Dante POV
Kini tidak ada teriakan sama sekali. Hari ini begitu tenang. Sangat berbeda dengan kemarin. Tidak ada perlawanan atau jeritan meminta tolong yang terdengar dari kamar itu. Kubawakan sarapan yang sudah kusiapkan hari ini ke dalam kamarnya. Lagi-lagi gadis itu duduk meringkuh di karpet bawah, bukannya tertidur santai di atas kasur.
"Baby.. Sarapanmu." Ucapku duduk di samping kasur dan meletakkan sarapannya di nakas samping tempat tidur.
Dia terdiam tidak membalas atau sekedar berbalik. Aku tidak suka sifat acuhnya itu. Tapi selama dia
Dante POV Meetingpentingku akhirnya berjalan dengan lancar dan selesai persis sebelum jam istirahat kantorku dimulai. Aku segera berjalan menuju ke lobby dan melihat mobillku sudah menungguku di depan pintu utama. Tapi sesampainya di depan pintu lift aku dikejutkan dengan kehadiran Bobby yang membawa sekotak hadiah dan sebuket bunga. "Hei mau kemana kawan? Aku baru saja mau menemuimu." Ucapnya santai. Ah- kedatangannya sungguh tidak pas!
Author POV Bobby sedikit kaget mendengar Ted berani mengucapkan nama Dante secara frontal seperti itu. Ia mengangguk perlahan. "Apa ada yang salah?" Tanya Bob melihat ekspresi Ted berubah serius seketika. "Paman, Lylia tidak pulang dari kemarin! Biasanya dia akan selalu pulang larut malam karena kerjaannya. Tapi sampai siang ini aku tidak mendapatkan kabarnya." Jelas Ted setengah panik. Bobby menger
Dante POVAku pulang dengan sebuket bunga dan sekotak kado yang Bob bawakan khusus untuk gadisku. Kubuka pintu kamarku dan berjalan masuk mendekati Lylia yang sedang duduk di karpet masih di tempat yang sama, menghadap ke arah luar jendela besar dan membelakangiku."Baby, Daddy pulang..." Sapaku.Dia masih diam tidak membalasnya."Aku membawakan kado dari paman Bobmu, dia baru pulang dan membelikanmu oleh-oleh. Ini..." Ucapku yang berjalan mendekatinya.Ia berbalik dengan mengacungkan tangannya yang sedang memegang pecahan piring yang kubawakan tadi pagi untuknya. Matanya menatapku dengan penuh rasa takut dan cemas. Bibirnya bergetar pelan dan ia terlihat seperti sedang menahan nafasnya.Langkahku berhenti seketika."Baby..." Tegurku.Ia menggigit bibir bawahnya."Lepas... Lepaskan aku, Daddy." Pintanya.Aku menurunkan semua buket bunganya ke tempat tidur dan kado dari Bobby ke atas karpet. Ekspresiku seketika berubah menjadi sangat serius, bahkan terkesan sedang kesal akibat ulah gadi
Author POVDinginnya malam dan sepinya kondisi istana tidak membuat Harley berleha-leha begitu saja. Ia tetap melaksanakan kegiatannya memantau para pekerja di istana besar keluarga Prime ini agar tetap melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Ketidakmampuan dan kegagalan merupakan hal yang tidak bisa ia toleransi. Ia tidak ingin membuat sang tuan rumah kecewa lagi atas kinerjanya.BRUK!!Telinganya dengan jelas bisa mendengar suara aneh barusan. Harley mengikuti instingnya untuk tidak mendekati suara tersebut, melainkan mulai berjalan cepat ke arah ruang CCTV dan menegur setiap penjaga yang sedang bertugas malam ini untuk meningkatkan pengawasannya. Benar saja, tidak lama ia berlalu dari para penjaga itu, beberapa orang bertubuh sama besarnya dengan para bodygurd Dante merengsek masuk ke dalam gedung utama."HEY!!!" Teriak para bodyguard Dante sebelum mereka maju dan menembaki para penyusup yang juga ikut maju dan membalas tembakan mereka.Perkelahianpun dan tembak-tembakanpu
Author POVLylia membuka matanya dengan sangat hati-hati saat-sinar matahari menerpa kepalanya yang sedang dibuai mimpi indah. Ia sadar seseorang sedang menyentuh kakinya yang sedang terborgol. Pandangannya segera menuju ke arah bawah dan mendapati Dante sedang mengoleskan sejenis krim ke kakinya yang lecet dan sedikit membengkak dengan sangat fokus. Entah kenapa melihat hal itu membuat jantung Lylia sedikit berdetak malu."Da-""Jangan bergerak sayang. Tetaplah rebahan seperti tadi." Sela Dante saat Lylia berusaha duduk.
Author POVMobil mewah Bobby membawa ketiga pria dewasa itu menuju ke kantor Dante yang ramai dengan para pegawai kantor yang tampak berlalu lalang di sekitarnya. Ted segera turun setelah bodyguard Nico membukakan pintu mobil itu untuknya. Ted mengekori Nico dan Bobby yang berjalan terlebih dulu di depannya. Mereka masuk ke dalam gedung dan menuju ke lantai khusus tempat para penjaga berkumpul.Saat pintu lift terbuka, serentak semua bodyguard yang bertugas hari itu segera menunduk saat melihat sang tuan muda berada di hadapannya. Mereka memberikan salam hormatnya kepada satu-satunya penerus kerajaan Prime. Nico dengan acuhnya melenggang melewati mereka tanpa berniat membalas sapaan itu dan memasuki satu ruangan yang Nico paham betul ruangan itu milik siapa."Eugene!!" Teriaknya saat pintu di buka.Eugene dengan santainya menatap sang tuan muda, seolah tidak kaget akan dikejutkan dengan kedatangan anak dari majikannya. Tentu saja karena Eugene selalu memantau pergerakan yang paling men
Author POVKeesokan harinya, Lylia yang terus menatap Dante yang sedang fokus bekerja kemudian memberanikan dirinya untuk menegur Dante karena ia sedang memikirkan sesuatu yang sangat mengganggunya belakangan ini. Lylia lalu merangkak dan menarik pelan kemeja Dante."Daddy..." Sela Lylia yang membuyarkan fokus Dante yang sedang bekerja dengan tabletnya."Ya, Baby?" Dante melirik Lylia."Daddy aku mau makan itu..." Lylia merengek manja."Sekarang?" Dante tersenyum smirk mendadak merasakan sesuatu yang membara."Nggak boleh?" Lylia melirik mata Dante malu-malu.Dante menyingkirkan tablet kerjanya yang sedari pagi sudah menyita waktunya."Tidak-tidak sayang. Justru ini yang Daddy tunggu-tunggu selama ini." Dante merebahkan tubuh Lylia dan ikut tidur di samping gadisnya."Eh?" Lylia menaikkan satu alisnya."I wanna eat you too, Baby Girl." Bisik Dante di telinga Lylia dengan nada sensualnya kemudian beralih menindih tubuhnya."Hah? Tunggu-" Pekik Lylia saat Dante mulai menyesapi ceruk lehe
Author POV"Buat apa Dad membeli mansion baru? Diakan sudah punya..." Nico terus menggumam sendiri.Bobby tau persis karakter sahabat kecilnya itu, dia semakin yakin gadis itu bersama dengan temannya di gedung ini. Namun dia butuh bukti yang kuat sebelum menantang sahabatnya yang ia kenal berdarah dingin itu. Sosok Kai yang berjalan tegap berhasil menghentikan segala macam pemikiran mereka. Nico kemudian keluar dan membanting pintu sebelum mengejar dan mencengkram kerah kemeja Kai."Tuan?" Kai terkejut mendapati Nicholas di hadapannya