya.

   Keluarlah Michelle dari kamarnya dan dia membawa sebuah amplop merah.

   "Kamu mau pulang silahkan. Ini ada sedikit untuk berobat suami Bibi, semoga bermanfaat ya, tapi saya perlu pengganti Bibi," pinta Michelle.

   "Ya Tuhan, terimakasih Nyonya," ucap Mutia penuh syukur.

    Lalu tanpa ragu Mutia berbicara, "Tenang saja, nanti ada orang yang akan menggantikan saya."

   "Syukurlah, aku tunggu ya." ujar Michelle.

   Mutia lalu menggenggam tangan Michelle, tak terasa air mata turun begitu saja.

   "Terimakasih Nyonya Michelle, semoga Rizki ibu bisa tergantikan dan semoga Nyonya segera mendapatkan momongan," ucap Mutia.

   Michelle hanya tersenyum melihat Mutia. Terdengar seseorang berjalan lalu dia menyapa mereka. Keduanya lalu melihat ke sumber suara.

   "Ada apa ini, kok Bi Muti menangis? tanya Ibra yang penasaran.

   Mutia mengusap kedua matanya dan hidungnya yang berair.

   "Maaf Tuan, saya berhenti kerja. Suami saya terjadi musibah," jawab Mutia.

   "Ya Tuhan, segeralah pulang," titah Dirga.

   "Iya Tuan, terimakasih untuk Tuan dan Nyonya," ucap Mutia yang menyalami mereka silih berganti.

    "Hati-hati ya Bi, salam untuk keluarga Bibi," ucap Dirga.

   Selepas kepergian Mutia, Michelle dan Dirga masuk kamar. Dan tertidur dalam gelapnya malam dengan indahnya bintang yang menghiasi mereka.

***

   Pagi pun menyapa, matahari terbit dengan indahnya menyinari pagi ini. Hingga Dirga terbangun oleh aroma masakan yang menusuk hidungnya.

   "Bau apa ini? Seperti bau gosong," ujar Dirga.

   Masih dengan muka bantalnya Dirga beranjak dari tidurnya, dia melangkahkan kaki dan mencari sandalnya.

   "Aduh, apa yang dia lakukan pagi ini?"

   Memakai kimono untuk menutupi badan kekarnya, dia melangkah menuruni anak tangga sambil menutupi hidungnya. Terdengar dari arah dapur suara peralatan masak. 

   "Sayang, kamu sudah bangun?" tanya Michelle yang melihat ke arah Dirga.

  "Apa yang kamu masak?" tanya Dirga.

   Tangan besarnya kini mengusap kedua pipi Michelle yang sudah belepotan dengan tepung. Namun yang di tampakkan Dirga hanya senyuman.

   

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Wife Is My Maid   ASISTEN BARU

    Pagi yang cerah itu dihiasi dengan ayam tepung yang gosong, namun Dirga begitu menerima kemampuan Michelle. "Sayang, maaf ya. Nanti aku belajar kursus memasak untuk kamu," ucap Michelle dengan manjanya. Setelah menunggu beberapa lama terdengar suara ketukan pintu. Tok tok tok "Siapa yang datang? Masa pembantu itu sudah datang lagi," ujar Dirga. Dia kemudian menuju pintu depan masih dengan celana pendeknya. "Ceklek" Saat dibuka ternyata yang berdiri di depan pintu adalah seorang pria berjaket hijau. "Ada apa ya?" tanya Dirga penasaran. "Ini Pak, ada pesanan atas namanya Michelle,"

    Last Updated : 2021-09-04
  • My Wife Is My Maid   GOSONG

    Dengan langkah gontai dia berjalan menuju dapur lalu memasangkan regulator pada kepala tabung gas. "Lain kali kamu belajar masang sendiri," pinta Dirga. "Baik Tuan, aku baru pertama pakai kompor gas. Di kampung saya pakai tungku," lirih Ayu. "Apa, tungku?" Dirga mengerutkan dahi, ada rasa ingin tertawa namun dia tidak tega pada Ayu. "Jaman sekarang pakai tungku," ucap Dirga dalam hati. Bangun dari jongkoknya dan berkata. " Ya sudah, kerjakan tugas yang kamu mau." Matanya terpokus pada bungkusan yang tadi dia lemparkan. "Kenapa bungkusan ini tidak kamu buang?" tanya Dirga dengan memicingkan mata. Ayo lalu berjalan mendekati kantong yang berisikan makanan itu. "Nasi uduk ini tidak koto

    Last Updated : 2021-09-05
  • My Wife Is My Maid   TERLALU SAYANG

    "Apa itu nyonya? Aku sering melihatnya di televisi tetangga," ujar Ayu. "Ini ponsel, masa kamu tidak tahu?" tanya Michelle. "Yang dia tahu adalah tungku," ucap Dirga yang berdiri menyandar pada pilar yang tadi Ayu mengintip. Michelle langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Dirga. "Hahaha" Michelle mengahampiri Dirga dan memegangi kedua pipinya. "Kamu itu, kasih tahu dong kalau kita tidak punya tungku adanya kompor," seloroh Michelle yang mencolek hidung Dirga. Ayu hanya tersenyum di paksakan, karena tak enak melihat kemesraan di depan matanya. "Saya permisi, mau membersihkan atas ualahku," ucap Ayu yang gugup. Moch dan Dirga menuju kamarnya, tingkah Ayu masih ada dalam pikiran Michelle. "Kenapa kamu tertawa terus sayang?" tanya Dirga. "Tidak apa-apa

    Last Updated : 2021-09-06
  • My Wife Is My Maid   MAKAN DI RESTORAN

    Memegangi rasa sakit di kepalanya, Michelle lalu melihat ke arah Ayu. "Kamu tidak apa-apa Yu?" tanya Michelle. Dirga benar-benar di buat kesal oleh Ayu, rasanya ingin mengeluarkan dari mobilnya. Tapi kemauan Michelle tidak bisa dia tolak, terlalu sayang Dirga pada Michelle. Sesampainya di restoran bintang lima tempat yang bersih dan asri membuat siapapun pengunjung yang datang akan betah termasuk Ayu. Michelle menggandeng lengan Dirga, sesekali dia tersenyum melihat ke arah samping. "Andai saja si udik tidak ikut, mungkin ini malam yang romantis untukku dan Michelle," keluh Dirga. Dari arah belakang terdengar suara memanggil-manggil, sehingga Dirga dan Michelle melihat ke sumber suara. "Nona, nona," teriak penjaga keamanan. Dirga mengerutkan dahi. "Apa yang terjadi?" Penjaga keamanan menahan nafasny

    Last Updated : 2021-09-06
  • My Wife Is My Maid   DI PECAT

    Kalau kamu tidak suka, kamu makan tenderloin ini," sambung Michelle. Ayu tidak menyangka kalau majikannya itu begitu baik padanya. Hanya rasa syukur yang Ayu punya. "Kenapa bengong ayo makan," ucap Michelle yang menyodorkan piring berisi daging panggang itu. Dirga merasa cemburu, namun bukan Michelle namanya kalau tidak bisa membuat Dirga tersenyum. "Buka mulutmu sayang," pinta Michelle yang memegangi garpu di ujungnya sudah ada daging yang menempel. Kedua sudut bibir Dirga tersenyum riang dia langsung membuka mulutnya dan hati yang sangat senang. "Pluk" Daging yang sedang potong namun terlempar tepat di wajah Dirga. Wajahnya memerah, hidungnya mengembang dan matanya sedikit membola. Ayu hanya menyengir, dengan menggigit garpu itu, dia langsung mendekati Dirga yang akan mengusap wajahnya dengan saputangan, namun t

    Last Updated : 2021-09-07
  • My Wife Is My Maid   PERGI LIBURAN

    "Baiklah, besok kita jadwalkan untuk pergi liburan," pinta Dirga. Anggukkan kecil di berikan Michelle. Mereka berdua lalu berpelukan dan Ayu pun tidak jadi di pecat. Di dalam kamar Michelle berbicara pada Dirga. "Mas, kita mau berangkat kemana?" Dirga yang baru keluar dari kamar mandi masih menggunakan handuk yang melilit di pinggang dan tangannya menggosokkan handuk di kepalanya. "Mau kamunya kemana? Aku sih kemana saja. Yang penting bersama kamu," jawab Dirga yang membaringkan tubuhnya di ranjang size king. Michelle menepisnya. "Sayang pakai baju dulu, nanti kamu masuk angin," teriak Michelle suaranya yang tertahan karena Dirga memeluk erat tubuhnya. "Aku ingin kamu malam ini?" Hanya senyum yan di

    Last Updated : 2021-09-07
  • My Wife Is My Maid   RAYUAN

    "Pak, saya di utus oleh Pak Dirga untuk mengantarkan berkas ini," ujar Ayu. "DEGH" Mata Bayu memandang Ayu begitu terpesona tidak ada Kedipan yang di berikan di antara keduanya. Billy menggaruk kepala belakangnya, dia kemudian menghampiri Ayu. "Ini gadis yang makan di restoran kemarin, wajahnya lebih cantik dari kalau dari dekat," ucap Billy dalam hati. "Tampan sekali orang ini," ucap Ayu dalam hati. "Maaf, ini Tuan berkas dari Tuan Dirga," ucapnya sembari menyodorkan berkas itu. "Oh iya," jawab Billy yang masih terpesona. Ayu tidak lama di kantor Dirga lalu dia berpamitan untuk pulang. "Ya sudah Pak, saya pamit. Permisi," ujar Ayu. *** 

    Last Updated : 2021-09-08
  • My Wife Is My Maid   BOLA-BOLA KERTAS

    Dirga yang kini terkena rayuan istrinya mulai mau berbicara lagi dan menanggapi apa yang di mau Michelle. "Kamu yakin?" tanya Dirga. "Iya sayang," sahut Michelle seraya mengecup kilas bibir Dirga. Setelah masalahnya di anggap selesai Michelle lalu berpamitan pada Dirga untuk berangkat menuju tempat pemotretan. Setelah Michelle berangkat pemotretan, kini Dirga sendiri lagi di rumah namun berbeda seperti biasanya dulu ada Mutia namun sekarang yang Ayu. Segala keperluannya di urus oleh Ayu. "Kenapa seperti ini, malam yang harusnya bersamanya malah kembali ke rumah," gumam Dirga. "Aaaaaah," Terdengar suara teriakan dari arah dapur. Dirga yang sedang berdiri di atas balkon kini terperanjat dan segera mendekati ke sumber suara. "Ada apa ini?" tanya Dirg

    Last Updated : 2021-10-07

Latest chapter

  • My Wife Is My Maid   TIDAK SENGAJA

    "Tuan, saya berangkat lebih pagi. Tadi sudah mencoba membangunkan Tuan tapi anda tidak bangun. Saya pulang agak terlambat karena saya mau ospek, kalau Tuan pulang lebih awal, Nasi dan lauknya sudah ada di kulkas, tinggal Tuan panaskan saja, teetanda Ayu cantik," ucap Dirga yang menahan tawa dan kesal. "Dasar bocil bisa-bisanya dia menyuruhku."Dirga kesal dia mengepalkan kertas itu menjadi sebuah bola-bola. Namun lapar Dirga mengalahkan egonya, tangannya kini memgangi sendok lalu memasukkannya ke dalam mulut. "Enak juga," pikir Dirga yang mengunyah makanan tersebut. "Lagi ah," Dirga menyendokkan yang kedua. "Aduh apa karena lapar. Bodo amat dah, dia aku gaji. Aku makan saha makanan ini," menyendokkan nasi yang ketiga, keempat, hingga tersisalah piring dan sendoknya saja.

  • My Wife Is My Maid   BOLA-BOLA KERTAS

    Dirga yang kini terkena rayuan istrinya mulai mau berbicara lagi dan menanggapi apa yang di mau Michelle. "Kamu yakin?" tanya Dirga. "Iya sayang," sahut Michelle seraya mengecup kilas bibir Dirga. Setelah masalahnya di anggap selesai Michelle lalu berpamitan pada Dirga untuk berangkat menuju tempat pemotretan. Setelah Michelle berangkat pemotretan, kini Dirga sendiri lagi di rumah namun berbeda seperti biasanya dulu ada Mutia namun sekarang yang Ayu. Segala keperluannya di urus oleh Ayu. "Kenapa seperti ini, malam yang harusnya bersamanya malah kembali ke rumah," gumam Dirga. "Aaaaaah," Terdengar suara teriakan dari arah dapur. Dirga yang sedang berdiri di atas balkon kini terperanjat dan segera mendekati ke sumber suara. "Ada apa ini?" tanya Dirg

  • My Wife Is My Maid   RAYUAN

    "Pak, saya di utus oleh Pak Dirga untuk mengantarkan berkas ini," ujar Ayu. "DEGH" Mata Bayu memandang Ayu begitu terpesona tidak ada Kedipan yang di berikan di antara keduanya. Billy menggaruk kepala belakangnya, dia kemudian menghampiri Ayu. "Ini gadis yang makan di restoran kemarin, wajahnya lebih cantik dari kalau dari dekat," ucap Billy dalam hati. "Tampan sekali orang ini," ucap Ayu dalam hati. "Maaf, ini Tuan berkas dari Tuan Dirga," ucapnya sembari menyodorkan berkas itu. "Oh iya," jawab Billy yang masih terpesona. Ayu tidak lama di kantor Dirga lalu dia berpamitan untuk pulang. "Ya sudah Pak, saya pamit. Permisi," ujar Ayu. *** 

  • My Wife Is My Maid   PERGI LIBURAN

    "Baiklah, besok kita jadwalkan untuk pergi liburan," pinta Dirga. Anggukkan kecil di berikan Michelle. Mereka berdua lalu berpelukan dan Ayu pun tidak jadi di pecat. Di dalam kamar Michelle berbicara pada Dirga. "Mas, kita mau berangkat kemana?" Dirga yang baru keluar dari kamar mandi masih menggunakan handuk yang melilit di pinggang dan tangannya menggosokkan handuk di kepalanya. "Mau kamunya kemana? Aku sih kemana saja. Yang penting bersama kamu," jawab Dirga yang membaringkan tubuhnya di ranjang size king. Michelle menepisnya. "Sayang pakai baju dulu, nanti kamu masuk angin," teriak Michelle suaranya yang tertahan karena Dirga memeluk erat tubuhnya. "Aku ingin kamu malam ini?" Hanya senyum yan di

  • My Wife Is My Maid   DI PECAT

    Kalau kamu tidak suka, kamu makan tenderloin ini," sambung Michelle. Ayu tidak menyangka kalau majikannya itu begitu baik padanya. Hanya rasa syukur yang Ayu punya. "Kenapa bengong ayo makan," ucap Michelle yang menyodorkan piring berisi daging panggang itu. Dirga merasa cemburu, namun bukan Michelle namanya kalau tidak bisa membuat Dirga tersenyum. "Buka mulutmu sayang," pinta Michelle yang memegangi garpu di ujungnya sudah ada daging yang menempel. Kedua sudut bibir Dirga tersenyum riang dia langsung membuka mulutnya dan hati yang sangat senang. "Pluk" Daging yang sedang potong namun terlempar tepat di wajah Dirga. Wajahnya memerah, hidungnya mengembang dan matanya sedikit membola. Ayu hanya menyengir, dengan menggigit garpu itu, dia langsung mendekati Dirga yang akan mengusap wajahnya dengan saputangan, namun t

  • My Wife Is My Maid   MAKAN DI RESTORAN

    Memegangi rasa sakit di kepalanya, Michelle lalu melihat ke arah Ayu. "Kamu tidak apa-apa Yu?" tanya Michelle. Dirga benar-benar di buat kesal oleh Ayu, rasanya ingin mengeluarkan dari mobilnya. Tapi kemauan Michelle tidak bisa dia tolak, terlalu sayang Dirga pada Michelle. Sesampainya di restoran bintang lima tempat yang bersih dan asri membuat siapapun pengunjung yang datang akan betah termasuk Ayu. Michelle menggandeng lengan Dirga, sesekali dia tersenyum melihat ke arah samping. "Andai saja si udik tidak ikut, mungkin ini malam yang romantis untukku dan Michelle," keluh Dirga. Dari arah belakang terdengar suara memanggil-manggil, sehingga Dirga dan Michelle melihat ke sumber suara. "Nona, nona," teriak penjaga keamanan. Dirga mengerutkan dahi. "Apa yang terjadi?" Penjaga keamanan menahan nafasny

  • My Wife Is My Maid   TERLALU SAYANG

    "Apa itu nyonya? Aku sering melihatnya di televisi tetangga," ujar Ayu. "Ini ponsel, masa kamu tidak tahu?" tanya Michelle. "Yang dia tahu adalah tungku," ucap Dirga yang berdiri menyandar pada pilar yang tadi Ayu mengintip. Michelle langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Dirga. "Hahaha" Michelle mengahampiri Dirga dan memegangi kedua pipinya. "Kamu itu, kasih tahu dong kalau kita tidak punya tungku adanya kompor," seloroh Michelle yang mencolek hidung Dirga. Ayu hanya tersenyum di paksakan, karena tak enak melihat kemesraan di depan matanya. "Saya permisi, mau membersihkan atas ualahku," ucap Ayu yang gugup. Moch dan Dirga menuju kamarnya, tingkah Ayu masih ada dalam pikiran Michelle. "Kenapa kamu tertawa terus sayang?" tanya Dirga. "Tidak apa-apa

  • My Wife Is My Maid   GOSONG

    Dengan langkah gontai dia berjalan menuju dapur lalu memasangkan regulator pada kepala tabung gas. "Lain kali kamu belajar masang sendiri," pinta Dirga. "Baik Tuan, aku baru pertama pakai kompor gas. Di kampung saya pakai tungku," lirih Ayu. "Apa, tungku?" Dirga mengerutkan dahi, ada rasa ingin tertawa namun dia tidak tega pada Ayu. "Jaman sekarang pakai tungku," ucap Dirga dalam hati. Bangun dari jongkoknya dan berkata. " Ya sudah, kerjakan tugas yang kamu mau." Matanya terpokus pada bungkusan yang tadi dia lemparkan. "Kenapa bungkusan ini tidak kamu buang?" tanya Dirga dengan memicingkan mata. Ayo lalu berjalan mendekati kantong yang berisikan makanan itu. "Nasi uduk ini tidak koto

  • My Wife Is My Maid   ASISTEN BARU

    Pagi yang cerah itu dihiasi dengan ayam tepung yang gosong, namun Dirga begitu menerima kemampuan Michelle. "Sayang, maaf ya. Nanti aku belajar kursus memasak untuk kamu," ucap Michelle dengan manjanya. Setelah menunggu beberapa lama terdengar suara ketukan pintu. Tok tok tok "Siapa yang datang? Masa pembantu itu sudah datang lagi," ujar Dirga. Dia kemudian menuju pintu depan masih dengan celana pendeknya. "Ceklek" Saat dibuka ternyata yang berdiri di depan pintu adalah seorang pria berjaket hijau. "Ada apa ya?" tanya Dirga penasaran. "Ini Pak, ada pesanan atas namanya Michelle,"

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status