“Jika memang hanya hal itu yang kamu perlukan, maka tinggalkan pekerjaan ini dan bekerjalah di rumahku.” Senyum Caesar menatap Gadis kecil di hadapannya dengan serius
“Apa?” Tanya Crystal serius karena tidak mengerti dengan keinginan Pria di hadapannya “Jika kau benar-benar melakukan pekerjaan ini hanya untuk memenuhi semua kebutuhan hidupmu, lebih baik kau bekerja untukku.” Kata Caesar mengulangi perkataannya “Aku pikir Profesor sudah salah paham pada caraku memilih pekerjaan,” senyum Crystal canggung, “Karena meski aku melakukan banyak pekerjaan untuk menghasilkan sejumlah uang, tapi aku bukanlah orang yang bisa melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik,” sambungnya “Jadi aku tidak akan mungkin bisa datang dan bekerja di rumah Profesor.” Jelas Crystal yang memang tidak pernah bisa melakukan pekerjaan rumah tangga apapun, terutama jika hal itu berhubungan dengan dapur. “Apa aku tanpa sengaja memberitahumu kalau kau akan bekerja sebagai asisten rumah tangga?” Tanya Caesar berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan menghampiri Gadis kecil yang menurutnya semakin menarik “Jika bukan sebagai asisten rumah tangga… lalu apa yang harus aku lakukan di rumah Anda?” tanya Crystal ragu “Melayaniku di atas ranjang setiap kali aku menginginkannya.” Tegas Caesar berdiri tepat di hadapan Crystal “Apa?” tanya Crystal membelalakan matanya karena dia benar-benar merasa terkejut “Aku akan memenuhi semua kebutuhan hidupmu,” tegas Caesar membelai bibir Crystal menggunakan ibu jarinya dengan lembut, “Tapi sebagai gantinya, kamu harus tinggal bersamaku dan melayaniku dengan baik, karena bagaimanapun juga lokasi club ini cukup dekat dengan kampus kita, dan cepat atau lambat orang lain juga mungkin akan melihat dan mengenalimu bahkan mungkin menggunakan jasamu.” Sambungnya mengambil key-card di tangan Crystal dan menyerahkan secarik kertas yang bertuliskan alamat tempat tinggalnya, “Jadi pikirkan hal ini baik-baik dan datanglah ke alamat itu jika kamu sudah membuat keputusan.” Senyum Caesar meninggalkan Crystal yang masih berdiri kaku di tempatnya saat ini karena terlalu terkejut dengan tawaran yang baru saja Caesar berikan. Crystal menatap kertas di tangannya dengan bingung. Dia sama sekali tidak menyangka kalau sebagai seorang Profesor, Caesar sama sekali tidak melarang perbuatannya tapi justru meminta Crystal untuk menjadi ‘pelayan’ pribadinya. Ada rasa takut dalam diri Crystal saat memikirkan berapa banyak hubungan intim yang harus dia lakukan untuk memuaskan Caesar jika dia menyetujui tawaran itu. Tapi disisi lain, tidak bisa dia pungkiri kalau tawaran itu sangat menggiurkan bagi Crystal saat apa yang sebelumnya Caesar lakukan kembali terbayang dalam benaknya dan membuatnya kembali menginginkan hal yang sama dari Pria sesempurna Caesar ‘Gu Crystal,’ tegas Crystal pada dirinya sendiri, ‘Jangan lupa kalau dia adalah Profesor muda di salah satu kelasmu, yang membuat psosisinya sebanding dengan posisi seorang ayah.*’ sambungnya pasti, ‘Dan kamu juga harus mempertimbangkan kemungkinan dia mengatakan hal itu hanya untuk menguji, sejauh apa kamu akan bertindak dalam situasi seperti itu.’ Tegasnya menggelengkan kepalanya lalu segera keluar dari sana untuk kembali melakukan pekerjaannya. (*dalam budaya China yang sangat sopan, guru seringkali di anggap sebanding dengan seorang ayah yang harus sangat di hargai) Setelah tugasnya selesai, Crystal kembali ke tempat para staf biasanya menunggu tugas datang. Dan saat dia sampai di tenpat Sunny berdiri, Sunny menatap Crystal cemas dan berkata, “Apa yang sudah terjadi sehingga Tuan Lu mengembalikan kunci kamar dan pergi begitu saja setelah kau menemuinya tadi?” “jie-kak-.” kata Crystal ragu, “Aku pikir aku harus mengatakan ini sebelum orang lain yang mengatakannya.” sambungnya menatap Sunny serius “Kalau begitu katakan” pinta Sunny cepat “Sebenarnya usiaku belum genap 20 tahun, dan tanpa sengaja aku dan Tuan Lu bertemu di luar club sehingga membuat situasi kami menjadi canggung setelah dia mengetahui yang sebenarnya” jelas Crystal tanpa mengatakan status Caesar yang sebenarnya “Victoria sudah mengatakan segalanya tentangmu,” kata Sunny pasti, “Tapi apa maksudmu saat mengatakan situasi kalian menjadi canggung?” tanya Sunny ragu “Dia memintaku untuk segera berhenti dari pekerjaan ini sebelum ada orang lain lagi yang melihatku di tempat ini” jelas Crystal singkat tanpa ingin mengatakan hal lainnya karena itu sudah menjadi urusan pribadinya dengan Caesar “Apa yang Tuan Lu katakan memang benar, tapi semua keputusan tetap ada di tanganmu karena sejak awal aku mengizinkanmu bekerja di sini setelah mengetahui kondisi keuanganmu” bijak Sunny yang memang hanya ingin memberi jalan keluar bagi kondisi ekonomi Crystal yang sebelumnya Victoria katakan “Aku akan memikirkan lagi hal ini,” kata Crystal pasti “jadi bisakah aku…” “Kau bisa pulang sekarang juga,” senyumnya hangat “Dan seperti yang aku katakan sebelumnya, semua keputusan tetap ada di tanganmu,” sambungnya memegang bahu Crystal untuk memberikan dukungan yang tulus padanya, “Jadi pikirkan baik-baik mengenai apa yang akan kamu lakukan, dan pastikan kalau keputusan itu adalah keputusan terbaik untuk dirimu sendiri” sambungnya yang tahu pasti betapa sulitnya menghasilkan uang untuk Gadis kecil yang hidup sebatang kara seperti Crystal. Selama dalam perjalanan kembali menuju asrama, Crystal terus menatap secarik kertas yang Caesar tinggalkan sebelum pergi. Dia benar-benar masih tidak percaya dengan apa yang sudah Caesar katakan padanya. Namun disisi lain, Crystal juga tidak ingin kehilangan kesempatan yang dia milikki untuk mendapatkan penghasilan yang sangat menguntungkan tanpa perlu bekerja keras. Sehingga akhirnya Crystal membulatkan tekadnya untuk menemui Caesar saat ini juga dan memperjelas perkataan Caesar yang masih belum bisa dia mengerti apalagi percayai. Crystal sampai di depan lingkungan apartemen cukup mewah yang ada dalam kertas di tangannya. Langkahnya terhenti saat melihat pintu kaca yang masih tertutup di hadapannya, sampai akhirnya seorang penghuni apartemen lain membuka pintu di hadapannya dan membuat Crystal melangkahkan kakinya masuk untuk pergi ke lantai tempat Caesar tinggal. Kembali ada keraguan dalam diri Crystal saat dia akan menekan tombol intercom di hadapannya. Tapi sekali lagi, Crystal meyakinkan dirinya sendiri untuk masuk dan memperjelas situasi mereka saat ini “Gu Crystal?” Tanya Pria di hadapannya terjekut “Aku datang untuk memperjelas apa yang sebelumnya sudah Profesor katakan” jawab Crystal tegas meski tatapan Caesar saat ini membuatnya kembali merasa terintimidasi “Tentu saja,” kata Caesar membuka pintu apartemennya lebar “Masuklah” sambungnya tersenyum hangat dan membuat Crystal melangkahkan kakinya masuk. Sederhana dan mewah, Itulah yang ada dalam pikiran Crystal begitu kakinya melangkah masuk ke dalam ruang apartemen yang cukup luas dan mewah. Dimana ada sebuah pintu kaca buram yang sepertinya mengarah ke dapur, yang di hadapannya terdapat sebuah mini bar mewah dengan wine refrigator dan juga beberapa jenis minuman beralkohol yang tertata rapi di belakang mini bar. Lalu sebuah meja makan berbentuk persegi yang berada tepat di depan pintu geser dengan 4 buah kursi yang senada dengan meja makan di depannya yang hanya berjarak sekitar 3 meter dari sebuah ruang tv dengan sofa kulit hitam panjang dan juga sebuah sofa tunggal yang membuat ruangan di hadapannya terlihat sangat klasik dan cukup mewah saat berdampingan dengan barang-barang yang ada di sekelilingnya. “Aku tidak pernah menerima tamu disini,” kata Caesar menyadarkan Crystal yang masih berdiri mematung di dekat lemari sepatu yang ada di depan pintu masuk, “Jadi untuk saat ini, kamu bisa menggunakan sAndal milikku” katanya melepaskan slipper hitam berbahan kulit yang di gunakannya dan menyerahkannya pada Crystal. “tidak masalah Profesor” tolak Crystal saat melihat Caesar yang akan berjalan tanpa alas kaki “Kamu adalah seorang Gadis kecil,” senyumnya hangat dan membuat Crystal merasa kalau Pria di hadapannya bukanlah orang yang sama dengan Pria yang dia temui di club malam itu maupun rumor dingin dan kejam yang tersebar di seluruh universitas, “Jadi berjalan tanpa alas kaki bukanlah hal yang baik,” sambungnya berjalan ke arah refrigator, “Apa beer tidak masalah?” Tanyanya menunjukan sekaleng beer dengan rasa yang cukup Crystal sukai “Tidak masalah” jawab Crystal ragu “Kalau begitu duduklah” senyumnya lagi dan membuat jantung Crystal kembali berdetak berkali-kaki lipat saat melihat senyum tampan Pria di hadapannya. Senyuman terukir di wajah Caesar saat melihat betapa canggungnya Gadis kecil yang memilih untuk duduk di sofa tunggal yang berhadapan langsung dengan meja kaca di depannya. Dia sama sekali masih tidak percaya kalau Wanita yang sudah memuaskannya di atas ranjang hanyalah seorang Gadis kecil berwajah cantik sekaligus polos yang kini duduk di hadapannya berdiri ‘Memuaskan?’ Gumam Caesar tersenyum mencibir dirinya sendiri karena perkataannya seolah menunjukan kalau dia adalah seorang Pria yang profesional di atas ranjang disaat itu adalah pengalaman pertamanya “Profesor,” kata Crystal saat Caesar hanya menyAndarkan tubuhnya di hadapan mini bar sambil menatapnya tanpa sepatah katapun “Hmm?” gumamnya melangkahkan kakinya mendekat lalu duduk di sudut lain sofa panjangnya, “Jadi apa yang masih belum bisa kamu mengerti?” tanya Caesar pasti “Sebenarnya aku ingin menanyakan beberapa hal mengenai apa yang sebelumnya Profesor katakan.” Ragunya menggigit bibir bawahnya canggung “Hmm… jadi bagaimana pendapatmu mengenai hal itu?” Tanya Caesar menyilangkan kedua kakinya dan bersAndar di sofa “Mengenai apa yang Profesor katakan kemarin, apa maksudnya hubungan kita menjadi seperti pihak dominan dan submisif dalam hubungan BDSM dan aku yang akan menjadi pihak submisif-nya?” tanya Crystal menjilat bibirnya semakin canggung “BDSM?” Tanya Caesar tidak percaya “Maksudmu seperti Fifty Shades?” Senyumnya membuat Crystal menganggukan kepalanya ragu sehingga membuat Caesar menggeser posisi duduknya mendekati tempat Crystal duduk “Gu Crystal… sebenarnya apa saja yang sudah kamu pelajari hingga kamu bisa memikirkan tawaran sederhanaku itu hingga sejauh ini?” Tanya Caesar pasti “aku…” kata Crystal terbata karena tidak tahu harus berkata apa “Kalau begitu biar aku tegaskan satu hal padamu,” senyum Caesar menatapnya serius, “Aku bukan seorang Christian Grey yang merupakan seorang profesional di atas ranjang karena sudah bersetubuh dengan banyak Wanita,” tegas Caesar pasti “Dan aku juga bukanlah seorang dominan yang akan menikmati hubungan seks dengan cara seperti itu, karena seperti yang aku katakan sebelumnya, malam itu adalah yang pertama kalinya untukku.” Sambungnya pasti “Lalu kenapa Profesor mengatakan hal seperti padaku?” Tanya Crystal kembali menggigit bibirnya dan membuat Caesar semakin merasa tertarik pada Gadis kecil di hadapnnya “Karena ini adalah pertama kalinya aku menemukan seseorang yang bisa membuatku tertarik padanya hingga membuatku selalu memikirkannya,” jujur Caesar yang benar-benar bisa membuat dia sendiri tidak percaya dengan jawaban yang baru saja dia dengar dari bibirnya sendiri, “Jadi apa yang akan kamu lakukan?” Tanya Caesar menatap Crystal serius dan menunggu jawaban yang akan di berikan olehnya. -°-“Karena ini adalah pertama kalinya aku menemukan seseorang yang bisa membuatku tertarik padanya hingga membuatku selalu memikirkannya,” jawab Caesar yang membuat jantung Crystal seolah melompat dari tempatnya, “Jadi apa yang akan kau lakukan setelah mendengar penjelasanku barusan?” tanya Pria itu tenang yang akhirnya membuat Crystal kembali meyakinkan dirinya sendiri untuk menerima tawaran serius dari Profesor-nya itu karena dia juga merasa sangat tertarik pada Pria yang kini duduk hadapannya“Apa ada perjanjian yang harus aku tanda tangani jika aku menyetujui tawaran Anda?” tanya Crystal yang terus saja mengingit dan menjilat bibirnya karena tegang“Perjanjian?” tanya Caesar yang membuat Crystal menganggukan kepalanya, “Kita bicarakan itu kain kali” senyum Caesar yang tidak bisa lagi menahan diri dan membuatnya mencium bibir Crystal intens.Merasakan bibir manis Caesar yang melumat bibirnya, Crystal yang tidak mau kalah segera mengaitkan lengannya di leher Caesar dan membalas ciuman
“Dan setelah makan, kita bisa mulai membicarakan kontrak yang semalam kamu sebutkan.” Kata Caesar menatap Crystal serius dan kembali membuat Crystal merasa terintimidasi oleh tatapan Caesar saat ini.“Kontrak?” Tanya Crystal ragu meski awalnya dia sendiri yang memikirkan hal itu.“Hmm,” senyum Pria di hadapannya hangat, “Aku yakin kalau ada sesuatu yang harus kita sepakati dalam suatu hubungan agar hal itu tidak merugikan pihak manapun,” sambungnya pasti, “Jadi seperti yang sebelumnya kamu katakan… kita harus membuat kontrak yang bisa membuat posisi dan hubungan kita jelas juga tidak saling merugikan.” “Apa aku bisa mengatakan apa yang aku inginkan?” Tanya Crystal ragu“Tentu saja,” jawab Caesar dengan senyum sehangat sebelumnya, “Kita berdua terlibat dalam kontrak itu, jadi kau juga bisa mengatakan apa yang kau inginkan,” sambung Caesar yang membuat jantung Crystal kembali berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya saat melihat senyuman dari wajah Pria tampan di hadapannya.Crystal k
“Nona besar,” kata kedua Pria dengan setelan hitam di hadapannya membungkukan badannya sopan, “Tuan besar memerintahkan kami untuk membawa Anda kembali ke kediaman,” sambungnya menghalangi jalan Crystal dan membukakan pintu mobil untuknya.“Katakan pada kakek tua itu kalau aku hanya akan kembali ke kediaman setelah dia membatalkan rencananya untuk menikahkan aku dengan Pria tidak tahu diri itu,” tegas Crystal menutup pintu mobil dengan kasar, “Karena aku tidak akan pernah kembali sampai dia memberiku izin untuk menikah dengan Pria manapun yang aku cintai.”“Tuan besar meminta Anda untuk menghubunginya setelah melihat semua ini,” katanya menunjukan foto-foto Crystal yang berjalan masuk ke club malam tempatnya bertemu dengan Caesar.“Aku akan bicara padanya,” kata Crystal meminta mereka memberikan ponsel itu dan menghapus foto-foto yang ada di galeri ponsel lalu menghubungi sang kakek menggunakan ponsel anak buahnya itu karena dia sudah memblokir semua hal yang berhubungan dengan sang k
Begitu pekerjaannya di Shanghai selesai, Caesar segera kembali ke Qing dan menjadikan universitas tempatnya mengajar sebagai tempat pertama yang harus dia kunjungi.Namun sesampainya di tempat parkir, dia melihat Crystal yang sedang tertawa bahagia bersama seorang Pria yang baru pertama kali dia lihat dan hal itu membuatnya segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana karena terlalu kesal dengan pemAndangan di depan matanya saat ini“Profesor,” Senyum Crystal berdiri di hadapan Caesar dan menghentikan langkahnya.“Siapa laki-laki itu?” Tanya Caesar dingin.“Dia…” ragu Crystal saat dia harus berpikir untuk mencari alasan yang bisa meyakinkan Caesar tanpa harus membuat Caesar menyadari identitasnya.“Kenapa? Apa dia adalah laki-laki yang sebenarnya kau cintai? Atau mungkin dia adalah cinta pertamamu?” Tanya Caesar bertubi-tubi saat Pria itu terus memandang ke arah Crystal berdiri saat ini.“Tentu saja bukan,” jawab Crystal pasti, “Dia hanya seorang senior yang meminta bantuanku unt
“Jika kau memang selalu memikirkanku dan juga permainan kita, maka sebaiknya segera urus kepindahanmu dari asrama dan tinggalah bersamaku, supaya kita bisa memiliki lebih banyak waktu untuk di habiskan bersama,” kata Caesar menatap Crystal serius.“Aku akan memikirkannya, jadi…” senyum Crystal menggantung kalimatnya dan menunjukan ponselnya.“Baiklah,” senyum Caesar menunjukan kode QR miliknya, “Dan aku akan mengirimkan nomor teleponku melalui pesan,” sambungnya kembali menatap Crystal hangat, “Jadi pikirkan tawaranku dengan baik karena sejak awal, itulah yang aku inginkan.”“Aku akan memikirkannya dan memberi Anda jawabannya saat aku kembali ke rumah Anda,” jawab Crystal tenang.“Hmm… kalau begitu istirahatlah lebih awal,” perintah Caesar yang benar-benar membuat hati Crystal terasa hangat karena dia tidak pernah mendapatkan perhatian sehangat yang beberapa waktu ini Caesar berikan padanya.Sesampainya di kamar, Crystal masih memikirkan tawaran Caesar untuk tinggal bersama. Dan karen
“Apa kau sudah memutuskannya,” tanya Caesar sibuk dengan panci sup di hadapannya, “Maksudku mengenai kepindahanmu ke sini,” sambungnya ragu. “Profesor,” serius Crystal membuat Caesar menatapnya, “Kita baru saja saling mengenal, jadi aku pikir tinggal bersama…” sambungnya menggantung kalimatnya ragu. “Kita bahkan sudah bersetubuh berkali-kali,” senyum Caesar mendengus kesal, “Jadi apa waktu berkenalan bisa menjadi alasan untukmu menolaknya?” Tanyanya menatap Crystal dingin. “Bukan itu maksudku,” bantah Crystal cepat, “Tapi teman-temanku tidak memberiku izin untuk tinggal bersama Pria yang aku sukai karena kita baru saja saling mengenal,” Jelas Crystal yang akhirnya mengatakan yang sebenarnya. “Apa kau yakin kalau hanya itu alasannya?” Tanya Caesar mematikan kompor dan menatap Crystal serius. “Tentu saja aku yakin,” jawab Crystal tegas karena hanya itu alasannya tidak bisa tinggal bersama Caesar meski dia juga memang sedikit menginginkannya. “Apa kau yakin kalau ini bukan kar
“Jangan katakan padaku jika dia melakukan hal itu karena dia ingin menjadikan Anda sebagai cucu menantunya juga,” goda Crystal saat meminum obatnya dan membuat Caesar hanya bisa terdiam karena merasa wajahnya tertampar keras oleh ucapan Crystal, “Jadi itu benar?” Tanya Crystal memastikan apa yang baru saja dia katakan tidak benar.“Bagaimana menurutmu?” Senyum Caesar setenang mungkin.“Melihat ekspresi Anda barusan, awalnya aku pikir ucapanku itu benar,” senyum Crystal menatap Pria di hadapannya serius, “Tapi saat aku melihat ekspresi Anda saat ini, aku rasa itu hanyalah bayanganku yang terlalu banyak menyaksikan drama televisi,” senyumnya berjalan melewati Caesar begitu saja untuk masuk ke dalam kamar.“Lalu apa yang akan kau lakukan jika aku memang sudah di jodohkan dengan Wanita lain?” Kata Caesar menahan tangan Crystal dan menghentikan langkahnya.“Apa yang harus aku lakukan?” Senyum Crystal seolah semuanya baik-baik saja disaat dia bisa menangkap kebenaran di balik jawaban semu y
“Kalau begitu apa dia tahu bagaimana latar belakangmu yang sebenarnya?” Tanyanya kembali percaya diri, “Dan setelah dia mengetahui segalanya, apa kau pikir dia akan tetap bertahan bersamamu dengan hanya bermodalkan cinta dan kasih sayang,” sambungnya mencibir, “Atau mungkin kau pikir dia akan sanggup melawan dan menentang kekuasaan yang kakekmu miliki di kota ini?” Tanyanya bertubi-tubi dan percaya diri seolah dia adalah Pria paling baik dan bisa melakukan segalanya untuk Crystal.Mendengar perkataan masuk akal John saat itu, benar-benar membuat Crystal goyah dan meragukan dirinya sendiri. Namun saat dia memikirkan kembali bagaimana perasaannya pada Caesar, tanpa ragu Gadis kecil itu berkata, “Aku pikir, itu adalah urusanku dengannya,” senyum Crystal tenang, “Jadi Li ge… jika hanya itu yang ingin di bicarakan, aku rasa sebaiknya kita menghentikan pembicaraan kita sampai di sini, karena aku tidak akan pernah menyerah untuk bisa bersamanya,” tegas Crystal beranjak dari tempatnya duduk m