Share

Chapter 06

“Dan setelah makan, kita bisa mulai membicarakan kontrak yang semalam kamu sebutkan.” Kata Caesar menatap Crystal serius dan kembali membuat Crystal merasa terintimidasi oleh tatapan Caesar saat ini.

“Kontrak?” Tanya Crystal ragu meski awalnya dia sendiri yang memikirkan hal itu.

“Hmm,” senyum Pria di hadapannya hangat, “Aku yakin kalau ada sesuatu yang harus kita sepakati dalam suatu hubungan agar hal itu tidak merugikan pihak manapun,” sambungnya pasti, “Jadi seperti yang sebelumnya kamu katakan… kita harus membuat kontrak yang bisa membuat posisi dan hubungan kita jelas juga tidak saling merugikan.”

“Apa aku bisa mengatakan apa yang aku inginkan?” Tanya Crystal ragu

“Tentu saja,” jawab Caesar dengan senyum sehangat sebelumnya, “Kita berdua terlibat dalam kontrak itu, jadi kau juga bisa mengatakan apa yang kau inginkan,” sambung Caesar yang membuat jantung Crystal kembali berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya saat melihat senyuman dari wajah Pria tampan di hadapannya.

 

Crystal keluar dari kamar dengan menggunakan dress casual berwarna putih yang sebelumnya Caesar pilih sendiri. Dan tanpa mengatakan apapun karena pandangan Caesar padanya membuatnya malu, akhirnya Crystal hanya duduk dan segera memakan makanan yang sudah tersaji di hadapannya.

“Apa makanannya sesuai dengan seleramu?” Tanya Caesar memulai pembicaraan saat mereka mulai makan

“Ya,” jawab Crystal pasti, “Apa ini semua buatan Anda, Profesor?” tanya Crystal yang sebenarnya takut mengatakan hal yang mungkin akan membuat Pria di hadapannya tersinggung.

“Hmm, sejak kecil aku tinggal di luar negeri dan terbiasa melakukan semuanya sendirian, jadi ini hanya hal kecil,” jelasnya singkat, “Tapi untung saja makanan ini sesuai dengan seleramu.”

“Aku pikir Profesor adalah seorang tuan muda kaya yang tidak bisa melakukan apapun seperti yang selama ini di rumorkan,” senyum Crystal tipis saat mengingat rumor apa saja yang menyebar mengenai Caesar, “Tapi ternyata semua itu benar-benar hanya rumor yang tidak berdasar.”

“Rumor?” Terkejut Caesar yang sama sekali tidak pernah mendengar hal seperti itu.

“Hmm… banyak orang yang bilang kalau Anda adalah Profesor kejam yang tidak pernah ragu memberikan nilai ’F’ pada murid yang tidak bisa memenuhi kriterianya,” jelas Crystal menatap Caesar mencari tahu yang sebenarnya, “Dan itu terjadi karena Anda adalah seorang tuan muda yang selalu melakukan apapun yang di inginkannya selama itu bisa membuat Anda bahagia.”

“Lalu apa kau mempercayai semua rumor itu?” Tanya Caesar yang sebenarnya ingin tahu pemikiran Gadis kecil di hadapannya.

“Hmm,” gumamnya pelan, “Awalnya aku juga mempercayai hal itu… tapi melihat sikap Anda saat ini, aku pikir itu semua itu benar-benar hanya rumor,” senyumnya tipis.

“Sebenarnya itu bukan rumor,” singkat Caesar menatap Crystal serius dan membuat Crystal mebelalakan matanya terkejut, “Aku adalah orang yang logis dan sedikit perfeksionis,” jelasnya singkat, “Jadi kau mungkin akan mendapatkan nilai yang sama jika apa yang kau lakukan tidak sesuai dengan kriteria yang aku tentukan, karena hubungan kita tidak akan membantu apalagi mempengaruhi penilaianku terhadapmu,” tegasnya yang tidak ingin Crystal menggunakan hubungan mereka sebagai alat untuk mendapat keuntungan dalam penilaian yang dia dapatkan, “Karena itu kau harus selalu serius dalam pembelajaranmu.”

“Aku mengerti,” jawab Crystal menatap ke dalam mata Caesar, “Jadi bagaimana jika kita membicarakan isi kontraknya sekarang?” Tanya Crystal saat dia mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

“Aku akan mengambil laptopku,” jawab Pria tampan di hadapannya lalu beranjak dari tempatnya duduk.

Tidak memerlukan waktu lama bagi Caesar untuk mengambil laptop dari dalam ruangan yang ada di seberang kamarnya. Dan begitu dia keluar dengan laptop di tangannya, Caesar menatap Crystal seris dan berkata, “Kau bisa mengatakan persyaratan yang kau inginkan,” senyumnya yang bersiap untuk mengetik permintaan Crystal.

 

“Pertama, aku tidak ingin ada seorangpun yang tahu masalah ini,” pinta Crystal penuh penekanan.

“Itu pasti akan selalu menjadi rahasia meski kita tidak menuliskannya,” senyum Caesar tetap menuliskan apa yang Crystal inginkan “Jadi katakan hal lain yang mungkin kau inginkan.”

“Aku juga tidak ingin suasana hati Profesor di rumah mempengaruhi penilaian Profesor terhadapku karena bagiku setiap nilai yang aku dapatkan sangatlah penting.”

“Tentu saja,” jawab Pria di hadapannya tenang.

“Yang ketiga, aku ingin bayaran yang aku dapatkan sesuai dengan pekerjaanku,” pinta Crystal yang langsung membuat Caesar beranjak dari tempatnya duduk dan kembali ke dalam kamar untuk mengambil kartu bank miliknya.

“Aku tidak ingin perhitungan dalam masalah keuangan,” katanya menyerahkan black card miliknya pada Crystal, “Jadi kamu bisa menggunakannya sesuai dengan keperluanmu karena itu bukan masalah untukku,” jelasnya penuh penekanan.

“Ini…” ragu Crystal yang enggan menerimanya.

“Kau bisa menggunakan kartu ini dengan tenang karena aku tidak akan pernah perhitungan untuk hal seperti ini,” senyumnya hangat, “Jadi pergilah berbelanja dan bermain bersama teman-temanmu agar mereka bisa membantu dan menemanimu saat aku tidak bisa melakukannya.”

“Terima kasih,” singkatnya menerima black card yang Caesar berikan, “Akan aku pastikan untuk tidak mengecewakan kepercayaan Anda padaku.”

“Apa lagi yang kau inginkan?” Tanya Caesar santai seolah setiap hal yang Crystal inginkan adalah hal sepele untuknya.

“Aku mungkin tidak akan bisa melayani Anda setiap hari karena aku harus tinggal…”

“Aku tahu,” selanya cepat, “lagipula seperti yang aku katakan sebelumnya, kalau aku bukanlah penggila seks seperti yang ada dalam pikiranmu kemarin,” sambungnya pasti, “Hanya saja aku tidak suka jika ada orang lain yang menyentuh sesuatu yang sudah menjadi milikku, jadi aku harap kau bisa memahami batasanmu saat bersama dengan Pria lain.” Tegas Caesar yang tidak ingin ada Pria lain yang menyentuh apalagi sampai ‘mencicipi’ tubuh Crystal.

“Tenang saja,” jawab Crystal pasti, “Karena aku juga bukan Wanita yang akan ‘tidur’ dengan Pria manapun dengan sembarangan,” sambungnya tanpa sadar.

“Aku mungkin akan melakukannya dimanapun aku menginginkannya jika kamu melanggar salah satu perjanjian kita,” kata Caesar tak acuh seolah hal yang mereka lakukan hanyalah hal kecil dan bisa di lakukan di tempat umum manapun, “Jadi kau harus berhati-hati.”

“Dimana saja?” Tanyanya yang merasa sangat terkejut saat mendengarnya.

“Hmm, jadi berhati-hatilah dalam bertindak karena aku adalah orang yang selalu menepati kata-kataku,” tegas Pria di hadapannya dengan senyum evil yang baru pertama kali Crystal lihat.

“Kalau begitu aku juga memiliki hak untuk menolak keinginan Anda, jika Anda melanggar salah satu perjanjian kita,” tegas Crystal dengan suara bergetar tegang.

“Itu tidak akan pernah terjadi karena keinginanmu sangatlah sederhana dan mudah untuk di lakukan,” senyumnya percaya diri.

“Jadi berapa lama kontrak ini akan berlaku?” Tanya Crystal akhirnya.

“Mungkin sampai kau lulus dan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak untuk dirimu sendiri,” jawab Caesar tanpa ragu karena dia tidak ingin melihat Wanita yang bisa menarik perhatiannya sampai harus bekerja kasar dan serabutan disaat dia adalah salah satu siswa terbaik di universitasnya.

“Berati sekitar 3 tahun?” Tanya Crystal menegaskan waktunya.

“Hmm… kita mulai dengan 3 tahun,” senyumnya hangat, “Tapi aku bisa memperpanjangnya jika aku belum merasa bosan padamu.”

“Aku mengerti,” senyum Crystal malu karena dia tidak pernah berpikir kalau Caesar akan selalu puas dan tidak merasa bosan padanya disaat Caesar sendiri bisa dengan mudah untuk mendapatkan Wanita manapun yang dia inginkan.

“Kalau begitu periksa kembali perjanjian ini sebelum aku mengaturnya bersama pengacara,” perintah Caesar menyerahkan laptopnya ke tangan Crystal.

“Ini tidak masalah,” jawab Crystal setelah membacanya dengan teliti.

“Baiklah,” senyumnya, “Kalau begitu aku akan mengantarmu kembali ke asrama setelah kita selesai makan.”

“Terima kasih,” jawab Crystal menganggukan kepalanya setuju.

“Ah… kau juga harus menyiapkan beberapa pakaian ganti untuk kau simpan disini saat kau pulang minggu depan,” perintah Caesar yang membuat Crystal menganggukan kepalanya mengerti saat kata ‘pulang’ yang Caesar katakan terasa sangat hangat di hatinya.

 

Ponsel Caesar berdering tepat disaat dia baru saja akan membereskan piring dan juga sisa makanan lainnya, dan hal itu membuat Caesar segera masuk ke kamar untuk menjawab panggilan itu,

“Katakan paman Zhang,” jawab Caesar begitu menjawab panggilannya

“Tuan muda, kami sudah menemukan lokasi yang sesuai dengan yang Anda inginkan,” singkatnya sopan, “Dan kita bisa segera menandatangani kontraknya setelah Anda melihat dan memastikan sendiri bagaimana lokasi dan juga keadaan di sekitarnya,” jelasnya singkat.

“Kalau begitu pesan penerbangan untuk malam ini karena masih ada yang harus aku lakukan sebelum pergi,” perintah Caesar yang masih harus mengantar Crystal kembali.

“Saya akan mempersiapkannya,” jawab Pria yang dia panggil paman Zhang dan membuat Caesar segera menutup panggilan itu.

 

Setelah panggilannya selesai, Caesar keluar dari kamar untuk melanjutkan kembali pekerjaannya yang tertunda.

Namun saat itu, keadaan meja makan sudah bersih dan membuatnya segera ke dapur untuk memeriksa apa yang saat ini Crystal lakukan.

Dan saat melihat Crystal yang sedang sibuk membersihkan piring di hadapan kitchen sink, pikiran kotor kembali mengisi kepalanya dan membuatnya segera berjalan ke tempat Crystal berdiri,

“Aku harus berangkat ke Shanghai malam ini,” bisik Caesar melingkarkan lengannya di perut Crystal dengan lembut, “Dan aku mungkin harus pergi selama beberapa hari,” sambungnya mengecup leher jenjang Crystal saat tangannya mulai membelai kaki panjangnya perlahan dan membuat jantung Crystal kembali berdebar cepat dan tidak beraturan saat dia bisa menangkap maksud dan keinginan Caesar saat ini.

“Aku mengerti,” jawab Crystal setenang mungkin.

“Jadi kau menyetujuinya begitu saja?” Tanya Caesar segera membalik tubuh Crystal untuk menatapnya.

“Apa aku bisa menolaknya?” Senyumnya menatap ke dalam mata Caesar untuk mencari jawaban.

“Tentu saja. Kau bisa selalu menolaknya jika kau memang tidak menginginkannya,” senyumnya hangat dan membuat Crystal kembali terkejut karena dia tidak menyangka kalau Caesar akan menjawabnya dengan cara seperti itu, “Kalau begitu aku akan segera mengantarmu dan berangkat,” sambungnya membelai belakang kepala Crystal lembut dan berjalan meninggalkannya.

“Lu zong(tuan),” cegah Crystal menahan lengan Caesar, “Aku pasti akan menebusnya setelah Anda kembali,” senyumnya yang membuat Caesar menganggukan kepalanya setuju.

 

Crystal turun dari mobil Caesar beberapa meter dari pintu masuk universitas karena dia tidak ingin siapapun melihatnya turun dari mobil Caesar.

Namun saat mobil Caesar baru saja pergi dari sana, langkah Crystal terhenti oleh 2 pasang kaki Pria bertubuh tinggi yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.

“Nona besar,” kata kedua Pria dengan setelan hitam di hadapannya membungkukan badannya sopan, “Tuan besar memerintahkan kami untuk membawa Anda kembali ke kediaman,” sambungnya menghalangi jalan Crystal dan membukakan pintu mobil untuknya.

-°-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status